• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEST PRACTICE PERUSAHAAN

Dalam dokumen Garuda Indonesia (Halaman 32-35)

 

 Dengan mengimplementasikan strategi tersebut, perusahaan menargetkan pencapaian: laba bersih USD 110,8 juta, jumlah pesawat mencapai 105 pesawat (termasuk 17 pesawat baru selama tahun 2012), total aset mencapai USD 2.517,9 juta, serta total ekuitas mencapai USD 1.114,9 juta.

 Pada tahun 2012, tahun kedua Quantum Leap Garuda memfokuskan diri pada upaya meningkatkan kualitas sesuai dengan persyaratan keanggotaan Global Alliance SkyTeam, serta memperkuat daya kompetisi pada market internasional & domestik. Adapun berbagai pencapaian (milestones) yang berperan sebagai pengukuran kesuksesan implementasi strategi adalah sebagai berikut:

 Pemenuhan persyaratan keanggotaan Aliansi Global SkyTeam. Proses pemenuhan tersebut yang telah dilakukan sejak Tahun 2011, diharapkan dapat terpenuhi seluruhnya pada Tahun 2012. Sejalan dengan berjalannya proses tersebut, Perusahaan mendapatkan manfaat dari peningkatan competitive advantage akibat terselesaikannya berbagai kesepakatan dengan beberapa maskapai anggota SkyTeam.

 Pengembangan dedicated terminal untuk Garuda Indonesia di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng. Pengembangan ini diperlukan sebagai langkah strategis untuk mempersiapkan infrastruktur yang ideal untuk mendukung semakin bertambahnya armada pesawat serta traffic Garuda Indonesia.

Pengoperasian pesawat freighter. Dengan pengoperasian pesawat freighter, diharapkan dapat menjadi langkah strategis untuk lebih mengembangkan bisnis SBU Garuda Cargo secara ekspansif, dan juga lebih memantapkan langkah melakukan Spin Off pada tahun 2012. Sehingga, pada akhirnya hal tersebut akan meningkatkankontribusi profitabilitas bisnis kargo terhadap Garuda Indonesia Group secara signifikan. Rencana pengoperasian pesawat Freighter saat ini sedang dikaji secara lebih komprehensif oleh konsultan dan diharapkan hasilnya akan diimplementasikan akhir tahun 2012.

 Penerbangan Garuda Sub-100 Seater dengan menggunakan pesawat khusus regional jet. Kebijakan strategis ini merupakan langkah lanjutan yang dilakukan pada Tahun 2011, yaitu penerbangan Sub-100 Seater yang menggunakan pesawat B735 dengan UPG sebagai Hub. Sehingga, dengan adanya pesawat khusus regional jet pada Tahun 2012, tentu akan membuat implementasi Program Sub-100 Seater semakin sempurna untuk dapat menjangkau segmen market low density–high yield

R. BEST PRACTICE PERUSAHAAN

1. Best Practice dalam Hal Design Organization Structure

 Pengorganisasian adalah salah satu fungsi manajemen, mengkoordinasiakan hubungan berbagai sistem kewenangan dan pertanggungjawaban tugas-tugas yang ada di dalam sebuah organisasi.Sistem tersebut menentukan bagaimana para anggota organisasi menggunakan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien dan pencapaian organisasi selalu berkaitan dengan desian organisasional.

 Struktur organisasi dimiliki oleh setiap organisasi maupun perusahaan. Salah satunya adalah PT. Garuda Indonesia (persero) yang merupakan maskapai penerbangan

pertama dan terbesar di Indonesia dengan visinya menjadi perusahaan penerbangan pilihan utama di Indonesia berdaya saing internasional serta memiliki lima anak perusahaan yaitu PT Aerowisata yang bergerak di bidang Travel, Hotel, Transportasi & Katering Pesawat; PT GMF Aero Asia yang menyediakan jasa pemeliharaan pesawat terbang; PT ABACUS Distribution System, penyedia jasa reservasi via komputer; PT Gapura Angkasa (Ground Handling) serta PT Lufthansa System Indonesia yang bergerak di bidang IT Provider & Solution.

 Sebagai suatu organisasi mekanik, struktur organisasi PT Garuda Indonesia menunjukan kompleksitas vertikal karena jumlah tingkatan-tingkatan dalam struktur organisasi.Lebih jauh, struktur organisasi yang dimiliki oleh PT Garuda Indonesia dapat di analisis melalui dua model desain organisasi yaitu desain model tradisional atau desain model kontemporer.

2. PT Garuda Indonesia’s best practice in financial, operational and HRM

 Masalah – masalah  Masalah

Keuangan

 Masalah

Operasional  Masalah Manajemen

  Bisnis Merugi  1.  Sebagian rute tdk  1.  Manajemen tdk solid &   Cashflow operasi  menguntungkan .   tdk efektif.   negatif  2.  Terlalu banyak jenis  2.  operasional tidak  Kewajiban jatuh tempo   pesawat   efektif.   ($ 1,8 Jt)  3.  Pelayanan dan  3.  Budaya perusahaan  Net Worth negatif

$234  Produk berkualitas   tidak“fit” dengan   jt   rendah.   kebutuhan  S.I manajemen tdk dpt  4.  ketepatan waktu  4.  Produktivitas rendah.   dikendalikan   buruk      5.  Yield rendah   

Berdasarkan masalah-masalah yang dikemukakan maka best practice yang harus dilakukan adalah, untuk mencapai suatu pembenahan yang komprehensif ini maka  dibutuhkan suatu perubahan terhadap paradigma berpikir seluruh komponen Garuda, dan perubahan tersebut menyentuh hal-hal sebagai berikut:

1. Garuda Indonesia adalah suatu travel business yang sangat jelas akan berorientasi kepada profit.

bentuk Business Service. Dengan paradigma ini sudah seharusnya Garuda menekankan pelayanan pada keamanan, keselamatan, dan kenyamanan dalam penerbangan.

