• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM KECAMATAN KEBUMEN

C. Keadaan Penduduk

4. Bidang Pendidikan

Keberhasilan pembangunan suatu Negara haruslah didukung oleh beberapa faktor, salah satunya adalah sumber daya manusia. Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas salah satunya melalui jalur pendidikan dengan sarana dan prasarana penunjangnya. Ketersediaan sarana pendidikan di Kecamatan Kebumen mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga Universitas. Pada tahun 2012 terdapat

90

Sedangkan Jumlah Penyandang Cacat Tahun 2013 di kecamatan kebumen yaitu: Cacat Tubuh, 184 Cacat Netra diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:42

59 pendidikan pra sekolah 81 tingkat sekolah dasar, 24 tingkat sekolah menegah, 24 tingkat sekolah menengah atas atau menengah kejuruan, dan 3 Universitas.91

Jumlah yang telah dipaparkan di atas mengalami perubahan pada tahun 2013 yaitu: Jumlah Taman Kanak-kanak dan Roudhlatul Atfal, Murid dan Guru Kecamatan kebumen Tahun 2013 yaitu : Sekolah, 61 Murid Laki-laki, 1,766 Murid Perempuan, 1,649 jumlah Murid, 3,415 Guru Laki-laki, 4 Guru Perempuan, 238 Jumlah Guru, 242. Sedangkan Jumlah Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: jumlah sekolah, 79 jumlah murid, 14,032 murid yang lulus, 2,313 murid yang putus sekolah, 12 guru PNS, 487 Guru non PNS, 353 Jumlah guru, 840. Jumlah Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Sekolah 27 Murid, 11,294 Lulusan, 3,545 Putus Sekolah, 29 Guru PNS, 401 Guru Non PNS, 319 Jumlah Guru, 720.

Jumlah Sekolah Menengah Umum (SMU) dan Madrasah Aliyah (MA), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013. Yaitu: Sekolah, 11 Murid, 4,640 Lulusan, 1,269 Putus Sekolah, 0 Guru PNS, 207 Guru Non PNS, 145 Jumlah Guru, 352.

Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Murid, Lulusan, Putus Sekolah dan Guru menurut Kecamatan Tahun 2013 yaitu: Sekolah, 19Murid,14,176Lulusan,

91

4,446 Putus Sekolah, 116 Guru PNS, 158 Guru Non PNS, 663 Jumlah Guru, 821.92

5. Bidang Kesehatan

Dalam bidang kesehatan adanya ketersediaan pelayanan kesehatan seperti ketersedianya Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun serta Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas tentunya menjadi penting adanya dalam membangun masyarakat yang sehat, berikut penjelasan mengenai jumlah ketersediaan tempat dan tenaga medis di kecamatan kebumen tahun 2013 yaitu:

Jumlah Rumah Sakit, Puskesmas Perawatan, Puskesmas Non Perawatan, Puskesmas Pembantu dan Apotik Tahun 2013 yaitu: Rumah Sakit, 6 Puskesmas Perawatan, 0 Puskesmas non Perawatan, 3 Puskesmas Pembantu, 6 dan Apotik,15 buah. Dari jumlah total yang ada di kabupaten kebumen yaitu: Jumlah Rumah Sakit, 13 Puskesmas Perawatan, 10 Puskesmas non Perawatan,25 Puskesmas Pembantu, 74 dan apotik 50.

Sedangkan Jumlah Tenaga Kesehatan yang Bekerja di Rumah Sakit dan Puskesmas kabupaten kebumen Tahun 2013 yaitu: Dokter Umum, 109 Dokter Spesialis, 43 Dokter Gigi, 40 Bidan, 243, Bidan Desa, 493, Apoteker, 23 Asisten Apoteker, 78, PKM, 13 Epidemiolog Kesehatan, 15 Sanitarian, 62 Nutrisionis, 56

92

http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=subject&id=5 diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:45

