• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PT (PERSERO) PELABUHAN INDONESIA I MEDAN

B. Bidang Kegiatan Perusahaan

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I didirikan dengan tugas pokok menyediakan fasilitas dan peralatan pelabuhan, menyelenggarakan pelayanan jasa labuh, tambat, bongkat/muat, pergudangan dan lapangan penumpukan serta

menyediakan areal tanah untuk bangunan, air bersih, instalasi listrik, dan usaha-usaha lain yang menunjang tujuan perusaha-usahaan.

Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka fungsi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah menunjang kelancaran arus barang, kapal dan penumpang untuk mewujudkan sistem transportasi nasional. Sedangkan tujuan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I dalam kegiatan pelayanan jasa kepelabuhan ini adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan pelayanan jasa kepelabuhan bagi kepentingan umum sekaligus menumpuk keuntungan berdasarkan prisnsip-prinsip pengelolaan perusahaan. 2. Menunjang kelancaran angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan

nasional dan regional.

3. Melaksanakan pergantian/pertukaran sistem transportasi laut ke darat atau sebaliknya, dan mewujudkan sistem perhubungan terpadu dan seimbang.

Bidang usaha PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah menyelenggarakan perusahaan jasa kepelabuhanan dan usaha lainnya yang menunjang kelancaran arus keluar-masuk barang melalui pelabuhan.

Pengertian jasa kepelabuhanan adalah segala bentuk pelayanan berupa fasilitas dan berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh perusahaan untuk menunjang kegiatan dan usaha para pengguna jasa kepelabuhanan. Produk yang ditawarkan dalam perusahaan adalah jasa, yang berarti tidak mempunyai wujud tetapi manfaatnya dapat dirasakan oleh para pemakai/pengguna jasa tersebut.

Lapangan usaha PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I adalah sebagai berikut:

1. Kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat berlabuh kapal. 2. Jasa yang berhubungan dengan pemanduan dan penundaan kapal.

3. Dermaga dan fasilitas lain untuk tambat bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunnya penumpang.

4. Gudang, tempat penimbunan barang-barang eksport/import dan peralatan pelabuhan baik alat bongkat muat maupun lainnya.

5. Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung/bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan laut.

6. Penyediaan listrik, air minum dan instalasi limbah pembuangan.

7. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan industri barang termasuk hewan.

8. Jasa konsultasi, pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan.

C. Struktur Organisasi Perusahaan

Pembagian tugas dalam organisasi harusalah diatur sedemikan rupa sehingga dapat menopang tercapainya tujuan perusahaan. Bentuk pembagian tugas dapat digambarkan ke dalam suatu struktur organisasi atau bagan organisasi. Struktur organisasi yang jelas dapat memberikan gambaran sejauh mana tugas, wewenang dan tanggung jawab serta kedudukannya terhadap departemen lainnya.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I memiliki struktur organisasi yang mengacu kepada keputusan Direksi PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I No. PR.02/2/II/P/07 tertanggal 30 Maret 2007 tentang organisasi dan tata kerja kantor pusat PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I.

BAB IV

ANALISIS DAN EVALUASI

A. Analisis dan Evaluasi Sistem Du Pont

Pada pembahasan bab I dan II telah dijelaskan bahwa untuk mengetahui penyebab terjadinya fluktuasi ROA, penulis menggunakan metode sistem Du Pont

karena metode ini dapat menggambarkan hubungan antara TATO, NPM dan ROA. Adapun fluktuasi perbandingan TATO, NPM, dan ROA untuk periode 2002 sampai 2006 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Perbandingan TATO, NPM dan ROA PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 Tahun TATO (x) Selisih (X) NPM (%) Selisih (%) ROA (%) Selisih (%) 2002 0,45 - 37,45 - 16,85 - 2003 0,42 0,03 27,45 10,00 11,53 5,32 2004 0,43 0,01 23,31 4,14 10,02 1,51 2005 0,46 0,03 22,75 0,56 10,48 0,46 2006 0,47 0,01 21,01 1,74 9,42 1,01

Sumber: Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa ROA PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan pada tahun 2003 mengalami penurunan 5,32% yang disebabkan oleh penurunan pada NPM sebesar 10% dan penurunan TATO 0,03 kali dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan laba bersih dan penjualan (disebut pendapatan operasi pada PT Pelabuhan Indonesia I Medan).

