P : “Selamat Pagi Kak…!
K : “Selamat pagi Suster!!!
P:” Kenalkan, saya Suster Dira, saya mahasiswa S1 Keperawatan USU yang akan dinas di ruangan ini selama 3 minggu dan saya yang akan merawat pasien
P : Tersenyum sambil memandang pasien. K : Kontak mata (-), tersenyum P : Kontak mata (+), mengulurkan tangan, tersenyum, dan memperhatikan keadaan pasien.
Pasien diam karena belum pernah melihat perawat sebelumnya di ruangan tersebut.
Berharap agar pasien mau menerima kehadiran perawat dan kooperatif dalam interaksi
Perawat merasa senang karena pasien mau
menjawab salam dan mau menerima kontrak.
Mengucapkan salam merupakan awal untuk membina hubungan saling percaya dan dapat melanjutkan intervensi.
Untuk menimbulkan rasa percaya bagi pasien terlebih dahulu perawat
disini termasuk kakak. Apa kakak bersedia ngobrol dengan saya? K: “Iya Suster. Tapi
Sebentar aj ya??”
P: “Ya. Nama kakak siapa? Senangnya dipanggil apa? Umur kakak berapa? K: “Nama saya Susi,
senangnya dipanggil Susi, saya berusia 37 tahun.”
P : “Kakak kapan masuk ke rumah sakit ini? Siapa yang bawa? Dan kenapa dibawa kesini?”
K : Kontak mata seadanya, menganggukkan
kepala, menjabat tangan pasien dengan semangat.
P : Kontak mata (+), memegang tangan pasien
K : Kontak mata seadanya, wajah tampak tidak bersemangat dan berbicara pelan dan lambat. P : Kontak mata (+), menyentuh tangan Kelihatan tidak bersemangat. Pasien mau memperkenalkan diri dengan menyebutkan nama, dan umur.
Pasien menyadari dan mampu menyebutkan
Berharap pasien mau memperkenalkan diri.
Sikap bersemangat pertanda hubungan saling percaya sudah terbina. Dengan mengetahui nama panggilan seseorang mempermudah komunikasi.
K : “Saya dibawa kesini tanggal 19 Juni 2010 oleh abang saya karena saya sakit, dan suka menyendiri.
P : “Apakah kakak suka menyendiri? Apa penyebabnya?” K : “ Ya sus, saya lebih
senang sendiri karena badan saya lemas jadi saya malas berbicara dengan teman yang lain.”
P :“ Kan lebih enak berbicara dengan teman- teman yang lain ? jadi kakak punya
pasien, mendengarkan jawaban pasien. K : Terdiam sebentar lalu
menjawab pertanyaan perawat.
P : Kontak mata (+), tersenyum.
K: Kepala tertunduk, wajah tampak tidak bersemangat
P : Kontak mata (+), meyentuh tangan klien.
kapan, siapa yang membawa dan alasan pasien dibawa ke RSJ
Pasien menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh perawat dan
kooperatif
Pasien mampu
menjelaskan mengenai alasan kenapa ia menarik diri
Berharap agar pasien mau menjawab pertanyaan.
Berharap pasien
menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien.
Berharap pasien
menjawab pertanyaan dan mengungkapkan apa yang dirasakan pasien.
Menstimulasi pasien terhadap ingatan jangka panjang dan orientasi waktu. Memulai pengkajian awal untuk menetapkan intervensi keperawatan yang akan diberikan dan mengidentifikasi pengetahuan pasien dibawa ke RSJ
Hubungan saling percaya masih harus ditingkatkan dan perawat harus
banyak teman. Kalau kakak sendirian jadinya suntuk”
K : “Tidak sus… lain kali aja bicara dengan teman yang lain”
P : “Kalau begitu besok kita mengobrol lagi sekalian nanti saya ajak kakak berkenalan dengan orang lain. Baiklah saya permisi dulu yah…
K : “Iya sus, saya juga mau istirahat dulu. Makasih ya sus….
K : Kontak mata seadanya, tampak menghindar.
P: Kontak mata (+), memegang bahu klien.
K: Kontak mata seadanya, tampak bersemangat.
Pasien menguatkan alasannya menarik diri
Berharap klien dapat menyetujui kontrak yang dibuat.
membuat pasien merasa nyaman saat berinteraksi. Meminta persetujuan pasien untuk mengetahui kesediaan pasien untuk diintervensi Meminta persetujuan dari pasien akan meningkatkan harga diri pasien dan terminasi yang baik akan dapat menjaga hubungan saling percaya tetap atau
semakin baik lagi.
