C. Relevansi pemikiran Mohammad Hatta
6. Bidang Usaha yang dijalankan oleh KUD GRABAG
Dalam bidang usaha yang dilaksanakan KUD GRABAG melanjutkan kegiatan atau program dari tahun sebelumnya dan berusaha mencari peluang usaha baru. Usaha yang dijalankan KUD GRABAG banyak bergerak dibidang jasa, mengutamakan ke pelayanan dan peningkatan kinerja sehingga usaha ini dapat dipertahankan. Adapun jenis usaha yang dijalankan adalah sebagai berikut :
Unit Pelayanan listrik
Kegiatan usaha dalam unit listrik berdasar pada pola kontrak kerja sama antara KUD “GRABAG” dengan PLN cabang Magelang dalam bidang pelayanan pembayaran rekening listrik. Untuk pelayanan pembayaran listrik mencangkup 28 desa dalam wilayah Kecamatan Grabag. Dalam pelaksanaan usaha ini dari tahun-ke tahun terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya penerapan pola pelayanan pembayaran rekening listrik menjadi PPOB (Payment Point On Line Bank). Pada tahun-tahun sebelumnya unit usaha ini dapat dikatakan sebagai unit andalan yang paling memberikan kontribusi pendapatan terhadap KUD GRABAG. Pengurus dan Asosiasi KUD berusaha semaksimal mungkin untuk tetap bertahan. Dan mencari jalan keluar untuk mengatasi permasalahan ini. Beberapa kebijakan yang diambil untuk mengatasi permasalahan ini adalah penghapusan biaya, administrasi pelayanan bagi konsumen dan tidak dikenakan biaya administrasi pelayanan KUD. Dan KUD GRABAG selalu berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat dan tetap memberikan manfaat bagi anggotanya.
Unit Simpan Pinjam
USP merupakan usaha simpan pinjam yang masuk unit yang dikelola KUD “GRABAG . Aset tanah di desa Kleteran, seluas kurang lebih 400 m2. Dengan pertimbangan optimalisasi aset yang
hasilnya untuk pemenuhan modal sendiri yang akan digunakan untuk modal kerja USP. Diharapkan unit ini akan memberikan kontribusi rutin pada KUD, dan dengan pengelolaan yang baik kedepannya akan lebih memberikan manfaat yang lebih bagi KUD GRABAG sendiri maupun masyarakat disekitarnya.
Unit Waserda
Unit ini sudah tidak aktif. Sehingga tanah yang dulunya digunakan untuk waserda ini dioptimalkan. Tujuan optimalisasi asset ini untuk mendapatkan modal kerja lancar, usaha yang berkesinambunagn serta masih memiliki tempat usaha yang tidak menghapus nilai historisnya. Salah satu upaya untuk optimalisasi asset ialah pembangunan kios perdagangan yang dikerjasamakan dengan investor. Maka dengan adanya optimalisasi asset ini KUD GRABAG diharapkan memperoleh modal kerja untuk menciptakan usaha yang mapan dan berkesinambungan. Sehingga KUD GRABAG dapat mandiri dan akan selalu eksis memberikan manfaat untuk anggota dan untuk masyarakat disekitarnya.
Usaha warnet
Ruangan yang dipakai dalam usaha warnet merupakan ruangan untuk unit usaha wartel. Karena usaha wartel sudah tidak berfungsi lagi mengingat pemakaian telephon seluler sudah memasyarakat, maka unit usaha wartel ini dihentikan, yang kemudian digunakan untuk usaha warnet. Usaha warnet ini merupakan kerjasama
koperasi dengan Departemen Komunikasi dan informasi. Warnet Pusat Layanan Informasi Kecamatan (PLIK) pada tahun 2011 belum bisa dijalankan, mengingat pengaktifan perangkat harus menungggu dari pusat baru pada tahun 2012 usaha warnet bisa beroperasi. Usaha warnet tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat dengan perkembangan jaman saat ini. Dengan adanya usaha warnet ini, maka masyarakat sekitar akan mengenal perkembangan teknologi yang bisa digunakan untuk memperoleh informasi lebih mudah. 7. Relevansi Pemikiran Mohammad Hatta di KUD GRABAG
KUD GRABAG didirikan pada tanggal 28 Maret 1973 dengan penyatuan (amalgamasi) dari beberapa koperasi primer dalam wilayah Kecamatan Grabag. Orang- orang yang berperan dalam pendirian KUD GRABAG adalah Haji Abdul Syukur, Mukhroni, Mohammad Umar, Raden Jusuf, dan asari. Dan yang menjadi ketua pertama di KUD GRABAG adalah Haji Abdul Syukur. KUD GRABAG pada awal berdirinya bertujuan untuk mengembangkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan kemajuan daerah kerja pada umumnya dalam rangka menggalang terlaksananya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Usaha-usaha yang dilakukan antara lain, mewajibkan dan menggiatkan anggota untuk menyimpan pada koperasi secara teratur. Menambah pengetahuan anggota tentang perkoperasian. Memberikan pinjaman kepada anggota untuk keperluan yang bermanfaat.
