• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkas yang diperlukan dalam proses administrasi permohonan Kredit Guna Bhakti (KGB)

Berkas yang diperlukan dalam proses administrasi Kredit Guna Bhakti (KGB) diantaranya yaitu:

a. Formulir permohonan BJB Kredit Guna Bhakti

Pada formulir permohonan kredit ini merupakan tahap yang paling utama pada calon debitur untuk melakukan proses permohonan pembukaan Kredit Guna Bhakti tersebut. Pada formulir ini calon debitur diminta untuk mengisi semua kolom yang terdapat pada formulir dengan sebenar-benarnya, data yang terdapat pada formulir tersebut merupakan data untuk menjelaskan tentang pribadi calon debitur, selain itu surat ini juga sebagai arsip dan bukti tertulis bahwa kedua belah pihak telah melakukan transaksi meminjam dan dipinjamkan secara resmi sehingga kedepannya bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan surat ini akan menjadi acuan yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.

Dalam lembaran formulir permohonan tesebut dibagi menjadi 2 (dua) bagian diantaranya yaitu:

commit to user

64 1) Data pribadi pemohon

Dalam formulir ini merupakan penjelasan terhadap data diri calon debitur yang bertujuan untuk menjelaskan tentang diri calon debitur.

2) Data pekerjaan pemohon

Pada produk Kredit Guna Bhakti ini berhubungan dengan instansi pekerjaan calon debitur, maka pada data pekerjaan ini merupakan hal yang sangat penting sebagai bukti data bahwa calon debitur benar-benar berprofesi seperti ketentuan yang sudah diberikan. Pada data pekerjaan pemohon terdiri dari sebagai berikut:

a) Pekerjaan

Pada keterangan pekerjaan terdapat beberapa pilihan, yaitu PNS, CPNS, Pegawai BUMN/ BUMD, Pegawai Swasta, Anggota DPR/ DPRD dan Kepala Daerah. Berdasarkan pilihan tersebut maka akan diketahui apa jenis pekerjaan calon debitur tersebut.

b) NIP (Nomer Induk Pegawai)

Nomer induk pegawai ini sebagai bukti bahwa calon debitur tersebut tercantum sebagai pegawai pada instansi yang terkait.

commit to user

65 c) Nama Instansi/ Dinas/ Perusahaan

Selain jenis pekerjaan calon debitur, dengan adanya keterangan Nama Instansi/ Dinas/ Perusahaan maka dapat diketaui dimana calon debitur tersebut bekerja. Selain itu hal ini juga dapat sebagai langkah cepat apabila pihak bank membutuhkan informasi calon debitur terkait dengan pribadi calon debitur pada saat bekerja.

d) Lama bekerja

Pada keterangan lama bekerja ini memiliki fungsi untuk mengetahui seberapa besar kemampuan calon debitur untuk mengembalikan besar kredit yang diajukan, karena dengan mengetahui lama bekerja dapat diperkiranakn besar pendapatan yang diterima oleh calon debitur.

e) Alamat kantor

Alamat kantor bertujuan untuk memperjelas dari instansi calon debitur. Apabila pihak bank bertujuan untuk kepentingan mengenai perjanjian kepada pihak atasan calon debitur maka dengan cepat pihak bank mengetahui alamat pekerjaan calon debitur dari formulir permohonan tersebut. f) Nama atasan

Penjelasan nama atasan ini bertujuan sebagai penanggung jawab pada permohonan kredit. Hal ini dikarenakan dalam Kredit Guna Bhakti ini berhubungan

commit to user

66 dengan instansi tempat bekerja calon debitur maka apabila terjadi sesuatu hal yang berhubungan dengan instansi maka yang bertanggung jawab adalah atasan instansi tersebut. g) Jabatan

Jabatan tersebut merupakan salah satu untuk mengetahui secara detail jenis pekerjaan calon debitur, selain itu juga bisa sebagai alat untuk memperkirakan kemampuan calon debitur dalam melunasi kredit yang akan diterimanya. b. Surat kuasa memotong gaji/ mendebet rekening.

