H2: Terdapat Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 21
REGINA NOOR
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1Kajian Pustaka
4.1 Hasil Penelitian .1 Analisis Deskriptif
4.2.2 Seberapa Besar Pengaruh Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 21
Pada periode 2013-2014, data dari jumlah Wajib Pajak dalam keadaan seimbang, artinya sama-sama mengalami kenaikan dan penurunan pada periode tersebut. Ini menyebabkan penerimaan PPh 21 yang meningkat. Pada tahun 2015 karena terjadinya perubahan kenaikan PTKP, hal ini menyebabkan penuruan terhadap jumlah wajib pajak yang terdaftar.
Pada umumnya Wajib Pajak akan menghindari atas perubahan kenaikan PTKP ini. Jumlah wajib pajak badan yang teraftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees mengalami penurunan, sehingga mengakibatkan kenaikan pada wajib pajak yang menyampaikan SPT Masa PPh pasal 21. Hal ini tidak berakibat kepada penerimaan PPh 21 karena dengan naik turunnya penyampaian SPT Masa dan Jumlah wajib pajak maka akan menyeimbangkan penerimaan PPh 21 bahkan membuat naiknya penerimaan PPh 21.
Dalam hasil penelitian yang sudah dianalisis maka besaran pengaruh penyampaian Jumlah Wajib Pajak terhadap penerimaan PPh pasal 21 adalah sejumlah 11,4%. Besaran ini merupakan jumlah yang berpengaruh rendah kekuatannya. Maka dapat dikatakan bahwa Jumlah Wajib Pajak berpengaruh terhadap penerimaan PPh Pasal 21.
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan untuk melihat pengaruh penyampaian SPT Masa dan jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21), maka peneliti mengambil kesimbulan sebagai berikut:
1. Jumlah penyampaian SPT Masa PPh pasal 21 menentukan pertumbuhan penerimaan pajak penghasilan pasal 21 (PPh 21). Dalam penelitian ini telah diketahui pengaruh penyampaian SPT Masa terhadap Penerimaan PPh pasal 21 sebesar 15,4%. Penerimaan PPh 21 meningkat ketika terjadinya peningkatan pada penyampaian SPT Masa. Berdasarkan hasil analisis statistik, maka diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh penyampaian surat pemberitahuan (SPT)-Masa (H1) terhadap penerimaan pajak penghasilan (PPh) pasal 21.
2. Jumlah Wajib Pajak yang membayar PPh pasal 21 akan menentukan target penvapaian penerimaan pph pasal 21. Dalam penelitian ini telah diketahui pengaruh jumlah Wajib pajak terhadap penerimaan PPh pasal 21 sebesar 11,4%. Penerimaan PPh pasal 21 tanpa disertai peningkatan jumlah Wajib Pajak, maka akan mengalami penurunan. Berdasarkan hasil analisis statistik, maka diketahui bahwa secara parsial terdapat pengaruh jumlah wajib pajak (H2) terhadap penerimaan pajak penghasilan (PPh) pasal 21.
15 5.2 SARAN
Dari kesimpulan tersebut diatas, maka saran yang dapat diberikan adalah: A. Saran Operasional
1. Perlu adanya peningkatan pengawasan dari Kantor pelayanan Pajak Prtama Bandung Karees mengenai penyampaian surat pemberitahuan (SPT)-Masa, serta hasil dari pajak tersebut diketahui kebenarannya dan memberikan sanksi yang tegas untuk keterlambatan atau tidak sama sekali menyampaikan surat pemberitahuan (SPT)-Masa baik itu karena kealpaan maupun kesengajaan.
2. KPP Pratama Bandung Karees sebaiknya lebih memperhatikan jumlah Wajib Pajak PPh 21 Badan yang terdaftar, dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak PPh Pasal 21. Karena berdasarkan hasil penelitian, mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap jumlah penerimaan pajak PPh Pasal 21.
