• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN TEMUAN PENELITIAN

C. Paparan Data dan Hasil Penelitian

1. Bentuk Kegiatan Safari Maulid 40 Malam dan Rutinan

Riyadlul Jannah ... 75 2. Manfaat Kegiatan Rutinan Safari Maulid 40 Malam dan

Malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah Untuk Remaja Desa Pendem Kecamatan Junrejo ... 79 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Majelis Maulid Wat

Ta’lim Riyadlul Jannah dalam Pembinaan Akhlak Remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo ... 85 BAB VI : PENUTUP

1. Kesimpulan ... 88 2. Penutup ... 90

DAFTAR RUJUKAN ... 91 LAMPIRAN-LAMPIRAN

ABSTRAK

Muniroh, 2015, Peranan Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah Dalam

Pembinaan Akhlak Remaja Desa Pendem Kecamatan Junrejo, Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dosen Pembimbing: Dr. H. A. Fatah Yasin, M.Ag.

Pada saat sekarang ini dunia remaja sedang dilanda kemrosotan moral, baik yang terlihat dari akhlak, gaya berpikir, kebiasaan, cara bicara, dan gaya hidup sehari-hari. Semakin hari kemorosotan moral ini bukan semakin berkurang malah semakin menjadi. Bukti nyata bisa dilihat ketika menyaksikan tayangan berita di televisi. Setiap hari ada saja pemberitaan tentang perilaku menyimpang dari para remaja mulai dari narkoba, minuman keras, pemerkosaan, balap liar bahkan sampai pembunuhan. Keberadaan suatu lembaga pendidikan Islam formal maupun non formal diperlukan untuk membimbing dan mengarahkan tingkah laku dan gaya hidup mereka sesuai dengan ajaran agama Islam yang salah satunya adalah lembaga pendidikan Islam non formal yang berupa majlis ta’lim dan majlis maulid. Penelitian ini berfokus pada permasalahan peranan Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja Desa Pendem Kecamatan Junrejo, yang kemudian dijabarkan ke dalam beberapa rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana bentuk kegiatan rutinan Safari Maulid 40 malam dan malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja? (2) Apa manfaat kegiatan rutinan Safari Maulid 40 malam dan malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah bagi pengikutnya terutama remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo? (3) Apa faktor pendukung dan penghambat Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo?

Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif jenis field research yang bersifat deskriptif. Metode pengumpulan data melalui wawancara,observasi dan dokumentasi. Untuk pengecekan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi.

Hasil penelitian dapat disajikan sebagai berikut: (1) Kegiatan rutinan

safari maulid 40 malam dan rutinan malam Ahad terdiri dari beberapa aktivitas

yaitu pembacaan qasidah, pembacaan kitab maulid simtudh dhuror dan mauidhoh

hasanah. Perbedaan aktivitas dari ke dua rutinan ini adalah pada rutinan 40 malam

dibahas kitab Arba’in Nawawi sedangkan pada rutinan malam Ahad dibahas kitab

Wasailil Wushul ila Syamailir Rasul. (2) Melalui kegiatan majlis ini remajadapat

menumbuhkan perasaan cinta kepada Rasulullah Muhammad, remaja terhindar kegiatan-kegiatan yang tidak bermanfaat dan bersifat foya-foya, menjadi sarana berkumpul dengan orang-orang yang sholih dan menghindarkan remaja terjerumus ke dalam pergaulan bebas dan mengajak remaja untuk mencintai dan melestarikan budaya Islam yaitu seni musik hadrah. (3) Keberadaan grup kesenian bantengan dan jaranan, kemudian di Desa Pendem masih ditemukan penjual minuma keras, banyak pendatang baru yang membawa pengaruh buruk kepada remaja. Tidak hanya mendapatkan hambatan, majlis ini juga mendapatkan dukungan dari berbgai pihak yaitu pemerintah kelurahan Desa Pendem, pihak yang berwajib dan para ulama dan habaib.

ABSTRACT

Muniroh, 2015, The Role of Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah in Youth’s Character Development of Pendem village, Junrejo subdistrict, Thesis. Departement of Islamic Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching.Supervisor: Dr. H. A. Fatah Yasin, M.Ag.

Nowadays, teenagers’ world is in moral downturnconsidered from character, way of thinking, habit, speech style, and daily lifestyle. Time after time, it is getting worst. One of real proves is news shown in television. Every day, there is always news about youth’s behavior deviation, such as, consuming drugs, drinking, raping, racing, and even more murdering. The existence of Islamic education institute either formal or non-formal is needed to guide and direct youth’s attitude and lifestyle which are appropriate to Islamic teaching. One of institutions is non-formal Islamic education institute which has routine program called MajlisTa’limandMajlisMaulid.