Surat kuasa ini merupakan perjanjian antara calon debitur dan pihak bank untuk menyatakan kesanggupan dari pihak calon debitur bahwa pihak bank akan secara otomatis untuk memotong sebagian gaji dari calon debitur guna untuk melakukan pembayaran Kredit Guna Bhakti (KGB).

Surat kuasa memotong gaji ini tidak dapat dicabut kembali dan tidak akan berakhir karena sebab-sebab yang telah ditentukan dalam pasal 1831 KUH Perdata, melainkan hanya akan berakhir apabila jumlah hutang pokok berikut bunga dan denda tunggakan atas kredit yang telah diterima oleh calon debitur dinyatakan lunas oleh pihak PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk.

Dalam surat ini harus diketahui oleh calon debitur sendiri dan tidak bisa diwakilkan. Selain itu dalam surat tersebut harus disertai tanda tangan yang berkuasa, yaitu pimpinan dari pihak bank yang

commit to user

67 bersangkutan, yang memberi kuasa yaitu calon debitur sendiri dan juga dari pihak instansi yang terdiri dari pimpinan isntansi dan juga bendahara instansi.

c. Surat pernyataan dan rekomendasi.

Surat ini merupakan surat pernyataan dari pihak calon debitur yang menyatakan bahwa calon debitur tersebut benar-benar sedang mengajukan Kredit Guna Bhakti (KGB) pada PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk Cabang Surakarta.

Dalam surat pernyataan tersebut juga diterangkan beberapa perjanjian yang harus disanggupi selama calon debitur melakukan kredit tersebut. Diantaranya yaitu :

1) Melunasi seluruh pinjaman yang diterima oleh debitur dengan cara mengangsur/ dipotong/ gaji/ upah setiap bulan sesuai ketentuan, sampai dengan pinjaman lunas.

2) Mengutamakan pemotongan gaji/ upah untuk pembayaran angsuran Kredit Guna Bhakti ke Bank BJB sebelum melakukan pinjamannya.

3) Bersedia memberikan informasi kepada Bank BJB apabila debitur mempunyai pinjaman lain yang bersumber pembayaran untuk angsuran Kredit Guna Bhakti, baik sebelum maupun sesudah pengajuan Kredit Guna Bhakti.

4) Bersedia memberikan persetujuan kepada Bank BJB untuk menggunakan hak-hak pekerja debitur tidak terbatas pada uang

commit to user

68 gaji/ upah, termasuk uang pesangon, uang jasa, uang ganti kerugian maupun penerimaan lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu guna pembayaran angsuran Kredit Guna Bhakti atas nama debitur sampai hutang tersebut lunas.

d. Foto debitur.

Penyertaan foto debitur ini bertujuan untuk lebih memperjelas data diri debitur. Selain dengan keterangan tentang pribadi calon debitur tersebut maka dengan adanya foto dapat digunakan untuk identifikasi diri dan sebagai tanda pengenal yang pasti oleh calon debitur.

e. KTP, NPWP, dan KK 1) KTP

Kartu Tanda Penduduk yang menjelaskan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang diterbitkan oleh instansi pelaksana yang berlaku di seluruh wilayah NKRI.

2) NPWP

NPWP merupakan nomor yang diberikan kepada wajib pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakan.

Fungsi pada NPWP sendiri yaitu sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak dan untuk menjaga ketertiban dalam pengawasan administrasi perpajakan.

commit to user

69 3) KK (Kartu Keluarga)

KK merupakan kartu identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan, dan hubungan dalam keluarga serta identitas/ jumlah anggota keluarga. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diketahui berapa beban tanggungan calon debitur tersebut dan dapat diperkirakan sisa gaji calon debitur tersebut setelah dikurangi beban tanggungan keluarganya.

