• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lampiran 3.5. Shalat Dzuha Berjamaah

PERAN GURU PEMBIMBING KHUSUS, AKHLÂQ KARÎMAH DAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Peran Guru Pembimbing Khusus

2. Bentuk Peran Guru Pembimbing Khusus

Syadoih mengatakan salah satu peran guru pembimbing khusus adalah sebagai pembimbing. Peran sebagai seorang pembimbing, guru pembimbing khusus perlu memiliki beberapa karakteristik diantaranya sabar, perhatian dan kasih sayang, ramah, toleransi terhadap anak, adil, dan memahami perasaan anak berkebutuhan khusus, menghargai anak.44

Bahri mengatakan banyak peranan yang diperlukan guru sebagai pendidik atau siapa saja yang menjadi guru termasuk guru pembimbing khusus. Peran-peran tersebut adalah:

43 Sari Rudiati, Peran dan Tugas Guru Pembimbing Khusus dalam Pendidikan Terpadu, dalam Jurnal Pendidikan Khusus, Vol 1 No. 1 Juni 2015, hlm. 21

44 Nana Syadoih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 49

a. Motivator

Guru hendaknya dapat mendorong anak didik supaya bersemangat dan aktif belajar. Guru dapat menganalisis motif yang melatar belakangi anak didik yang malas, terlihat murung atau menjadi pendiam. Setiap guru harus bertindak sebagai motivator karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada diantara anak didik yang malas melakukan kegiatan. Anak berkebutuhan khusus sangat perlu pemberian motivasi, karena selama ini anak berkebutuhan khusus merasa berbeda dengan yang lain, maka tugas guru pembimbing khusus adalah memberi semangat dan memotivasi agar anak berkebutuhan khusus tidak berkecil hati.

Manizar mengatakan peran guru sebagai motivator hendaknya: Pertama, bersikap terbuka. Kedua, membantu anak agar mampu memahami dan memanfaatkan potensi secara optimal. Ketiga, menciptakan hubungan serasi dan penuh semangat dalam belajar. Keempat, menanamkan kepada anak pengertian belajar untuk bekal masa depan yang baik. Kelima, pujian wajar terhadap keberhasilan siswa. Keenam, sikap aktif dari anak sangat diperlukan karena minat belajar harus dari dalam diri anak itu sendiri.45

45 Elly Manizar, “Peran Guru sebagai Motivator dalam Belajar”, dalam Jurnal Raden Fattah “Tadzrib”, Volume 1, No.2. Desember 2015, hlm. 179

b. Fasilitator

Guru pembimbing khusus hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memudahkan anak berkebutuhan khusus dalam segala aktifitas. Termasuk meciptakan suasa belajar yang nyaman, serta menciptakan lingkungan yang menyenangkan sehingga anak berkebutuhan khusus merasa nyaman dan semangat dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Sanjaya menyebutkan sebagai fasilitator guru berperan memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam proses kegiatan belajar. Sikap yang harus dimiliki guru sebagai fasilitator yaitu bersikap sabar, menghargai dan rendah hati, mau belajar, bersikap sederajat, bersikap akrab dan tidak berusaha menceramahi, berwibawa, dan bersikap terbuka.46

c. Mediator

Guru pembimbing khusus hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media nonmaterial maupun material. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan proses interaksi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Ketrampilan menggunakan semua media diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengembangan.

46 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 210

Sanjaya mengatakan guru sebagai mediator hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan, karena media pendidikan merupakan alat komunikasi guna mengefektifkan proses belajar mengajar.47

d. Pembimbing

Guru pembimbing khusus harus mampu berperan sebagai pembimbing karena guru pembimbing khusus harus mampu menjadikan anak berkebutuhan khusus berkembang kepribadiannya secara optimal. Tanpa bimbingan anak berkebutuhan khusus akan mengalami banyak kesulitan dalam menghadapi perkembangan selanjutnya.48

Samiasih mengatakan beberapa hal yang perlu guru pada saat belajar sesuai dengan fungsinya sebagai guru pembimbing diantaranya: mengarahkan anak lebih mandiri, sikap yang positif dan wajar terhadap anak, perlakuan hangat, ramah, rendah hati dan menyenangkan, pengembangan individu menjadi lebih dewasa, dan menyesuaikan diri terhadap keadaan yang khusus.49

