• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berat Kering (g)

Dalam dokumen LAPORAN HASIL PENELITIAN HB 2009 1 (Halaman 84-90)

Penelitian 4. Studi Pertumbuhan dan Adaptasi Beberapa Jenis Mangrove di Muara Sungai Mus

6. Berat Kering (g)

Hasil pengamatan rata-rata dan hasil analisis keragaman terhadap diameter batang dapat dilihat pada lampiran 7. Berdasarkan hasil dari analisis keragaman, umur bibit, jenis mangrove, dan interaksinya memberikan pengaruh nyata terhadap berat kerig tanaman.

Uji Beda Nyata Terkecil (Tabel 7), menunjukkan bahwa peubah diameter batang memiliki nilai tertinggi pada perlakuan S2U4 (32,15 g). Perlakuan S2U4 tidak

berbeda nyata dengan S2U3 tetapi berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Perlakuan

S1U1 memiliki nilai terendah sebesar 5,53 g.

Tabel 7. Berat kering mangrove dari berbagai umur dan jenis (g). Jenis s(S) Umur bibit rerata S U1 (0 bulan) U2 (2 bulan) U3 (3 bulan) U4 (4 bulan)

S1 (R. apiculata) 5,53a 7,11a 18,45bc 19,76c 12,71a

S2 (R. apiculata) 16,87b 19,1bc 23,71d 32,15d 22,95b

Rerata U 11,20A 13,11B 21,08C 25,92D

BNT0,05 SU = 2,61 BNT0,05 U = 1,31 BNT0,05 S = 1,85

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama berarti tidak berbeda nyata. Huruf besar dibandingkan secara horizontal.

25 28 31 34 37 U1 (0bulan) U2 (2 bulan) U3 (3bulan) U4 (4bulan)

15

Rhizophora apiculata (Gambar 12), menunjukkan U4 memiliki berat kering

tertinggi terhadap kelompok 1 dan 2, sedangkan berat kering terendah adalah U1.

Pengaruh umur bibit terhadap berat kering Rhizophora mucronata (Gambar 13),

menunjukkan bahwa berat kering tertinggi adalah U4 terhadap semua kelompok dan

berat kering terendah adalah U1 kecuali pada kelomok tiga.

Gambar 12. Pengaruh umur bibit terhadap berat kering Rhizophora apiculata.

Gambar 13. Pengaruh umur bibit terhadap berat kering Rhizophora mucronata. 0 5 10 15 20 25 B er at k er in g (g ) U1 (0 bulan) U2 (2 bulan) U3 (3 bulan) U4 (4 bulan) 10 15 20 25 30 35 B e ra t k e ri n g ( g ) U1 (0 bulan) U2 (2 bulan) U3 (3 bulan) U4 (4bulan)

16 V. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN Penelitian 1:

Pembibitan Mangrove secara Ex Situ dengan Air Tawar

Bibit B. gymnorrhiza, R. apiculata dan R. mucronata yang siap tanam pada umur 4 bulan dengan kriteria jumlah daun maksimum masing-masing 5, 4 dan 3 pasang, sedangkan tinggi tunas masing-masing maksimum 27,5 cm; 31 cm; dan 32,5 cm. Bulan pertama masa pembibitan jumlah buah yang berkecambah untuk B. gymnorrhiza, R. apiculata dan R. mucronata masing-masing 94 %, 96 % dan 64 %.

Penelitian 2:

Studi Pertumbuhan dan Adaptasi Beberapa Jenis Mangrove di Muara Sungai Musi

Dua jenis mangrove tidak memberikan pengaruh yang berarti pada fase pertumbuhannya di Muara Sungai Musi. Umur bibit sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bibit dan bibit berumur empat bulan memberikan pertumbuhan yang terbaik.

Penelitian 3:

Pengaruh Pengepakan dan Media Tanam terhadap Pertumbuhan Propagul Rhizophora apiculata dan Bruguiera gymnorrhiza

Perlakuan pengepakan menggunakan plastik memberikan pengaruh yang terbaik pada peubah persentase tunas tanaman R. apiculata. Perlakuan media menggunakan lumpur pada tanaman B. gymnorrhiza juga memberikan pengaruh terbaik terhadap peubah tinggi tunas, kandungan khlorofil, dan nisbah pucuk.

Penelitian 4:

Effect of some environmental factors on the growth and photosynthesis of 3 species of mangrove seedlings

As the whole, 50% and 60% shading treatment give positive ompacts to the growth of both species. However, it is not clear that which percentage is more available; Judging from the result of chlorophyll content, the length of shading period, for 5 months in this research, has to be considered. Rhizophora mucronata is more suitable to be planted in the higher temperature and light intensity area; B.gymnorrhiza show higher maximum value than saturation point of C3 plant on CO2 concentration.

SARAN

Agar upaya penyelamatan DAS Musi dari bahaya erosi terlaksana dan berkelanjutan, maka sangat diperlukan partisipasi dari berbagai kalangan atau instansi yang terkait. Sehingga dengan demikian kegiatan tersebut dapat berkelanjutan dan masyarakat setempat yang menjadi subyek.

17 DAFTAR PUSTAKA

Bengen, D.G. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan dan Sistem Pengelolaan Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor.

___________. 2004. Menuju Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam Setyawan, W.B. (Edit.). Interaksi Daratan dan lautan: Pengaruhnya terhadap Sumber Daya dan Lingkungan. LIPI Press, Jakarta.