Perawat, 992 Perawat Gigi, 33 Perekam Medis, 16, Radiografer, 21Analis/Pranata Laborat Kes, 82 Fisioterapi, 7, Teknik Elektro Medis, 5 Kesehatan Masyarakat, 14 dan jumlah tenaga medis Lainnya, 855 Orang dengan jumlah total tenaga medis yangada di Rumah sakit, 1.764 dan Puskesmas 1.436 dan jumlah total tenaga medis sebanyak 3.200, Orang93

6. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi mayoritas mata pencaharian dari penduduknya yaitu petani, nelayan hingga pembuatan genting yang hasil produksinya dipasarkan hingga mencapai wilayah Jawa Timur bahkan keluar wilayah pulau jawa. Dalam sektor laut nelayan menghasilkan beberapa tempat yang menyediakan hasil dari para nelayan dari olahan mentah hingga matenag salah satunya di Jetis Barat Logending.

Dalam bidang perusahaan industri Jumlah Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar, 1 Menengah, 2 Kecil, 605 Kerajinan Rumah Tangga, 1,071 Jumlah, 1, 679. Dari total keseluruhan kabupaten kebumen yaitu: Besar, 5 Menengah, 9 kecil, 4,430 Kerajinan Rumah Tangga, 48,336 dan jumlah kesuluruhan, 52,780. Sedangkan Jumlah Tenaga Kerja Industri Menurut Klasifikasi Industri Tahun 2013 yaitu: Besar 507 Menengah, 34 Kecil3, 968 Kerajinan Rumah Tangga, 2,429, Jumlah 6,938 dari total keseluruhan kabupaten

93

http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=16 diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:45

kebumen yaitu: Besar 3,804 Menengah, 326 Kecil 25,532 Kerajinan Rumah Tangga, 90,328 Jumlah, 119,990.

Jumlah Usaha Penggalian Golongan C Menurut Jenis Galian Tahun 2013 Pasir18 Pasir Krokos, 0 Batu Hitam, 0 Batu Lempung 74 Batu Belah, 0 Batu Kapur, 0 Lainnya,0 Jumlah, 92. Dari jumlah total kecamatan yang ada di kebumen yaitu: Pasir, 121 Pasir Krokos, 28 Batu Hitam, 45 Batu Lempung, 631 Batu Belah, 5 Batu Kapur, 137 Lainnya, 14 Jumlah, 981. Dan Jumlah Tenaga Kerja Penggalian Golongan C Menurut Jenis Galian Tahun 2013 yaitu: pasir 88 batu lampung 460 jumlah total pekerja, 548 orang.94

7. Bidang Agama

Kecamatan Kebumen yang memiliki luas wilayah 42,040 km2 dengan jumlah penduduk 118.956 orang penduduk laki-laki 59.728 orang dan perempuan 59.228 orang. Pola sosiologis masyarakat Kebumen, secara umum yang terkait dengan instansi keagamaan, ditemukan 1 Pesantren 109 Masjid serta 287 Surau/Musola yang tersebar disetiap Kelurahan. Keterlibatan masyarakat dalam instansi perhimpunan kewargaan yang bersifat ke agamaan (religious civis association) hampir merata disetiap desa atau kelurahan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya acara-acara keagaman yang sering digelar seperti halnya Ruwah atau Sya’ban, adalah bulan yang menjadi ‘batur’ bagi seorang muslim karena akan menginjak bulan Ramadan.

94

http://kebumenkab.bps.go.id/index.php?hal=tabel&id=39 diunduh hari sabtu 12/14/2014 jam 15:45

Pada bulan ruwah ini banyak peziarah yang berkeliling memutari Makam-makan di Kabupaten Kebumen. Tidak hanya bulan Ruwah, pada bulan Muharom juga sering dikunjungi. Salah satu makam yang sering dikunjungi adalah Kyai Lancing. Pada bulan ini muslimin menggunakannya untuk mendekatkan diri kepada alloh dengan cara shodaqoh, menyantuni anak yatim, puasa, ziaroh ke makam para ‘ulama, riyadloh (tirakat) dan lain sebagainya.