Kesan: Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Hubungan saling percaya sudah terbina
ANALISA PROSES INTERAKSI Nama Mahasiswa : Dirayati Sharfina, S.Kep
Tanggal : 21 Juni 2012
Jam : 10.00 Wib
Ruangan : Cempaka Inisial Pasien : Ny. S Status Interaksi : Fase Kerja
Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, terdapat 24 buah tempat tidur, 1 kamar mandi, 1 gudang, 2 buah lemari pakaian, 1 buah meja tempat gelas dan tempat air, 2 buah meja untuk tempat berdiskusi antara perawat dan pasien, dan 1 buah meja pegawai ruangan, Televisi sedang dihidupkan, dan pintu ruangan yang terbuka. Interaksi dilakukan di dekat tempat tidur pasien.
Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna cokelat dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat kooperatif.
Tujuan : Mengajarkan pasien untuk berkenalan dengan orang lain Pasien dapat berinteraksi dengan orang lain
ANALISA PROSES INTERAKSI
KOMUNIKASI ANALISA
RASIONAL VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA
PASIEN
BERPUSAT PADA PERAWAT
P : “Selamat Pagi kak S..! Masih ingat dengan
saya kan? Bagaimana kabar kakak hari ini? Gimana tidurnya tadi malam?
K : “Selamat pagi juga Suster, saya masih ingat kok. Suster Dira kan..? kabar saya sehat suster dan tadi malam
tidurnya nyenyak.” P : “Sesuai janji kita
kemarin, saya mau ngajak ngobrol lagi. kakak masih ingat kan topik yang mau kita
P : Menghampiri pasien sambil mengulurkan tangan dan tersenyum, kontak mata (+) K : kontak mata (+), tersenyum sambil mengulurkan tangannya. P : Kontak mata (+), mendengarkan jawaban pasien, menyentuh . Pasien menjawab pertanyaan perawat dan masih ingat dengan nama perawat.
Merasa senang karena disambut dengan hangat.
Berharap klien masih ingat dengan topik yang akan didiskusikan.
Mengucapkan salam dapat memberikan rasa nyaman dalam memulai proses interaksi Mengevaluasi ingatan pasien mengenai pembicaraan sebelumnya.
diskusikan hari ini?” Sekarang kita diskusi
tentang cara berkenalan” K : “Ya Sus…” P:“Contohnya begini,
Nama kamu siapa? Senang dipanggil ap?” nah sekarang kak Susi coba berkenalan dengan saya seakan-akan kita belum kenal. K: “Baik Sus.” “Nama
kamu siapa? Senang dipanggil apa?” P: “Nah, seperti itu cara
berkenalan. Kak Susi hebat.” “Nanti berkenalan dengan teman yang lain ya”
tangan pasien. K : Kontak mata (+), menjawab pertanyaan perawat P : Memandang pasien sambil tersenyum. K : kontak mata (+)
Berharap perawat mau mengajarkannya.
Pasien mampu melakukan cara berkenalan yanga sudah diajarkan perawat
Berharap pasien mau mengungkapkan perasaannya dan
melakukan yang diajarkan perawat
.
Melatih pasien cara berkenalan dan berbicara yang baik
Pujian yang diberikan dapat menimbulkan rasa percaya diri dan meningkatkan harga diri.
K: :“Ya, Sus.”
P: “ Jika Kak Susi punya banyak teman, bisa cerita-cerita hal yang menyenangkan dengan temannya. Kak Susi mau kan?”
K: “Ya, sus…..saya akan berbicara dengan teman yang lain”
P: “ Benar kak. Jadi kakak gak sendirian. Sekarang bagaimana perasaan kak Susi setelah kita berlatih berkenalan.” K : “Senang Sus.” P: “Iya bagus sekali kak.
semoga apa yang suster
P :Memandang pasien sambil tersenyum.
K : Kontak mata (+) dan membalas senyuman. P : Kontak mata (+), menguatkan pentingnya berinteraksi dan menggali perasaan pasien K : Kontak mata (+), menjawab pertanyaan Pasien mampu
mempraktekkan tenik yang diajarkan.
Pasien tidak mempunyai teman dekat
Berharap pasien dapat mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
Berharap pasien dapat menerapkan yang sudah diajarkan perawat
Perawat berharap pasien
Menyebutkan keuntungan
berinteraksi dengan orang lain
ajarkan kak Susi dapat mengingat dan
menerapkannyaa. Dan kak Susi punya banyak teman. Baiklah hari ini sekian dulu percakapan kita, besok kita akan bercakap-cakap lagi Apakah kak Susi mau?”
K:“Mau, Sus…saya senang bisa belajar lebih
banyak lagi agar saya cepat sembuh dan pulang kerumah.”