Pernyataan ini sesuai dengan teori Munawir (2004:89) bahwa ROA akan berubah jika terjadi perubahan turnover baik masing-masing atau keduanya.

Dalam hal ini ROA menurun diakibatkan oleh penurunan keduanya yaitu NPM dan TATO.

Pada tahun 2004 ROA mengalami penurunan sekitar 1,51% dikarenakan penurunan NPM sebesar 4,14%. Penurunan NPM disebabkan oleh menurunnya laba bersih dari tahun sebelumnya. Meskipun TATO meningkat 0,01 kali namun hal ini tidak dapat meningkatkan ROA pada tahun 2004.

Pernyataan ini juga sesuai dengan teori Munawir. Pada tahun 2004, ROA menurun dikarenakan oleh penurunan salah satu dari kedua rasio yaitu NPM.

ROA pada tahun 2005 meningkat 0,46% disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasi dan total aktiva yang terus meningkat setiap tahunnya sehingga menyebabkan TATO meningkat 0,03 kali.

Teori yang dikemukakan oleh Martono dan Harjito(2001:60) sesuai dengan pernyataan ini, bahwa ROA dipengaruhi oleh sales, total cost, dan total asset. Pada tahun 2005 ROA meningkat disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasi (sales) dan total asset.

Penurunan ROA tahun 2006 sebesar 1,01% disebabkan oleh adanya penurunan pada NPM sebesar 1,78%. Meskipun TATO naik sekitar 0,01 kali pada periode tersebut. Penurunan pada NPM disebabkan oleh peningkatan total biaya pada periode tersebut.

Pendapat yang dikemukakan oleh Munawir (2004:89) sesuai dengan pernyataan ini, bahwa ROA menurun dikarenakan penurunan oleh NPM. Pernyataan bahwa menurunnya NPM dikarenakan oleh peningkatan total biaya sesuai dengan teori yang dijelaskan oleh Martono dan Harjito (2001:60) bahwa

total cost mempengaruhi ROA, itulah sebabnya NPM menurun pada tahun 2006 disebabkan olah total biaya yang meningkat.

Tabel 4.2

Laba Bersih, Pendapatan Operasi, Total Aktiva dan Total Biaya PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 (dalam rupiah) Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Laba Bersih 175.109569.915 121.901926.542 106.141.629.705 118.938.865.368 124.037.829.366 Selisih - (53.207.643.373) (15.760.296.837) 12.797.235.663) 5.098.963.998 Pnd.Operasi 467.464.705.483 443.969.481.383 445.234.330.241 521.793.703.998 590.255.100.972 Selisih - (23.495.224.100) 11.264.848.858 66.559.373.757 68.461.396.974 T.Biaya 392.934.680.648 359.448.824.045 398.851.464.455 435.794.775.540 504.610.750.420 Selisih - (33.485.856.603) 39.402.640.410 36.943.311.085 68.815.974.880 T.Aktiva 1.021.302.456.741 1.033.266.193.665 1.043.139.552.845 1.110.885.941.233 1.231.379.269.471 Selisih - 11.963.736.924 11.873.359.180 65.746.388.388 120.493.328.238 Sumber: Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa laba bersih pada tahun 2003 turun sebesar Rp53.207.643.373 dikarenakan turunnya pendapatan operasi Rp23.495.224.100 dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan total biaya sebesar Rp33.485.856.603 tidak mampu meningkatkan laba pada periode tersebut. Total aktiva yang meningkat Rp11.963.736.924 juga tidak mampu meningkatkan ROA dan TATO pada periode 2003 karena baik pendapatan operasi maupun laba bersih mengalami penurunan yang cukup besar dan berdampak pada turunnya NPM.

Penurunan pada laba bersih tahun 2003 dikarenakan turunnya pendapatan operasi. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Kuswadi (2004:191-192) bahwa makin cepat dana perusahaan yang ditanam berputar, makin efektif penggunaan dana tersebut sehingga makin besar pula laba perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa laba bersih tahun 2003 menurun dikarenakan kurang efekifnya penggunaan dana perusahaan sehingga laba bersih yang dihasilkan lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Penurunan NPM pada tahun 2004 23,31% disebabkan oleh penurunan pada laba bersih Rp15.760.296.837 lebih rendah dari tahun sebelumnya. Meskipun pendapatan operasi meningkat Rp 11.264.848.858 namun tidak dapat menaikkan ROA karena total biaya juga naik sebesar Rp39.943.311.085 yang berakibat pada turunnya laba. Kenaikkan TATO 0,43 kali dikarenakan kenaikan pada pendapatan operasi Rp11.264.848.858 dan total aktiva Rp11.873.359.180.

