KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi Belajar
C. Bimbingan Kelompok
1. Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan dalam
bimbingan dan konseling, dimana dalam pelaksanaan bimbingan
kelompok menggunakan dinamika kelompok, terdapat beberapa
pendapat yang berbeda-beda mengenai pengertian bimbingan
kelompok.
Prayitno (2017:133) berpendapat bahwa bimbingan
kelompok adalah layanan bimbingan yang diselelnggarakan secara
berkelompok. Bimbingan kelompok mengaktifkan dinamika
kelompok untuk membahas topik-topik umum yang menjadi
kepedulian bersama anggota kelompok.
Menurut Abidin dan Budiyono (2010:62) bimbingan
12
individu secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari
narasumber terutama dari konselor.
Sukitman (2015:32) mengemukakan bahwa bimbingan
kelompok yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam
pengembangan pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan
belajar, karir/jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan
kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Menurut Nurihsan (2006:23) Bimbingan kelompok
merupakan bantuan terhadap individu yang dilaksanakan dalam situasi
kelompok. Bimbingan kelompok dapat berupa penyampaian informasi
ataupun aktivitas kelompok membahas masalah-masalah pendidikan,
pekerjaan, pribadi dan sosial.
Dari berbagi pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
bimbingan kelompok merupakan suatu layanan bimbingan konseling
yang diberikan kepada siswa (klien) untuk membahas suatu
permasalahan secara bersama-sama dengan dinamika kelompok untuk
menunjang kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Bimbingan Kelompok
Layanan Bimbingan kelompok mempunyai beberapa tujuan
yang akan dicapai, menurut Tohirin (2014:165) secara umum layanan
bimbingan kelompok bertujuan untuk pengembangan kemampuan
bersosialisasi, khususnya kemampuan berkomunikasi peserta layanan
13
untuk mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,
wawasan dan sikap yang menunjang perwujudan tingkah laku yang
lebih efektif, yakni peningkatan kemampuan berkomunikasi baik
verbal maupun non verbal para siswa.
Menurut Winkel dan Hastuti (2004:457) tujuan bimbingan
kelompok adalah menunjang perkembangan pribadi dan
perkembangan sosial masing-masing anggota kelompok serta
meningkatkan mutu kerjasama dalam kelompok guna aneka tujuan
yang bermakna bagi para partisipan.
Menurut Prayitno (2017:134) tujuan bimbingan kelompok
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Tujuan umum
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah
berkembangnya kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan komunikasi peserta layanan. Dalam kaitan ini, sering
menjadi kenyataan bahwa kemampuan bersosialisasi/
berkomunikasi seseorang terganggu oleh perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan dan sikap yang tidak objektif, sempit dan
terkungkung serta tidak efektif. Melalui layanan bimbingan
kelompok hal-hal yang mengganggu atau menghimpit perasaan
dapat diungkapkan, dilonggarkan, diringankan melalui berbagai
cara. Pikiran yang suntuk, buntu, atau beku dicairkan dan
14
Persepsi dan wawasan yang menyimpang atau sempit diluruskan
dan diperluas melalui pencairan pikiran, penyadaran dan
penjelasan. Sikap yang tidak objektif, terkungkung dan tidak
terkendali, serta tidak efektif digugat dan didobrak. Kalau perlu
diganti dengan yang baru yang lebih efektif.
Melalui dinamika kelompok peserta layanan bimbingan
kelompok berpresepsi dan berwawasan dengan lebih terarah,
luwes dan luas serta dinamis. Kemampuan perpostur dan
berkomunikasi, bersiosialisasi dan bersikap dapat dikembangkan.
Para peserta berpikir, merasa, bersikap, bertindak, dan
bertanggung jawab berkenaan dengan materi yang dibahas dalam
layanan. Dalam layanan bimbingan kelompok para peserta saling
mengimbaskan kemampuan berkomunikasi, baik dalam
pembahasan topik maupun dalam pemecahan masalah umum.
