• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

6. Biocemichal oxygen demand ( BOD 5 )

Kebutuhan oksigen biologi suatu badan air adalah banyaknya oksigen

yang dibutuhkan oleh organisme yang terdapat di dalamnya untuk bernafas

selama 5 hari. Untuk itu maka perlu diukur kadar oksigen terlarut pada sat

pengambilan contoh air (DO0 hari) dan kadar oksigen terlarut dalam contoh air

yang telah disimpan selama 5 hari (DO5 hari). Selama dalam penyimpanan itu,

harus tidak ada penambahan oksigen melalui proses fotosintesis dan selama 5 hari

itu semua organisme yang berada dalam contoh air itu bernafas menggunakan

oksigen yang ada dalam contoh air tersebut (Suin, 2002).

7. Amoniak

Sumber makanan hewan dan hewan pada umumnya dapat dikelompokkan

kedalam tiga jenis tipe zat nutrisi, yaitu : karbohidrat, lemak, dan protein. Dengan

demikian kandungan limbah domestik pada umumnya terdiri dari ketiga jenis zat

nutrisi tersebut. Produk penguraian karbohidrat dianggap tidak mempunyai

masalah yang serius bagi ekosistem perairan karena berbagai jenis bakteri dan

Amoniak (N –NH3) diperairan dihasilkan oleh proses dekomposisi,

reduksi nitrat oleh bakteri, kegiatan pemupukan dan ekskresi

organisme-organisme yang ada di dalamnya. Kandungan nitrogen terdapat dalam lima

kelompok yang berbeda-beda, yaitu ammonia bebas, ammonia albuminoidal,

nitrogen organik, nitrit dan nitrat. Di dalam air limbah, nitrogen umumnya

ditemukan dalam bentuk organik atau nitrogen protein dan ammonia. Setingkat

demi setingkat nitrogen organik itu dirubah menjadi nitrogen amonia, dan dalam

kondisi aerobik terjadi oksidasi dari amonia menjadi nitrit dan nitrat (Christianto,

2002).

8. Colifaecal

Penetuan kualitas air secara mikrobiologis dilakukan berdasarkan analisis

kehadiran jasad indikator, yaitu bakteri golongan Colifaecal yang selalu

ditemukan di dalam tinja manusia atau hewan berdarah panas, baik yang sehat

maupun yang sakit. Selain itu, prosedur pengujian kualitas air menggunakan

Colifaecal bersifat sangat spesifik, artinya pengujian tidak memberikan hasil

positif yang salah dan bersifat sangat sensitif, yang artinya kualitas air sudah dapat

ditentukan meskipun Colifaecal tersebut terdapat dalam jumlah yang sangat kecil,

misalnya ditemukan 1 sel per mililiter sampel air.

Berbagai metode untuk mengidentifikasi bakteri patogen di perairan telah

banyak dikembangkan. Akan tetapi, penentuan semua jenis bakteri patogen ini

membutuhkan waktu dan biaya yang besar, sehingga penentuan grup bakteri

colifaecal dianggap sudah cukup baik dalam menilai tingkat higienitas perairan.

Escherichia coli adalah salah satu bakteri coliform total tidak berbahaya yang

terdapat dalam tinja manusia, keberadaan E. Coli di perairan secara berlimpah

menggambarkan bahwa perairan tersebut tercemar oleh kotoran manusia, yang

mungkin juga disertai dengan cemaran bakteri patogen (Effendi, 2003).

Escherichia coli adalah salah satu jenis spesies utama bakteri gram negatif.

