BAB IV PERJANJIAN PEMBORONGAN KERJA PENGADAAN
A. Bentuk Perjanjian Pemborongan Kerja Pengadaan
Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara Dengan PT. Tria Sumatera Medan
Bentuk perjanjian pemborongan kerja pengadaan konsumsi antara Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara dengan PT. Tria Sumatera Medan dilakukan secara tertulis yaitu hitam di atas putih dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Bentuk tertulis tersebut menjelaskan adanya kewajiban dan hak para pihak yaitu pihak pemilik pekerjaan (Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara) dan pihak penerima pekerjaan (PT. Tria Sumatera Medan) dalam hal melaksanakan ketentuan isi dari perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011.
Surat perjanjian tersebut dibuat dengan kepala surat dari Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sebagai pemilik pekerjaan dan di bawahnya dituliskan surat perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011.
Surat tersebut diberi nomor yaitu 027/253/Set.I/XI/2011. Selanjutnya dituliskan di bawahnya hari dan tanggal surat perjanjian dibuat dan para pihak yang membuatnya. Adapun isi awal dari perjanjian tersebut adalah:
Surat perjanjian ini berikut semua lampirannya (Selanjutnya disebut kontrak) dibuat dan ditandatangani di Medan pada hari ini Selasa tanggal dua puluh dua bulan Nopember tahun dua ribu sebelas antara Drs. H. Baharuddin Manik, selaku Kuasa Pengguna Anggaran Sekretariat yang bertindak dan atas nama Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara berkedudukan di Jalan Teuku Cik Ditiro No. 1-D Medan, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/789/KPTS/2011 tanggal 22 Juli 2011 (Selanjutnya disebut KPA) dan Fachmi Denny Lubis, SE, yang bertindak untuk dan atas nama PT. Tria Sumatera yang berkedudukan di Medan Jalan Cirebon No. 76-A, berdasarkan Surat Kuasa tanggal 2 Nopember 2011 yang dikeluarkan oleh Direktur Utama PT. Tria Sumatera (Selanjutnya disebut Penyedia).
Di bawahnya dibuat klausula “Mengingat Bahwa”:
(a) KPA telah menerima penyedia untuk menyediakan jasa lainnya
sebagaimana diterangkan dalam syarat-syarat umum kontrak yang terlampir dalam kontrak ini (Selanjutnya disebut pekerjaan pengadaan jasa lainnya).
(b)Penyedia sebagaimana dinyatakan kepada KPA, memiliki keahlian
profesional, personil, panitia, narasumber, operator, moderator, notulis dan peserta kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupatan/Kota sesuai dengan perysratan dan ketentuan dalam kontrak ini.
(c) KPA dan penyedia menyatakan memiliki kewenangan unuk menandatangani kontrak ini dan mengikat pihak yang diwakili.
(d)KPA dan penyedia mengakui dan menyatakan bahwa sehubungan dengan
penandatanganan kontrak ini masing-masing pihak:
1) Menandatangani kontrak ini setelah meneliti secara patut.
2) Telah membaca dan memahami secara penuh ketentuan kontrak ini.
3) Telah mendapatkan kesempatan yang memadai untuk memeriksa dan
mengkonfirmasikan semua ketentuan dalam kontrak ini beserta semua fakta dan kondisi yang terkait.
Pada dasarnya suatu perjanjian akan terjadi dengan telah sepakatnya para pihak pada hal, pokok mengenai perjanjian yang mereka perbuat dan sepakat mereka tersebut diteruskan dalam suatu penandatanganan akan perjanjian yang telah mereka sepakati.
Demikiain juga halnya dalam pelaksanaan perjanjian pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 ini bahwa terjadinya perjanjian pemborongan kerja di atas adalah dengan telah sepakatnya para pihak terhadap hal-hal yang pokok dalam pelaksanaan perjanjian tersebut, dan sepakat mereka tersebut ditandai dengan penandatanganan perjanjian.
Sebagaimana telah ditentukan sebelumnya di dalam pasal 1320 KUH Perdata bahwa untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4 (empat) syarat, yaitu:
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan 3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal.
Apabila keadaan dari pasal 1320 KUH Perdata tersebut di atas dihubungkan dengan pelaksanaan dari terjadinya perjanjian pengadaan barang ini maka setelah sepakatnya para pihak atas hal yang pokok dalam perjanjian tersebut, maka dapatlah dikatakan bahwa empat syarat di atas telah dipenuhi oleh para pihak tersebut.