Disanalah aktivitas dinamika kelompok berperan secara langsung.
Dalam komunikasi masing-masing peserta diharapkan lebih
mandiri dan mampu mengendalikan diri. Dengan tertanganinya
masalah peserta lebih mandiri dan mengendalikan diri terkait
dengan permasalahan yang semula membebaninya.
b. Tujuan khusus
Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik
tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan
15
intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan
perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang menunjang
diwujudkanya perpostur yang lebih efektif dan bertanggung
jawab. Dalam hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun
non verbal ditingkatkan.
Bimbingan kelompok ini dimaksudkan untuk
memungkinkan individu dapat diajak bersama-sama
mengemukakan pendapat dan membicarakan topik-topik peting,
mengembangkan nilai-nilai kebersamaan, pembahasan bersama
dalam mengatasi permasalahan melalui kelompok,
mengembangkan kemampuan berkomunikasi, sikap dan tindakan
nyata mencapai hal-hal yang digariskan kelompok.
Dalam penelitian ini bimbingan kelompok bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman motivasi belajar siswa sehingga terjadi
peningkatan motivasi belajar siswa.
3. Komponen dalam Bimbingan Kelompok
Komponen dalam layanan Bimbingan kelompok menurut Prayitno
(2017:135) yaitu pemimpin kelompok dan peserta atau anggota
kelompok.
a. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok (PK) adalah konselor yang terlatih dan
berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional.
16
memiliki ketrampilan khusus dalam menyelenggarakan bimbingan
kelompok. Dalam Bimbingan kelompok tugas PK adalah
memimpin kelompok yang bernuansa layanan konseling melalui “bahas” konseling untuk mencapai tujuan-tujuan konseling. Secara
khusus PK diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok diantara
peserta seintensif mungkin yang mengarah pada pencapaian
tujuan-tujuan umum dan khusus bimbingan kelompok.
b. Anggota kelompok
Tidak semua kumpulan orang atau individu dapat dijadikan
anggota bimbingan kelompok. Untuk terselenggaranya bimbingan
kelompok seorang konselor perlu membentuk kumpulan individu
menjadi sebuah kelompok yang memiliki persyaratan sebagaimana
diatas. Besarnya kelompok (jumlahanggota kelompok) dan
homogenitas/heterogenitas anggota kelompok dapat mempengaruhi
kinerja kelompok.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pelaksanaan bimbingan kelompok harus ada dua komponen yaitu
pemimpin kelompok dan anggota kelompok. Dalam penelitian ini
peneliti berperan sebagai pemimpin kelompok dan siswa sebagai
anggota kelompok..
4. Asas Kegiatan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (2017:142) asas-asas yang mendasari
17
a. Kerahasiaan
Segala sesuatu yang dibahas dan muncul dalam kegiatan
kelompok hendaknya menjadi rahasia kelompok yang hanya boleh
diketahui oleh anggota kelompok dan tidak disebarkan keluar
kelompok. Disini posisi asas kerahasian sama posisinya seperti
dalam layanan konseling perorangan. Pemimpin kelompok dengan
sungguh-sungguh memantapkan asas ini sehingga seluruh anggota
kelompok berkomitmen penuh untuk melaksanakan.
b. Kesukarelaan
Kesukarelaan anggota kelompok dimulai sejak awal
rencana pembentukan kelompok oleh pemimpin kelompok.
Kesukarelaan terus dibina melalui upaya pemimpin kelompok
mengembangkan syarat-syarat kelompok yang efektif dan
menstrukturan tentang layanan bimbingan kelompok. Dengan
kesukarelaan itu anggota kelompok akan dapat mewujudkan peran
aktif diri mereka masing-masing untuk mencapi tujuan layanan.
c. Asas Kekinian
Memberikan isi aktual dalam pembahasan yang dilakukan.
