• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK DOKUMEN LAINNYA

Dalam dokumen Dokumen Lelang RDTRK.Wonoayu 2011 (Halaman 111-165)

LAMPIRAN 1 : SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA BARANG/JASA (SPPBJ)

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen]

Nomor : __________ __________, __ __________ 20__ Lampiran : __________

Kepada Yth. ____________ di __________

Perihal : Penunjukan Penyedia Barang/Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ___________________________________________________

Dengan ini kami beritahukan bahwa penawaran Saudara nomor ____________ tanggal _____________ perihal _____________________ dengan nilai penawaran setelah dilakukan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya oleh

Pokja ____________ ULP ____________ sebesar Rp__________

(_____________________) termasuk PPN, telah ditetapkan sebagai pemenang oleh Pokja ____________ ULP ____________.

Selanjutnya kami menunjuk Saudara untuk melaksanakan pekerjaan

______________________________, dan meminta Saudara untuk

menandatangani Surat Perjanjian paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah dikeluarkannya SPPBJ ini sesuai dengan ketentuan dalam Dokumen Pemilihan.

Kegagalan Saudara untuk menerima penunjukan ini yang disusun berdasarkan evaluasi terhadap penawaran Saudara akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pemilihan.

Proyek/Satuan Kerja __________ Pejabat Pembuat Komitmen [tanda tangan]

[nama lengkap] [jabatan]

NIP. __________

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

LAMPIRAN 2 : SURAT PERINTAH MULAI KERJA

[kop surat satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] SURAT PERINTAH MULAI KERJA

Nomor: __________ Paket Pekerjaan: __________

Yang bertanda tangan di bawah ini: __________[nama Pejabat Pembuat Komitmen] __________[jabatan Pejabat Pembuat Komitmen]

__________[alamat proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen] selanjutnya disebut sebagai Pejabat Pembuat Komitmen;

berdasarkan Surat Perjanjian __________ nomor __________ tanggal __________, bersama ini memerintahkan:

__________[nama penyedia] __________[alamat penyedia]

yang dalam hal ini diwakili oleh: __________

selanjutnya disebut sebagai Penyedia Jasa Konsultansi;

untuk segera memulai pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Macam pekerjaan: __________;

2. Tanggal mulai kerja: __________;

3. Syarat-syarat pekerjaan: sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Kontrak;

4. Waktu penyelesaian: selama ___ (__________) hari

kalender/bulan/tahun [pilih salah satu] dan pekerjaan harus sudah selesai pada tanggal __________

5. Hasil Pekerjaan: __________

6. Sanksi: Terhadap keterlambatan penyerahan hasil kerja dan laporan akhir, Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi dan pembayaran kepada penyedia dapat dihentikan sesuai dengan ketentuan dalam Syarat-Syarat Umum Kontrak.

__________, __ __________ 20__

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Untuk dan atas nama __________ Pejabat Pembuat Komitmen

[tanda tangan] [nama lengkap] [jabatan]

NIP: __________

Menerima dan menyetujui:

Untuk dan atas nama __________[nama penyedia] [tanda tangan]

[nama lengkap wakil sah badan usaha] [jabatan]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

LAMPIRAN 3 : JAMINAN SANGGAH BANDING

[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK

sebagai

JAMINAN SANGGAHAN BANDING No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : _____________________________[Panitia Pengadaan

Barang/Jasa]

Alamat :______________________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang

_____________________________________________________________)

dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding atas pekerjaan

____________________ berdasarkan Dokumen Pemilihan No. ______________ tanggal ____________, apabila:

Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi]

Alamat : ______________________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, sanggahan banding yang diajukan oleh YANG DIJAMIN dinyatakan tidak benar.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal ________________ s/d ________________

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis oleh Penerima Jaminan dengan melampirkan Surat Jawaban Sanggahan Banding dari

[Menteri / Pimpinan Lembaga / Kepala Daerah / Institusi]

_______________________, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Sanggahan Banding sebagaimana tercantum dalam butir 1.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Sanggahan Banding yang menyatakan bahwa Sanggahan Banding tidak benar.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya

benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang Yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Sanggahan Banding ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- _________________ [nama dan jabatan]

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

LAMPIRAN 4 : JAMINAN UANG MUKA

[Kop Bank Penerbit Jaminan] GARANSI BANK

sebagai

JAMINAN UANG MUKA No. ____________________

Yang bertanda tangan dibawah ini _________________________________ dalam jabatan selaku _____________________________________________ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ______________ [nama bank] berkedudukan di _________________________________________ [alamat] untuk selanjutnya disebut : PENJAMIN

dengan ini menyatakan akan membayar kepada:

Nama : _____________________________[Pejabat Pembuat Komitmen]

Alamat :______________________________________________________

selanjutnya disebut : PENERIMA JAMINAN

sejumlah uang Rp ___________________________________________ (terbilang

_______________________________________________________________)

dalam bentuk garansi bank sebagai Jaminan Uang Muka atas pekerjaan

____________________ berdasarkan Kontrak No. ______________ tanggal ____________, apabila :

Nama : _____________________________ [penyedia Jasa Konsultansi]

Alamat : ______________________________________________________

selanjutnya disebut : YANG DIJAMIN

ternyata sampai batas waktu yang ditentukan, namun tidak melebihi tanggal batas waktu berlakunya Garansi Bank ini, YANG DIJAMIN lalai/ tidak memenuhi kewajibannya dalam melakukan pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN atas uang muka yang diterimanya, sebagaimana ditentukan dalam Dokumen Kontrak yang diikuti oleh Yang Dijamin.

Garansi Bank ini dikeluarkan dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Berlaku selama ______ (____________) hari kalender, dari tanggal ______________________ s/d __________________________

2. Tuntutan pencairan atau klaim dapat diajukan secara tertulis dengan melampirkan Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah tanggal jatuh tempo Garansi Bank sebagai Jaminan Uang Muka sebagaimana tercantum dalam butir 1.

3. Penjamin akan membayar kepada Penerima Jaminan sejumlah nilai jaminan tersebut di atas dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan dari Penerima Jaminan berdasar Surat Pernyataan Wanprestasi dari Penerima Jaminan mengenai pengenaan sanksi akibat Yang Dijamin cidera janji/lalai/tidak memenuhi kewajibannya.

4. Penjamin melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya

benda-benda yang diikat sebagai jaminan lebih dahulu disita dan dijual untuk melunasi hutang yang Dijamin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

5. Tidak dapat dipindahtangankan atau dijadikan jaminan kepada pihak lain.

6. Segala hal yang mungkin timbul sebagai akibat dari Jaminan Uang Muka ini, masing-masing pihak memilih domisili hukum yang umum dan tetap di Kantor Pengadilan Negeri ________.

Dikeluarkan di : ____________ Pada tanggal : ___________ [Bank] Materai Rp 6.000,- ____________ [Nama dan Jabatan]

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke Bank ________ [bank]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

[Kop Asuransi/Perusahaan Penjaminan Penerbit Jaminan] JAMINAN UANG MUKA

Nomor Jaminan : __________________ Nilai : Rp__________________

1. Dengan ini dinyatakan, bahwa kami: _________________________ [nama

dan alamat penyedia] sebagai Penyedia Jasa Konsultansi, selanjutnya disebut

TERJAMIN, dan _________________________ [nama dan alamat

perusahaan penjaminan] sebagai Penjamin, selanjutnya disebut sebagai PENJAMIN, bertanggung jawab dan dengan tegas terikat pada _________________________ [nama dan alamat PPK] sebagai Pemilik, selanjutnya disebut PENERIMA JAMINAN atas uang sejumlah Rp

________________(terbilang_____________________________) yang

harus dibayarkan kepada PENERIMA JAMINAN.

2. Maka kami, TERJAMIN dan PENJAMIN dengan ini mengikatkan diri untuk

melakukan pembayaran jumlah tersebut di atas dengan baik dan benar bilamana TERJAMIN tidak memenuhi kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan _______________ sebagaimana ditetapkan berdasarkan Kontrak No. ________________ tanggal ______________dari PENERIMA JAMINAN.

3. Surat Jaminan ini berlaku selama ____ (____________) hari kalender dan efektif mulai dari tanggal ___________ sampai dengan tanggal__________

4. Jaminan ini berlaku apabila :

TERJAMIN lalai/tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan

pembayaran kembali kepada PENERIMA JAMINAN senilai Uang Muka dimaksud yang wajib dibayar menurut Kontrak tersebut.

5. PENJAMIN akan membayar kepada PENERIMA JAMINAN Uang Muka atau Sisa Uang Muka yang belum dikembalikan oleh TERJAMIN dalam waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja tanpa syarat (Unconditional) setelah menerima tuntutan pencairan secara tertulis dari PENERIMA JAMINAN berdasarkan Keputusan PENERIMA JAMINAN mengenai pengenaan sanksi akibat TERJAMIN cidera janji.