f. Data keluarga

Data keluarga ini wajib diberikan kepada pihak bank karena data keluarga ini bertujuan untuk memberikan kemudahan pihak bank untuk menghubungi calon debitur apabila calon debitur tidak dapat dihubungi oleh pihak bank. Pada data keluarga ini cukup memberikan pada satu nama yaitu yang masih menjadi keluarga kandung calon debitur diantaranya ayah atau ibunya.

g. Daftar pembayaran gaji induk PNS

Gaji induk disusun dalam suatu daftar yang berisi seluruh pegawai yang ada pada satuan kerja bersangkutan dengan mencantumkan nama, NIP, pangkat/golongan, status pegawai, tanggal lahir, jumlah tanggungan, serta perhitungan penghasilan gaji bulan berkenaan secara lengkap pada lajur-lajur daftar gaji beserta potongan-potongannya. Dengan digunakan daftar gaji induk tersebut

commit to user

70 maka dapat diketahui berapa besar gaji yang diperoleh calon debitur beserta semua tanggungan dan potongannya, sehingga dapat diketahui gaji bersih yang diperoleh.

h. SK CPNS, TASPEN, Surat kenaikan pangkat dan Kartu Kepegawaian

Kredit Guna Bhakti merupakan kredit yang ditujukan pada masyarakat yang berpenghasilan tetap, salah satunya PNS. Pada kredit ini menggunakan jaminan berupa SK CPNS, SK kenaikan pangkat, SK Terakhir, Kartu Kepegawaian dan Taspen. Oleh karena itu dalam Kredit Guna Bhakti ini calon debitur diharuskan untuk menyerahkan surat-surat asli dari jaminan tersebut.

i. SID (Sistem Informasi Debitur)

Sistem Informasi Debitur merupakan sebuah data yang sangat rahasia pada dunia perbankan. System ini hanya dimiliki pada Bank Indonesia, karena setiap masyarakat yang melakukan kredit pada bank akan secara otomatis masuk dalam Sistem Informasi Debitur. Oleh karena itu dalam SID ini dapat diketahui informasi debitur apakah pernah mengalami kasus kredit macet dan memiliki tanggungan kredit pada bank lain.

j. Tanda bukti kunjungan

Tanda bukti kunjungan merupakan sebagai bukti bahwa petugas administrasi Kredit Guna Bhakti telah melakukan tugas sesuai

commit to user

71 dengan peraturan atau SOP yang ada pada Bank BJB untuk menindak lanjuti permohonan kredit dari pihak debitur.

k. Analisa dan keputusan kredit

Analisa dan keputusan kredit merupakan langkah setelah semua dokumen dan syarat pengajuan kredit yang dibutuhkan telah lengkap. Dalam surat analisa dan keputusan terdapat beberapa keterangan, diantaranya yaitu:

1) Data pokok pemohon

Data ini merupakan keterangan dari pihak debitur yang meliputi dari nama, tempat dan tanggal lahir, sisa masa kerja/ jabatan, pekerjaan, tempat dinas, golongan dari pekerjaan, NIK, NPWP, alamat, penjamin (suami/ istri) dan nama gadis ibu kandung.

2) Permohonan kredit

Dalam permohonan kredit ini akan diberi rincian besar plafond yang diajukan oleh calon debitur yang kemudian diberi rincian juga sisa gaji yang telah dikurangi dengan besar tanggungan angsuran calon debitur.

3) Perhitungan kredit/ rate yang digunakan

Dalam perhitungan ini akan dicantumkan besar suku bunga dan jangka waktu kredit yang diterima oleh calon debitur.

commit to user

72 4) Rekomendasi pemberian kredit

Berdasarkan keterangan besar plafond dan besar gaji maka akan diberikan rincian dari mulai jenis kredit, jenis pengikatan, besar plafond, suku bunga, jangka waktu, angsuran tiap bulan, persentase angsuran, rincian biaya-biaya, nilai pertanggungan asuransi, dan rencana realisasinya.

