• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi 1 Program Giz

INDIKATOR KINERJA SATUAN REALISAS

IV. Bidang Kesehatan Keluarga dan Gizi 1 Program Giz

Permasalahan :

- Masih rendahnya cakupan bayi usia 0 – 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif.

- Cakupan balita yang naik berat badannya belum mencapai target yang ditetapkan.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-95 Solusi :

- Perlunya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang ASI EKSKLUSIF dan dukungan pihak keluarga. - perlunya ada kesiapan Puskesmas Perawatan dan

Rumah Sakit untuk pelaksanaan tatalaksana gizi buruk. - Pencatatan dan pelaporan tingkat puskesmas harus

lebih baik.

- Perlunya Pelatihan Tim Tatalaksana Gizi Buruk di Puskesmas terutama Puskesmas Rawat Inap.

2. Program KIA

Permasalahan : Masih adanya kematian bayi dikarenakan hal – hal sebagai berikut :

- Kurangnya tersedianya alat untuk penanganan sementara bayi baru lahir dengan asfiksia dan BBLR. - Kurangnya kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil. - Kurangnya dana untuk PMT terhadap bumil KEK - Sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik

- Sarana dan prasarana ditingkat rujukan kurang memadai

- Pengkajian AMP yang belum berjalan dengan optimal - Kurangnya pengetahuan Tenaga Kesehatan dalam

mendeteksi dini pada neonatal resiko tinggi.

- Kurangnya kepedulian pengetahuan masyarakat terhadap bayi-bayi yang bermasalah dengan kesehatannya

- Kurangnya dana untuk pemantauan neonatal resiko tinggi

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-96 Solusi :

- Koordinasi dengan program gizi dalam rangka meningkatkan asupan gizi bumil KEK dengan sosialisasi gizi seimbang bagi bumil dan pemberian PMT

- Mengadakan pelatihan (BBLR, ASfiksia) bagi tenaga kesehatan untuk menambah pengetahuan.

- Menyediakan dan melengkapi alat untuk penanganaan Asfiksia (sungkup) dan BBLR (baju kanguru).

- Bekerjasama dengan program promkes dalam memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang Konsep Kelurahan Siaga, termasuk suami siaga.

- Koordinasi Lintas program - Pembentukan jejaring rujukan

- Pengkajian AMP pada setiap kasus kematian perinatal sampai dengan mengeluarkan rekomendasi Deteksi dini dan Penanganan Neonatal Resiko Tinggi

- Peningkatan pengetahuan dan wawasan tenaga kesehatan di puskesmas dalam mendeteksi dini neonatal resiko tinggi melalui pertemuan dan seminar yang diadakan pemerintah maupun swasta

- Bekerjasama dengan promkes dalam memberikan pengetahuan terhadap masyarakat mengenai bayi yang mengalami permasalahan kesehatan

- Memaksimalkan penggunaan dana BOK dalam pemantauan Neonatal Resiko tinggi

3. Program Kesehatan Ibu Permasalahan :

a. Deteksi ibu hamil resti dan bumil resti yang ditangani masih belum tercapai karena :

- Adanya bumil yang melakukan pemeriksaan kehamilan (K I dan K IV) luar wilayah Kota Metro,

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-97 sedangkan pertolongan persalinan dilakukan di Kota Metro sehingga riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu tidak dapat dideteksi.

- Adanya bumil resti yang tidak terpantau oleh tenaga kesehatan puskesmas karena kurangnya kegiatan untuk melakukan kunjungan rumah bagi ibu hamil

- Kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat terhadap ibu hamil resiko tinggi

b. Kasus Kematian Ibu akibat perdarahan karena : - Status kesehatan ibu kurang baik

- Pengetahuan dan dukungan masyarakat kurang - Terlambat mandapatkan pelayanan di tempat

rujukan

- Belum maksimalnya pelayanan untuk Puskesmas PONED dan RS mampu PONEK

- Cakupan lintas program (seperti TT 1, TT2 Fe 1 dan Fe 3) yang masih rendah disebabkan karena belum berjalannya ANC terpadu dengan optimal Solusi :

a. Agar deteksi bumil resti dan bumil resti tertangani bisa tercapai maka :

- Sistem pencatatan yang perlu diperbaiki bagi tenaga kesehatan

- Penjaringan bumil resti melalu P4K

- Sosialisasi ibu dan anak ( KIA ) khususnya ANC. - Peningkatan keterampilan petugas

b. Upaya untuk menurunkan kasus kematian :

- Mengoptimalkan pelayanan puskesmas mampu PONED

- RSU mampu PONEK

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-98 - AMP di maksimalkan

- Pelaksanaan P4K lebih dioptimalkan - Kelurahan siaga aktif

4. Program Pelayanan KB Permasalahan :

- Sistem pencatatan dan pelaporan yang belum baik - Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor khususnya

BKKB-PP baik dari pemberi pelayanan KB yang bersifat tehnis medis maupun manajemen

- Masih banyaknya Nakes (dokter dan bidan) yang belum mengikuti pelatihan-pelatihan seperti IUD, Implant, MOP dan MOW

Solusi :

- Meningkatkan sistem pecatatan dan pelaporan melalui Bimtek pada pengelola program KB puskesmas.