3. Garuda juga berorientasi pada comercial Airlines yang akan sepenuhnya mengedepankan etika bisnis.

4. Paradigma yang dibentuk pada masa ini adalah untuk memprioritaskan penerbangan domestik untuk menjangkau dan menghubungkan seluruh wilayah di Idonesia.

5. Garuda Indonesia berorientasi pada segmen menengah ke atas, dengan maksud untuk menghindari persaingan di segmen menengah ke bawah. Dengan harapan penerbangan dengan segmen menengah ke bawah bisa diambil alih oleh citylink.

6. Mengedepankan proses team work antar insan Garuda.

 Perbaikan Corporate Value,diantaranya : 1. Restrukturisasi keuangan

2. Restrukturisasi neraca

3. Restrukturisasi organisasi dan human capital 4. Keandalan dan keselamatan pesawat

5. Kenyamanan pesawat 6. Peningkatan kualitas servis

7. Konsep baru dan peningkatan kapabilitas pemasaran, dan 8. Perbaikan citra

 Menjaga hubungan dengan pelanggan, diantaranya :

1. Memenuhi semua komitmen yang telah dipublikasikan kepada pelanggan.

2. Memberikan layanan optimal dengan tidak membedakan suku, agama, ras, warna kulit dan status sosial.

3. Memberikan kemudahan akses pemesanan dan transaksi layanan penerbangan perusahaan.

4. Memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pelanggan dalam layanan pelaporan kesiapan untuk terbang.

5. Memenuhi ketepatan jadwal penerbangan pelanggan.

6. Melindungi keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang selama berada di dalam pesawat.

7. Memastikan penumpang beserta bagasinya dalam keadaan aman.

8. Memastikan ketepatan dan kelengkapan layanan jasa angkutan barang pelanggan. 9. Menjaga kerahasiaan informasi mengenai pelanggan.

10. Memberikan informasi yang relevan dan akurat kepada pelanggan mengenai layanan Perusahaan.

11. Menangani keluhan pelanggan dengan memberikan solusi terbaik. 12. Berterima kasih terhadap saran dan kritik pelanggan.

 13. Membina hubungan baik dengan pelanggan 

 Dengan strategi – strategi yang dilakukan diatas, dalam rangka pemenuhan best practice yang harus dilakukan PT. Garuda Indonesia, maka dengan penerapan strategi – strategi diatas secara tidak langsung akan menjadikan solusi terbaik dalam penyelesaian masalah – maslah yang dihadapi oleh perusahaan Garuda Indonesia.

S. STRATEGI PEMASARAN GARUDA INDONESIA

1. Segmentasi Pasar

 Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang tertua dan terbaik di Indonesia.Hal itu terbukti dari berbagai penghargaan yang telah diterima dll. Garuda Indonesia sudah memiliki segmentasi pasar yang sangat luas yang memang sudah go international. Sekarang ini Garuda juga telah menambahkan berbagai jadwal penerbangan ke beberapa negara di dunia. Sedangkan di Indonesia Garuda Indonesia sudah menjangkau seluruh kota.

 Garuda Indonesia sendiri memiliki target pasar untuk kalangan atas, hal ini terbukti harga tiket yang jauh lebih tinggi dari kompetitor-komprtitor lainnya. Mengapa demikian karena dalam hal ini garuda lebih mementingkan kulaitas terhadap pelayanan yang diberikan terbukti dengan Konsep Garuda Indonesia Experience, yang didasari oleh “5senses” (sight, sound, scent, taste, dan touch) dan mencakup 24 “customer touch points”yang dimulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight, flight dan post-journey. Garuda Indonesia berupaya meningkatkan citra Indonesia di dunia internasional.Semua itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama Garuda.

 Selain itu Garuda mengincar pangsa pasar internasional dan menargetkan pasar kalangan menengah keatas dan mengedepankan pelayanan yang diberikan.Sedangkan untuk segmentasi kalangan yang mengincar low cost carrier aircraft PT. Garuda Indonesia menyediakan Citilink. Berbeda dengan induknya, Garuda Indonesia, yang menggunakan brand Garuda untuk melayani pasar premium, brand Citilink digunakan untuk melayani segmen pasar berbiaya rendah.

2. Bauran Pemasaran

 Garuda merupakan perusahaan yang bergerak pada bisnis jasa.Dalam bisnis jasa terdapat 7 komponen marketing mix atau sering disebut dengan istilah bauran pemasaran.Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan dalam pasar sasaran.

 Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan Garuda Indonesia dijelaskan sebagai berikut :

1. Product (Produk), yaitu dengan memberikan jasa penerbangan yang baik dan memuaskan bagi konsumen demi mempertahankan pelanggan lama ataupun menggaet pelanggan baru, antara lain dengan cara : menyediakan pesawat yang besar dan modern, mengutamakan keselamatan penerbangan, makanan dan snack yang berkualitas, pelayanan bagasi yang handal dan terpercaya, tempat duduk di dalam pesawat yang nyaman dan tidak sempit, pilihan jadwal penerbangan yang beragam, program Frequent Flyer yang menarik.

2. Price (Harga), harga sebagai alat kegiatan pemasaran, karena harga mempengaruitingkat penjualan, keuntungan dan share yang diraih. Dalam hal ini, Garuda selalu mementukan tingkat harga yang sesuai dengan kualitas penerbangan

Dalam dokumen Garuda Indonesia (Halaman 32-35)

Dokumen terkait