This study focused on problem of Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah’s role in constructing youth’s character of Pemdem village, Junrejosubdistrict. From that problem, the researcher formulated several research problems as follows(1) how does 40 nights and Sunday night Safari Maulidhabit activities which exists in Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah develop teens’ moral? (2) What are benefits 40 nights and Sunday night Safari Maulid habit activitiesfor itsfollower especially teenagers in Pemdem village, Junrejo? (3) What are factors which support and hamper Majlis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah’s role in constructing youth’s character of Pemdem village, Junrejosubdistrict?

This study used descriptive qualitative research design by field research type. Data are collected through interview, observation, and documentation. To check the validity of data, the researcher used triangulation.

The results of this study are as follows (1)40 nights and Sunday night Safari Maulid habit activities consist of several activities such as reading qasidah and simtudh dhurorbook, and mauidhoh hasanah. The difference of those two activities, 40 nights and Sunday night, is in the kind of book discussed. At 40 nights habit, the followers discuss Arba’in Nawawi book, while at Sunday night habit, they discuss Wasailil Wushul ila Syamailir Rasul.(2) Through this activity, teenagers can get many benefits, such as, they can foster their love to prophet Muhammad, and avoid un-useful activities and on the spree. This activity also can assemble them with Shalih people, prevent them from promiscuity, and encourage them to love and preserve Islamic culture, for instance, tambourine music art. (3) In Pendem village still exists bantengan art grup and jaranan, gimlet seller, and bad effect form new comers who influence teenagers. In the other hand, this majlis is also supported by many important people such as government, security, and ulama and habaib.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak mempunyai pengaruh besar terhadap individu manusia dan terhadap suatu bangsa. Dalam suatu syair dikatakan: “Sesungguhnya bangsa itu tetap hidup selama bangsa itu berakhlak, jika akhlak mereka lenyap maka hancurlah mereka”1 Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul yang diutus pada saat terjadi kebobrokan akhlak, Allah SWT sengaja mengutus nabi Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak, sebagaimana hadits nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah bersabda:

ثعب امَنِإ

ت لأ

لأا حلاص مم

قال

Ajaran-ajaran akhlak Rasulullah adalah ajaran akhlak yang terkandung dalam Al-qur'an, yang didalamnya mengajarkan bagaimana moral individu manusia terhadap kehidupan sosial dan kehidupan agamanya.2

Manusia dilahirkan dalam keadaan suci dan bersih, dalam keadaan seperti ini manusia akan mudah menerima kebaikan atau keburukan. Karena pada dasarnya manusia mempunyai potensi untuk menerima kebaikan atau keburukan. Dalam kehidupan nyata sendiri, setiap manusia

1

Umar Baradza, Bimbingan Akhlak Bagi Putra-putri Anda-2 (Surabaya: Pustaka Progressip, 1992)., hlm. 1

2

A.Qodri A.Azizy, Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial (Semarang: Aneka Ilmu, 2003), hlm. 81

2 akan lebih banyak mendapatkan pendidikan akhlak melalui dunia nonformal, atau lebih pada pemberian contoh dari kaum yang lebih tua, yang terkadang kaum tua sendiri lebih banyak memberikan contoh yang tidak baik.

Setiap manusia mempunyai kesempatan sama untuk membentuk akhlaknya, apakah dengan pembiasaan yang baik atau dengan pembiasaan yang buruk. Pembiasaan yang dilakukan sejak dini atau sejak kecil akan membawa kegemaran dan kebiasaan tersebut menjadi semacam kebiasaan sehingga menjadi bagian tidak terpisahkan dari kepribadiannya. Al- Ghazali mengatakan:

” Anak adalah amanah orang tuanya, hatinya yang bersih adalah permata berharga nan murni, yang kosong dari setiap tulisan dan gambar. Hati itu siap menerima setiap tulisan dan cenderung pada setiap yang ia inginkan. Oleh karena itu, jika dibiasakan mengerjakan yang baik, lalu tumbuh di atas kebaikan itu maka bahagialah ia didunia dan akhirat, orang tuanya pun mendapat pahala bersama.”3

Pembinaan dan pembiasaan merupakan salah satu cara untuk membentuk akhlak seorang menjadi pribadi yang berakhlakul karimah. Setiap masa dalam perkembangan seseorang tentu memilki cara yang berbeda dalam menghadapi setiap perubahan dalam tahap perkembangan seorang individu.