P: Bagus..itu kak Susi, kalau begitu sekarang kak Susi dapat
beristirahat kembali. Sampai ketemu besok…” P : Kontak mata (+), mengacungkan jempol K : Kontak mata (+) sambil tersenyum P : Kontak (+), tersenyum
Pasien merasa senang karena banyak hal yang sudah dipelajari untuk kesembuhannya
mampu mengingat dan menerapkan hal-hal yang sudah diajarkan klien atas kemampuannya menjawab Melakukan kontrak pada pertemuan selanjutnya Melakukan salam terapeutik
K:“Ya, sus…terima kasih” K : Kontak mata (+), membalas senyuman perawat
Kesan : Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Klien mau mempraktekkan semua intervensi yang di suruh perawat.
ANALISA PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa : Nur Ummi Eka Dharmayanti Tanggal : 28 Juni 2012
Jam : 10.00 Wib
Ruangan : Cempaka Inisial Pasien : Ny. S
Status Interaksi : Fase Terminasi
Lingkungan : Perawat dan pasien duduk berhadapan, lingkungan tempat berinteraksi tampak tenang, cuaca cerah, jendela terbuka, perawat dan pasien melakukan wawancara di dalam ruangan Cempaka. Di dalam ruang sebagian pasien menonton TV dan ad juga yang tidur.
Deskripsi Pasien : Pasien tampak rapi, menggunakan baju kaos warna cokelat muda dan celana ponggol warna biru tua. Rambut pendek dan kulit tampak bersih. Selama interaksi, pasien terlihat sangat kooperatif.
ANALISA PROSES INTERAKSI
KOMUNIKASI ANALISA
RASIONAL VERBAL NON VERBAL BERPUSAT PADA
PASIEN
BERPUSAT PADA PERAWAT P : “Selamat pagi, Kak
Susi….”Bagaimana kabarnya hari ini?” K : “Pagi suster…..kabar
baik”.
P: “ Apakah bang Zul masih ingat perjanjian kita hari ini ? Kita sekarang ingin berbincang tentang apa!
K : “Suster terakhir ya hari ini disini…?”
P : “Ya..benar Kak Susi. Besok saya sudah
P : Tersenyum sambil memandang pasien.
K : Kontak mata (+), tersenyum
P : Kontak mata (+), mengiring klien duduk di teras depan
K : Kontak mata (+)
P : Kontak mata (+), berbicara pelan
Memberi respon untuk berinteraksi
Dapat mengingat kontrak
Senang dan berharap interaksi dapat berjalan sesuai rencana/kontrak
Berharap klien ingat dengan kontrak yang telah disepakati
Siap melanjutkan interaksi sesuai dengan tujuan
Mengucapkan salam merupakan awal untuk membina hubungan saling percaya dan dapat melanjutkan intervensi.
Memberikan kesempatan kepada
tidak di sini lagi. Sekarang pertemuan kita yang terakhir. Saya ingin tahu dari Kak Susi dari selama ini kita berbincang-bincang. Kemampuan apa saja yang abang dapatkan?”
K : “Saya mengetahui cara berkenalan, melakukan kegiatan agar saya tidak termenung, bercakap-cakap dengan teman di ruangan dan minum obat secara benar dan teratur.”
P : “Ya, bagus
sekali…..Kak Susi masih ingat apa-apa yang sudah suster
K : Kontak mata seadanya wajah tampak sedikit tegang dan berbicara cepat. P : Mendengar dan memperhatikan respon klien P : Mengacungkan jempol, mempertahankan kontak mata dan tersenyum
Mencoba berfikir untuk mengingat jawaban pertanyaan perawat
Mengevaluasi kemampuan klien
klien untuk berfikir dan mengevaluasi kemampuan klien untuk mengingat
ajarkan sama abang tetapi apakah Kak Susi mempraktekkan cara-cara yang telah diajarkan secara benar?”
K : “Ya, suster…saya telah mencoba terkadang masih sulit sus…saya lebih suka
menyendiri”.
P : “Kak Susi, selama ini saya sudah merawat kakak lebih kurang satu bulan menurut abang ada manfaatnya untuk abang?”
K : “ Ya suster sekarang saya sudah ada bertambah teman, pikiran saya mulai
K : Melihat perawat dan tersenyum
P : Kontak mata (+), tersenyum.
K: Kontak mata (+).
Klien dapat menerima hal-hal tersebut
Senang dapat
mengungkapkan makna berinteraksi dengan orang lain, manfaat melakukan
Meyakinkan klien tentang prosedur yang pernah diajarkan Klien menyadari bahwasanya ini pertemuan terakhir Evaluasi kemampuan klien untuk keberhasilan selama interaksi penerapan asuhan keperawatan
tenang dan saya dapat melakukan aktifitas membantu teman dan perawat di sini.” P : “Baiklah…sekarang
Kak Susi sudah banyak kemajuan, suster senang melihat perubahan Kak Susi sekarang ini”. Besok suster tidak kemari lagi, hari ini kita bertemu yang terakhir kali di sini ya bang..! K : “Berarti suster Dira
sudah selesai bertugasnya? Jadi tidak dinas disini lagi ya?
