• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

1. Bentuk dan Jenis Bantuan Yayasan Ash-Shilah pada Anak Yatim di Kota Medan

Bentuk dan jenis bantuan yayasan Ash-Shilah pada anak yatim di kota Medan dapat kita ketahui dari fungsi yayasan itu sendiri sebagai wadah yang bersifat non profit untuk membantu kesejahteraan hidup masyarakat, dan juga sebagai lembaga yang memberikan upaya perlindungan, bantuan dan pelayanan kepada masyarakat di bidang sosial keagamaan dan kemanusiaan.

Berkenaan dengan hasil analisis data yang peneliti peroleh mengenai bentuk dan jenis bantuan Yayasan Ash-Shilah pada anak yatim di Kota Medan, peneliti menemukan bahwa Yayasan Ash-Shilah memberikan bantuan ada dalam bentuk berkelanjutan danada dalam bentuk musiman, adapun dalam bentuk berkelanjutan adalah beasiswa yatim, santunan yatim, santunan keluarga yatim, renovasi rumah dan bantuan modal usaha, dan dalam bentuk musiman adalah pembagian paket buka puasa,pembagian sembako pada bulan Ramadhan, pembagian daging kurban, pembagian baju hari raya,.

Sehubungan dengan hasil data peneliti di atas, hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara yang berkaitan dengan bentuk dan jenis bantuan Yayasan Ash-Shilah pada anak yatim dengan informan Ketua Yayasan sebagai berikut :

Yayasan Ash-Shilah ini pada mulanya merupakan cabang dari Yayasan Syeikh Eid bin Mohammad al-Tsani Charity Association yang ada di Qatar, pada waktu itu bertujuan untuk membantu para korban sunami yang ada di Aceh, kemudian pada selanjutnya yayasan ini berpindah dari Aceh ke Jakarta dan dia bermetamorfosis menjadi yayasan lokal yang tadinya dia yayasan merupakan cabang dari yayasan yang ada di Qatar

68

kemudian dia menjadi yayasan lokal murni yang pegawainya juga semuanya adalah orang-orang lokal yang berbeda dengan sebelumnya yang pegawainya sebagian dikirim dari Qatar, nah ketika dia berpindah ke Jakarta maka yayasan ini kemudian sudah menjadi yayasan lokal berubah namanya menjadi Yayasan Ash-Shilah, Ash-Shilah ini dalam bahasa Arab berarti penghubung, jadi tujuan didirikannya yayasan Ash-Shilah ini pada intinya adalah untuk menjadi penghubung antara orang-orang yang membutuhkan dengan para dermawan, pihak-pihak yang menjadi donatur khususnya di Qatar, jadi Ash-Shilah itu berarti penghubung, maksudnya adalah penghubung antara donatur dan yang membutuhkan dana untuk kegiatan-kegiatan sosial. Demikian.

Dana yang diberikan/disalurkan oleh yayasan Ash-Shilah ini secara garis besar bersumber dari dua negara, pertama dari Qatar yang berada di kotanya Dhoha itu namanya yayasan Sheikh Eid bin Mohammad al-Thani dan Sheikh Tsani bin Abdullah Foundation For Humanitarian Services (RAF), yang kedua bersumber dari negara Bahrain yang terletak di ibu kotanya Al-Manamah bernama Muslim Educational Society-Bahrain (Jam`iyah at-Tarbiyah al-Islamiyah) dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat baik lokal maupun Internasional yang mungkin secara garis besar bahwa yayasan yang berada di Qatar dan Bahrain itulah yang mendanai kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Ash-Shilah.