Sepakat para pihak dalam hal pokok yang ditentukan dalam perjanjian pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 adalah dapat disebutkan sebagai berikut :
Pasal 1:
Jenis Perjanjian
Pengadaan konsumsi (makan/minum dan snack) untuk panitia, narasumber, operator, moderator, motulis dan peserta kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
Pasal 2 Sumber Dana
Sumber dana adalah APBD Tahun Anggaran 2011, DPA-SKPD Nomor 1.01.01.22.006.5.2. tanggal 23 Desember 2010 Program manajemen pelayanan pendidikan kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, kode rekening 5.2.2.11.04.
Pasal 3
Jenis dan Nilai Kontrak
Jenis kontrak yang digunakan adalah gabungan Lump sum dan satuan dengan nilai kontrak berdasarkan harga penawaran penyedia sebesar Rp. 116.610.000,- (seratus enam belas juta enam ratus sepuluh ribu rupiah) yang disusun dalam suatu daftar kuantitas dan harga, yaitu:
No. Uraian
Pekerjaan Kuantitas
Satuan Ukuran
Harga
Satuan Total Harga
Konsumsi 130 org 3 hr Rp. 299.000 Rp. 116.610.000
Rp. 116.610.000
Pasal 4
Peraturan Teknis Yang digunakan
1. Peraturan teknis dan ketentuan non teknis sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perjanjian ini.
a. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja.
b. Perpres RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
c. Dokumen pengadaan jasa lainnya konsumsi (makanan/minum dan
snack) untuk panitia, narasumber, operator, moderator, notulis dan peserta kegiatan rapat koordinasi dinas pendidikan provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis maupun lisan yang disampaikan kepada penyedia oleh KPA.
Pasal 5
Jangka Waktu Pelaksanaan dan Tempat
1. Jangka waktu ditetapkan 3 (tiga) hari kalender bertempat di Hotel Soechi
International Medan Jln. Cirebon No. 76-A Medan.
2. Pekerjaan dimulai terhitung mulai dari tanggal 22 s/d 25 Nopember 2011.
3. Jangka waktu tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh
Penyedia kecuali adanya keadaan kahar (Force Majeure). Pasal 6
Keterlambatan
Apabila penyedia tidak dapat melaksanakan pengadaan tersebut tepat waktu, sebagaimana yang tercantum pada Pasal 5 atau diduga akan terlambat dari jangka waktu yang telah ditetapkan, maka penyedia segera memberitahukan kepada KPA, dengan alasan-alasan secara tertulis paling lambat 1 x 24 jam sebelumnya agar KPA dapat mengambil langkah seperlunya karena pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang tidak dapat ditunda pengadaannya.
Pasal 7
Jaminan Pelaksanaan
1. Sebelum kontrak ini ditandatangani, penyedia wajib menyerahkan surat
jaminan pelaksanaan kepada KPA sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai kontrak yang jaminan pelaksanaannya dikeluarkan oleh bank umum (bukan bank perkreditan rakyat) atau perusahaan asuransi yang mempunyai
program asuransi kerugian (surety) sesuai peraturan Menteri Keuangan yang berlaku.
2. Jaminan pelaksanaan akan dikembalikan kepada penyedia setelah penyedia
selesai melaksanakan pekerjaan yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan dan serah terima pekerjaan kepada KPA.
Pasal 8
Cara dan Syarat Penyerahan Pekerjaan
1. Pekerjaan selesai 100% (seratus persen) apabila semua pengadaan tersebut
telah selesai dikerjakan sesuai paket yang telah ditetapkan, dan penyedia dapat mengajukan permohonan pemeriksaan kepada KPA yang hasilnya akan dituangkan ke dalam berita acara serah terima.
2. Setelah pekerjaan selesai, penyedia berhak mengajukan secara tertulis
kepada pemeriksa/panitia penerima hasil pekerjaan untuk membuat berita acara pemeriksaan penyelesaian pekerjaan, dan berdasarkan berita acara yang dibuat oleh wakil sah KPA, KPA mengesahkan berita acara penyerahan pekerjaan tersebut.
Pasal 9
Cara Pembayaran
1. Pelaksanaan pembayaran pekerjaan dilakukan sekaligus 100% (seratus
perseratus) ini dibebankan pada Pasal 2 (dua) dalam kontrak yang akan dibayarkan kepada penyedia.