47

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan, hlm. 210

48 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 41

49Samiasih, “Peran Guru Kelas dalam Menangani Kesulitan Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Layanan Bimbingan dan Konseling”, dalam Jurnal Ilmiah Mitra Ganesha, ISSN: 2356-3443 Vol No.1 Juli 2014, Surakarta: FKIP UTP Surakarta, hlm. 64

Syamsudin mengatakan dalam konteks Indonesia guru pembimbing khusus memiliki peran sebagai pengubah perilaku (behaviored changes) peserta didik dan perilaku baik perlu diawali oleh guru itu sendiri, guru atau pendidik perlu menunjukkan perilaku yang terpuji dan menjadi suri tauladan anak didiknya. Demikian pula bagi guru pembimbing khusus dalam memberikan bimbingan atau pendampingan anak berkebutuhan khusus, anak berkebutuhan khusus memerlukan peran sebagai behavioral changes.50

e. Pendamping

Peran guru pembimbing khusus hampir sama dengan peran guru pada umumnya yang membedakan hanya sasaran khusus guru pembimbing khusus adalah anak-anak berkebutuhan khusus. Beberapa peran guru pendamping menurut Skjorten dalam Syamsudin yaitu:

Pertama, mendampingi guru kelas dalam menyiapkan kegiatan yang berkaitan dengan materi belajar. Kedua, mendampingi anak berkebutuhan khusus dalam menyelesaikan tugasnya dengan pemberian instruksi yang singkat dan jelas. Ketiga memilih dan melibatkan teman sebaya untuk kegiatan sosialisasinya. Keempat, menyusun kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas maupun di

50 Abin Syamsudin, Psikologi Kependidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 58

luar kelas. Kelima mempersiapkan anak berkebutuhan khusus pada kondisi rutinitas yang berbuah positif. Keenam menekankan keberhasilan anak berkebutuhan khusus dan pemberian reward yang sesuai dan pemberian konsekuensi terhadap perilaku yang tidak sesuai. Ketujuh Meminimalisasi kegagalan anak berkebutuhan khusus. Kedelapan memberikan pengajaran yang menyenangkan kepada anak berkebutuhan khusus. Kesembilan, menjalankan individual program pembelajaran yang terindividualkan (PPI).

Guru Pembimbing Khusus sebagi center of education yang mempunyai tugas penting dalam pendampingan anak berkebutuhan khusus, mempunyai tugas dan peran dalam penyelenggaraan sekolah inklusi yang di jabarkan dalam Permendiknas No. 70 tahun 2009 yang meliputi:

Pertama menyusun instrument asesmen pendidikan bersama dengan guru kelas dan mata pelajaran. Kedua, membangun sistem koordinasi antara guru pihak, sekolah dan orang tua peserta didik. Ketiga melaksanakan pendampingan anak berkebutuhan khusus pada kegiatan pembelajaran bersama dengan guru kelas atau guru mata pelajaran, memberikan bantuan layanan khusus bagi anak berkebutuhan khusus bagi anak-anak berkelainan yang mengalami hambatan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas umum berupa remidi atau pengayaan. Keempat, memberikan bimbingan secara berkesinambungan

dan catatan khusus kepada anak-anak berkelainan selama mengikuti kegiatan pembelajaran, yang dapat dipahami jika terjadi pergantian guru. Kelima, memberikan bantuan berbagai pengalaman pada guru mata pelajaran agar mereka dapat memberikan pelayanan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus.51

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa guru pembimbing khusus bekerja sama dengan guru dan staff lain untuk membantu kegiatan belajar di sekolah inklusi, dengan adanya guru pembimbing khusus akan membantu perkembangan anak berkebutuhan khusus. Guru pembimbing khusus mempunyai peran yang sangat penting, karena tanpa guru pembimbing khusus tidak akan bisa maksimal dalam penangan anak berkebutuhan khusus.

B. Penanaman Nilai-nilai Akhlaqul Karimah