P : “Walaupun suster tidak merawat Kak Susi lagi,
P : Kontak mata (+), meyentuh tangan klien.
K : Kontak mata, bicara lambat tampak sedih
P : Kontak mata (+), nada pelan dan tersenyum
kegiatan
Menyadari arti perpisahan
Berharap selama pertemuan mendapat tanggapan yang bermakna bagi klien
Berharap klien dapat menerima secara realistis
Member keyakinan agar klien dapat melaksanakannya setiap hari
Mengevaluasi makna interaksi yang
dilakukan selama satu bulan
Menilai makna berhubungan dapat
tetapi Kak Susi harus tetap melakukan apa yang sudah saya ajarkan ya…!
K : Iya suster…saya akan melakukannya, biar saya cepat sembuh dan pulang ke rumah agar bisa berjumpa kembali bersama keluarga”. P : “Ya.. Kak Susi, semoga
abang cepat pulang ya….selamat siang Kak Susi…!” K : :Siang suster…terima kasih ya sus…atas pengajarannya selama ini!” P : “Ya, sama-sama….” K : Kontak mata (+), sambil tersenyum
P : Kontak mata, berdiri menjulurkan tangan, salam perpisahan K : Menyalami perawat
dan tersenyum
Dapat menerima
perpisahan dengan realistis
Dapat menerima perpisahan
Senang klien dapat menerima perpisahan dengan realistis
Senang interaksi dapat
menambah rasa percaya dan evaluasi diri, menghindari waham
Mengungkapkan terminasi dapat memberikan
kesadaran bagi klien bahwa setiap
pertemuan pasti ada perpisahan Perpisahan yang realistis dapat mempertahankan hubungan interpersonal anatara perawat dengan klien Terminasi yang disepakati dapat
berlangsung sesuai dengan kontrak
mempertahankan hubungan saling percaya.
Kesan: Proses interaksi berlangsung dengan baik dan lancar, klien dapat diajak berkomunikasi secara baik. Hubungan saling percaya sudah terbina.
5. Ringkasan Keperawatan Klien Setelah Implementasi
Klien dengan dengan diagnosa keperawatan utamanya isolasi sosial telah dilakukan asuhan keperawatan secara komprehensif dalam bentuk pengkajian lengkap, menegakkan diagnosa, membuat intervensi keperawatan dan melakukan implementasi keperawatan dalam bentuk strategi pertemuan (SP).
Strategi pertemuan yang diberikan sesuai dengan diagnosa keperawatan klien. Pada klien terdapat tiga diagnosa yaitu isolasi sosial, harga diri rendah, dan waham somatik. Tiap-tiap strategi pertemuan diberikan mahasiswa setiap hari dan mengevaluasi strategi pertemuan yang sudah diberikan pada pertemuan berikutnya.
Strategi pertemuan dengan diagnosa keperawatan isolasi sosial untuk klien terdiri dari tiga strategi pertemuan, strategi pertama yaitu mengidentifikasi penyebab isolasi sosial, menjelaskan keuntungan dan kerugian interaksi sosial. Strategi kedua yaitu mengajarkan klien untuk berkenalan dan strategi ketiga melatih klien untuk berkenalan dengan orang lain. Hasil setelah diberikan strategi pertemuan ini, klien sudah mau membuka dirinya untuk berusaha melakukan interaksi dengan teman seruangannya.
Strategi pertemuan dengan dignosa keperawatan harga diri rendah untuk klien terdiri dari dua strategi pertemuan. Strategi pertama yaitu mengidentifikasi penyebab harga diri rendah, kemampuan positif yang masih dimiliki. Strategi kedua yaitu melatih klien untuk melakukan kemampuan yang masih dimiliki. Hasil setelah diberikan strategi pertemuan ini, klien ikut serta dalam kegiatan pembersihan ruangan dan klien dapat merapikan tempat tidurnya.
Strategi pertemuan dengan diagnosa keperawatan untuk klien terdiri dari tiga strategi pertemuan. Strategi pertemuan pertama mengidentifikasi jenis waham, menyatakan tentang orientasi realita. Strategi kedua yaitu mengidentifikasi kemampuan positif klien dan strategi ketiga yaitu menjelaskan tentang pendidikan kesehatan tentang obat. Hasil dari strategi pertemuan ini klien sudah mengerti tentang obat yang diberikan kepadanya.
BAB IV