• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

3.3 EVALUASI PROGRAM LARASITA

3.3.3.1 Bentuk kegiatan

3.3.3.1.1 Kegiatan Pelayanan

Pada dasarnya, program Larasita adalah kantor pertanahan berjalan (mobile office) sehingga semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Larasita adalah sama dengan kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan. Tentunya pelaksanaan Larasita mengalami penyesuaian-penyesuaian dengan ketersediaan peralatan dan kondisi di lapangan. Kegiatan Larasita mengacu pada Keputusan Kepala BPN RI Nomor 1 Tahun 2005 dan Peraturan Kepala BPN RI Nomor 6 Tahun

2008. Bentuk-bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Larasita adalah sebagai berikut :

1. Pemberdayaan masyarakat, yaitu :

a. Penyuluhan pertanahan dalam rangka pemberdayaan masyarakat.

b. Identifikasi kegiatan unggulan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

c. Menyambungkan aspirasi masyarakat dengan program pertanahan.

d. Pengklasifikasian subjek dan objek hak. 2. Partisipasi dan kerjasama, yaitu :

a. Pengumpulan informasi usaha mikro kecil, nelayan dan usaha penangkapan ikan skala kecil, petani pemilik tanah skala kecil, atau program lainnya yang ditetapkan pemerintah.

b. Peninjauan lapangan dan membuat sket lokasi serta status penguasaan dan pemilikan.

c. Pengklasifikasian bentuk partisipasi dan kerjasama. 3. Pendeteksian awal tanah terlantar, yaitu :

a. Pengumpulan informasi tanah yang terindikasikan terlantar, tanah kritis, ketidaksesuaian tanah dengan tata ruang dan masalah lingkungan.

b. Peninjauan lapangan dan membuat sket lokasi serta status penguasaan dan pemilikan.

c. Penelusuran riwayat tanah yang diindikasikan terlantar. d. Pengklasifikasian subjek dan objek hak.

4. Pendeteksian awal tanah bermasalah dan fasilitasi penyelesaian di lapangan, yaitu :

a. Pengumpulan informasi tanah yang bermasalah (sengketa dan konflik).

b. Peninjauan lapangan dan membuat sket lokasi serta status penguasaan dan pemilikan.

c. Penelusuran riwayat sengketa dan konflik pertanahan. d. Pengklasifikasian subjek dan objek hak.

e. Fasilitasi penyelesaian yang mungkin dilakukan di lapangan.

5. Pendeteksian awal kesesuaian penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah (P4T) dengan rencana tata ruang dan wilayah (RTRW), yaitu :

a. Pengecekan lapangan P4T dengan RTRW. b. Analisis kesesuaian P4T dengan RTRW. 6. Pendeteksian awal tanah objek landreform

a. Pengumpulan informasi tanah objek landreform dan konsolidasi tanah.

b. Peninjauan lapangan dan membuat sket lokasi serta status penguasaan dan pemilikan.

c. Pengklasifikasian subjek dan objek hak. 7. Legalisasi aset masyarakat

Dalam hal kegiatan legalisasi aset, Larasita melaksanakan langkah sebagai berikut :

a. Kegiatan yang berhubungan langsung dengan pemohon yaitu menerima dan meneliti berkas, menerima biaya, membuat tanda terima dan menyerahkan produk kepada pemohon.

b. Apabila pekerjaan yang dilakukan belum dapat diselesaikan secara tuntas di lapangan karena ketentuan peraturan perundang-undangan, maka kegiatan tersebut selanjutnya diproses di Kantor Pertanahan.