Pada tahun 2005 turunnya NPM 22,79% dikarenakan pada tahun 2003 dan 2004 laba bersih mengalami penurunan dalam jumlah yang sangat besar. Penurunan ini tidak diimbangi dengan peningkatan laba bersih pada tahun 2005, dengan kata lain penurunan yang terjadi pada dua tahun sebelumnya jauh lebih besar jumlahnya dibandingkan angka peningkatan pada tahun 2005. Walaupun pendapatan operasi meningkat Rp66.559.373.757 ternyata tidak mampu meningkatkan NPM karena adanya peningkatan total biaya Rp36.943.311.085. Kenaikan pada TATO 0,46 kali dan ROA 10,48% dikarenakan adanya kenaikan pendapatan operasi Rp66.559.373.757 dan total aktiva yang juga meningkat Rp65.746.388.388.

Penurunan NPM 21,01% pada tahun 2006 disebabkan oleh peningkatan total biaya yang cukup tinggi Rp68.815.974.880. Kenaikan biaya yang cukup tinggi membuat laba bersih yang diperoleh pada tahun tersebut menjadi sedikit. Walaupun pendapatan operasi meningkat Rp68.461.396.974, namun hanya mampu meningkatkan laba bersih Rp5.098.963.998. TATO meningkat 0,47 kali dikarenakan kenaikan pendapatan operasi dan total aktiva Rp120.493.328.238.

Tabel 4.3

AktivaLancar, Aktiva Tetap, dan Aktiva Lain PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 (dalam rupiah) Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Akt. Lancar 356.199.624.297 315.276.129.339 316.984.265.249 403.505.918.932 555.324.899.627 Selisih - (40.923.494.958) 1.708.135.910 86.521.165.683 151.818.980.695 Akt.Tetap 482.640.939.082 500.952.952.922 508.229.149.115 543.024.591.995 525.571.160.003 Selisih - 18.312.013.840 72.276.196.193 34.795.442.800 (17.453.431.992) Akt.Lain 179.505.827.191 213.448.540.400 215.178.331.116 164.355.430.306 150.483.209.811 Selisih - 33.942.713.215 1.729.790.710 (50.823.900.810) (13.872.220.495) Sumber: Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Kenaikan total aktiva setiap tahunnya disebabkan oleh komponen aktiva pada Tabel 4.3. Pada tahun 2003 kenaikan total aktiva disebabkan oleh kenaikan pada aktiva tetap sebesar Rp18.312.013.840 dan aktiva lain sebesar Rp33.942.713.215, sedangkan aktiva lancar menurun dari tahun sebelumnya Rp40.923494.958.

Kenaikan total aktiva pada tahun 2004 dikarenakan oleh semua komponen aktiva mengalami peningkatan. Aktiva lancar naik sebesar Rp1.708.135.918, aktiva tetap naik sebesar Rp7.276.196.193 dan aktiva lain naik Rp1.729.790.710.

Periode 2005, kenaikan total aktiva disebabkan oleh kenaikan pada aktiva lancar Rp86.521.165.683 dan aktiva tetap Rp34.795.442.800, sedangkan aktiva lain menurun sebesar Rp50.822.900.810.

Pada tahun 2006, total aktiva meningkat disebabkan oleh meningkatnya aktiva lancar sebesar Rp151.818.980.695 sedangkan aktiva tetap dan aktiva lain masing-masing turun sebesar Rp 17.453.431.992 dan Rp13.872.220.495.

