• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bilangan Prima dan Faktorisasi

Dalam dokumen Teori Bilangan.pdf (Halaman 34-38)

Diingat kembali de…nisi suatu bilangan prima, yaitu suatu bilangan bulat positif lebih besar dari 1 yang hanya mempunyai pembagi positif 1 dan dirinya sendiri. Jelas bahwa

hanya 2 yang merupakan bilangan prima genap, dan juga hanya 2 dan 3 yang meru-pakan bilangan-bilangan prima yang berturutan. Suatu bilangan, selain 1, yang tidak prima dinamakan bilangan composite. Jelas bahwa jika n > 1 adalah composite maka n dapat dituliskan sebagai n = ab, dimana 1 < a b < n dan a; b 2 N.

Contoh 5.13 Tentukan semua bilangan bulat positif n untuk yang mana 3n 4, 4n 5, dan 5n 3 adalah bilangan-bilangan prima.

Penyelesaian. Jumlah dari ketiga bilangan tersebut adalah 12n 12, yang jelas merupakan suatu bilangan genap, maka paling sedikit satu diantaranya adalah bilangan genap. Dipunyai bahwa bilangan prima genap hanyalah 2. Diamati bahwa 4n 5 tidak mungkin menjadi bilangan genap karena 4n selalu genap untuk setiap n, sehingga jika dikurangi suatu bilangan ganjil maka hasilnya ganjil. Tetapi 3n 4 dan 5n 3 adalah mungkin untuk menjadi bilangan genap. Karena itu diselesaikan persamaan 3n 4 = 2 dan 5n 3 = 2 yang secara berturutan menghasilkan n = 2 dan n = 1. Secara mudah bisa diperiksa bahwa n = 2 akan membuat ketiga bilangan tersebut adalah prima.

Contoh 5.14 (AHSME 1976) Jika p dan q adalah prima, dan x2 px + q = 0 mempunyai dua akar bulat positif berbeda, tentukan p dan q.

Penyelesaian. Diambil x1dan x2, dengan x1 < x2, sebagai dua akar bulat positif yang berbeda. Karena itu bisa dituliskan x2 px+q = (x x1) (x x2), yang mengakibatkan p = x1 + x2 dan q = x1x2. Karena q adalah prima, maka x1 = 1. Jadi, q = x2 dan p = x2 + 1, yang berarti p dan q adalah dua bilangan prima yang berurutan, yaitu q = 2 dan p = 3.

Teorema 5.15 Jika n > 1, maka n dapat dibagi oleh paling sedikit satu bilangan prima. Bukti. Karena n > 1, maka dipunyai paling sedikit satu pembagi > 1. Berdasarkan Prinsip Terurut Baik, n pasti mempunyai paling sedikit satu pembagi positif yang lebih besar dari 1, misalnya q. Diklaim bahwa q adalah prima. Jika q bukan prima maka dapat dituliskan q = ab, 1 < a b < q. Ini berarti bahwa a adalah suatu pembagi dari n yang lebih besar dari 1 dan lebih kecil dari q. Timbul kontradiksi dengan kenyataan bahwa q adalah minimal.

Teorema 5.16 (Euclid) Terdapat tak hingga banyak bilangan prima.

Bukti. Diandaikan terdapat berhingga banyak bilangan prima, misalnya p1, p2, ..., pn. Diambil

N = p1p2 pn+ 1

Bilangan bulat N adalah lebih besar dari 1, sehingga berdasarkan teorema sebelum-nya diperoleh bahwa N pasti mempusebelum-nyai suatu pembagi prima p. Bilangan prima p haruslah salah satu dari bilangan-bilangan p1, p2, ..., pn. Tetapi, diamati bahwa p pasti berbeda dari sembarang p1, p2, ..., pn karena N mempunyai sisa 1 ketika dibagi oleh sembarang pi. Jadi timbul kontradiksi.