Proses perkembangan pada masa remaja misalnya, pada masa remaja ini lazimnya berlangsung selama kurang lebih 11 tahun, mulai usia 12-21 tahun pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Masa perekembangan

3

Muhammad Rabbi dan Muhammad Jauhari, Akhlaquna, terj. Dadang Sobar Ali (Bandung : Pustaka Setia, 2006), hlm. 109

3 remaja yang panjang ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan, bukan saja bagi si remaja sendiri melainkan juga bagi para orang tua, guru dan masyarakat sekitar. Bahkan, tak jarang para penegak hukum pun turut direpotkan oleh ulah dan tindak tanduknya yang dipandang menyimpang.4 Pada masa remaja ini juga dikatakan sebagai masa peralihan antara masa anak-anak meuju masa dewasa. Hal ini ditandai dengan situasi psikologis yang labil sehingga pada saat bersosialisasi memungkinkan mereka untuk terbawa pada arus budaya, nilai, norma dan kebiasan-kebiasaan yang keliru. Para remaja ini memiliki kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan keinginan sendiri, dan tidak lagi berpedoman pada ajaran agama yang selalu mengajarkan manusia untuk berbuat dan bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai akhlak yang baik.

Pada masa pubertas remaja, sikap atau perbuatan yang negatif seperti meroko, arogan, sok jantan, sikap kasar, tidak ingin diatur dan lain-lain. Seua hal di atas adalah karena pertumbuhan emosi dan kejiwaannya serta faktor dari luar seperti lingkungan tempat tinggal dan lingkungan pergaulan juga turut berperan dalam menentukan arah perekembangan pada masa remaja.

Menurut Zakiah Drajat, bahwa masa remaja adalah masa pertumbuhan fisik cepat, dan prosesnya terus berjalan ke depan sampai

4

4 mencapi titik tertentu. Perubahan yang berlangsung cepat dan tiba-tiba mengakibatkan terjadinya perubahan lain pada segi sosial dan kejiwaan, remaja semakin peka dan sikapnya berubah-ubah, tidak stabil, kelakuannya demikian pula. Kadang-kadang ia penakut, ragu, cemas dan sering melontarkan kritikan, kadang-kadang berontak pada keluarga, masyarakat atau terhadap adat kebiasaan.5

Pada saat sekarang ini dunia remaja sedang dilanda kemrosotan moral, baik yang terlihat dari akhlak, gaya berpikir, kebiasaan, cara bicara, dan gaya hidup sehari-hari. Semakin hari kemorosotan moral ini bukan semakin berkurang malah semakin menjadi. Bukti nyata bisa dilihat ketika menyaksikan tayangan berita di televisi. Setiap hari ada saja pemberitaan tentang perilaku menyimpang dari para remaja mulai dari narkoba, minuman keras, pemerkosaan, balap liar bahkan sampai pembunuhan. Begitu pula kemrosotan moral ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar melainkan sudah merata ke dalam desa.

Seiring dengan kemajuan zaman terdapat suatu kontradiksi yang mencolok antara kemajuan sektor teknologi dan kemrosotan moral. Para generasi muda adalah sasaran empuk bagi kemrosotan moral karena pada masa ini remaja berada dalam masa pencarian jati diri dan makna hidup. Mereka berusaha menjalani hidup dengan cara mereka sendiri yang tidak sedikit pula dari mereka menjalani hidup dengan cara yang salah. Segala sesuatu yang mereka terima seperti budaya, tingkah laku, gaya hidup

5

5 terkadang tidak dilakukan filterisasi sehingga apa yang mereka terima baik itu benar atau salah tidak dipedulikan asalkan para remaja ini merasa nyaman dan asik dengan apa yang mereka terima dan mereka lakukan.

Perasaan takut dan khawatir seringkali menghinggapi para orang tua yang memiliki buah hati yang sudah mulai memasuki masa remaja dan mengalami pubertas. Belakangan ini penulis banyak mendengar keluhan dari orang tua, guru dan orang yang berkecimpung dalam bidang agama dan sosial, karena remaja yang dalam masa peralihan dan berumur belasan tahun ini sukar untuk dikendalikan.

