• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pa jak Penghasilan

7. Biaya-biaya yang Dapat Dikurangkan ( Deductible Expense )

Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk (Pasal 6 ayat 1 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008) :

a. Biaya yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain: biaya pembelian bahan; biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah, gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang; bunga, sewa, dan royalti; biaya perjalanan; biaya pengolahan limbah; premi asuransi; biaya promosi dan penjualan; biaya administrasi; pajak kecuali pajak penghasilan.

b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1(satu) tahun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 11A;

c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki unuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan;

f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;

g. Biaya beasiswa, magang, dan pelatihan;

Beasiswa yang dapat dibiayakan meliputi pemberian beasiswa kepada bukan pegawai seperti pelajar dan mahasiswa tetapi tetap memperhatikan kewajarannya.

h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:

1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komerisal 2) Wajib pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat

ditagih kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan

3) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada pengadilan negeri atau instansi pemerintah yang menangani piutang Negara; atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan untuk jumlah utang tertentu;

4) Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k (UU No.36 Tahun 2008); i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang

ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP No.93 Tahun 2010);

j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP No.93 Tahun 2010);

k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP No. 93 Tahun 2010);

l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (PP No.93 Tahun 2010); dan

m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah. (PP No.93 Tahun 2010).

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. (Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008).

Pada dasarnya setiap pengeluaran dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang berhubungan langsung dengan kegiatan 3M dan didukung dengan bukti yang memadai. Selain biaya yang boleh dikurangkan pada pasal 6 diatas terdapat juga biaya-biaya yang boleh dikurangkan dengan Peraturan Pemerintah pendukungnya.

a. Pembentukan dana cadangan,

Sesuai dengan PMK No. 81/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 diatur pembentukan dana cadangan. Berikut ini boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (Deductible Expense).

1) Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan anak piutang. 2) Cadangan untuk usaha asuransi.

3) Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan. 4) Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan. 5) Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan. 6) Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan

limbah industri untuk usaha pengolahan limbah industri.

b. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, seperti

1) Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai,

2) Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah tertentu, dan

3) Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan,

Yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan (Kep.Menkeu No.83/PMK.03/2009 tanggal 22 April 2009 dan Kep-220/PJ/2002). c. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan yang antara pemberi

dan penerimanya memiliki hubungan usaha, pekerjaan, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan, seperti terlihat pada tabel berikut ini,

Tabel 2.2 Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan

Jenis Penghasilan

Hubungan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan antara pemberi dan penerima

Ada Hubungan Tidak Ada Hubungan

Pemberi Penerima Pemberi Penerima

Bantuan sumbangan Deductible Expense Objek Pajak Non Deductible Expense Non Objek Pajak Harta hibaan yang

diterima oleh pengusaha kecil yang ditetapkan oleh menteri keuangan

Deductible Expense Objek Pajak Non Deductible Expense Non Objek Pajak Sumber : IAI,2011

d. Zakat atas penghasilan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang No.36 Tahun 2008 tentang pengelolaan zakat,

1) Yang nyata-nyata dibayarkan oleh Wajib Pajak yang dimiliki pengusaha muslim

2) Kepada badan amil zakat atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah

e. Biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya. Pembebanan sebagai biaya perusahaan hanya sebesar 50% dari jumlah biaya berlangganan atau pengisisan ulang pulsa dan perbaikan dalam tahun pajak yang bersangkutan (Keputusan Dirjen Pajak No. Kep-220/PJ/2002).

f. Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan atau sejenis, termasuk juga pengeluaran rutin untuk pembelian/pemakaian bahan bakar, yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya. Pembebanan sebagai biaya

perusahaaan hanya sebesar 50% dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin dalam tahun pajak yang bersangkutan (Keputusan Dirjen Pajak No. Kep-220/PJ/2002).

Dokumen terkait