Tabel 4.4

Kas dan Surat Berharga, Piutang, Persediaan,dan Aktiva Lancar Lainnya PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 (rupiah) Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 Kas & SB 272.440.212.6572 202.321.323.590 170.166.791.529 251.231.318.942 332.339.657.161 Selisih - (72.118.889.067) (32.154.532.061) 81.064.527.413 81.108.338.219 Persediaan 3.034.086.762 2.745.244.765 1.691.609.915 2.551.539.011 2.998.649.721 Selisih - (288.841.997) (1.053.634.850) 859.929.096 447.110.710 Piutang 39.408.447.843 23.818.919.499 26.835.661.066 31.988.196.170 59.298.602.310 Selisih - (15.589.528.344) 3.016.741.567 5.152.535.104 27.310.406.140 A.Lncr Ln 46.008.826.748 93.500.958.473 128.646.842.848 120.741.605.225 165.339.583.197 Selisih - 47.492.131.725 35.145.884.375 (7.905.237.623) 44.597.977.972 Sumber: Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Pada Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa penyebab naik turunnya aktiva lancar. Pada tahun 2003 aktiva lancar menurun dikarenakan kas dan surat berharga turun Rp72.118.889.067, piutang dagang dan persediaan masing-masing turun Rp15.589.528 dan Rp 288.841.997 lebih rendah dari tahun 2002. Sedangkan aktiva lancar lainnya meningkat Rp 47.492.131.725.

Aktiva lancar meningkat pada tahun 2004 disebabkan oleh meningkatnya piutang dagang Rp3.016.746.567, persediaan Rp1.053.634.850 diikuti peningkatan aktiva lancar lainnya Rp35.145.844.375. Namun hanya komponen kas dan surat berharga yang menurun Rp32.154.532.061.

Kenaikan aktiva lancar pada periode 2005 disebabkan oleh kenaikan pada kas dan surat berharga Rp81.064.527.413, persediaan Rp859.929.096, piutang dagang Rp5.152.535.104 yang meningkat dari tahun sebelumnya. Sedangkan aktiva lancar lain turun Rp120.741.605.225 dari tahun 2004.

Pada tahun 2006 aktiva lancar meningkat disebabkan oleh semua komponen meningkat. Hal ini dapat dilihat pada Tabel bahwa kas dan surat berharga meningkat Rp81.108.330.219, persediaan naik Rp447.110.710 diikuti

mengalami selisih peningkatan yang jauh lebih besar Rp44.597.972 dibanding tahun sebelumnya.

Tabel 4.5

Biaya Operasi Tunai, Biaya Diluar Usaha dan Pajak PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 Keterangan 2002 2003 2004 2005 2006 By.Opr. T 241.591.965.877 282.447.764.911 329.073.978.833 358.954.935.650 431.835.557.456 Selisih - 40.855.799.034 46.626.213.922 29.880.956.817 72.880.621.806 By.Dlr Ush 84.941.140.144 28.009.379.014 20.034.254.422 18.515.490.890 10.650.207.018 Selisih - (56.931.761.130) (7.975.124.592) (1.518.763.532) (7.863.283.872) Pajak 66.401.574.877 48.991.680.120 49.743.231.200 58.324.349.000 62.124.985.946 Selisih - (17.409.894.507) 751.551.080 8.581.117.800 3.800.636.946 Sumber: Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Fluktuasi total biaya disebabkan oleh komponen pada Tabel 4.5. Tahun 2003 total biaya turun Rp33.485.856.603 dibanding tahun sebelumnya. Turunnya total biaya periode tersebut dikarenakan rendahnya biaya diluar usaha dan pajak yang masing-masing turun Rp56.931.761.130 dan Rp17.409.894.507. Biaya operasi tunai yang naik Rp40.855.799.034 tidak mampu meningkatkan total biaya pada periode tersebut.

Tahun 2004 total biaya meningkat disebabkan oleh meningkatnya biaya perasi tunai Rp46.626.213.922 dan pajak Rp751.551.080 sedangkan biaya diluar usaha turun Rp7.973.124.592 dari tahun 2003.

Kenaikan total biaya pada tahun 2005 juga disebabkan oleh naiknya biaya operasi tunai dan pajak masing-masing Rp29.880.956.817 dan Rp8.581.117.800. Sementara biaya diluar usaha turun Rp1.518.763.532.