6. Menunjuk pada Pasal 1832 KUH Perdata dengan ini ditegaskan kembali bahwa PENJAMIN melepaskan hak-hak istimewanya untuk menuntut supaya harta benda pihak yang dijamin lebih dahulu disita dan dijual guna dapat melunasi hutangnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1831 KUH Perdata.

7. Tuntutan pencairan terhadap PENJAMIN berdasarkan Jaminan ini harus sudah diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sesudah berakhirnya masa berlaku Jaminan ini.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi) Dikeluarkan di _______________ Pada tanggal ________________ TERJAMIN _____________________ Nama Jelas PENJAMIN Materai Rp 6.000,- _____________________ Nama Jelas

Untuk keyakinan, Penerima Jaminan disarankan untuk mengkonfirmasi Jaminan ini ke ________ [penerbit jaminan]

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

KERANGKA ACUAN KERJA

RENCANA DETAIL TATA RUANG

KECAMATAN WONOAYU

DI KABUPATEN SIDOARJO

Tahun Anggaran 2011

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pada hakekatnya perkembangan dan pertumbuhan suatu kota merupakan manifestasi tuntutan kebutuhan dan perkembangan penduduk, serta

perkembangan interaksi antar kegiatan fungsional berbagai unsur pembangunan kota. Perkembangan dan pertumbuhan kota-kota di Indonesia yang relatif pesat membawa banyak perubahan pada kondisi internal kota. Perkembangan dan pertumbuhan tersebut apabila tidak di tata dengan baik akan mengakibatkan perkembangan yang tidak terarah dan penurunan kualitas pemanfaatan ruang.

Sesuai dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, telah diupayakan untuk dapat mengintegralkan perencanaan yang lebih rinci dalam lingkup wilayah administrasi di bawah kabupaten. Adapun lingkup wilayah tersebut adalah wilayah kecamatan. Seperti diketahui bahwa wilayah kecamatan memiliki dua tipologi kawasan yaitu kawasan perkotaan dan pedesaan. Dalam rangka agar kedua tipikal kawasan tersebut dapat saling mendukung, maka diperlukan suatu perencanaan yang mampu menyelaraskan keduanya.

Dengan kondisi Kabupaten Sidoarjo saat ini dan disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, maka yang perlu diperhatikan di

Kabupaten Sidoarjo yaitu perlu adanya revisi penyusunan Rencana Detail Tata Ruang sesuai dengan Undang-Undang Tata Ruang No. 26 tahun 2007 pada beberapa kecamatan di Kabupaten Sidoarjo. Hal ini terkait juga dengan posisi Kabupaten Sidoarjo yang berbatasan langsung dengan wilayah Kota

Metropolitan Surabaya memberikan dampak yang sangat besar baik dampak positif maupun dampak negatif. Sebagai contoh terjadinya perubahan

peruntukkan lahan dari lahan pertanian berubah menjadi kawasan permukiman dan kawasan industri sebagai akibat pemekaran wilayah metropolitan Surabaya menjadikan perkembangan perekonomian di Kabupaten Sidoarjo tumbuh secara signifikan.

Fenomena tersebut juga terjadi pada berbagai kawasan di kecamatan baik sebagai kawasan perkotan maupun sebagai kawasan perdesaan. Pada sisi lain perkembangan pada kota-kota besar cenderung melampaui daya dukung

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

lahan, sehingga kawasan terbangun kota meluas sampai pinggiran bahkan sampai melebihi batas administratif yang ada. Sedangkan pada perkotaan yang terpengaruh oleh kegiatan yang dominan serta jaringan regional akan cenderung menyatu antar kawasan. Pola ini menjadikan kondisi tersebut menyebabkan rawannya konflik antar kegiatan yang ada di bagian wilayah, sehingga dibutuhkan pengaturan tata ruang. Pada kawasan bagian wilayah yang bukan termasuk kategori kota besar, fenomena perkembangan dan pertumbuhan yang pesat juga dialami. Hanya saja tingkat perkembangannya masih relatif tidak melampaui daya dukung lahan yang ada. Meskipun demikian dengan semakin pesatnya perkembangan dan pertumbuhan berbagai wilayah memerlukan adanya penataan ruang rinci yaitu dalam bentuk RDTRK (Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan) sebagai upaya untuk mengendalikan pemanfaatan ruang agar tidak menimbulkan konflik antar kegiatan yang terdapat di wilayah yang ada, baik pada kawasan perkotaan maupun kawasan perdesaan.