Salah satu makam yang ramai diziarohi pada bulan ini adalah makam Mbah Lancing yang konon beliau merupakan seorang perajurit Demak. Selain itu bulan muharompun makam ini tetap ramai dikunjungi para peziaroh, khususnya hari jum’at. Di mana acara itu diikuti oleh Masyarakat Muslim kecamatan kebumen atau bahkan Masyarakat Muslim dari luar kecamatan kebumen itu sendiri.95

95

56 BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

Penelitian ini membahas tentang tingkat kepercayaan Masyarakat Muslimterhadap partai politik berasaskan Islam yang ada di Kecamatan Kebumen. Diketahui dalam sejarah pemilu demokratis Indonesia kekuatan partai-partai berasaskan Islam tidak pernah menjadi kekuatan mayoritas walaupun hampir 90% pemilih Indonesia beragama Islam. Terbukti pada hari Sabtu, 10 mei 2014 Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menyelesaikan rekapitulasi perolehan suara Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014 secara nasional. Dalam hasil tersebut, PDIP memperoleh suara paling tinggi dengan 23.681.471 suara atau 18,95 persen.

Partai kedua yang memperoleh suara tertinggi adalah Partai Golkar dengan 18.432.312 suara atau 14,75 persen. Sedangkan Gerindra memperoleh 14.760.371 suara atau 11,81 persen dan Partai Demokrat meraih 12.728.913 suara atau 10,19 persen. PKB 11.298.957 atau 9,04 persen. PAN 9.481.621 atau 7,57 persen. PKS 8.480.204 atau 6,79 persen. Partai Nasdem 8.402.812 atau 6,72 persen. PPP 8.157.488 atau 6,53persen. Hanura 6.579.498 atau 5,26

persen. PBB 1.825.750 atau 1,46 persen. PKP 1.143.094 atau 0,91 persen. Dari jumlah seluruh suara sah 124.972.491 suara.96

Kekalahan partai berasaskan Islam tidak hanya terjadi pada tingkat nasional namun juga pada tingkat dapil 4 yang meliputi 4 wilayah yaitu Kebumen, Banjarnegara dan Purbalingga seperti yang diberitakan pada Kebumennews.com hasilnya yaitu:

Tabel: perolehan suar pemilu dapil 4 Jawa Tengah

Di sisi lain yang tidak jauh berbeda meskipun 100 responden yang diwawancarai seluruhnya beragama Islam dan dari keseluruhan penduduk kecamatan kebumen 98% memiliki suku atau darah keturunan Jawa namun tidak membuat pemilihan di daerah pemilihan responden dimenangkan partai

96

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/05/10/n5bgv5-ini-hasil-lengkap-rekapitulasi-perolehan-suara-pileg-2014 diunduh jumat 11/21/2014 jam 10:28

yang berasal dari partai Islam. Hal itu terbukti pula pada pemilu-pemilu yang telah diserlenggarakan di Indonesia.

Dilihat dari karakter respondin yang berhasil penulis wawancarai penulis membedakan menjadi:

1. Dilihat dari usia dan jenis kelamin responden

Pemilihan umum dilakukan 5 (lima) tahun sekali dengan batasan umuran 17 tahun atau yang sudah memiliki Kartu tanda Penduduk (KTP) yang sedikit berbeda pada pemilu yang akan dating hampir setiap pemilihan umum berlangsung akan adanya pemilih pemula yang di antaranya adalah kaum muda (remaja) umur 17-21 tahun. Dalam pendidikan politik ini kelompok muda ini baru akan mengeluarkan hak pilihnya pada pemilu.97

Batasan usia remaja yang berbeda-beda menurut hukum positif di Indonesia menjadi menarik untuk di paparkan karena pada masa ini manusia menampakkan pengungkapan kebebasan diri dalam mencari teman sebaya lebih selektif memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan termasuk pandangan dan peran politik dalam pemilu) terhadap dirinya.Selain itu,secara