Sebenarnya faktor utama terjadinya kemrosotan moral muncul dari daya keimanan yang lemah, kurangnya pengawasan kelurga serta lingkungan yang buruk. Dan yang terpenting dari faktor-faktor tersebut adalah kurang tertanamnya jiwa agama dalam hati dan tidak dilaksanakannya nilai-nilai dari ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun masyarakat. Remaja dibesarkan menjadi dewasa tanpa mengenal pendidikan agama, terutama pendidikan agama dalam lingkungan keluarga.

Majelis maulid dan ta’lim Riyadlul Jannah Malang merupakan salah satu majlis besar dan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai kalangan. Keberadaan majlis ini tidak hanya sebatas fenomena sosial, melainkan dalam aktifitasnya mengarah pada fungsi mengubah suatu keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik, dari kebodohan menjadi

6 terdidik dan pemberian bimbingan agama Islam dalam rangka membentuk perilaku yang Islami. Salah satu bentuk aktifitas adalah dengan membiasakan kepada remaja untuk selalu mengingat Allah melalui dzikir dan membaca sholawat , mengkaji kitab Syamail Rasul serta penjelasan tentang ajaran-ajaran Islam dalam Muidhoh Hasanah yang disampaikan oleh para Ulama’ dan Habaib. Hal ini dilakukan sebagai upaya memberikan sugesti bahwa dzikir dan sholawat merupakan cara untuk menghilangkan kegelisahan-kegelisahan dan menentramkan hati seseorang.

Dengan memperhatikan lingkungan di sekitar khususnya di Desa Pendem, Kecamatan junrejo, Kota Batu, masih banyak balap liar, geng remaja yang dikenal dengan Hard Core serta kegiatan kesenian bantengan yang di dalamnya ada aktifitas minum-minuman keras yang ditujukan untuk memudahkan para pelaku seni dalam berhubungan langsung dengan makhluk kasat mata. Ketika penulis memperhatikan fenomena itu semua maka penulis hadir ke rutian Safari Maulid di majlis ta’lim yang bertujuan untuk membentuk kepribadian remaja yang Islami, maka terfikirlah dalam benak pikiran penulis untuk memilih majelis ini sebagai tempat untuk penelitian.

Dzikrullah atau berdzikir kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya merupakan hal yang esensial bagi setiap muslim dalam rangka proses penyempurnaan iman dan pembentukan jati dirinya sebagai seorang

7 muslim.6 Sebagaimana dalam firman Allah SWT:

       

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (Q.S At Taubah 41)7

Sholawat juga merupakan salah satu cara untuk mengingat Allah. Selain itu sholawat merupakan bentuk pujian kepada Nabi Muhammad. Sholawat itu merupakan salah satu tanda cinta kepada Rasulullah, tanda terimaksih yang tak terhingga, karena beliau mengajarkan manusia untuk bertauhid kepada Allah SWT.

Dengan selalu mengingat Allah secara terus menerus akan menjadikan seseorang memiliki pengalaman keagamaan. Selain itu agar manusia memiliki kepribadian yang islami maka perlu diperlukan pengalaman keagamaan yang mendalam. Pengalaman keagamaan ini dapat dilakukan dengan melakukan aktivitas mengingat Tuhan secara intens dan istiqomah seperti berdzikir dan bersholawat.

Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk membahas hal tersebut dalam skripsi dengan judul “Perananan Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam Pembinaan Aklak Remaja Desa Pendem Kecamatan Junrejo”.

6

M.Arifin Ilham dan Debby Nasution,Hikmah Dzikir Berjamaah (Jakarta: Republika,2004), hal. 4

8 B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk kegiatan rutinan Safari Maulid 40 malam dan malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja?

2. Apa manfaat kegiatan rutinan Safari Maulid 40 malam dan malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah bagi pengikutnya terutama remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo? 3. Apa faktor pendukung dan penghambat Majelis Maulid Wat Ta’lim

Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeskripsikan kegiatan rutinan Safari Maulid dan Malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja.

2. Untuk mendeskripsikan manfaat kegiatan rutinan Safari Maulid dan Malam Ahad yang ada di Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah bagi pengikutnya terutama remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo.

9 3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah dalam pembinaan akhlak remaja di Desa Pendem Kecamatan Junrejo.

D. Manfaat Penelitian

1. Peneliti

Menambah pengalaman penelitian dan menambah wawasan tentang pentingnya pembinaan akhlak bagi remaja serta menambahkan rasa cinta terhadap majelis-majelis ta’lim dan maulid.

