• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.5. Biaya Pelaksanaan

2.5.2 Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)

Biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi, tapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya tak langsung meliputi :

68

a. Biaya overhead adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha di lapangan.

b. Biaya tak terduga adalah biaya untuk kejadian yang mungkin terjadi atau tidak terjadi.

c. Keuntungan adalah hasil jerih payah keahlian ditambah hasil dari faktor resiko.

2.6. Waktu Penjadwalan (Time Schedule )

Perencanaan merupakan bagian terpenting untuk mencapai keberhasilan proyek konstruksi. Pengaruh perencanaan terhadap proyek konstruksi akan berdampak pada pendapatan dalam proyek itu sendiri. Proses perencanaan nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan kegiatan estimasi dan penjadwalan dan selanjutnya sebagai tolak ukur untuk pengendalian proyek. Penjadwalan adalah kegiatan untuk menentukan waktu yang dibutuhkan dan urutan kegiatan serta menentukan waktu proyek dapat diselesaikan.

Penjadwalan dibutuhkan untuk membantu:

a. Menunjukkan hubungan tiap kegiatan lainnya dan terhadap keseluruhan proyek.

b. Mengidentifikasikan hubungan yang harus didahulukan diantara kegiatan.

c. Menunjukkan perkiraan biaya dan waktu yang realistis untuk tiap kegiatan.

d. Membantu penggunaan tenaga kerja, uang dan sumber daya lainnya dengan cara hal-hal kritis pada proyek. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam membuat

jadwal pelaksanaan proyek:

a. Kebutuhan dan fungsi proyek tersebut. Dengan selesainya proyek itu proyek diharapkan dapat dimanfaatkan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

b. Keterkaitannya dengan proyek berikutnya ataupun kelanjutan dari proyek selanjutnya.

c. Alasan sosial politik lainnya, apabila proyek tersebut milik pemerintah.

d. Kondisi alam dan lokasi proyek.

e. keterjangkauan lokasi proyek ditinjau dari fasilitas perhubungannya.

f. Ketersediaan dan keterkaitan sumber daya material, peralatan, dan material pelengkap lainnya yang menunjang terwujudnya proyek tersebut.

g. Kapasitas atau daya tampung area kerja proyek terhadap sumber daya yang dipergunakan selama operasional pelaksanaan berlangsung.

h. Produktivitas sumber daya, peralatan proyek dan tenaga kerja proyek, selama operasional berlangsung dengan referensi dan perhitungan yang memenuhi aturan teknis. i. Cuaca, musim dan gejala alam lainnya.

j. Referensi hari kerja efektif.

2.6.1 Metode Penjadwalan Proyek

A.PDM (Precedence Diagram Program)

Diagram precedence dapat dibuat dengan node diagram atau construction Block diagram.

Ciri – ciri diagram precedence adalah sebagai berikut :

 Aktivitas – aktivitas tidak dinyatakan dengan panah melainkan dimasukkan Node, Lingkaran atau kotak.

 Anak panah/garis penghubung tidak mempunyai duration, sehingga pada diagram precedence tidak diperlukan aktivitas dummy lagi sehingga diagram menjadi lebih bersih.

Presedence Diagram Methode adalah jaringan kerja yang termasuk klasifikasi AON. Disini kegiatan dituliskan di dalam node yang umumnya berbentuk segi empat, sedangkan anak panah hanya sebagai petunjuk hubungan antara kegiatan-kegiatan bersangkutan.

70

Gambar 2.19 : hubungan antar kegiatan - kegiatan

 Konstrain, Lead, dan Lag

Telah disinggung bahwa pada PDM, anak panah hanya sebagai penghubung atau memberikan keterangan hubungan antar kegiatan, maka hubungan antar kegiatan berkembang menjadi beberapa kemungkinan berupa konstrain. Konstrain menunjukkan hubungan antar kegiatan dengan satu garis dari node terdahulu ke node berikutnya.