3.3.3.1.2 Kegiatan Sosialisasi

Bentuk kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar untuk mengenalkan program Larasita adalah :

1. Sosialisasi dengan komunikasi langsung

Komunikasi langsung adalah bentuk dari komunikasi dengan cara tatap muka (face to face) antara komunikator dengan komunikan, dalam proses ini yang disebut komunikator adalah Tim Pelaksana Larasita sedangkan komunikannya adalah seluruh masyarakat Kabupaten Karanganyar. Bentuk kegiatan sosialisasi langsung sebagai berikut :

a. Seminar

Tim Larasita Kabupaten Karanganyar melakukan seminar di dalam maupun luar kota. Seminar tersebut antara lain Pelatihan Larasita untuk Kantor Pertanahan Se-eks Karesidenan Surakarta, undangan seminar dari universitas, undangan dari instansi lain dan diikutsertakan dalam kegiatan-kegiatan dari Bupati Karanganyar.

b. Penyuluhan

Penyuluhan dilakukan melalui 2 tahap. Tahap pertama dilakukan di tingkat Kabupaten dengan sasaran Camat dan Kepala desa. Tahap kedua adalah penyuluhan dari Camat atau Kepala desa langsung kepada masyarakat. Penyuluhan dilakukan di balai pertemuan kecamatan, balai desa ataupun di masjid.

2. Sosialisasi dengan komunikasi tidak langsung

Komunikasi tidak langsung adalah bentuk dari kegiatan kampanye dengan memanfaatkan fasilitas dari media komunikasi eksternal, yaitu media massa. Berkaitan dengan keutamaan berbagai jenis media massa, Atkin dan Arkin, sebagaimana yang dikutip Pfau dan Parrot (1993), menyatakan bahwa radio merupakan media yang utama dalam hal

kecepatan menyiarkan pesan dalam bentuk berita, televisi memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada radio dan merupakan media massa yang paling dipercaya publik serta memiliki kemampuan tinggi dalam mempengaruhi publik. Harian umum berfungsi untuk menyediakan informasi secara detail. Dan akhirnya, buku menyediakan cara yang lebih formal dalam pendokumentasian dan cara pandang. Komunikator sering memanfaatkan semua media tersebut untuk menyampaikan sasaran yang dibidik. (Venus, 2004:203)

Bentuk kegiatan komunikasi tidak langsung yang pernah diselenggarakan oleh Tim Larasita Kabupaten Karanganyar antara lain :

a. Televisi

Bentuk kegiatan komunikasi tidak langsung di televisi lokal yaitu TA TV dan TVRI Semarang dalam talk show bertema Larasita. Sedangkan di televisi nasional yaitu pernah tampil dalam acara Kick Andy Metro TV dalam presentasi program-program unggulan Kabupaten / Kota di Indonesia. Selain talk show, ada pula penanyangan Iklan Layanan Masyarakat Larasita.

b. Pembagian leaflet/brosur

Tim Larasita Kabupaten Karanganyar membuat beberapa versi brosur Larasita yang ditempatkan di Loket Informasi di Kantor Pertanahan Kabupaten Karanganyar. Selain itu, brosur juga dibagikan saat melakukan pelayanan keliling, sosialisasi kepada masyarakat maupun saat diundang dalam seminar dan Bupati Karanganyar.

c. Pemasangan baliho dan spanduk

Dipasang di tempat strategis seperti pintu masuk Kabupaten Karanganyar, dekat bandara Adi Sumarmo, di perempatan

lampu merah, dll. Kegiatan ini dilakukan mulai awal peluncuran Larasita di tahun 2006 hingga sekarang.

d. Iklan berjalan

Maksud dari iklan berjalan adalah penggunaan logo dan gambar yang identik dengan Larasita pada mobil Larasita. Sehingga saat mobil ini melaju di jalan raya sudah merupakan salah satu bentuk sosialisasi kepada masyarakat. Bentuk-bentuk komunikasi dalam sosialisasi program Larasita antara lain : komunikasi antar pesona dilakukan antara komunikator dengan peserta penyuluhan secara langsung. Komunikasi kelompok dilakukan pada saat sosialisasi dalam bentuk seminar dan saat mendapat undangan dari instansi lain. Komunikasi melalui media massa dilakukan pada saat penanyangan Iklan Layanan Masyarakat serta advertorial di beberapa surat kabar lokal, spanduk, baliho dan penyebaran brosur kepada masyarakat.

Dokumen terkait