Mengusahakan atau menyediakan barang-barang kebutuhan sehari-hari dan pertanian untuk anggota. Mengumpulkan, mengolah, menjualkan barang-barang hasil pertanian atau hasil karya anggota. Menjalankan tugas penyaluran barang untuk anggota.
Hal itu sesuai dengan pemikiran Mohammad Hatta yang menyatakan, kepada rakyat jelata dianjurkan membangun perusahaannya dengan bentuk koperasi. Pendirian KUD GRABAG yang berawal dari penyatuan dari beberapa koperasi primer dalam wilayah Kecamatan Grabag, yang diprakarsai oleh beberapa orang. Tujuan yang ingin dicapai didirikannya adalah kesejahteraan dan kemakmuran bagi anggota maupun masyarakat disekitarnya sesuai dengan Pancasila.
Rapat anggota merupakan merupakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Rapat Anggota Tahunan merupakan sebuah forum anggota tahunan. Di dalam Rapat Anggota Tahunan ini ketua umum atau pengurus menyampaikan hasil kinerja tahun lalu dan rencana anggaran pendapatan dan biaya untuk tahun berikutnya. Dalam tata tertib Rapat Anggota Tahunan KUD GRABAG landasan rapat yang dipakai salah satunya adalah pasal 33 ayat I. Dimana dalam pasal ini tertuang pemikiran Mohammad Hatta, bahwa koperasi disusun berdasarkan usaha bersama yang berasaskan kekeluargaan.
Dari landasan rapat ini maka ketua umum atau pengurus KUD GRABAG dalam mengambil keputusan-keputusannya berdasarkan musyawarah mufakat bersama anggota. Musyawarah mufakat ini
merupakan cerminan dari semangat kekeluargaan sesuai dengan pemikiran Mohammad Hatta. Rapat Anggota Tahunan dipimpin oleh ketua umum. Rapat Anggota Tahunan di KUD GRABAG dinyatakan sah apabila dihadiri lebih dari setengah jumlah anggota yang diundang. Bagi anggota yang karena sesuatu hal harus meninggalkan ruang rapat, maka harus ijin terlebih dahulu. Hal ini untuk mengetahui apakah menyetujui atau tidak dari hal yang dimusyawarahkan.
Dalam Rapat Anggota Tahunan pengurus menyampaikan laporan pertanggungjawaban kinerja tahun yang lalu, hal ini disampaikan kepada anggota, dari hal yang disampaikan pengurus ini ada permasalahan atau disetujui tidak oleh anggota. Jika ada sesuatu hal yang dipertanyaan maka harus dimusyawarahkan. Begitu juga dengan rencana kerja untuk tahun berikutnya, pengurus juga menyampaikan programnya kepada anggota. Jika ada suatu pertanyaan atau permasalahan maka harus dimusyawarahkan. Jadi semuanya dibicarakan dalam Rapat Anggota Tahunan ini baik hasil kinerja tahun yang lalu maupun rencana kerja untuk tahun berikutnya, untuk mencapai kesepakatan bersama berdasarkan musyawarah mufakat. Jika dalam Rapat tersebut, ada sesuatu yang belum disepakati atau tidak selesai, maka harus dibahas ulang lagi. Artinya disini musyawarah tetap diunggalkan, jadi tidak ada sesuatu yang tidak dimusyawarahkan.
Hal ini sesuai dengan pemikiran Hatta bahwa, koperasi yang berasaskan kekeluargaan, adanya musyawarah memupuk semangat
toleransi dan tanggung jawab bersama sebagai anggota koperasi. (Bung Hatta, 2004 ; 63). Dengan musyawarah setiap anggota KUD GRABAG memiliki hak yang sama untuk menyampaikan pendapatnya. Adanya berbagai pendapat antara anggota yang satu dengan lainnya, maka harus dimusyawarahkan. Hal ini untuk menjamin adanya toleransi menghargai pendapat orang lain dan menerima keputusan yang telah disepakati sebagai bentuk tanggung jawab bersama.