2. Pengajuan permintaan pembayaran oleh penyedia, harus membuat
dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Pasal 10
Resiko
1. Apabila ternyata peserta tidak seluruhnya hadir sesuai dengan yang
diundang, maka KPA dapat mengadakansurat perjanjian tambahan (addendum) dengan penyedia sebagaimana dimaksud pada Pasal 17.
2. Apabila makanan dan snack tersebut terkomtaminasi dengan barang
berbahaya, maka segala persoalan dan tuntutan yang diakibatkannya menjadi beban dan tanggung jawab sepenuhnya bagi penyedia, dengan kata lain bahwa penyedia membebaskan KPA dari segala tuntutan yang berkenaan dengan hal tersebut baik di dalam maupun di luar pengadilan.
3. Bilamana selama penyedia melaksanakan pekerjaan pemborongan ini
menimbulkan kerugian pihak ketiga (orang yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan ini) maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh penyedia.
Pasal 11
Kenaikan Harga dan Force Majeure
1. Kerugian yang diakibatkan kenaikan harga adalah tanggungan penyedia.
2. Mengenai Force Majeure dipedomani ketentuan-ketentuan yang tercantum
pada syarat-syarat ketentuan di Indonesia (A.V. 25-8-1941) Nomor 9 Tambahan Lembaran Negara Nomor 14557.
Pasal 12
Sanksi dan Denda
1. Apabila penyedia tidak dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu
yang ditentukan dalam kontrak atau dalam waktu yang disetujui untuk diperpanjang, maka penyedia dikenakan denda sebesar 1/1000 (satu perseribu) per hari dan nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan dengan setinggi-tingginya 5% dari nilai kontrak.
2. Denda tersebut pada ayat 1 (satu) pasal ini tidak dikenakan jika
keterlambatan disebabkan oleh keadaan Kahar.
3. Bila terjadi keterlambatan pekerjaan/pembayaran karena semata-mata
kesalahan atau kelalaian KPA, maka KPA membayar kerugian yang ditanggung penyedia akibat keterlambatan dimaksud yang besarnya, yang besarnya ditetapkan dalam kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Secara sepihak KPA berhak membatalkan perjanjian apabila:
a. Penyedia meninggalkan pekerjaan seperti tersebut dalam Pasal 1.
b. KPA berkeyakinan bahwa penyedia dalam melaksanakan pekerjaannya
dianggap tidak mampu melaksanakan pekerjaan yang yang telah menjadi tanggung jawab penyedia.
Pasal 13
Peralihan Kepada Pihak Ketiga
Penyedia tidak dibenarkan menyerahkan pekerjaan sebagian atau seluruhnya kepada pihak ketiga, kecuali atas persetujuan KPA dan jika pelanggaran ini
terjadi maka pelaksanaan pekerjaan dapat dibatalkan. Pasal 14
Bea Meterai dan Pajak
1. Biaya meterai dibebankan kepada penyedia.
2. Segala pajak dan retribusi sehubungan dengan pekerjaan pengadaan ini
ditanggung sepenuhnya oleh penyedia.
3. Penyedia wajib mengurus dan menyelesaikan semua perizinan yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini dengan segala biaya yang dikeluarkan menjadi tanggungan penyedia.
Pasal 15
Ketentuan Hukum
1. Perselisihan di bidang teknis akan diselesaikan oleh pihak arbitrase yang
beranggotakan seorang dari KPA seorang dari penyedia dan seorang dari pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak sebagai ketua panitia.
2. Perselisihan di bidang administrasi akan diselesaikan oleh Pengadilan
Negeri Medan dan segala biaya ditanggung oleh pihak yang kalah.
3. Segala akibat perjanjian pemborongan ini kedua belah pihak memilih
tempat tinggal yang tetap (Domisili) pada kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan.
Pasal 16 Domisili
Segala akibat dari perjanjian ini, kedua belah pihak telah memilih kedudukan hukum (domisili) yang tetap dan sah di wilayah hukum Kantor Pengadilan
Negeri Medan. Pasal 17 Lain-Lain
Apabila ada perubahan-perubahan atau tambahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan (addendum) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.
Pasal 18 Penutup
1. Dengan ditandatangani surat perjanjian ini oleh KPA dan Penyedia maka
seluruh ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan seluruh ketentuan yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini, termasuk segala sanksinya mempunyai kekuatan yang mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak.