Menurut Randa (2012) pada umumnya bakteri-bakteri yang ditemukan oleh

Theodor Escherichia ini, dapat menyebabkan masalah bagi kesehatan manusia

seperti diare, muntaber dan masalah pencernaan lainnya. Semua organisme selalu

membutuhkan air untuk kelangsungan hidupnya. Hal ini disebabkan reaksi

biologis yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. Oleh karena itu dapat

dikatakan bahwa tidak mungkin ada kehidupan tanpa adanya air. Air memegang

peranan penting bagi kehidupan manusia. Tetapi seringkali terjadi pengotoran dan

pencemaran air dengan kotoran-kotoran dan sampah. Oleh karena itu air dapat

menjadi sumber atau perantara berbagai penyakit seperti tipus, desentri, dan

kolera. Bakteri-bakteri yang dapat menyebabkan penyakit tersebut adalah

Salmonella typhosa, Shigella dysenteriae, dan Vibrio koma.

Dampak Aktivitas Wisata Terhadap Ekosistem

Menurut Harthayasa (2002) pada umumnya wisatawan melakukan

kegiatan wisata tergantung dengan kondisi atraksi dari obyek wisatanya.

Memberdayakan obyek wisata tidak banyak membutuhkan dana, karena tinggal

melakukan pendekatan dan koordinasi dengan masyarakat setempat. Masalah

cukup berat adalah memberikan pemahaman dan pengertian kepada masyarakat

bahwa keikutsertaan dan peran serta langsung dari mereka akan punya andil dan

besar dalam meningkatkan ke pariwisataan secara makro maupun kehidupan atau

kesatuan pandang antara pelaku pariwisata, tokoh masyarakat dan masyarakat

setempat akan menjadi modal utama untuk mengangkat potensi obyek wisata itu

sendiri.

Pariwisata merupakan fenomena kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau kelompok manusia ke suatu tempat untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginannya, dimana pejalanan yang dilakukan tidak untuk mencari suatu

perjalanan atau nafkah, selain itu kegiatan tersebut didukung dengan berbagai

macam fasilitas yang ada di daerah tujuan tersebut yang sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan. Pariwisata juga salah satu industri terbesar, dimana kegiatan

pariwisata dapat membrikan atau menyumbangkan devisa terbesar bagi suatu

negara/daerah tujuan pariwisata, selain itu juga meningkatkan Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan pendapatan perekonomian masyarakat

setempat (lokal) serta menjaga kelestarian lingkungan sumber daya alam (ekologi)

dan budaya (Ridwan 2012).

Selain meningkatkan perekonomian masyarakat kegiatan wisata juga

memberikan dampak negatif terhadap lingkungan yaitu, menghasilkan limbah

sebagai pencemar lingkungan perairan, tanah, dan udara. Dampak negatif dari

kegiatan wisata terjadi apabila tingkat penggunaan lebih besar daripada

kemampuan lingkungan untuk mengatasi hal tersebut. Studi ini menduga bahwa

aktivitas yang dilakukan oleh pelaku wisata, produk perencanaan dan sistem

penelolaan wisata serta kondisi sarana dan prasarana dapat mempengaruhi

terjadinya intensitas dampak lingkungan yang berbeda (Ginanjar, 2012).

Pengembangan pariwisata dapat menimbulkan kerusakan besar pada

sedimentasi. Bangunan yang dibuat kadang-kadang menghalangi arus sungai dan

drainase serta pencemaran langsung yang disebabkan oleh limbah hotel dan

restoran. Masalah lingkungan terbesar bagi bangunan dan fasilitas pariwisata

adalah penggunaan energi dan pembuangan limbah. Sampah padat yang

dihasilkan dari pembangunan dan konstruksi sarana akomodasi menjadi limbah

beracun yang mencemari air, udara, dan tanah (Ridwan, 2012).