- Meningkatkan koordinasi lintas sektor khususnya dengan BKKB-PP.

- Meningkatkan keterampilan Nakes melalui pelatihan- pelatihan.

5. Kesehatan Remaja

- Penjaringan kesehatan siswa baru

Untuk cakupan pelaksanaan penjaringan siswa baru sudah mencapai target yaitu sebesar 100%.

- Program kesehatan remaja

1. Belum semua SDM petugas pengelola program pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas terlatih PKPR.

2. Sarana untuk pelayanan kesehatan remaja di Puskesmas khususnya ruang konsling, belum semua Puskesmas menyediakan.

3. Kurangnya sosialisasi Puskesmas PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja).

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-99 4. Belum maksimalnya Puskesmas melaksanakan

pembinaan ke Sekolah.

Sedangkan Permasalahan dan Solusi yang telah diambil pada Rumah Sakit Umum Daerah Ahmad Yani Kota Metro antara lain :

- Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah dalam hal pelayanan administrasi perkantoran yaitu banyaknya pegawai yang memasuki masa pensiun. Untuk lebih meningkatkan pelayanan administrasi perkantoran diharapkan adanya rekruitmen untuk menggantikan pegawai yang memasuki masa pensiun tersebut.

- Permasalahan lain adalah dalam hal peningkatan sarana dan prasarana ruang rawat inap RS yaitu tidak semua barang alkes dalam proses pengadaan melalui e-Katalog tersedia. Disamping itu, kondisi yang memerlukan perbaikan dan untuk melengkapi sarana tidak bergerak lainnya yaitu peralatan kedokteran dan kesehatan yang belum mencukupi, sehingga timbul kesenjangan antara SDM, pelayanan, sarana dan prasarana yang ada saat ini dengan yang seharusnya. Akibat kondisi di atas, timbul permasalahan-permasalahan: 1. Belum terpenuhinya kuantitas dan kualitas SDM di

rumah sakit.

2. Belum lengkapnya sarana dan prasarana di RSUD A. Yani.

3. Belum maksimalnya mutu pelayan di rumah sakit. 4. Belum lengkapnya sarana dan prasarana yang

diunggulkan di rumah sakit.

5. Belum adanya inovasi, pelayanan unggulan di rumah sakit.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-100 Dalam upaya mencapai kesejahteraan masyarakat di Bidang Kesehatan salah satunya adalah pelayanan kesehatan masyarakat tingkat lanjutan melalui rumah sakit dengan memberikan pelayanan kuratif, rehabilitatif, preventif, dan promotif kepada pengguna jasa pelayanan kesehatan serta masyarakat di wilayah Kota Metro dan sekitarnya. Hal tersebut menuntut agar RSUD A. Yani lebih meningkatkan pelayanan agar lebih baik dan memiliki produk layanan unggulan, sehingga pelayanan semakin meningkat serta memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan.

Berbagai kondisi yang terjadi seperti tertera pada sub permasalahan di atas menjadi tantangan sekaligus membuka peluang bagi RSUD A. Yani untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan paripurna, yang mencakup :

1. Pelayanan kesehatan prima, yaitu pelayanan yang lebih peka dalam mengetahui apa yang dibutuhkan oleh pelanggan/pasien.

2. Pelayanan aman, yaitu pelayanan yang meminimalkan

5-D (Death=kematian, Deases=penyakit,

Disability=ketidakmampuan,

Discomfort=ketidaknyamanan, Dissaticfation=infeksi penyakit) dan aman bagi petugas (kesehatan dan keselamatan kerja/K3RS).

3. Pelayanan yang inovatif, yaitu pelayanan yang dapat dipahami oleh pelanggan.

4. Pelayanan yang efektif, yaitu pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Pedoman Diagnosis untuk Terapi (PDT).

5. Pelayanan yang efisien, yaitu pelayanan yang sesuai dengan SOP/protap.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kota Metro Tahun 2016 II-101 6. Pelayanan Manusiawi, yaitu pelayanan yang memenuhi kebutuhan pasien bagi manusia seutuhnya, dimana pelanggan diperlakukan dengan sopan, santun, ramah, kasih sayang, dan penuh perhatian (sorakasaop). 7. Memperhatikan aspek sosial, yaitu bahwa pelayanan

diberikan dengan tidak membedakan tingkat sosial, dan ekonomi.

8. Menyelenggarakan produk pelayanan unggulan dengan menciptakan produk pelayanan yang spesifik, berbeda, dan belum dimiliki oleh rumah sakit lain di Kota Metro.

9. Meningkatkan kualitas SDM medis dan non medis yang profesional dan berakhlak mulia yang pengertian. 10. Meningkatkan sistem manajemen keuangan, informasi,

promosi serta sistem pemasaran menuju BLUD yang mandiri.

Dokumen terkait