Banyak bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Ash-Shilah, ada yang bersifat musiman dan ada yang bersifat berkelanjutan seperti santunan anak yatim, pembagian sembako untuk anak yatim dan keluarga miskin atau yang bersifat musiman seperti penyaluran zakat fitrah, ada penyaluran daging hewan kurban, bantuan untuk menyelenggarakan buka puasa bersama dan masih banyak lagi bantuan-bantuan yang berbentuk modal untuk usaha-usaha kecil dan ini semua bisa dilihat ada di webside kami, karena sudah ada kami tampilkan semuanya lebih lengkap di situ, kalau mau melihat itu lebih baik.

Dari penuturan ketua yayasan diatas dapat dipahami bahwa bantuan yang diberikan yayasan pada anak yatimada yang bersumber dari negara Qatar yang berada di kotanya Dhoha yayasannya bernama Sheikh Eid bin Muhammad at-Thani dan Sheikh Tsani bin Abdullah Foundation For Humanitarian Services (RAF), yang kedua bersumber dari Al-Manamah. Al-Manamah ibu kota Bahrain,

69

namanya adalahMuslim Educational Society-Bahrain(Jam`iyah at-Tarbiyah al-Islamiyah) dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat baik lokal maupun Internasional, ada yang bersifat musiman dan ada yang bersifat berkelanjutan.Pernyataan di atas diperkuat oleh wali yatim 1 yang memiliki 5 orang anak yatim yang masih bersekolah, kelima anak tersebut menerima bantuan dari yayasan Ash-Shilah, ketika diwawancarai mengatakan :

Saya memiliki 5 orang anak, ketika suami saya meninggal, anak pertama saya masih sekolah SMP dan yang kecil belum bersekolah, saya menerima bantuan sudah dari tahun 2007 dari negara Qatar dan bantuan yang saya terima ada dalam bentuk uang yang langsung ditransfer ke rekening saya, yang jumlahnya Rp. 2.400.000.- per anak setiap empat bulan, bantuan ini saya gunakan untuk keperluan sekolah seperti membayar uang sekolah, membeli pakaian seragam, buku sekolah, tas dan perlengkapan sekolah lainnya dan sisanya saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Saya juga pernah menerima bantuan dalam bentuk sembako seperti beras, gula, minyak makan, susu, tepung, roti dan lain-lain, saya juga pernah mendapatkan bantuan baju hari raya ketika hari raya Idul Fitri.

Dari penuturan informan di atas dapat dipahami bahwa Yayasan Ash-Shilah dalam memberikan bantuannya tidak hanya dalam bentuk uang, tetapi ada juga yang berupa sembako dan baju hari raya. Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari informan 2 yang memiliki 7 orang anak, tetapi yang mendapat bantuan dari Yayasan Ash-Shilah hanya 3 orang saja disebabkan anaknya yang lain sudah besar atau di atas 10 thn ketika di daftarkan. Ketika diwawancarai ia mengatakan :

Sejak tahun 2010 saya sudah menerima bantuan dari yayasan Ash-Shilah, bantuan yang saya terima ada dalam bentuk uang yang langsung di transfer ke Bank Syari`ah Mandiri (BSM) sebanyak Rp. 2.400.000,- kemudian sembako yang isinya beras, minyak makan, gula, susu, tepung, roti dan lain-lain. Dan kami juga pernah menerima bantuan baju hari raya yang diberikan ketika hari raya Aidil Fitri, dan kami juga menerima daging kurban ketika hari raya Idul Adha. Dan Bantuan yang diberikan yayasan digunakan untuk membayar uang sekolah, membeli perlengkapan sekolah seperti baju sekolah, buku sekolah, tas sekolah dan perlengkapan sekolah lainnya. Dan

70

selebihnya digunakan juga untuk tambahan keperluan sehari-hari dan sisanya di tabung.