Salah satu contoh obyek wisata yang akan dikembangkan adalah obyek

wisata sungai. Hal ini menarik tergantung pada pengelolannya, misalkan dikelola

sebagai paket-paket wisata air, rekreasi air maupun arena arung jeram. Dalam hal

ini yang penting adalah tingkat kebersihan ataupun lingkungan sekitarnya yang

selalu terjaga (Harthayasa, 2002). Jenis kegiatan wisata yang berlangsung di

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang

banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta

makhluk hidup yang lain. Pemanfaatan air untuk berbagai kepentingan harus

dilakukan secara bijaksana, dengan memperhitungkan kepentingan generasi

sekarang maupun generasi mendatang. Aspek pengamatan dan pelestarian sumber

daya air harus ditanamakan pada segenap pengguna air. Pengelolaan sumberdaya

air sangat penting, agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat

mutu yang diinginkan. Salah satu langkah pengelolan yang dilakukan adalah

pemantauan dan interpretasi data kualitas air, mencakup kualitas fisika, kimia, dan

biologi. Namun sebelumnya melangkah pada tahap pengelolaan, diperlukan

pemahaman yang baik tentang terminologi, karakteristik, dan interkoneksi

parameter-paramter kualitas air (Effendi, 2003).

Perairan merupakan suatu massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang

bersifat dinamis (bergerak/mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis

(tergenang) seperti danau. Menurut Mulyanto (2007) sungai sejak zaman purba

menjadi unsur utama yang sangat berperan di dalam membentuk corak

kebudayaan suatu bangsa. Ketersediaan airnya, lembahnya yang subur, dan

lain-lain potensinya menarik manusia untuk bermukim disekitarnya. Kehidupan

manusia akan melakukan rekayasa terhadapnya yang perlu untuk lebih banyak

dapat mengambil manfaat darinya.

Air sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi masyarakat

karena dapat berfungsi sebagai sumber air minum, rekreasi air, perikanan,

peternakan ataupun perairan tanaman. Salah satu pemanfaatan sungai yang sering

dijumpai adalah sebagai tempat wisata. Namun, pemanfaatan sungai ini sering

memberikan dampak yang buruk. Menurut Ridwan (2012) dampak yang

ditimbulkan oleh kegiatan pariwisata dapat bersifat positif dan negatif. Salah satu

dampak negatif dari kegiatan pariwisata adalah dampak terhadap lingkungan.

Oleh karena itu perlu mengetahui kadar pencemaran apakah masih sesuai dengan

standar baku mutu dan bagaimana pengelolaannya kedepan.

Kegiatan wisata dalam konteks perikanan terbagi menjadi wisata tirta

(tawar) dan wisata bahari (laut). Usaha kegiatan wisata tirta menyediakan dan

mengelola prasarana dan sarana serta jasa-jasa lainnya yang berkaitan dengan

kegiatan wisata tirta, usaha penyediaan wisata tirta dapat dilakukan dengan

kegiatan wisata di sungai, danau, waduk, dan rawa-rawa (Syahrul, 2006).

Banyak sungai yang terdapat di Kabupaten Deli serdang khususnya di

Kecamatan Sibolangit, salah satunya adalah Sungai Betimus. Sungai Betimus

adalah wisata tempat pemandian yang sering dikunjungi oleh para wisatawan

lokal. Air sungai Betimus ini mengalir dengan deras karena di sekitar air terdapat

batu-batu besar, dan air sungainya dingin. Pada saat liburan sekolah, tempat ini

ramai dikunjungi. Selain airnya dingin, suasananya juga sangat nyaman dan

udaranya masih asri, dapat juga menikmati makanan hangat yang tersedia dijual di

Banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke Sungai Betimus ini,

berpengaruh pula terhadap faktor fisika, kimia, maupun biologi yang ada pada

sungai tersebut. Untuk itu diperlukan suatu analisis dampak kegiatan wisata

terhadap kualitas air Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Serdang.

Perumusan Masalah

Dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan dapat berupa dampak positif dan

negatif. Salah satu dampak negatif dari kegiatan pariwisata adalah dampak

terhadap lingkungan. Berbagai aktivitas terutama wisata yang berlangsung di

sepanjang Sungai Betimus mengakibatkan perubahan faktor fisika, kimia, dan

biologi. Yang berpengaruh terhadap kualitas air sungai tersebut. Adapun

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada pengaruh aktivitas pariwisata terhadap perubahan kualitas air di

Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang?