97

http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-Pemilih-Pemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:31

psikologis, pemilih pemula memiliki karakteristik yang berbeda dengan orang-orang tua pada umumnya.98

Senada dengan Pasal 1 ayat (2) Undang-undang Nomor 4 tahun 1974 tentang Kesejahteraan Anak, anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah kawin. Dalam Kompilasi Hukum Islam pada pasal 98 ayat 1, Bab XIV tentang pemeliharaan anak; “Batas usia anak yang mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah dua puluh satu tahun.99Dalam KUHPerdata pasal 330 telah dijelaskan bahwa seseorang dikatakan telah dewasa apabila ia telah mencapai usia genap 21 tahun atau yang telah menikah walau pun belum berusia genap 21 tahun, dan jika pernikahannya telah berakhir atau cerai maka orang tersebut tetap dikatakan dewasa.100

Dari pemaparan di atas mengenai batas usia yang berbeda-beda penulis menggunakan usia remaja yang ditentukan KPU yaitu di bawah 21, maka dari itu penulis mengelompokan jumlah responden menurut jenis kelamin dan batas usia remaja dan dewasa yaitu dari 100 responden yang peneliti wawancarai 52% berjenis kelamin laki-laki dan 48% berjeniskelamin

98

http://www.rumahpemilu.org/in/read/5045/Sosialisasi-Pemilu-2014-Pada-Pemilih-Pemilu-Pemilih-Muda-Pemilih-Cerdas- diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:34

99

http://m-alwi.com/kompilasi-hukum-islam-khi.html diunduh jumat 11/21/2014 jam 13:13

100

perempuan sedangkan responden yang berusia remaja (usia kurang dari 21 tahun) 12% dan 88% berusia 22-78 tahun ( usia dewasa).

2. Pekerjaan, penghasilan dan pengeluaran responden

Data Bank Dunia menyebutkan 56,5 persen dari 237 juta populasi Indonesia masuk kategori kelas menengah. Dari angka tersebut menurut Bank dunia 134 juta orang Indonesia membelanjakan uangnya sebesar USD 2 - 20 atau Rp. 18000 - 180.000 per hari. Kelas menengah ini terdiri dari kalangan profesional mapan, PNS, pedagang yang sukses, karyawan level menengah/supervisor, kalangan profesional serta entrepreneur.

Bank dunia juga merilis setiap tahun masyarakat kalangan menegah Indonesia bertambah sekitar 9 juta orang. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tumbuh di atas 5 persen setiap tahunnya. Penetrasi terhadap kebutuhan informasi dan komunikasi juga semakin tinggi.101

Total jumlah penduduk Indonesia kalau dihitung dengan kriteria pengeluaran per orang per hari Rp 11.687.- ke bawah, mencapai sekitar 103,14 juta jiwa. Angka kemiskinan tersebut tentu sangat besar untuk ukuran Negara kaya sumber daya alam seperti Indonesia.Dari bebrapa penjelasan di atas penulis monggolongkon orang miskin dari sudut pandang penghasilan

101

http://birokrasi.kompasiana.com/2012/07/13/orang-kaya-Indonesia-sudah-134-juta-pertanda-apakah-ini-471075.htmldiunduh jumat 11/21/2014 jam 22:47

dan taraf pendidikan yaitu. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan 0, 5 ha. Buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh perkebunan, atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan. dan Pendidikan tertinggi kepala kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak tamat SD/hanya SD. Hal ini juga menjadi salah satu acuan pemerintah dalam penetapan keluarga miskin yang berhak menerima bantuan langsung tunai (BLT).102

Berikut pengelompokan responden dari karakteristik yang telah dijelaskan di atas dalam mengkategorikan kelompok miskin dari segi pendidikan dan penghasilan kesimpulan bahawa dari 100 responden yang diwawancarai diketahui bahwa 8% mengaku sebagai mahasiswa, 14% ibu rumah tangga, 2% tidak bekerja, 1% pensiunan, 5% pns, 40% pegawai suasta, 2% pegawai lepas, 13% pedagang dan sisanya 21% memiliki pekerjaan di luar dari pilihan pekerjaan yang ditentukan peneliti. Sedangkan kategori miskin dilihat dari kategori kemiskinan yaitu dari 100% responden yang tidak tamat SD 10%, tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat

102

http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=484:menko-kesra-angka-kemiskinan-di-2012-menurun&catid=17:berita-daerah&Itemid=275 diunduh jumat 11/21/2014 jam 22:49

37%, dan yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak 21%.103

Sedangkan dilihat dari penghasilan responden untuk menmgelompokan kemiskinan yang masuk kategori miskin (dengan pendapatan di bawah Rp 600.000 per bulan) yaitu, 19% berpenghasilan di bawah Rp 600.000 sedangkan yang menjawab penghasilan di atas Rp 600.000 per bulan ada 41% sisanya 40% tidak menjawab/rahasia. Berbeda dengan itu ketika ditanya berapa pengeluaran responden tiap bulan responden menjawab, 44% menjawab berpenghasilan di atas Rp 600.000, 33% menjawab berpenghasilan di atas Rp 600.000, dan sisanya 23% lebih memilih merahasiakan itu.

3. Tempat tinggal, status perkawinan dan status responden dalam keluarga

Mengingat karakteristik tempat tinggal responden mempengaruhi karakter responden maka penulis mengelompokan responden dari seratus responden menjadi kelompok-kelompok yaitu, dari total data 100 responden 17% responden tinggal di perkotaan dan 83% responden tinggal di pedesaan. Sedangkan setatus perkawinan responden dari 100 responden 24% belum menikah, 74% menikah dan 2% berstatus duda/janda. Dan status responden

103

Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.

dalam keluarga 46% ber status kepala keluarga sedangkan yang berstatus anggota dalam keluarga berjumlah 54%.4.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang cukup efektif untuk melakukan mobilitas sosial. Dengan modal pendidikan, seseorang dapat meraih cita-citanya dengan mudah. Demikian pula dengan perhatiannya terhadap informasi, pemahaman ataupun sikap politik seseorang. Hal ini karena, seseorang yang berpendidikan mempunyai bekal ilmu untuk memahamipartai politik dan iklan politik secara lebih jernih. Dengan demikian, ia akan mampu menyerap dan memilih mana partai atau calon legislatif yang akan dipilih pada ajang pemilu untuk mewakili rakyat. Atas dasar pemaparan di atas penulis mengkategorikan dari 100% responden yang tidak tamat SD 10%, tamat SD 12%, tamat SMP sederajat 20%, tamat SMA sederajat37%, dan yang berhasil menyelesaikan gelar perguruan tinggi sebanyak 21%.

B.Analisis dan Pembahasan

Pembahasan dilakukan atas hasil perhitungan yang sesuai dengan metode, pendekatan kuantitatif sehingga metode yang diterapkan ialah metode kuantitatif seperti yang ditentukan pada Bab I. Atas dasar itu penulis menganalisis data berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan yaitu.

Fungsi partai politik yang baik telah berjalan setelah era reformasi. Peran aktifis partai politik sebagai penyalur aspirasi rakyat terasa lebih maksimal jika dibandingkan pada era sebelumnya. Partai politik memberikan sarana penyaluran beragam aspirasi masyarakat dan menekan terhadap hal yang masih simpang siur terhadap pendapat masyarakat tersebut.