Unit pelayanan listrik yang dimiliki KUD GRABAG dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya penerapan pola pelayanan pembayaran rekening listrik menjadi PPOB (Payment Point On Line Bank). Padahal unit usaha ini dapat dikatakan sebagai unit andalan yang paling memberikan kontribusi pendapatan terhadap KUD GRABAG. Sehingga dengan adanya penurunan pendapatan dari unit ini maka pendapatan yang diterima oleh KUD GRABAG menjadi berkurang. Hal ini tentunya berpengaruh besar terhadap modal yang dimilki.
Untuk mengatasi hal ini KUD GRABAG mengambil beberapa langkah. Salah satunya Adalah optimalisasi aset yang dimiliki. KUD GRABAG memiliki beberapa lahan yang tidak efektif, yaitu salah satunya aset tanah di desa Kleteran. Sehingga tanah yang tidak efektif dioptimalisasikan. Salah satu cara untuk mengoptimalkannya adalah didirikan ruko-ruko dilahan yang tidak efektif tersebut. Tujuan diadakan optimalisasi ini adalah untuk mendapatkan modal sendiri, masih tetap
memiliki tempat usaha dan memiliki usaha yang berkelanjutan dan berkesinambungan dengan tetap tidak menghapuskan nilai historis dari tempat tersebut. Dengan ini diharapkan koperasi mampu hidup dengan baik.
Modal yang didapat dari usaha optimalisasi aset ini diantaranya digunakan untuk modal kerja USP. USP ini diharapkan akan memberikan kontibusi rutin pada KUD. Mengingat unit pelayanan listrik yang dari tahun ke tahun semakin menurun.Pengelolaan yang baik oleh pengurus KUD kedepannya diharapkan akan memberikan manfaat yang lebih bagi KUD GRABAG.
Optimalisasi aset yang dilakukan oleh KUD GRABAG sesuai dengan pemikiran Hatta, bahwa dengan naik dan majunya usaha koperasi, ditanam kemauan dan kepercayaan diri sendiri untuk melaksanakan selfhelp dan oto aktivitas guna kepentingan bersama. Optimalisasi aset yang dilakukan adalah sebagai bentuk usaha KUD GRABAG untuk mendapatkan modal sendiri untuk kepentingan bersama dalam rangka membangun usaha lain yang dapat menopang kehidupan koperasi dan untuk kesejahteraan anggota.
Modal Koperasi salah satunya dari modal sendiri. Modal sendiri didapat dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, hibah dan Sisa Hasil Usaha (SHU) yang belum dibagi. Peran anggota sangat berpengaruh terhadap modal sendiri. Peran aktif anggota KUD GRABAG masih sangat kurang, dalam bentuk partisipasi usaha ataupun
permodalan. Salah satunya dapat dilihat dari simpanan wajib yang kadang tidak segera dibayarkan dan sangat kecilnya simpanan sukarela sebagai dukungan aktif untuk pemupukan modal sendiri. Sekarang ini KUD GRABAG pun kesulitan untuk mengakses dana-dana dari pemerintah. Hal ini dikarenakan ada penilaian dari dinas bahwa ada salah satu pengelolaan di KUD GRABAG yang dinyatakan kurang sehat.
Peran aktif anggota KUD GRABAG masih sangat kurang, hal ini disebabkan karena dulunya mereka berangkat bukan niat mereka gabung menjadi anggota tetapi karena menjadi pelanggan listrik. Dianggapnya itu sebagai anggota. Karena hal ini Anggota KUD GRABAG belum sampai lima puluh persen mereka tahu mengenai kewajiban dan keuntungan dari berkoperasi. Sehingga hal ini berpengaruh terhadap modal yang dimiliki sangat kecil. Setelah perjalanan waktu dari data sekarang anggota KUD GRABAG berjumlah sekitar 228 orang.
Peran anggota yang kurang aktif ini berpengaruh terhadap modal kerjayang dimiliki KUD GRABAG sangat kecil. Kalau KUD GRABAG hanya melayani anggota, sementara anggotanya tidak aktif. Padahal KUD GRABAG membutuhkan dana untuk modal kerja. Tentunya KUD tidak akan berjalan dengan baik. Akhirnya KUD GRABAG harus membaca bisnis atau mencari peluang-peluang baru agar koperasi tetap berjalan dengan baik.
Peran aktif anggota KUD GRABAG masih kurang, karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran mereka tentang berkoperasi. Kesadaran mereka sebagai anggota dan tekadnya untuk membela kepentingan koperasi demi kepentingan bersama sangat kurang. Sehingga rasa solidaritas yang dimiliki sangat kecil untuk kemajuan bersama sebagai anggota-anggota koperasi.Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yakni kesejahteraan bersama.