B. Saran Pengembangan Ilmu
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian selanjutnya dengan menambahkan variabel-variabel bebas terhadap Penerimaan PPh pasal 21. Namun dengan unit analisis yang berbeda dan pengguna sampel yang lebih banyak agar dapat lebih dikembangkan dan memperkuat penelitian selanjutnya pada KPP lain yang ada di Indonesia.
16 Daftar Pustaka
Erly Suandy,2011 Edisi 5.Perencanaan Pajak.Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ghozali, Imam. 2012. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20”. Semarang : UNDIP.
Mardiasmo.PerpajakanEdisi Revisi 2011 .Yogyakarta: Penerbit Andi. 2011
Siti Resmi. 2012.Perpajakan : Teori dan Kasus, Edisi :6 Jilid 2 Jakarta : SalembaEmpat Siti Resmi. 2011.Perpajakan, edisi 6 buku 1. Penerbit Salemba empat.
Siti Resmi. 2014.Perjakan Teori dan Kasus Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2012.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2013. MetodePenelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2013. MetodePenelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
Sumber Jurnal & Undang-undang:
Amina Lainutu. 2013.Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan PPH 21 Pada KPP Pratama Manado. Universitas Sam Ratulangi Manado
Aisyah. 2013.Pengaruh Jumlah Wajib Pajak Efektif Terhadap Penerimaan Pajak Pada KantorPelayanan Pajak Pratama Tanjung Pinang Periode 2009-2012. Universitas Maritim Raja Ali Haji
Iprianto dan Tarmidi . 2014.Pengaruh Ketidak Tepatan Penyampaian Surat Pemberitahuan (Spt)-Masa Terhadap Penerimaan Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Bengkulu. Universitas Muhammadiyah Bengkulu
Keputusan Menteri Keuangan No. 544/KMK 04/2000. Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-338/PJ/2001
Tresno, Indra, Wulan. 2011.Pengaruh Penambahan Wajib Pajak Badan, Penyampaian SPT
Masa PPh Badan dan Pengawasan Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Jakarta Matraman.
Universitas Negeri Jakarta
UU No 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) pada pasal 1 ayat 2
Undang-Undang No 19 tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Undang-Undang No.36 tahun 2008 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
17
Pasal 1, angka 11 Undang-Undang Nomer 28 TAHUN 2007 Tentang Ketentuan Umum Dan TataCara Perpajakan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 252/PMK.03/2008
Sumber Website : http://bisnis.liputan6.com/read/2369455/kaji-insentif-pph-karyawan-penerimaan-pajak-makin-tekor http://www.republika.co.id/berita/koran/ekonomi-koran/15/11/19/ny23t428p enurunan-pph-21-dikaji http://bisnis.tempo.co/read/news/2014/08/22/087601454/pemerintah-pacu-pajak-orang-pribadi
18 LAMPIRAN
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator Indikator Skala
SPT-Masa Surat Pemberitahuan (SPT) Masa adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak yang terutang dalam suatu masa pajak atau pada suatu saat Suandy (2011 : 155).
Jumlah wajib pajak yang menyampaikan SPT-Masa PPh Pasal 21
Rasio
Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan perpajakan Suandy (2011: 107).
Jumlah Wajb Pajak PPh Pasal 21 Rasio Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apa pun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam negeri Mardiasmo (2011:191)
Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21)
Rasio
Gambar 4.1
Perkembangan Penyampaian SPT-Masa 3,751 3,415 3,856 3,000 3,200 3,400 3,600 3,800 4,000 2013 2014 2015 SPT-Masa
19 Gambar 4.2
Perkembangan Jumlah Wajib Pajak
Gambar 4.3
Perkembangan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 21
55.3 64.0 50.8 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 2013 2014 2015 Wajib Pajak 9.526 10.329 11.735 0.000 5.000 10.000 15.000 2013 2014 2015
20 Tabel 4.4 Uji Normalitas
Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas
21 Tabel 4.6 Uji Autokorelasi
Tabel 4.7
Hasil Estimasi Persamaan Regresi
Tabel 4.8 Korelasi Parsial
22 Tabel 4.9 Koefisien Determinasi
Tabel 4.10 Pengaruh Parsial