2. Bagaimana kualitas air Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli

Serdang?

3. Bagaimana persepsi pengunjung dan pengelola terhadap aktivitas wisata di

Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Manfaat

1. Memberikan informasi bagi instansi terkait mengeni kondisi perairan sungai

2. Memberikan informasi mengenai perubahan faktor fisika dan kimia serta

pengaruhnya terhadap total Colifaecal yang diakibatkan kegiatan pariwisata

di sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

3. Sebagai bahan acuan untuk aspek pengelolaan di sungai Betimus Kecamatan

Sibolangit Kabupaten Deli Serdang.

Tujuan Penelitian

1. Menganalisis pengaruh aktivitas pariwisata terhadap perubahan kualitas air di

Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang serta upaya

pengelolaannya.

2. Menilai persepsi pengunjung dan pengelola terhadap aktivitas wisata di sungai

Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang

Kerangka Pemikiran

Banyaknya aktivitas yang terjadi di Sungai Betimus dapat mengakibatkan

penurunan kualitas air sungai tersebut. Aktivitas yang ada di sungai ini tidak

hanya berasal dari wisatawan yang datang ke tempat ini, melainkan juga aktivitas

warga sekitar. Penurunan kualitas air sungai akan memberikan dampak yang

buruk bagi ekosistem dan orang-orang yang memanfaatkannya. Berdasarakan

permasalahan diatas kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar

Gambar 1. Kerangka Pemiikiran Penelitia

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

sampel sampel sampel

Titik I Titik II Titik III

Titik III

Titik I Titik II Titik I Titik II Titik III

Hasil Fisika, Kimia,

dan Biologi Fisika, Kimia,

dan Biologi

Fisika, Kimia, dan Biologi

ABSTRAK

GHANANG DHIKA ARIA. Analisis Dampak Kegiatan Wisata Terhadap Kualitas Air Sungai Betimus Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh PINDI PATANA dan RUSDI LEIDONALD.

Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi masyarakat karena dapat berfungsi sebagai sumber air minum, rekreasi air, peternakan dan perikanan, Kegiatan pariwisata selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif berupa penurunan kualitas lingkungan.

Untuk itu suatu penelitian telah dilakukan di Sungai Betimus, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang pada bulan Juni – Juli 2013 dengan menganalisis kualitas air Sungai Betimus dan membandingkannya dengan baku mutu air berdasarkan PP No 82 tahun 2001 serta mengetahui persepsi masyarakat dan pengunjung. Parameter yang diuji adalah arus, suhu, kecerahan, DO, pH, BOD5, Amoniak, Colifaecal, dan persepsi pengunjung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air untuk delapan parameter dari Sungai Betimus masih sesuai dengan baku mutu berdasarkan PP No 82 Tahun 2001 dan persepsi pengunjung merasa nyaman terhadap obyek wisata tersebut.

ABSTRACT

GHANANG DHIKA ARIA. Analysis of the impact of tourism activities on water quality Betimus River Deli Serdang District of Sibolangit. The research was Under Supervised by PINDI PATANA and RUSDI LEIDONALD.

River is one of the most important sources of water for human, because it can serve as a source of drinking water, tourism, tourism, animal husbandry, and fishery. Positive impact of tourism activities can also lead to negative effects of environmental degradation.

Therefore, a research had been conducted at Betimus River District Sibolangit, Region of Deli Serdang in June – July 2013 by analyzing the water quality of Betimus River and compare it with the water quality standards based on PP No 82 tahun 2001 and perceptions of visitors and managers. The Waters quality parameters that analysed, i.e, stream. Temperature, brightness, DO, pH, BOD5, ammonis, Colifaecal, and perceptions of visitors. The results showed that the water quality for eight parameters of Betimus River still in below the standard of quality based on PP No 82 tahun 2001 and visitors feel comfortable on these attractions.

ANALISIS DAMPAK KEGIATAN WISATA TERHADAP

Dokumen terkait