Anggota kelompok diminta mengemukakan hal-hal yang terjadi
dan berlaku sekarang ini. Pengalaman yang telah lalu dianalisis
dalam kaitanya dengan kepentingan pembahasan hal-hal yang
terjadi dan berlaku sekarang. Hal-hal yang akan datang
18
d. Asas Kenormatifan
Berkenaan dengan cara-cara berkomunikasi dan
bertatakrama dalam kegiatan kelompok dan mengemas isi bacaan.
Dalam pelaksanaan bimbingan kelompok peneliti berpegang
pada keempat asas tersebut agar bimbingan kelompok dapat berjalan
dengan baik.
5. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok
Abidin dan Budiyono (2010:64) menuliskan beberapa
tahapan dalam bimbingan kelompok, yaitu :
a. Tahap I : Tahap Pembentukan
Pada tahap pembentukan hal-hal yang harus dilakukan yaitu:
1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok
dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling
2) Menjelaskan cara-cara, asas-asas kegiatan kelompok, saling
memperkenalkan dan mengungkapkan diri, teknik khusus,
permainan penghangatan atau pengakraban.
b. Tahap II : Tahap Peralihan
Tahap peralihan yaitu tahap menjembatani antara tahap I dan tahap
III, kegiatan pada tahap peralihan yaitu:
1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap
berikutnya.
2) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap
19
3) Membahas suasana yang sedang terjadi.
4) Meningkatkan kemauan berpartisipasi anggota untuk masuk ke
kegiatan tahap III
c. Tahap III : Kegiatan Inti
Kegiatan inti yaitu kegiatan pencapaian tujuan, kegiatan pada tahap
III yaitu:
1) Pemimpin kelompok mengemukakan suatu masalah atau topik.
2) Tanya jawab antar anggota dan pemimpin kelompok tentang
hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik
yang telah dikemukakan oleh pemimpin kelompok.
3) Anggota membahas masalah atau topik secara mendalam atau
tuntas.
4) Jika diperlukan diadakan kegiatan selingan agar tidak terlalu
tegang.
d. Tahap IV : Tahap pengakhiran
Tahap pengakhiran meliputi penilaian dan tindak lanjut, pada tahap
ini terdapat beberapa kegiatan yaitu:
1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan ini akan
segera berakhir.
2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan
hasil-hasil kegiatan.
3) Membahas kegiatan lanjutan.
20
Menurut Prayitno (2017:149) tahapan dalam bimbingan
kelompok, yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pembentukan, yaitu tahapan untuk membentuk beberapa
individu menjadi satu kelompok yang siap mengembangkan
dinamika kelompok dalam mencapai tujuan bersama.
b. Tahap Peralihan, yaitu tahapan untuk mengalihkan kegiatan awal
kelompok ke kegiatan berikutnya yang lebih terarah pada
pencapaian tujuan kelompok.
c. Tahap Kegiatan, yaitu tahapan “kegiatan inti” untuk membahas
topik tertentu. Tahap kegiatan ini sepenuhnya berisi pembinaan
terhadap seluruh peserta layanan.
d. Tahap Penyimpulan, yaitu tahapan kegiatan untuk melihat kembali
apa yang sudah dilakukan dan dicapai oleh kelompok. Peserta
kelompok diminta untuk melakukan refleksi berkenaan dengan
kegiatan pembahasan yang baru saja diikuti.
e. Tahap Penutupan, yaitu tahapan ahir dari seluruh kegiatan, diawali
dengan laiseg. Kelompok merencanakan kegiatan bimbingan
kelompok selanjutnya, dan salam hangat perpisahan.
Penelitian ini menggunakan tahapan bimbingan kelompok
sesuai dengan tahapan-tahapan Prayitno. Tahapan tersebut
memudahkan peneliti untuk menyusun kegiatan yang disesuaikan
21
D. Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Pemahaman Diri Siswa