• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1.1 Biaya Produksi Perusahaan

3.1.1.2 Biaya Penyusutan Aktiva Tetap

Horngren, et al (1997) mendefinisikan penyusutan sebagai proses untuk mengalokasikan harga perolehan dari aktiva tetap menjadi beban pada suatu periode. Proses ini ditujukan untuk memadukan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama jangka waktu pemakaian aktiva tetap tersebut. Tujuan utama dari akuntansi penyusutan adalah untuk menentukan berapa keuntungan yang diperoleh perusahaan, sedangkan kegunaan lainnya adalah untuk memperhitungkan penurunan kegunaan aktiva tetap karena pemakaiannya.

Semua aktiva tetap hanya akan memberikan manfaat dalam suatu jangka waktu tertentu. Untuk sejumlah aktiva tetap, pemakaiannya yang terus menerus merupakan suatu elemen yang menyebabkan terjadinya penyusutan. Umur kegunaan dari suatu aktiva bisa lebih pendek dari umur aktiva tersebut secara fisik. Menurut Manullang (1994), yang dimaksud dengan umur teknis dari suatu barang modal ialah lamanya barang modal itu digunakan dalam proses produksi hingga tidak dapat dipakai lagi, sedangkan umur ekonomis ialah lamanya barang modal itu digunakan dan tidak dipakai lagi karena sudah ada barang modal baru yang menggantikannya.

Menurut Horngren, et al (1997), untuk mengukur penyusutan dari suatu aktiva tetap, perlu diketahui :

a. Harga perolehan yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli aktiva tersebut sampai aktiva tersebut dapat digunakan oleh perusahaan;

b. perkiraan umur kegunaan yaitu periode dimana perusahaan dapat memanfaatkan aktiva tetap tersebut;

c. perkiraan nilai sisa yaitu nilai kas yang diharapkan dari aktiva tetap tersebut pada akhir masa kegunaannya.

Ada empat metode yang dipakai untuk menyusutkan aktiva tetap yaitu metode garis lurus, jumlah unit produksi, saldo menurun berganda, dan sum of the years digit.

a. Metode garis lurus

Dalam metode garis lurus, perusahaan akan mencatat beban penyusutan yang sama jumlahnya untuk setiap periode. Beban penyusutan setiap periode didapat dengan membagi harga perolehan yang dapat disusutkan dengan umur kegunaan dari aktiva tetap tersebut.

b. Metode jumlah unit produksi

Dalam metode jumlah unit produksi, suatu jumlah tertentu (yang tetap) dibebankan pada setiap unit produksi yang dihasilkan oleh aktiva tetap yang digunakan. Harga perolehan yang dapat disusutkan dibagi dengan perkiraan produksi selama masa kegunaan dari aktiva tetap tersebut untuk mendapatkan beban penyusutan per unit produksi. Beban penyusutan per unit akan dikalikan dengan jumlah unit produksi selama periode yang bersangkutan.

c. Metode saldo menurun berganda

Metode saldo menurun berganda merupakan salah satu metode penyusutan yang dipercepat. Metode penyusutan yang dipercepat akan memberikan beban penyusutan yang lebih besar dari garis lurus pada periode-periode awal pemakaian aktiva tersebut. Metode saldo menurun berganda menghitung beban penyusutan per periode dengan mengalikan nilai buku aktiva tetap dengan suatu persentasi tertentu. Tingkat persentasi tersebut biasanya dua kali lebih besar dari tingkat penyusutan yang digunakan dalam metode garis lurus.

d. Metode sum of years digit

Metode ini merupakan salah satu metode penyusutan aktiva tetap yang dipercepat, yaitu dengan mengalikan harga perolehan yang dapat disusutkan dengan suatu angka tertentu. Penyebut dari angka ini adalah jumlah dari umur kegunaan aktiva tetap tersebut.

3.1.2 Harga Pokok Produksi

Harga pokok adalah instrumen yang penting untuk pengendalian perusahaan (Slot dan Minnaar, 1996). Perhitungan harga pokok dapat membantu agar pendirian perusahaan memang dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa dari sekian banyak kemungkinan, kemungkinan terbaik yang akan dipilih. Perhitungan harga pokok yang berguna untuk pengambilan keputusan jangka pendek merupakan keputusan-keputusan yang diambil dalam rangka mencari pola produksi yang paling menguntungkan bagi perusahaan.

Dua tujuan pokok dari perhitungan harga pokok adalah :

1. memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan untuk membuat perencanaan jangka pendek yang optimal dalam bidang produksi dan penjualan (misalnya untuk bulan, triwulan atau satu tahun mendatang);

2. memperoleh data dan informasi untuk pengendalian proses produksi, terutama dengan maksud untuk memperoleh penghematan dalam perusahaan.

Tujuan lain dari perhitungan harga pokok adalah untuk menentukan nilai barang dalam pengerjaan dan barang jadi yang harus dicantumkan dalam neraca perusahaan.

Menurut Mulyadi (2005), harga pokok produksi adalah pengorbanan ekonomi untuk mengubah aktiva (berupa persediaan bahan baku) menjadi aktiva lain (berupa persediaan produk jadi). Secara teoritis tinggi rendahnya harga pokok akan menentukan harga jual. Beberapa tujuan dari perhitungan harga pokok adalah :

1. sebagai dasar untuk menetapkan harga jual di pasar; 2. untuk menetapkan laba yang akan diperoleh; 3. sebagai alat untuk melihat efisiensi proses produksi;

4. membuat keputusan untuk menerima atau menolak suatu pesanan.

Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. terdapat dua pendekatan untuk memperhitungkan unsur-unsur biaya dalam harga pokok produksi yaitu full costing dan variable costing (Mulyadi, 2005).

1. metode full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok

produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku variabel maupun tetap;

2. metode variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel.

3.1.3 Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan adalah gambaran jumlah pengorbanan yang harus dijadikan pengorbanan oleh produsen pada waktu pertukaran barang dan jasa (Mulyadi, 2005). Harga pokok penjualan diperoleh dengan membandingkan total seluruh biaya dengan volume produk yang dihasilkan. Tujuan perhitungan harga pokok penjualan adalah sebagai dasar penetapan harga di pasar, untuk menetapkan pendapatan yang diperoleh pada proses pertukaran barang atau jasa dan sebagai alat untuk penilaian efisiensi pada proses produksi.

Menurut Manullang (1994), harga pokok penjualan adalah jumlah biaya seharusnya untuk memproduksikan suatu barang ditambah biaya seharusnya lainnya hingga barang itu berada di pasar. Tujuan dilakukannya perhitungan harga pokok adalah :

1. untuk menentukan harga jual;

2. untuk menetapkan efisien tidaknya suatu perusahaan; 3. untuk menentukan kebijakan dalam penjualan;

4. sebagai pedoman dalam pembelian alat-alat perlengkapan baru; 5. untuk perhitungan neraca.

Dokumen terkait