Pada tahun 2006, kenaikan total biaya yang cukup besar disebabkan oleh biaya operasi tunai yang tinggi sekitar Rp72.880.621.806 dari tahun sebelumnya. Pajak naik Rp3.800.636.946 sedangkan biaya diluar usaha semakin turun Rp7.863.283.872. Pada Tabel 4.1.5 dapat disimpulkan bahwa kenaikan total

Correlations 1 -,208 ,990** ,737 ,001 5 5 5 -,208 1 -,075 ,737 ,904 5 5 5 ,990** -,075 1 ,001 ,904 5 5 5 Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N NPM TATO ROA NPM TATO ROA

biaya disebabkan oleh biaya operasional yang semakin tinggi setiap tahunnya dan pajak yang naik mulai tahun 2004.

Laba bersih menurun karena peningkatan biaya perjalanan dinas yang meningkat. Total aktiva meningkat karena dilakukannya penilaian kembali atas aktiva tetap untuk gedung dan mesin-mesin, sedangkan kenaikan pendapatan operasi disebabkan oleh peningkatan arus bongkar muat barang ekspor.

B. Analisis Statistik

Tabel 4.6

Variabel Korelasi NPM, TATO dengan ROA PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode 2002-2006 Tahun (N) NPM (X1) TATO (X2) ROA (Y) 2002 37,45 0,45 16,85 2003 27,45 0,42 11,53 2004 23,31 0,43 10,02 2005 22,75 0,46 10,48 2006 21,01 0,47 9,42 Tabel 4.7

Korelasi NPM dan TATO dengan ROA PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

1. Arti Angka Korelasi

a. Korelasi NPM dengan ROA = 0,990**

Angka pada output menunjukkan kuatnya korelasi antara NPM dengan ROA karena nilainya diatas 0,5. Tanda positif pada korelasi menunjukkan arah korelasi yang searah. Artinya semakin besar nilai NPM maka semakin besar ROA yang dihasilkan atau dengan kata lain semakin besar nilai marjin laba bersih yang dihasilkan dalam satu tahun maka semakin besar pula nilai pengembalian aktiva perusahaan.

Pernyataan ini sesuai dengan teori yang telah penulis jelaskan pada bab sebelumnya bahwa salah satu penyebab berubahnya ROA adalah NPM. Apabila NPM menigkat maka akan mengakibatkan ROA mengalami hal yang sama, demikian sebaliknya.

b. Korelasi TATO dengan ROA = -0,075

Angka pada output menunjukkan antara TATO dengan ROA terdapat korelasi yang sangat rendah atau hampir tidak ada korelasi karena nilainya dibawah 0,5. Artinya besarnya TATO tidak selalu mempengaruhi besarnya ROA atau dengan kata lain besar kecilnya perputaran total aktiva yang dihasilkan dalam satu tahun belum tentu mempengaruhi besar kecilnya ROA yang dihasilkan. Tanda – (negatif) menunjukkan arah yang berlawanan.

Pernyataan korelasi ini tidak sesuai dengan teori yang telah dijelaskan. TATO merupakan faktor salah satu faktor yang mempengaruhi berubahnya ROA selain NPM, sedangkan hal yang terjadi pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I

Medan adalah naiknya total aktiva setiap tahunnya tidak selalu menyebabkan ROA mengalami peningkatan.

2. Signifikansi Hasil Korelasi

Berdasarkan probabilitas pada bagian kolom Sig (2-tailed) maka didapat serangkaian angka probabilitas. Pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa dari ketiga variabel hanya satu pasangan data yang berkorelasi secara signifikan, yaitu antara NPM dengan ROA karena probabilitasnya 0,002 atau lebih kecil dari 0,05. artinya H0 ditolak, berarti ada korelasi antara NPM (X1) dengan ROA (Y). Pada output juga dapat dilihat bahwa hanya NPM dengan ROA yang bertanda**. Hal ini berarti variabel berkorelasi secara signifikan pada

)

(

= 5%. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa variabel yang berkorelasi secara signifikan hanya NPM dengan ROA.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi Du Pont maka penulis menarik beberapa kesimpulan, yaitu:

a. ROA mengalami penurunan pada tahun 2003 dikarenakan penurunan pda NPM dan TATO. Penurunan NPM disebabkan oleh menurunnya pendapatan operasi dan laba bersih. Meskipun total aktiva meningkat namun tidak dapat meningkatkan TATO pada tahun 2003.

a. ROA menurun pada tahun 2004 disebabkan oleh penurunan NPM. Walaupun pendapatan operasi meningkat namun kenaikan tersebut diikuti dengan tingginya total biaya. Meskipun total aktiva meningkat dan menyebabkan TATO meningkat namun laba bersih yang rendah dari tahun sebelumnya menyebabkan ROA menurun.