Satu konstrain hanya dapat menghubungkan dua node. Karena setiap node memiliki dua ujung yaitu ujung awal atau mulai = (S) dan ujung akhir = (F), maka ada 4 macam konstrain yaituawal ke awal (SS), awal ke akhir (SF), akhir ke akhir (FF), akhir ke awal (FS). Pada garis konstrain dibubuhkan penjelasan mengenai waktu mendahului (lead) atau terlambat tertunda (lag).

Bila kegiatan (i) mendahului (j) dan satuan waktu adalah hari, maka penjelasan labih lanjut adalah sebagai berikut :

a) Konstrain Selesai ke Mulai (FS)

Kegiatan A Kegiatan B Kegiatan C

(A 40% selesai) (B 40% selesai) Nomor Urut Nama Kegiatan Kurun Waktu (D) (tanggal) (tanggal) ES EF LF LS

Nomor dan Nama Kegiatan

Tgl. mulai : ES/LS Progres Penyelesaian (%) Tgl. selesai : ES/LS Kurun waktu : D Float total : F a. b.

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FS(i-j) = a yang berarti kegiatan (j) mulai a hari, setelah kegiatan yang mendahuluinya (i) selesai.

Gambar 2.20 : contoh Konstrain FS

b) Konstrain Mulai ke Mulai (SS)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara mulainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai SS(i-j) = b yang berarti suatu kegiatan (j) mulai setelah b hari kegiatan terdahulu (i) mulai.

Gambar 2.21 : Contoh Konstrain SS

c) Konstrain Selesai ke Selesai (FF)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan selesainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai FF(i-j) = c yang berarti

Kegiatan (i) Kegiatan (j)

FS (i-j) = a Konstrain FS

Kegiatan (i)

Kegiatan (j)

72

suatu kegiatan (j) selesai setelah c hari kegiatan terdahulu (i) selesai.

Gambar 2.22 : Contoh Konstrain FF

d) Konstrain Mulai ke Selesai (SF)

Konstrain ini memberikan penjelasan hubungan antara selesainya suatu kegiatan dengan mulainya kegiatan terdahulu. Dirumuskan sebagai SF(i-j) = d yang berarti suatu kegiatan (j) selasai d hari kegiatan (i)

terdahulu mulai.

Gambar 2.23 : Contoh Konstrain SF

B. Kurva S (Hannum Curve)

Kurva S adalah grafik yang dikembangkan oleh warren T. Hannum atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang dipresentasikan sebagai presentase kumulatif dari seluru kegiatan proyek.

Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya

Kegiatan (i) Kegiatan (j) FF (i-j) = c Kegiatan (i) Kegiatan (j) SF (i-j) = d

terhadap jadwal rencana, sehingga diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan jadwal proyek.

Langkah membuat Kurva S adalah sebagai berikut :

 Langkah petama adalah menghitung bobot dari setiap pekerjaan

Bobot= 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛 𝑥 100%

 Setelah mendapat bobot dari setiap item pekerjaan, selanjutnya adalah membuat tabel bar chart. Data yang dimasukkan dalam tabel bar chart adalah hasil dari bobot pekerjaan dibagi dengan periode (waktu pelaksanaan).

 Selanjutnya, hasil setiap periode dijumlahkan dan selanjutnya bobot per periode ditambahkan periode sebelumnya sehingga akhir proyek akan mencapai bobot 100 %. Setelah itu dibuat kurva dengan memplot nilai bobot per periodenya. Contoh Kurva S :

Gambar 2.24 : Contoh Kurva S

W Kemajuan

74

75

3.1 Umum

Metodologi suatu perencanaan dalam manajemen konstruksi merupakan cara atau perhitungan mengenai runtutan item pekerjaan dengan tujuan mendapatkan analisa hasil. Dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan data-data yang diperlukan, hingga melakukan analisa masalah, pada akhirnya pembuatan penjadwalan pelaksanaan. Tahapan-tahapan metodologi dalam penulisan tugas akhir ini antara lain:

Dokumen terkait