Partai politik juga bertugas membantu sosialisasi terhadap kebijakan pemerintah, sehingga akan terjadi arus informasi yang secara timbal balik antara pemerintah dan masyarakat. Mengingat pentingnya peran partai politik didalam suatu pemerintahan maka penulis menyimpulkan dari hasil penemuan di lapangan yaitu:

Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 100 responden terpilih ditemukan hasil yang saling berkaitan untuk mengetahui tingkat kepercacaan Masyarakat Muslim terhadap partai politik berasaskan Islam dalam mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Temuan di lapangan ketika responden ditanyakan untuk menyebutkan partai mana saja yang merupakan partai berasaskan Islam hasilnya yaitu :

Dari 100 responden jika diurutkan dari yang terendak ke yang tertinggi dari asumsi masyarakat hasilnya, 1% menganggap parta Nasdem, PDIP dan PKPI adalah partai Islam, sedangkan 2% menganggap PBB partai Islam, 14% tidak tahu, 30% PKS, 41 % PAN, 77 % PPP, 81 % PKB. Hasil ini menunjukan ketidaktahuan masyarakat akan mana yang sesungguhnya partai berasaskan Islam, partai yang berbasis masa Islam dan mana yang

sesungguhnya partai di luar keduanya, karena masih banyaknya masyarakat yang keliru dalam menilai partai.Bahkan sebanyak 81% atau angka tertinggi menganggap PKB adalah partai berasaskan Islam karena jika dilihat asasnya PPP,PKS dan PBB lah yang partai berasaskan Islam bukan PKB. Jika ditelusuri lebih jauh bahwa dari 81% responden yang mengganggap PKB partai berasaskan Islam 11% bertempat tinggal di perkotaan dan 70% berasal dari pedesaan. Sedangkan pemilih PPP 14% tinggal di perkortan dan 62% tinggal di pedesaan. Sedangkan dari golongan agamanya 98% beraliran Islam NU (Nahdlatul Ulama) sedangkan sisanya 2% dari aliran Muhamadiah.104

Sedangkan jika dilihat dari pendidikan responden hasilnya 19% tidak bersekolah atau hanya tamat SD, 19% hanya tamat pendidikan setingkat SMP, dan 38 % menyelesaikan pendidikan SMA atau bahkan sampai bergelar Sarjana menganggap PPP partai Islam. Yang mengganggap PKB partai Islam 20% tidak sekolah atau hanya menyelesaikan setingkat SD, 18% hanaya menyelesaikan pendidikan setingkat SMP, sisanya menyelesaikan SMA dan atau selesai sarjana 42%.

Jika melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden yang berpendidikan tinggi atau minimal SMA 42% salah persepsi dengan mengatakan PKB partai berasaskan Islam.sebaliknya yang menganggap PPP partai berasaskan Islam dari kalangan pendidikan tinggi atau minimal SMA

104

Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.

hanya 38% yang mana penulis berasumsi bahwa kesalahan masyarakat pada umumnya salah satunya tidak mampu membedakan partai yang benar-benar mencantumkan pada asasnya adalah partai Islam dan partai yang berbasis atau memiliki pendukung Masyarakat Muslim.

Temuan di lapangan juga sangat menarik jika di kelompokan hasil dari partai berasaskan Islam dan partai bukan Islam poinnya yaitu 109% responden menjawab dengan tepat menyebutkan partai Islam dan 125% menjawab salah. Atau angka kesalahan dalam menilai partai Islam lebih tinggi dari pada yang benar.

Data di atas dibuktikan pada pertanyaan berikutnya ketika responden ditanya partai manakah yang menurut responden mampu mewakili aspirasi masyarakat. Hasilnya yaitu, responden yang menjawab rahasia sebanyak 30%, PKS 1%, Nasdem 3%, Golkar 3%, Demokrat 4%, Hanura 4%, PAN 6%, Gerindra 8%, PPP 9% PDIP 15%, PKB 17%. PBB 0% PKPI 0%.105Hasil itu membuktikan bahwa PBB dianggap tidak mampu mewakili aspirasi masyarakat, hal yang tidak berbeda jauh yaitu PKS hanya memperoleh kepercayaan 1%.

Temuan di atas juga tidak berbeda jauh dengan partai politik yang paling disenangi responden hasilnya, Rahasia 22%, PKS 1%, Demokrat 3%,

105

Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen tanggal 5-30 Maret 2014.