b. ROA meningkat tahun 2005 disebabkan oleh naiknya pendapatan operasi dan total aktiva dari tahun sebelumnya. NPM menurun disebabakan oleh laba bersih yang turun oleh karena total biaya yang tinggi.

c. ROA kembali menurun pada tahun 2006 karena rendahnya NPM yang disebabkan oleh tingginya total biaya. Walaupun ketiga komponen utama yaitu pendapatan operasi, laba bersih dan total aktiva meningkat namun tidak mampu meningkatkan ROA pada tahun tersebut.

d. Laba bersih menurun karena peningkatan biaya perjalanan dinas. Total aktiva meningkat karena dilakukannya penilaian kembali atas aktiva tetap

untuk gedung dan mesin-mesin, sedangkan kenaikan pendapatan operasi disebabkan oleh peningkatan arus bongkar muat barang ekspor.

2. Berdasarkan hasil analisis Korelasi Product Moment

a. TATO tidak berkorelasi dengan ROA. Artinya ketika TATO mengalami kenaikan atau penurunan maka ROA belum tentu akan mengalami hal yang sama.

b. NPM memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan ROA. Artinya jika NPM mengalami kenaikan atau penurunan maka ROA akan mengalami hal yang sama.

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis maka penulis mengharapkan agar PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan dapat lebih tegas dalam menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan terutama dalam menekan biaya agar lebih efisien dan efektif sehingga dapat meningkatkan pendapatan operasi yang tinggi untuk mencapai laba operasi perusahaan yang terus menerus meningkat setiap tahunnya.

ABSTRAK

Enggi Leona (2008), Analisis Hubungan Net Profit Margin dan Total Asset Turnover dengan Return on Asset pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan. Ketua Departemen Manajemen Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si. Dosen Pembimbing: Drs. Syahyunan, SE, M.Si Dosen Penguji I : Dra. Lisa Marlina, SE, M.Si. Dosen Penguji II : Dra. Yulinda, SE, M.Si.

Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah Net Profit Margin dan Total Asset Turnover memiliki hubungan dengan Return on Asset.

Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi tahun 2002 s/d 2006.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis Korelasi Product Moment Pearson pada tingkat signifikan (

)= 5%. Pengujian model Korelasi Product Moment Pearson ini menggunakan program SPSS versi 13.0

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio Net Profit Margin memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan Return on Asset, sedangkan Total Asset Turnover memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan dengan

Return on Asset

Kata Kunci: Return on Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM) dan Total Asset Turnover (TATO)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan laba serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Setiap perusahaan berusaha untuk meraih keuntungan atau memperoleh laba yang semaksimal mungkin. Hal ini dikarenakan laba yang diperoleh digunakan sebagai modal dalam operasional perusahaan selanjutnya.

Maksimalisasi laba berarti menekankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien. Seorang manajer keuangan dengan mudah dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dengan mengurangi beban riset dan pengembangan ataupun beban pemeliharaan rutin. Dalam jangka pendek, hal ini dapat meningkatkan keuntungan, namun untuk jangka waktu panjang, hal ini sama sekali tidak menguntungkan perusahaan. Jika kita membuat suatu keputusan keuangan berdasarkan tujuan perusahaan, maka tujuan perusahaan harus dinyatakan dengan tepat dan jelas sesuai dengan kondisi dan segala kompleksitas permasalahan dunia nyata. Dalam kenyataannya, manajer keuangan setiap harinya harus selalu berhadapan dengan dua masalah yang tidak tercakup dalam tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba yaitu waktu dan ketidakpastian (Keown, 2004:3).

Kondisi perusahaan yang baik dapat dilihat dari laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, serta analisis rasio keuangan. Apabila laporan keuangan disusun secara baik dan akurat dapat memberikan gambaran

keadaan perusahaan yang nyata mengenai hasil atau prestasi yang telah dicapai oleh perusahaan selama kurun waktu tertentu. Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena keinginan mengetahui tingkat profitabilitas dan tingkat resiko atau kesehatan suatu perusahaan.