Dahuri, R., J. Rias, S.P. Ginting, dan M.J. Sitepu, 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.

Giesen, W. & S. Wulffraat. 1998. Indonesian Mangrove Part I: Plant Diversity and Vegetation. Tropical Biodiversity 5(2): 99 – 111.

Gunawan, W., W.C. Adinugroho, dan Noocahyati. 2005. Model Pelestarian Ekosistem Mangrove di Kawasan Taman Nasional Kutai oleh Masyarakat Dusun Teluk

Lombok. Diakses dari

http://www.unila.ac.id/~fp-htm/mambo/jhutrop/jh21wawan.html tanggal 15 Mei 2007.

Hutchings, P. And P. Saenger. 1987. Ecology of Mangroves. University of Queensland Press, St. Lucia, Queensland, Australia.

Kairo, J.G., F. Dahdouh-Guebas, J. Bosire and N. Koedam. 2001. Restoration and Management of Mangroves Systems – a Lesson for and from the East African Region. South African Journal of Botany 68: 383 – 389.

Kanagaratnam, U., A.M. Schwarz, D. Adhuri and M.M. Dey. 2006. Mangrove Rehabilitation in the West Coast of Aceh – Issues and Perspectives. NAGA, WorldFish Center Quarterly (29)3&4: 10 – 18.

Komite Nasional Pengelolaan Lahan Basah. 2004. Strategi Nasional dan Rencana Aksi Pengelolaan Lahan Basah Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta. MCRMP. 2005a. Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Depeatemen Kelautan dan

Perikanan. Diakses dari: file://E:¥MCRMP Pengelolaan Ekosistem mangrove.htm tanggal 18 Oktober 2006.

_______. 2005b. Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Departemen Kelautan dan Perikanan. Diakses dari: file://E:¥MCRMP Mangrove.htm tanggal 18 Oktober 2006.

Melana, D.M., J. Atchne III, C.E. Yao, R. Edwards, E.E. Melana and H.I. Gonzales. 2000. Mangrove Management Handbook. Departement of Environment and Natural Resources, Manila, Philippines Through the Coastal Resources Management Project, Cebu City, Philippines.

Mulia, F. dan I. Sumardjani. 2001a. Hutan Tanaman Mangrove: Prospek Masa Depan

Kehutanan Indonesia. Diakses dari

http://www.rimbawan.com/mangrove/mangr_propek.pdf. tanggal 15 Mei 2007. _______________________. 2001b. Pengusahaan Hutan Tanaman Mangrove Diakses

dari http://www.rimbawan.com/mangrove/mangr_usaha_lf-pdf. tanggal 15 Mei 2007.

Munandar and N. Akihiro. 2007. Development a CDM Model and Replanting Technology of Mangrove Forest Rehabilitation Programme in Tsunami Devastated Area. Progress Report of Bilateral Exchange Grogram JSPS-DGHE Joint Research Project FY 2006-2008. (Unpublish).

18

Rehabilitasi Hutan Mangrove-Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Sumber Dana DAK-DR. Lampiran Nomor P.04/Menhut-V/2004.

Perum Perhutani. 1995. Pengelolaan Hutan Mangrove dengan Pendekatan Sosial Ekonomi pada Masyarakat Desa di Pesisir Pulau Jawa dalam Proseding Seminar V Ekosistem Mangrove. S. Spemodihardjo (Red.) Jember, 3 – 6 Agustus 1994:75–42.

Primayunta. 2006. Green Coast Project: Menghijaukan Pesisir, Mengembalikan Harapan Pasca Tsuami. Diakses dari WWW.Indonesia tanggal 11 September 2006.

Ross, M.S., P.L. Ruiz, G.J. Telesnicki, and J.F. Meeder. 2001. Estimating Above-ground Biomass and Production of Mangrove Communities of Biscayne National Park Florida (USA). Wetlands Ecology and Management 9: 27-37.

Sarno. 2007. Pengelolaan Mangrove: Kondisi dan Pembangunan Kawasan Pesisir yang Berkelanjutan Berbasis Masyarakat. Kongres Ilmu Pengetahuan Wilayah Indonesia Bagian Barat. Palembang, 3 – 5 Juni 2007. (Unpublish).

Soegiarto, Aprilani. 2000. Research and Concervation of Mangrove Ecosystem in Indonesia. International Workshop Asia-Pasific Cooperation on Research for Concervation of Mangroves, 26 – 30 March 2000. Okinawa, Japan.

Sudariyono.. 2005. Panduan Budidaya Hutan Mangrove. Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI. Pusat Penelitian Lingkungan, Lembaga Penelitian Univesitas Lampung, Jakarta.

Sudarmadji. 2001. Rehabilitasi Hutan Mangrove dengan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. Jurnal ILMU DASAR (2)2: 68 – 71.

Supriyadi, I.H. dan S. Wouthuyzen. 2005. Penilaian Ekonomi Sumberdaya Mangrove di Teluk Kotania, Seram Barat Provinsi Maluku. Oseanologi dan Limnologi di Indonesia (38): 1-21.

Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge Tropical Biology Series, Cambridge University Press, Cambridge, New York, USA.

19

20 Lampiran 1:

Dalam dokumen LAPORAN HASIL PENELITIAN HB 2009 1 (Halaman 84-90)

Dokumen terkait