Teorema 5.17 Jika bilangan bulat positif n adalah composite, maka n pasti mempun-yai suatu faktor prima p dengan p pn.

Bukti. Diandaikan bahwa n = ab, dimana 1 < a b < n. Jika a; b > p

n, maka n = ab >p

np

n = n, yang adalah kontradiksi. Jadi n mempunyai suatu faktor 6= 1 dan pn. Karena itu, faktor prima dari n adalah pn.

Contoh 5.18 Berapa banyak bilangan prima 100? Penyelesaian. Diamati bahwa p

100 = 10. Berdasarkan teorema sebelumnya, semua bilangan composite dalam range 10 n 100 mempunyai suatu faktor prima diantara 2, 3, 5, atau 7. Dimisalkan Am adalah himpunan bilangan-bilangan bulat positif yang merupakan kelipatan dari m dan 100. Diperoleh jA2j = 50, jA3j = 33, jA5j = 20, jA7j = 14, jA6j = 16, jA10j = 10, jA14j = 7, jA15j = 6, jA21j = 4, jA35j = 2, jA30j = 3, jA42j = 2, jA70j = 1, jA105j = 0, jA210j = 0. Jadi, banyaknya bilangan prima 100 adalah

= 100 (banyak bilangan composite 100) 1 = 100 + 4 (kelipatan dari 2; 3; 5; atau 7 100) 1 = 100 + 4 (50 + 33 + 20 + 14) + (16 + 10 + 7 + 6 + 4 + 2)

(3 + 2 + 1 + 0) 0 1 = 25

dengan mengingat bahwa 1 bukanlah prima atau composite.

Sekarang diperhatikan bilangan bulat 1332. Jelas bahwa bilangan tersebut dapat dibagi oleh 2, sehingga diperoleh 1332 = 2 666. Selanjutnya, 666 dapat dibagi oleh 6, sehingga 1332 = 2 2 3 111. Terakhir, 111 dapat dibagi oleh 3, sehingga diperoleh 1332 = 2 2 3 3 37. Karena 2, 3, 37 adalah bilangan-bilangan prima maka proses faktorisasi dari 1332 berhenti. Selanjutnya faktorisasi dari 1332 dapat dituliskan seperti 223237. Faktorisasi demikian dinamakan faktorisasi kanonis (canonical factorisation).

Teorema 5.19 (Teorema Fundamental Aritmatika) Setiap bilangan asli n 1 mempunyai suatu faktorisasi tunggal dalam bentuk

n = pa1

1 pa2

2 pas

s

dimana pi adalah prima berbeda dan ai adalah bilangan bulat positif. Bukti. Diasumsikan bahwa

n = pa1 1 pa2 2 pas s = qb1 1 qb2 2 qbt t

merupakan dua faktorisasi kanonis dari n. Berdasarkan Lemma Euclid, disimpulkan bahwa setiap p pasti membagi suatu q dan setiap q membagi suatu p. Akibatnya s = t. Selanjutnya, dari p1 < p2 < < ps dan q1< q2< < qtdisimpulkan bahwa pi= qi,

1 i s.

Jika ai> bi untuk suatu i, atas pembagian oleh pai

i , diperoleh pa1 1 pa2 2 pai bi i pas s = pb1 1 pb2 2 pbi 1 i 1pbi+1 i+1 pbs s ;

yang adalah tidak mungkin, karena ruas kiri dapat dibagi oleh pi dan ruas kanan tidak dapat dibagi oleh pi. Serupa dengan itu, diperoleh hasil yang sama untuk ai< bi. Jadi haruslah ai = bi untuk semua i.

Contoh 5.20 Diambil p adalah suatu bilangan prima. Buktikan bahwa pp bukan suatu bilangan rasional.