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi kinerja keuangan perusahaan. Pada dasarnya untuk menghitung rasio keuangan suatu perusahaan diperlukan angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan laba rugi saja atau kombinasi keduanya. Rasio keuangan hanya merupakan suatu petunjuk atau suatu indikasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan, namun bukan merupakan gambaran lengkap mengenai kondisi keuangan perusahaan yang bersangakutan. Mengingat hal itu maka manajer keuangan harus berhati-hati dalam melakukan penafsiran terhadap rasio keuangan tersebut (Syahyunan, 2004:81).

Salah satu ukuran profitabilitas perusahaan dapat dijelaskan melalui analisis rasio Return on Asset (ROA), untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu yang kemudian diproyeksikan untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa mendatang. Tinggi rendahnya ROA perusahaan ditentukan oleh dua faktor yaitu Net Profit Margin

(NPM)atau marjin laba bersih, dan Total Asset Turnover (TATO) atau perputaran total aktiva.

PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan merupakan salah satu BUMN yang berbentuk perseroan dan bergerak dalam bidang jasa perkapalan dan kepelabuhan. Perusahaan ini memiliki tugas pokok menyediakan fasilitas

peralatan pelabuhan, menyelenggarakan pelayanan jasa labuh, tambat, bongkar/muat, pergudangan dan lapangan penumpukan serta menyediakan areal tanah untuk bangunan, air bersih, instalasi listrik dan usaha-usaha lain yang menunjang tujuan perusahaan.

Fluktuasi Total aktiva, Penjualan, dan Laba bersih pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan selama periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 ditunjukkan pada Tabel 1.1 di bawah ini.

Tabel 1.1

Total Aktiva, Penjualan dan Laba Bersih PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode Tahun 2002 – 2006 (Dalam Rupiah) Tahun Total Aktiva

(Rp) Fluktuasi (%) Penjualan (Rp) Fluktuasi (%) Laba Bersih (Rp) Fluktuasi (%) 2002 1.021.302.456.741 - 467.464.705.483 - 175.109.569.915 - 2003 1.033.266.193.665 1,012 443.969.481.383 0,949 121.901.926.542 0,696 2004 1.045.139.552.845 1,023 455.234.330.241 0,973 106.141.629.705 0,606 2005 1.110.885.941.233 1,087 521.793.730.998 1,116 118.938.865.368 0,679 2006 1.231.379.269.471 1,205 590.255.100.972 1,262 124.037.829.366 0,708

Sumber : Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa total aktiva PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan mengalami peningkatan dari tahun 2002-2006, namun penjualan dan laba bersih berfluktuasi pada periode tersebut. Pada tahun 2003 total aktiva meningkat 1,012% dan penjualan turun sebesar 0,949% diikuti penurunan laba bersih sebesar 0,696%. Tahun 2004 penjualan meningkat sebesar 0,973% sedangkan laba bersih menurun sebesar 0,606% walaupun terjadi peningkatan total aktiva 1,023%. Pada tahun 2005 dan 2006 baik total aktiva, penjualan maupun laba bersih meningkat dari tahun sebelumnya. Tahun 2005 kenaikan total aktiva sebesar 1,087%, penjualan 1,116% dan laba bersih

0,679%. Tahun 2006 total aktiva naik sebesar 1,205% diikuti naiknya penjualan 1,262% dan laba bersih sebesar 0,708%.

Berdasarkan laporan keuangan pada Tabel 1.1 yang mengalami fluktuasi maka diperoleh perhitungan rasio sebagai berikut:

Tabel 1.2

Rasio Net Profit Margin, Total Asset Turnover dan Return on Asset PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan

Periode Tahun 2002 – 2006 Tahun NPM (%) TATO X ROA (%) 2002 37,45 0,45 16,85 2003 27,45 0,42 11,53 2004 23,31 0,43 10,02 2005 22,79 0,46 10,48 2006 21,01 0,47 9,87

Sumber :Laporan Keuangan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan Pada Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa NPM, TATO dan ROA berfluktuasi dari tahun ke tahun. Menurut Munawir (2002:89), besarnya ROA akan berubah jika ada perubahan besarnya NPM atau TATO baik masing-masing atau keduanya dalam rangka usaha memperbesar atau mempertinggi ROA. Sedangkan yang terjadi pada PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I Medan berdasarkan Tabel 1.2 besarnya peningkatan atau penurunan yang terjadi pada NPM dan TATO baik

Dokumen terkait