Selain itu penataan ruang juga dilakukan secara terpadu (komprehensif), yaitu terkait dengan sektor-sektor lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap kawasan perencanaan, serta tidak terlepas sebagai bagian dari suatu wilayah yang lebih luas sehingga dalam pelaksanaan pembangunan yang akan dilakukan tidak terjadi pertentangan antara masing-masing sektor yang justru menimbulkan ketidakserasian dan akan mengakibatkan munculnya permasalahan wilayah dalam pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya seperti : pada kawasan perkotaan masalah PKL, kemacetan, genangan, kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan sebagainya. Sedangkan pada kawasan perdesaan akan muncul alih funsi lahan dan ketersediaakan sarana dan prasarana.

Dengan adanya Rencana Detai Tata Ruang Kecamatan yang dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan, diharapkan akan tercapai keserasian, keselarasan dan keseimbangan pemanfaatan ruang dari seluruh kegiatan yang terdapat di kawasan perencanaan, dengan tetap memperhatikan faktor daya dukung lingkungan, fungsi lingkungan, lokasi dan struktur kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan yang terbentuk.

Perencanaan Rencana Detai Tata Ruang Kecamatan ini juga dimaksudkan untuk mengantisipasi perkembangan pada berbagai kawasan perkotaan dan perdesaan yang mengalami perubahan secara menerus dalam jangka waktu tertentu akibat adanya intensitas kegiatan yang dilakukan oleh penduduk perkotaan. Perkembangan tersebut dapat bergerak menuju ke arah yang lebih baik, tetapi dapat pula mengakibatkan terjadinya penurunan efisiensi dan keefektifan struktur dan bentuk kota dalam mendukung kegiatan kehidupan masyarakat, penurunan keserasian struktur dan bentuk

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

arsitektural perkotaan dan perdesaan, penurunan kualitas lingkungan hidup, penurunan kesejahteraan masyarakat dan sebagainya.

Berdasarkan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) terdiri atas tiga tingkatan yaitu Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota. Ketiga rencana ini disusun berdasarkan hierarki perencanaan dari tingkat `nasional sampai kabupaten / kota.

Dengan kondisi kabupaten Sidoarjo saat ini dan disesuaikan dengan Undang-undang No. 26 Tahun 2007, maka beberapa permasalahan yang dihadapi di Kabupaten Sidoarjo antara lain:

a. Dalam penyusunan produk rencana di Kabupaten Sidoarjo hanya mengacu pada produk RTRW Kabupaten Sidoarjo dan langsung rencana terperinci di bawahnya.

b. Belum tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang di Kecamatan Wonoayu. c. Pola perkembangan lahan bersifat linier.

d. Kecenderungan yang terjadi di Kecamatan Wonoayu adalah proses pengalihfungsian lahan yang terjadi dalam kurun waktu yang relatif cepat dan sering kali berlokasi pada tempat yang rawan konflik antara kawasan permukiman dan kawasan industri, kawasan lindung setempat dengan kawasan industri dsb.

e. Permasalahan drainase kota yang memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi, dan kurangnya kesadaran untuk tidak membuang sampah pada badan sungai membuat debit run off atau aliran permukaan yang terus meningkat.

Kecamatan Wonoayu sebagian besar memiliki kegiatan: Perdagangan/jasa, perkantoran, permukiman padat,dan berbagai kegiatan skala kota lainnya. Penumpukan kegiatan ini menjadikan Kecamatan Wonoayu memiliki berbagai permasalahan, antara lain: Kurang tertatanya kawasan perdagangan, parkir yang semakin padat, kemacetan mulai sering terjadi, PKL semakin berkembang dan mulai tidak terkendali, kurangnya RTH dsb. Dengan demikian diperlukan penataan ruang dalam skala detail yakni RDTRK Kecamatan Wonoayu pada wilayah ini.

Adanya perkembangan Kabupaten Sidoarjo yang diatur dalam RTRW Kabupaten Sidoarjo Tahun 2008 – 2028 telah menunjukkan bahwa pada 20 tahun yang akan datang merupakan salah satu wilayah di Provinsi Jawa Timur

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

yang diprediksikan memiliki perubahan dan perkembangan yang signifikan. Menghadapi perkembangan dan perubahan wilayah Kabupaten Sidoarjo, maka perlu adanya kelanjutan perencanaan Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan yang mengatur wilayah yang lebih kecil di bawahnya.

