• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.2. Beton

Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang

lain, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang

membentuk masa padat (SK SNI 03-2847-2002). Kadang-kadang dalam

pencampuran ditambahan bahan lain (additif) yang masih plastis pada perbandingan tertentu sampai menjadi satu kesatuan yang homogen. kemudian dengan

menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu

guna rekasi kimia selama proses pengerasan dan perawatan beton berlangsung.

Beton akan meningkat kekuatannya seiring dengan bertambahnya umur.

Yang dimaksud umur di sini dihitung sejak beton dibuat. Kenaikan kekuatan beton

mula-mula cepat, yaitu antara umur 1 hari sampai 28 hari, akan tetapi semakin lama

kenaikan kekuatannya menjadi semakin lambat. Oleh karena itu sebagai standar

kekuatan beton dipakai kekuatan beton pada umur 28 hari.

Nilai Kuat Tekan beton relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya.

Nilai kuat tarik beton hanya berkisar antara 9–15 % kuat tekannya. Pada

penggunaannya sebagai bahan bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang

tulangan baja atau bahan lain sebagai bahan yang dapat bekerja sama dan mampu

membantu kelemahan beton yaitu pada bagian yang menahan gaya tarik.

Nilai kekuatan serta daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari: a. Nilai perbandingan campuran dan mutu bahan susun,

b. Metode pelaksanaan pengecoran,

c. Pelaksanaan finishing,

d. Temperatur,

Beton keras yang baik adalah beton yang kuat, tahan lama, kedap air, tahan

aus, dan kembang susutnya kecil (Tjokrodimulyo 1996 : 2).

Sebagai bahan konstruksi beton juga memiliki kelebihan dan kekurangan

(Tjokrodimulyo 1996 : 2) antata lain sebagai berikut.

 Kelebihan beton sebagai bahan konstruksi adalah:

1. Beton mampu menahan gaya tekan dengan baik, serta mempunyai sifat

tahan terhadap korosi dan pembusukan oleh kondisi lingkungan.

2. Beton segar dapat dengan mudah dicetak sesuai dengan keinginan.

Cetakan dapat pula dipakai berulang kali sehingga lebih ekonomis.

3. Beton segar dapat disemprotkan pada permukaan beton lama yang retak

maupun dapat diisikan kedalam retakan beton dalam proses perbaikan.

4. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang

pada tempat–tempat yang posisinya sulit.

5. Beton tahan aus dan tahan bakar, sehingga perawatannya lebih murah.

 Kekurangan Beton sebagai bahan konstruksi antara lain:

1. Beton dianggap tidak mampu menahan gaya tarik, sehingga mudah

retak. Oleh karena itu perlu di beri baja tulangan atau bahan lain sebagai

penahan gaya tarik.

2. Beton keras menyusut dan mengembang bila terjadi perubahan

suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retakan – retakan akibat terjadinya perubahan suhu

3. Untuk mendapatkan beton kedap air secara sempurna, harus dilakukan

dengan pengerjaan yang teliti.

4. Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan diteliti

secara seksama

II.2.1 Bahan- Bahan Penyusun Beton II.2.1.1 Semen

Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak digunakan dalam

pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. Jika ditambah air, semen akan menjadi

pasta semen. Jika ditambah agregat halus, pasta semen akan menjadi mortar,

sedangkan jika digabungkan dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton

segar yang setelah mengeras akan menjadi beton keras (hardened concrete).

Fungsi semen ialah untuk mengikat butir-butir agregat hingga membentuk

suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butiran agregat atau

dengan kata lain semen berfungsi sebagai bahan perekat bahan susun beton.

Semen Portland (PC) dibuat dari semen hidraulis (hydraulic binder) yang

dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terbuat dari batu kapur (CaCO3)

yang jumlahnya amat banyak serta tanah liat dan bahan dasar berkadar besi, terutama

dari silikat – silikat kalsium yang bersifat hidraulis ditambah dengan bahan yang

mengatur waktu ikat. (SK SNI 03 - 2847 – 2002).

Unsur utama Semen Portland terdiri dari: Trikalsium silikat (C3S atau

atau 3CaO.Al2O3),dan Tetrakalsium aluminoferit (C4AF atau 4CaO.Al2O3.Fe2O3).

(Neville, 1975).

Menurut SK SNI 03 – 2847 – 2002 Semen untuk bahan konstruksi harus

memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:

1. SNI 15-2049-1994, Semen portland.

2. “Spesifikasi semen blended hidrolis” (ASTM C 595 ), kecuali tipe S dan SA yang tidak diperuntukkan sebagai unsur pengikat utama struktur beton.

3. "Spesifikasi semen hidrolis ekspansif" (ASTM C 845).

Menurut SNI 15-2049-1994 Semen Portland diklasifikasikan dalam lima

jenis, yaitu :

 Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya. Digunakan

untukbangunan-bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus.

 Tipe II, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Digunakan untuk konstruksi

bangunan dan beton yang terus-menerus berhubungan dengan air kotor atau

air tanah atau untuk pondasi yang tertahan di dalam tanah yang mengandung

air agresif (garam-garam sulfat) dan saluran air buangan atau bangunan yang

berhubungan langsung dengan rawa.

 Tipe III, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen

jenis ini digunakan pada daerah yang bertemperatur rendah, terutama pada

 Tipe IV, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi yang rendah. Digunakan untuk pekerjaan-pekarjaan yang besar dan

masif, umpamanya untuk pekerjaan bendung, pondasi berukuran besar atau

pekerjaan besar lainnya.

 Tipe V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat. Digunakan untuk bangunan yang berhubungan

dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang terkena pengaruh gas

atau uap kimia yang agresif serta untuk bangunan yang berhubungan dengan

air tanah yang mengandung sulfat dalam persentase yang tinggi.

Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas

semen yang boleh dipakai, dan harus selalu dipertahankan sesuai dengan yan dipakai

pada waktu penentuan rencana campuran.

Dokumen terkait