2. Lembaga Pendidikan

Menjadi sumbangan pemikiran untuk khazanah penelitian. Untuk memberikan pengetahuan bagi lembaga pendidikan terkait dengan pentingnya majlis-majlis ta’lim dan maulid untuk remaja sehingga lembaga pendidikan terlibat aktif dalam pengembangan kegiatan majlis ta’lim dan maulid.

3. Masyarakat

Sebagai tambahan pengetahuan dalam mendidik dan membina akhlak remaja dalam melangkah untuk menghadapi maraknya akhlak kurang baik di zaman sekarang.

10 E. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas permasalahan dan dalam hal ini penulis membatasinya yaitu pada bentuk kegiatan pembinaan yang diwujudakan dalam bentuk rutinan Safari Maulid dan rutinan malam Ahad yang dilakukan oleh Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah.

Untuk pembinaan akhlaknya terbatas pada pergaulan remaja dan perubahan akhlak remaja Desa Pendem Kecamatan Junrejo setelah ada kegiatan rutinan dari Majelis Maulid Wat Ta’lim Riyadlul Jannah yaitu dari tahun 2009 sampai tahun 2014.

F. Penelitian Terdahulu Peneliti Universitas dan Jurusan Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan Lailatus Saidah, 2007 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Pendidikan Agama Islam Peranan Pondok Pesantren Al Hidayah dalam Pembinaan Akhlak Pondok Pesantren Al Hidayah dalam pembinaan akhlak remaja di Desa Tarik berperan sebagai Persamaan dengan penelitian yang terdahulu adalah peranan lembaga Bentuk lembaga non formal yang mengadakan pembinaan akhlak remaja,

11 Remaja Di Desa Tarik Kabupaten Sidoarjo lembaga agama non formal, berperan sebagai fasilitator, dan sebagai wadah pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka pembinaan akhlah remaja di Desa Tarik, pondok pesantren Al Hidayah menggunakan beberapa metode yaitu metode ceramah dan tanya jawab, pendidikan yang bersifat non formal dalam pembinaan akhlak remaja. Pembinaan akhlak yang dilakukan dengan metode yang tidak ditentukan secara baku seperti dalam pendidikan formal melainkan disesuaikan metode atau kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan.

12 mengadakan kajian-kajian intensif setiap bulan, mengadakan pesantern kilat di bulan Ramadhan. dengan keadaan remaja yang ada. G. Definisi Istilah

Pengertian Majlis Maulid dan Ta’lim

Suatu tempat perkumpulan orang-orang yang menyebut nama Nabi Muhammad dan belajar tentang agama Islam atau tempat perkumpulan orang-orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad untuk mencari rahmat Allah dan syafa’at Nabi Muhammad yang di dalamnya diselipi dengan belajar tentang agama Islam.

Pengertian Pembinaan Akhlak

Suatu kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan dalam mewujudkan sifat seseorang yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan atau menimbulkan bermacam-macam kegiatan yang baik.

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Majlis Shalawat dan Ta’lim 1. Pengertian Majlis Shalawat

Dalam bahasa arab, majlis berasal dari kata اسلجم , اسولج ,سلجي , سلج yang berati “duduk”. Kata majlis ini merupakan isim makan yang mengandung arti “tempat duduk”.1

Sedangkan dalam Kamus Bahasa Indonesia pengertian majelis adalah pertemuan atau perkumpulan orang banyak atau bangunan tempat orang berkumpul.2

Shalawat dalam kamus bahasa arab adalah bentuk jama’ dari kata ةلاصل ج تاولص yang berarti doa sebagaimana terdapat dalam kamus Munjid.3 Jika bentuknya tunggal, shalat. Jika berbentu jama’ shalawat, yang berarti doa untuk mengingat Allah secara terus menerus, sebagaimana firman Allah dalam surat At Taubah 103:



































Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”4

Para mufassirin memaknai shalawat sebagai pujian kepada

1 Ahmad Warson Munawir, Kamus Al Munawir (Surabaya:Pustaka Progresif,1997) hlm.202

2

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:Pustaka,1999) cet. Ke-10, hlm.615

3 Luwis Ma’luf,Al Munjid (Bairut: Dar el-MasSyriq,1986),Cet.38 hlm.434

14

nabi-nabi. Shalawat yang ditujukan kepada Rasulullah saw sebagai bukti cinta dan hormat kepada beliau, bahkan Allah memerintahkan malaikat untuk mendoakan mereka yang bershalawat. Hal ini juga terdapat dalam firman Allah surat Al Ahzab 56:

Dokumen terkait