Golkar 3%, Nasdem 3%, Hanura 4%, Gerindra 5%, PAN 6%, PDIP 13%, PPP 13%, PKB 27%.

Tabel: Partai yang disenangi dan mampu mewakili aspirasi masyarakat

Data ini menunjukan akan rendahnya masyarakat yang menyukai partai politik berasaskan Islam bahkan PBB 0% dan PKS hanya 1% hal ini mungkin disebabkan akan adanya pemberitaanmengenai partai politik yang negatife termasuk partai yang berlambangkan padi dan bulan ini. Sedangkan parta PPP yang tidak memiliki pemberitaan negatife dimedia sampai dengan penelitian ini dilaksanakan hanya mampu meraih angka 13% dan masih kalah jauh dari partai PKB yang memiliki masa berbasis Islam namun mampu mendapatkat angka 27% dihati masyarakat. Dan jika di kelompokan hasilnya yaitu partai yang berasaskan Islam hasilnya 14% disenangi masyarakat dan 23% menyukai partai politik berbasis masa Islam sedangkan di luar keduanya sebanyak 41%.106 Selisih angka yang sangat jauh semakin membuktikan

106

Wawancara peneliti dengan 100 responden yang dipilih secara random dari Kecamatan Kebumen 3% 27% 1% 13% 3% 5% 3% 6% 13%4% 0% 0% 3% 17% 1% 15% 3% 8% 4% 6% 9% 4% 0% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30%

bahwa partai politik berasaskan Islam kurang disenangi Masyarakat Muslim Kecamatan Kebumen sekalipun dibandingkan partai politik yang memiliki masa Islam, sekalipun 98% masyarakat Kebumen beragama Islam.

Berdasarkan penemuan-penemuan di atas penulis juga menemukan fakta bahwa penilaian masyarakat terhadap partai berasaskan Islam masih kalah jauh dengan partai berbasis masa Islam dan parta di luar partai keduanya. Penemuan itu yaitu ketika responden diminta memberikan penilaian terendah partai yang paling tidak sesuai dengan kepercayaan harapan kepentingan responden dari nilai 1 sampai dengan angka tertinggi 10 kepada 12 partai politik peserta pemilu 2014.

Hasilnya yaitu: PKB mendapat penilaian tertinggi yaitu 605 poin sedangkan penilaian terendah menurut responden yaitu partai PBB dan PKPI yang masing-masing 323 dan 252 poin atau jika digabungkan perolehan partai berasaskan Islam dan partai berbasis masa Islam hasilnya 4163 poin raihan partai berasaskan Islam (PPP,PKS,PBB) dan perolehan partai berbasis masa Islam (PKB,PAN) hasilnya 981 poin, sedangkan di luar keduanya (Nasdem, PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, Hanura danPKPI) 3.432 poin.

Tabel: Penilaian Responden Terhadap Partai Politik

Penulis berpendapat pula yang didasarkan pada fakta di lapangan bahwa ketika responden ditanyakan apakah partai politik berasaskan Islam sudah mewakili aspirasi masyarakat pada umumnya 58% menjawab belum, dan 23% tidak mampu menjawabnya. Hal ini menjadi alasan kuat kenapa partai politik berasaskan Islam selalu kalah dikarenakan oleh ketidakmampuan elit partai dalam mengemban amanah rakyat yang berdampak pada ketidakpercayaan masyarakat itu sendiri.

Hasil yang tidak jauh berbeda dari sebelumnya yaitu ketika responden ditanya jika pemilu dilaksanakan saat ini partai manakah yang akan Ibu/Bapak pilih, dari seratus responden hasilnya tidak menjawab/rahasia atau belum menentukan pilihan sebanyak 47%, yang menjawab parta Demokrat 3%, Gerindra 5% Golkar 3%, Hanura 5%, Nasdem 2%, PAN 5% PDIP 12%, PKB

0 100 200 300 400 500 600 700 514 605 562 565 425 564 518 476 578 494 323 252 PKPI PBB Hanura PPP PAN Dem okrat

Dokumen terkait