Dalam menerima bantuan dari Yayasan Ash-Shilah, Ada prosedur yang harus di lalui, Pada mulanya proposal-proposal bantuan diajukan secara manual tapi kemudian sesuai dengan perkembangan zaman maka pihak-pihak yang ingin menerima bantuan tersebut dapat mengajukan permohonan bantuan tersebut secara online di wibeside Yayasan Ash-Shilah, kemudian mengisi data-data sesuai format yang telah disiapkan, setelah itu akan dipelajari oleh tim sejauh mana kemungkinan dapat membantu mereka, kemudian disimpulkan apakah permohonan proposal tersebut dapat dilanjutkan atau tidak, jika permohonan tersebut diterima maka ini akan di ajukan ke kantor pusat di Qatar ataupun Bahrain, ada marketing yang akan menawarkan proyek-proyek tersebut kepada donatur dan setelah di setujui oleh pihak Qatar dan Bahrain, dan sudah ditemukan donatur yang bersedia untuk mendonasikan proyek tersebut maka proyek tersebut mendapat persetujuan dari pusat dan selanjutnya proyek tersebut dapat dimulai pelaksanaannya.

Tentunya untuk jangka waktu ini sesuai dengan bentuknya apabila ia berbentuk santunan anak yatim maka ini akan diberikan sampai anak yatim itu dewasa, yang terjadi sampai saat ini, anak-anak yatim yang menerima bantuan itu sampai sudah beberapa yang masuk ke jenjang perguruan tinggi masih terus mendapatkan santunan dari Yayasan Ash-Shilah, artinya sampai dia bekerja dan mapan berpenghasilan kurang lebih seperti itu. Untuk santunan yatim, ada juga santunan keluarga miskin sampai ia dianggap mampu itu masih berkelanjutan, adapun yang bersifat berbentuk bangunan tentu jangka waktunya selama bangunan tersebut masih bisa digunakan itu diserahkan secara penuh pengelolaannya kepada pihak yang menerima bantuan.

Dalam menerima bantuan Yayasan Ash-Shilah ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi pertama, mengisi formulir yang telah di sediakan oleh Yayasan, kedua, usia anak yatim tidak boleh lebih dari 10 tahun, ketiga, berfoto satu badan penuh. Keempat, Akte kelahiran anak yatim, kelima, akte kematian ayah, keenam, KTP ibu, ketujuh, harus bersekolah karena raport akan diminta

71

setiap selesai ujian semester dan setelah menerima bantuan diwajibkan untuk menghafal surah-surah pendek yang terdapat dalam Alquran sesuai dengan jenjang sekolahnya. Hal ini sesuai dengan wawancara dengan wali yatim, informan 3:

Ya, tentunya ada syarat-syarat secara garis besar dapat disampaikan bahwa laporan rutin yang secara berkala disampaikan kepada kantor pusat baik itu di Qatar maupun Bahrain, pertama adalah secara akademis anak-anak tersebut harus sekolah, jadi yayasan tidak bersedia memberikan bantuan jika anak tersebut tidak sekolah jika setelah diberi bantuan anak tersebut putus sekolah, jadi anak yatim tersebut harus sekolah hal ini dapat dibuktikan dengan memberikan photo copy raport anak yatim tersebut pada setiap semester kemudian syarat yang kedua adalah anak yatim tersebut berphoto sehingga dapat dipertanggungjawabkan bahwamemang anak yatim ini masih ada dan masih hidup. Karena photo ini akan membuktikan bahwa anak yatim tersebut memang masih ada dan dalam keadaan hidup.

Kemudian syarat selanjutnya ada yaitu berbentuk hafalan, jadi anak-anak ini diminta untuk menghafal surah-surah khususnya Juz `Amma, juz ke 30 dari Alquran sesuai dengan tingkatan pendidikannya semakin tinggi pendidkannya maka semakin banyak surah yang diminta, sejauh ini dilakukan oleh para koordinator yang memantau hapalan-hapalan tersebut, jadi ada tiga, pertama adalah raport yang menunjukkan bahwa anak tersebut memang bersekolah, kedua photo yang menunjukkan bahwa anak tersebut masih hidup dan layak untuk mendapat bantuan dan ketiga hapalan surah-surah pendek dari juz `Amma.