l. Permohonan exception

Permohonan exception merupakan surat permohonan kepada Pemimpin Devisi Kredit Konsumer untuk menyetujui pengajuan kredit, yang sebelumnya telah dilakukan evaluasi terhadap kemampuan pembayaran kredit yang sesuai dengan besar gaji yang diterima oleh calon debitur.

m. Surat Persetujuan Khusus

Surat persetujuan khusus merupakan surat penindaklanjutan pada surat permohonan exception pada calon debitur. Surat ini merupakan surat pertimbangan pengajuan Kredit Guna Bhakti berdasarkan penilaian dan evaluasi yang telah dilakukan, pertimbangan tersebut juga disertai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan yang diketahui oleh devisi kredit konsumer.

n. Surat pemberitahuan persetujuan pemberian kredit

Surat ini diberikan kepada calon debitur yang telah melakukan pengajuan permohonan kredit yang kemudian sudah dikakukan

commit to user

73 penilaian dan penelitian oleh petugas kredit. Berdasarkan penilaian dan penelitian tersebut apabila calon debitur dinyatakan mampu dan masuk dalam kriteria yang sudah ditentukan maka bank akan memberikan surat ini yang menyatakan bahwa pengajuan kredit tersebut disetujui oleh pimpinan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk Cabang Surakarta.

o. Surat pernyataan penyerahan agunan

Surat pernyataan ini merupakan surat kesanggupan dari calon debitur untuk menyerahkan agunan yang sesuai dengan perjanjian yaitu SK asli pengangkatan calon pegawai, SK asli pengangkatan pegawai tetap, SK asli terakhir, dan TASPEN sebagai jaminan dalam permohonan Kredit Guna Bhakti.

p. Surat pernyataan yang berhutang

Surat pernyataan berhutang yang ditanda tangani oleh calon debitur sendiri merupakan surat yang berisi tentang kewajiban-kewajiban yang harus disanggupi oleh calon debitur. Oleh karena itu dengan adanya surat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa kedua pihak antara debitur dan pihak bank sudah saling menyetujui dan menyanggupi persyaratan yang telah dituliskan dan tidak ada faktor pemaksaan diantara salah satu pihak.

q. Jadwal angsuran

Jadwal angsuran ini dibuat setelah permohonan kredit disetujui dan sudah ditetapkan besar plafond beserta bunganya. Jadwal

commit to user

74 angsuran ini akan menjelaskan besar tanggungan angsuran yang harus dibayar oleh calon debitur untuk melunasi kreditnya. Jadwal ini dirinci mulai dari angsuran pertama hingga angsuran terakhir.

r. Formulir permohonan penutupan asuransi

Formulir permohonan penutupan asuransi ini bertujuan untuk permohonan kepada lembaga asuransi apabila terjadi kredit macet atau calon debitur meninggal maka kredit tersebut akan ditutup oleh lembaga asuransi yang telah melakukan kerja sama dengan bank. s. Ikhtisar pertanggungan asuransi kredit

Ikhtisar pertanggungan asuransi merupakan penjelasan mengenai besar angsuransi yang perlu disepakati beserta peraturan atau ketentuan-ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

t. Lampiran polis asuransi

Setiap pengajuan kredit pada sebuah perbankan akan selalu mendapatkan asuransi dari lembaga yang sudah ditentukan oleh bank itu sendiri. Dengan adanya asuransi ini maka akan membantu perbankan untuk mengurangi risiko kerugian apabila terjadi kredit macet. Pada polis asuransi ini nama tertanggung yang tercantum adalah nama lembaga bank yang bersangkutan, dengan berdasarkan perjanjian dan data-data yang sebenarnya maka kegiatan kredit yang dilakukan oleh lembaga bank tersebut akan mendapatkan jaminan dari lembaga asuransi.

commit to user

75 u. Formulir perintah pemindah bukuan

Sebelum dilakukannya pencairan kredit pada calon debitur harus melakukan pemindah bukuan. Hal ini menjadikan dasar dalam pencairan kredit tersebut.

Dokumen terkait