Secara administratif kecamatan Wonoayu berada dalam wilayah administrasi Kabupaten Sidoarjo. Kedudukan kota Wonoayu sendiri secara fisik berdekatan dengan wilayah kotamadya Surabaya, sehingga diharapkan kota Wonoayu dapat mengimbangi pola interaksi antar kabupaten Sidoarjo dengan kota Surabaya, sehingga terciptanya pola tata ruang kecamatan Wonoayu yang serasi dan optimal, serta penyebaran fasilitas dan utilitas secara tepat dan merata sesuai dengan kebutuhan masyrakatnya tanpa mengabaikan usaha peningkatan kwalitas lingkungan kehidupan kota sesuai dengan norma-norma yang berlaku, sehingga diperlukan perencanaan dalam kurun waktu 20 tahun mendatang dengan tersusunnya Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Wonoayu.

1.2. Pengertian RDTRK

Adapun pengertian Tata Ruang adalah sebagai berikut:

1. Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya.

2. Tata Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

3. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permusuan dari sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.

4. Pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk fungsi budi daya.

5. Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfataan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

6. Penyelenggaraan penataan ruang adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan penataan ruang.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

7. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati atau Walikota dan perangkat daerah sebagia unsur penyelenggara pemerintah daerah.

8. Pengaturan Penataan Ruang adalah upaya pembentukan landasan hukum bagi pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam penataan ruang.

9. Pembinaan Penataan Ruang adalah upaya untuk meningkatkan kinerja penataan ruang yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. 10. Pelaksanaan Penataan Ruang adalah upaya pencapaian tujuan penataan

ruang melalui pelaksanaan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

11. Pengawasan Penataan Ruang adalah upaya agar penyelenggaraan penataan ruang dapat diwujudkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan 12. Perencanaan Tata Ruang adalah suatu proses untuk menentukan

struktur ruang dan pola ruang yang meliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

13. Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya.

14. Pengendalian Pemanfaatan Ruang adalah upaya untuk mewujudkan tertib tata ruang.

15. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang.

16. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional.

17. Sistem Wilayah adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat wilayah.

18. Sistem Internal Kota adalah struktur ruang dan pola ruang yang mempunyai jangkauan pelayanan pada tingkat internal Kota

19. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau budidaya, yang dijelaskan sebagai berikut:

 Kawasan Lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

20. Kawasan Perdesaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi

21. Kawasan Agropolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agrobisnis

22. Kawasan Kota adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman Kota, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi

23. Kawasan Strategis Nasional adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

24. Kawasan Strategis Propinsi adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan.

25. Kawasan Strategis Kota/Kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kota/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan

26. Ruang Terbuka Hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.

27. RDTRK merupakan penjabaran dari RUTR wilayah Kota/Kabupaten ke dalam rencana pemanfaatan ruang Kawasan Perkotaan.

Standar Dokumen Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha

(dengan Prakualifikasi)

28. RDTRK adalah rencana pemanfaatan Bagian Wilayah Kota/Kawasan Perkotaan secara terperinci yang disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program pembangunan perkotaan.

29. RDTRK juga merupakan rencana yang menetapkan blok-blok peruntukkan pada kawasan fungsional perkotaan, sebagai penjabaran “kegiatan” ke dalam wujud

ruang dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan dalam kawasan fungsional, agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.

30. RDTRK adalah rencana kota yang memuat ketentuan penetapan fungsi Bagian Wilayah Kota yang pada hakikatnya menjadi arahan lokasi dari berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan permukiman dengan karakteristik tertentu, pengarahan penetapan lokasi berbagai kegiatan yang terinci dan tertuang pada peta dengan skala 1:5.000

31. RDTRK pada hakekatnya merupakan dasar pertimbangan bagi penyusunan RTRK yang mencakup ketentuan mengenai bagian wilayah tersebut dan ketentuan mengenai kerangka materi pokok bagi penyusunan RTRK.

32. RDTRK implementasinya sebagai dasar bagi penyusunan Peraturan Zonasi.

1.3. ASAS DAN TUJUAN PENATAAN RUANG

Azas dan tujuan penataan ruang sering diinterpretasikan beragam, untuk itu sebaiknya disesuaikan dengan muatan yang ada pada UU 26 tahun 2007 yang konteksnya dapat saja disesuaikan dengan azas dan tujuan penataan ruang dan

Dalam dokumen Dokumen Lelang RDTRK.Wonoayu 2011 (Halaman 111-165)

Dokumen terkait