2. Surat perjanjian ini dibuatrangkap 5 (lima), 2 (dua) bermeterai Rp. 6.000
(enam ribu rupiah) yang semuanya mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing KPA dan penyedia serta pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini.
3. Surat perjanjian pemborongan pekerjaan ini ditanda tangani oleh kedua
belah pihak di Medan pada hari, tanggal, bula dan tahun tersebut di atas. Hal-hal yang di ataslah yang mendasari terjadinya suatu perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas
Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 ini. Ditambah dengan keadaan-keadaan yang harus dipenuhi dari ketentuan bunyi pasal 1320 KUH Perdata.
Terhadap ketentuan pasal 1320 KUH Perdata tersebut dapat dilakukan pembahasan.
Keempat syarat yang ditentukan pasal 1320 KUH Perdata tersebut apabila kita tarik kepada pelaksanaan perjanjian kerja pengadaan barang ini. Dalam hal kedua syarat yang pertama yang oleh ahli hukum dinamakan syarat subjektif, karena kedua syarat tersebut mengenai subjek perjanjian, yang apabila kita lihat dalam perjanjian kerja pengadaan barang maka kedua syarat tersebut adalah dilakukan oleh masing-masing pihak pimpinan yaitu pihak pimpinan yang memberikan pekerjaan dan satu pihak lagi adalah pihak pimpinan yang melakukan pekerjaan, merekalah yang membuat kesepakatan karena mereka dianggap layak untuk itu oleh masing-masing instansi baik itu pihak pemilik pekerjaan maupun pihak penerima pekerjaan yaitu kontraktor, atau karena pekerjaannya bertindak selaku kuasa perusahaannya.
Sedangkan kedua syarat terakhir yang ditentukan pasal 1320 KUH Perdata merupakan syarat objektif karena mengenai obyek dari perjanjian. Dalam perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 telah dapat dilihat jelas bahwa suatu hal tertentu yang antara lain adalah pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 sedangkan suatu sebab yang halal, bahwa pekerjaan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 tersebut karena kepentingannya tidaklah melanggar hukum.
Selalu dipertanyakan saat-saat terjadinya perjanjian antara pihak, Mengenai hal ini ada beberapa ajaran yaitu :
1. Teori kehendak (wilstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi pada
saat kehendak pihak penerima dinyatakan , misalnya dengan menuliskan surat.
2. Teori pengiriman (verzendtheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan terjadi
pada saat kehendak yang dinyatakan itu dikirim oleh pihak yang menerima tawaran.
3. Teori pengetahuan (vernemingstheorie) mengajarkan bahwa pihak yang
menawakan seharusnya sudah mengetahui bahwa tawarannya diterima.
4. Teori kepercayaan (vertrouwenstheorie) mengajarkan bahwa kesepakatan
itu terjadi pada saat pernyataan kehendak dianggap layak diterima oleh pihak yang menawarkan.
Dengan uraian kutipan di atas maka dapatlah dipahami bahwa terjadinya perjanjian untuk melaksanakan pekerjaan pengadaan konsumsi kegiatan rapat koordinasi Dinas Pendidikan Provinsi dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Tahun Ajaran 2011 ini adalah sebagaimana penulis uraikan di muka, yaitu telah disepakatinya hal-hal yang pokok dan diikuti dengan penandatanganannya hitam di atas putih.
Sebelum pelaksanaan terjadinya perjanjian pengadaan barang (pemborongan kerja) ini dalam prakteknya, maka pihak pemberi pekerjaan melakukan pelelangan pekerjaan tersebut kepada rekanan pemborongan perusahaan pembuat pengadaan barang ini. Berdasarkan hasil pelelangan inilah pemberian pekerjaan pengadaan barang dilakukan. Pengadaan pelelangan ini biasanya dilakukan oleh pihak pemberi pekerjaan yang berstatus baik secara langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh negara. Dalam hal pemberian pekerjaan pengadaan barang ini dilalui terlebih dahulu dengan pelelangan, bukan dengan sistem penunjukkan. Pelaksanaan pelelangan pekerjaan dilakukan dengan adanya pelaksanaan penawaran dari pihak kontraktor tentang spesifikasi biaya pekerjaan dan juga bahan-bahan yang dipergunakan.