• Tidak ada hasil yang ditemukan

BENTUK USAHA LAINNYA

Dalam dokumen Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Hukum (Halaman 33-37)

a. Landasan Hukum BUMN

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak terdaftar. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah maka perusahaan tersebut mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha adalah status suatu perusahaan yang terdaftar pada pemerintah. Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 memberikan dasar hukum bagi pemerintah untuk melibatkan diri dalam aktivitas ekonomi.

BUMN menjadi salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perkonomian nasional, di samping usaha swasta dan koperasi, serta ikut berperan menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Badan usaha di Indonesia dikelompokan menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) 3. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)

Setiap Badan Usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Misalnya, seluruh Badan Usaha yang tergolong dalam BUMN berbeda dengan yang tergolong dalam BUMS, karena BUMN dikelola oleh pihak negara sedangkan BUMS dikelola oleh pihak swasta dan masih banyak lagi.

b. Pengertian dan Tujuan BUMN

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan (UU No.19 Tahun 2003).

c. Maksud dan Tujuan Pendirian BUMN

Menurut UU No.19 Tahun 2003, maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah sebagai berikut :

1) Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

2) Mengejar keuntungan.

3) Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak.

4) Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sector swasta dan koperasi.

5) Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.

d. Jenis BUMN

Menurut UU No.23 Tahun 2003, BUMN terdiri dari 2 jenis, yaitu : 1) Perusahaan Perseroan (Persero)

Persero adalah BUMN yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang modalnya terbagi atas saham yang seluruh atau paling sedikit 51% sahamya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.

Persero merupakan salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah.

Ciri-ciri Persero adalah sebagai berikut:

1. Tujuan utamanya mencari laba (Komersial) dan memberi pelayanan kepada umum.

2. Modal pendirian Persero berasal dari sebagian atau seluruh kekayaan negara yang dipisahkan berupa saham-saham.

3. Orang yang membeli saham disebut pemegang saham. 4. Tujuan membeli saham adalah :

a. menjadi bagian pemilik suatu perusahaan. b. untuk mendapatkan deviden atau keuntungan.

c. untuk spekulasi agar mendapat kapital selisih harga beli dengan harga jual. 5. Persero dipimpin oleh Direksi.

6. Pegawai Persero berstatus sebagai pegawai swasta. 7. Badan usahanya ditulis PT. <> (PERSERO).

Contoh : PT. Garuda Indonesia Airways (PERSERO) 8. Tidak memperoleh fasilitas negara.

Contoh-contoh perusahaan yang mempunyai badan usaha Persero di Indonesia antara lain :

PT. Garuda Indonesia Airways (PERSERO), PT. Angkasa Pura (PERSERO), PT. Pertamina (PERSERO), PT. Aneka Tambang (PERSERO), PT. PELNI (PERSERO), PT. Perusahaan Listrik Negara (PERSERO), PT. Pos Indonesia (PERSERO), PT. Kereta Api Indonesia (PERSERO) dan PT. Telkom (PERSERO).

II. WAKAF

Wakaf adalah suatu lembaga hukum Islam di Indonesia yang keberadaannya telah diterima oleh masyarakat hukum adat (gerecipoeed). Mewakafkan adalah suatu perbuatan hukum, yaitu tanah atau barang dikeluarkan dari peredaran perniagaan dengan ketentuan bahwa pemakaian atau hasil dari tanah atau benda tersebut akan digunakan untuk orang-orang tertentu atau untuk suatu tujuan tertentu asalkan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Haditsth.

Terdapat dua jenis Wakaf, yaitu :

1. Wakaf Chairy adalah Wakaf di jalan Allah SWT.

2. Wakaf Ahly adalah Wakaf kepada keluarga atau orang-orang tertentu.

Dalam buku-buku fikih memang tidak dapat ditemukan suatu dasar yang menunjukkan bahwa Wakaf adalah suatu badan hukum. Tetapi sebenarnya, Wakaf sama halnya dengan bentuk usaha Yayasan karena pada Wakaf terdapat unsur-unsur yang merupakan ciri-ciri suatu badan hukum, antara lain :

1) Adanya harta kekayaan sendiri. Dengan perbuatan mewakafkan, benda dikeluarkan dari peredaran dan tidak boleh dimiliki oleh manusia (natuuelijk persoon). Hanya kegunaannya saja yang dinikmati terus menerus oleh hukum. 2) Mempunyai tujuan sendiri, baik tujuan ibadah keagamaan atau bersifat amal kebaikan.

3) Mempunyai organisasi. Penyelenggaraan Wakaf diurus oleh Mutawalli yang berkuasa untuk melakukan segala tindakan-tindakan hukum untuk dapat mencapai tujuan wakaf tersebut. Jika pada suatu Wakaf tidak ada Mutawalli, maka pengawasannya dilakukan oleh Kadhi yaitu penghulu atau pegawai Jawatan Agama.

III. USAHA DAGANG (U.D.) atau PERUSAHAAN DAGANG (P.D.)

Di dalam hukum perusahaan yang merupakan bagian dari hukum dagang, maka Usaha Dagang (U.D.) atau Perusahaan Dagang (P.D.) memang tidak disyaratkan harus menjadi suatu Badan Hukum, namun demikian bentuk perusahaan ini telah banyak diterima oleh dunia perdagangan di Indonesia.

Bentuk U.D. atau P.D. didirikan atas dasar kehendak sendiri dari seorang pengusaha yang mempunyai cukup modal usaha dan sudah merasa ahli atau berpengalaman di bidang perdagangan.

Sebagai seorang pengusaha U.D. atau P.D., tidak bisa mengharapkan keahlian dari orang lain, sebab posisi sebagai pengusaha atau manajernya adalah dia sendiri. Kalau modalnya kecil maka dia akan bekerja sendirian. Tetapi jika modalnya cukup besar dan kegiatan usahanya makin besar maka dia akan menggunakan beberapa orang buruh sebagai pembantunya. Keahlian, teknologi dan manajemen dilakukan oleh pengusaha itu sendiri diri, begitu pula dengan keuntungan dan kerugian U.D. atau P.D. menjadi bebannya sendiri.

P.D. sebagai suatu lembaga di bidang perniagaan sudah lazim diterima dalam masyarakat Indonesia. Karena peraturannya belum ada, maka prosedur mendirikan perusahaan itu secara resmi belum ada. Walau demikian, dalam praktek prosedur ini bisa diselidiki sebagaimana kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat perdagangan di Indonesia. Umumnya bila orang ingin mendirikan P.D., maka orang tersebut akan :

1) Mengajukan permohonan untuk meminta izin usaha kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Perindustrian dan Perdagangan setempat.

2) Mengajukan permohonan untuk meminta izin tempat usaha kepada Pemerintah Daerah setempat.

Berdasarkan kedua surat izin tersebut seseorang sudah bisa mulai melakukan usaha perdagangan yang dikehendaki. Kedua surat izin itu juga sudah merupakan tanda bukti sah menurut hukum bagi UD/PD yang akan melakukan usahanya, karena kedua instansi tersebut menurut hukum berwenang mengeluarkan surat izin dimaksud.

Diposkan oleh Herman-Notaris dan PPAT di 12:15 0 komentar

Label: BADAN HUKUM DAN KEDUDUKAN BADAN HUKUM http://www.blogger.com/img/blank.gif

Dalam dokumen Badan Hukum Dan Kedudukan Badan Hukum (Halaman 33-37)

Dokumen terkait