Seluruh bantuan yang diberikan akan selalu dipantau seperti khususnya yang berkaitan dengan anak yatim, Yayasan Ash-Shilah akan selalu memantau baik dari Jakarta yang datang ke daerah atau yang dari daerah itu sendiri yang secara khusus ditugaskan untuk menjadi koordinator anak yatim, demikian juga untuk kegiatan-kegiatan lain selalu ada tim yang memantau sejauh mana efektifitas bantuan tersebut, tentunya kita berharap bahwa bantuan yang diberikan jadi tepat sasaran dan berdaya guna.

Dalam memberikan bantuan kepada anak yatim Yayasan Ash-Shilah mendapati beberapa kendala diantaranya : kehilangan kontak dengan anak yatim

72

disebabkan pindah rumah atau pindah alamat, atau berubahnya nomor handphone dan terkadang ada juga yang disebabkan keterlambatan pengiriman dari donatur baik itu dari Qatar maupun Bahrain. Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan ketua yayasan :

Secara garis besar tidak ada kendala yang secara signifikan namun diantara beberapa kendalanya adalah bahwa di antara anak-anak yatim ini terkadang kehilangan kontak dengan mereka seperti umpamanya ada yang pindah rumah atau pindah alamat gitu ya, jadi kemudian atau bertukar nomor handphone, karena selama ini komunikasinya melalui handphone, sehingga ketika handphone nya berganti menjadi kehilangan kontak, ini menjadi kendala ketika kita membuat membikin laporan, anak tidak bisa di photo, raport tidak bisa diminta, anak tidak bisa dipantau hafalannya, itu salah satu kendala yang kita alami. Untuk itu kita membuat komunitas /group agar saling mengenal satu dengan lainnya sehingga jika terjadi perubahan nomor handphone mungkin teman-temannya yang lainnya bisa memberikan nomor handphone nya yang baru dan kita membuat pertemuan yang rutin, dan kita selalu mengingatkan kepada wali dari anak yatim tersebut untuk pentingnya menjaga komunikasi, apabila nomor handphonenya berubah supaya segera melaporkan. Baik, kendala-kendala lainnya adalah kadang-kadang keterlambatan pengiriman dana dari negara Qatar dan Bahrain dan ini berakibat kepada terkadang walaupun tidak terlalu sering terkadang terlambatnya transfer dana kepada anak yatim tersebut tentunya karena permasalahan ini diluar kendali kami, kami tidak bisa mengendalikan kami hanya dapat berkomunikasi dengan kantor pusat di Qatar dan Bahrain apabila terjadi keterlambatan kami hanya mengingatkan mereka untuk segera melakukan transfer. Saya kira itu saja terima kasih.

Dari hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kendala ketika mengelola bantuan Yayasan Ash-Shilah diantaranya kehilangan kontak dengan para anak yatim yang disebabkan anak yatim tersebut pindah rumah atau pindah alamat, atau bertukar nomor handphone, karena seluruh komunikasi selalu melalui handphone, sehingga ketika membuat laporan anak tersebut tidak bisa di photo dan raportnya tidak bisa di minta dan hafalan juz `amma nya juga tidak bisa di pantau. Kendala tersebut di atasi koordinator yatim dengan cara membuat komunitas atau group arisan agar saling kenal mengenal

73

satu sama lain sehingga jika terputus komunikasi teman-teman yang lain tetap dapat memberikan infomasi kepadanya, dan wali yatim juga harus selalu melaporkan apabila nomor handphonenya berubah. Kendala yang lainnya juga terkadang pengiriman uang bantuan anak yatim datangnya terlambat dari Qatar maupun Bahrain, apabila hal ini terjadi Yayasan Ash-Shilah hanya dapat berkomunikasi dengan kantor pusat di Qatar dan Bahrain.

2. Kondisi Pendidikan dan Ekonomi Anak Yatim di Kota Medan