Bukti. Diasumsikan bahwa pp adalah rasional, artinya pp = a

b dimana a dan b bilangan-bilangan asli yang prima relatif sebab faktor-faktor persekutuannya dapat dihapus. Karena itu bisa dituliskan pb2= a2. Jadi p j a2 dan juga p j a. Dituliskan a = a1p untuk suatu bilangan bulat a1, maka dipunyai pb2 = a12p2, sehingga b2 = a21p yang berarti p j b. Jadi, p adalah faktor persekutuan dari a dan b, sehingga ini kontradiksi dengan asumsi. Jadi, pp bukan suatu bilangan rasional.

Contoh 5.21 Buktikan bahwa terdapat tepat satu bilangan asli n dimana 28+ 211+ 2n adalah pangkat dua sempurna.

Bukti. Jika k2= 28+211+2n= 2304+2n= 482+2n, maka k2 482 = (k 48) (k + 48) = 2n. Berdasarkan faktorisasi tunggal diperoleh k 48 = 2s, k + 48 = 2t, s + t = n. Dari sini diperoleh 2t 2s= 96 = 3 25 atau 2s 2t s 1 = 3 25. Berdasarkan faktorisasi tunggal, dari kesamaan terakhir diperoleh s = 5, t s = 2. Jadi, s = 5 dan t = 7, sehingga n = s + t = 12.

Untuk suatu bilangan prima p, pk dikatakan membagi penuh (fully divide) n dan dit-uliskan pkk n jika k adalah bilangan bulat positif terbesar sedemikian sehingga pkj n. Contoh 5.22 (ARML 2003) Tentukan pembagi terbesar dari 1001001001 yang tidak melebihi 1000.

Penyelesaian. Dipunyai

1001001001 = 1001 106+ 1001 = 1001 106+ 1 = 7 11 13 106+ 1 :

Berdasarkan rumus x6+ 1 = x2 3+ 1 = x2+ 1 x4 x2+ 1 , dituliskan 106+ 1 = 101 9901. Karena itu dapat dituliskan 1001001001 = 7 11 13 101 9901. Dari sini tidaklah sulit untuk memeriksa bahwa tidak ada kombinasi dari 7, 11, 13, dan 101 yang dapat menghasilkan suatu hasil kali yang lebih besar dari 9901 tetapi kurang dari 1000. Jadi jawabannya adalah 9901.

Contoh 5.23 Diambil n adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa 32n+ 1 dapat dibagi oleh 2, tetapi tidak dapat dibagi oleh 4.

Bukti. Jelas bahwa 32n adalah ganjil dan 32n + 1 adalah genap. Dicatat bahwa 32n = 32 2

n 1

= 92n 1 = (8 + 1)2n 1. Dipunyai rumus binomial

(x + y)m = xm+ m 1 x m 1y + m 2 x m 2y2+ + m m 1 xy m 1+ ym:

Diambil x = 8, y = 1, dan m = 2n 1 dalam persamaan di atas, maka pada ruas kanan dapat dilihat bahwa setiap bagian jumlahan merupakan kelipatan dari 8 kecuali yang terakhir (yaitu ym = 1). Karena itu sisa dari 32n ketika dibagi oleh 4 adalah sama dengan 1, dan sisa dari 32n+ 1 ketika dibagi oleh 4 adalah sama dengan 2.

Penyelesaian. Dicatat bahwa 210= 1024 dan x2 y2= (x + y) (x y). Karena itu

3210 1 = 329 2 12

= 329+ 1 329 1 = 329+ 1 328+ 1 328 1

= = 329+ 1 328+ 1 327+ 1 321 + 1 320 + 1 (3 1) :

Berdasarkan contoh sebelumnya, 2 j 32k+ 1 untuk bilangan bulat positif k. Karena itu, dari persamaan terakhir dapat dilihat bahwa setiap faktor dapat dibagi oleh 2. Karena banyaknya faktor adalah 11 dan juga 3210 1 dapat dibagi oleh 20, maka n = 11 + 1 = 12.

Dalam dokumen Teori Bilangan.pdf (Halaman 34-38)

Dokumen terkait