• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

4.1 Biofisik Kawasan

4.1.1 Letak dan Luas

Kabupaten Murung Raya memiliki luas 23.700 Km2, secara geografis terletak di koordinat 113o20’ – 115o55’ BT dan antara 0o53’48’’ – 0o46’06’’ LU. Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Murung Raya terdiri dari 5 wilayah kecamatan, meliputi 116 Desa dan 2 kelurahan. Secara terperinci kecamatan tersebut antara lain; Kecamatan murung seluas 730 Km2, Kecamatan Laung Tuhup 3.111 Km2, Kecamatan Tanah Siang 1.549 Km2, Kecamatan Permata Intan 1.227 Km2, dan Kecamatan Sumber Barito 17.083 Km2.

4.1.2 Topografi

Wilayah Kabupaten Murung Raya khususnya dan DAS Barito Hulu pada umumnya memiliki topografi yang beragam dengan ketinggian berkisar 100 – 1000 m dari permukaan laut (dpl). dengan sebaran sebagai berikut :

a. Dataran rendah dengan ketinggian tempat ‹ 100 m dpl, menyebar di sebelah Selatan Kabupaten Murung Raya berkisar 23%.

b. Dataran bergelombang dengan ketinggian tempat 100 – 500 m dpl, menyebar di Timur Kabupaten Murung Raya berkisar 5 %.

c. Perbukitan dengan ketinggian tempat 500 – 1.000 m dpl, menyebar di sebelah Utara Kabupaten Murung Raya terutama terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Sumber Barito berkisar 72% dikelilingi oleh pegunungan Muller/Schwaner.

d. Kemiringan 0 – 3% menyebar di sebelah Selatan dan terkonsentrasi di tepi sungai Barito, kemiringan 3 – 15% tersebar di semua kecamatan dengan luasan mencapai 15% dari luas DAS Barito Hulu, kemiringan 15 – 30% tersebar di semua kecamatan dengan luasan mencapai 4%, kemiringan di atas30 - 45% sebagian besar di kecamatan Sumber Barito mencapai 6%, dan kemiringan > 45% terkonsentrasi di kecamatan Sumber Barito mencapai 75%.

4.1.3 Tanah dan Geologi

Secara umum jenis tanah dominan yang terdapat di Kabupaten Murung Raya dan DAS Barito Hulu terdiri dari 3 jenis yaitu: Podsolik seluas 30%, Oksisol

(laterik) seluas 62%, dan Litosol seluas 8%. Jenis tanah podsolik sebagian besar menyebar di Kecamatan Laung Tuhup, Murung, Tanah Siang, Permata Intan, dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Sumber Barito. Oksisol sebagian besar ditemukan di Kecamatan Sumber Barito dan sebagian kecil terdapat di Kecamatan Tanah Siang. Sedangkan jenis litosol hanya terdapat di Kecamatan Sumber Barito mencapai 58%.

Peta satuan tanah DAS Barito Hulu disajikan pada Gambar 7. Berdasarkan Gambar 7, bahwa jenis tanah di DAS Barito Hulu tersebar secara merata hampir ke seluruh sub DAS. Sebaran tanah tanah di DAS Barito Hulu merupakan assosiasi beberapa ordo yang didominasi ordo Ultisol, Inseptisol, dan Entisol. a. Nama jenis tanah

Jenis tanah yang tergolong ordo Ultisol di DAS Barito Hulu terdiri atas; Podsolik Merah Kuning sekitar 681.195,18 ha (25%), Glei Humus Rendah sekitar 74.719,05 ha (3%), Hidromorf Kelabu sekitar 40.245,07 ha (1%), Podsolik Coklat Kemerahan sekitar 892.318,42 ha (33%), dan Podsolik Coklat Kelabu sekitar 3.554,64 ha (0,1%). Jenis tanah yang tergolong ordo Inseptisol terdiri atas; Podsolik Coklat sekitar 643.361,44 ha (24%), Latosol sekitar 342,26 ha (0,01%),

Brown Forest Soil sekitar 3.022,24 ha (0,11%), Mediteran Merah Kuning sekitar 11.164,44 ha (0,4%), dan Podsolik Air Tanah sekitar 839,48 ha (0,03%). Jenis tanah yang tergolong ordo Entisol terdiri atas; Aluvial sekitar 323.662,54 ha (12%), Regosol sekitar 25.992,35 ha (1%), dan Aluvial kelabu sekitar 3.499,56ha (0,1).

Berdasarkan sistem klasifikasi Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 1998) sebaran tanah di DAS Barito Hulu terdiri atas 3 ordo yaitu: Ordo Ultisol, Inseptisol, dan Entisol. Ordo Ultisol diklasifikasikan ke dalam sub ordo Udult, grup hapludult, sub grup Typic hapludult. Ordo Inseptisol diklasifikasikan ke dalam sub ordo Udept, grup Eutrudept dan Dystrudepts, dan sup grup Typic Eutrudepts, Aquic Eutrudepts, Lithic Eutrudepts, Humic Dystrudepts, dan Typic Dystrudepts. Jenis tanah Podsolik Coklat Kemerahan sekitar penyebarannya paling luas dan hampir merata di seluruh areal yaitu mencapai sekitar 892.318,42 ha (33%), selanjutnya diikuti Podsolik Merah Kuning sekitar 681.195,18 ha (25%), Podsolik Coklat sekitar 643.361,44 ha (24%), dan Aluvial sekitar 323.662,54 ha (12%).

Gambar 7 Peta satuan tanah DAS Barito Hulu

b. Kelas kelerengan

Kelerengan lahan DAS Barito Hulu dikelaskan menjadi 4 (empat) kelas lereng. Pengkelasan ini bertujuan agar memudahkan dalam menentukan proporsi tutupan dan penggunaan lahan. Adapun 4 (empat) kelas lereng tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Kelas lereng datar sampai bergelombang (0 – 15%) luasnya mencapai sekitar 405.872,95 ha (15%), kelas lereng berbukit (15 – 30%) mencapai sekitar 98.847,17 ha (4%), kelas lereng agak curam (30 – 45%) mencapai sekitar 157.290,79 ha (6%), dan kelas lereng curam sampai sangat curam (> 45%) kelas lereng ini mencapai 2.040.398,95 ha (75%) dan merupakan areal yang paling luas di DAS Barito Hulu.

4.1.4 Iklim

Kabupaten Murung Raya berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidth – Ferguson termasuk tipe B yaitu daerah beriklim basah bervegetasi hutan hujan tropis, secara geografis terletak di garis khatulistiwa dengan curah hujan antara 1.500 – 3.600 mm/tahun. Curah hujan rata-rata 2.961 mm/th, dengan kelembaban nisbi (RH) berkisar 85%. Suhu udara rata-rata pada siang hari 26 0C dan suhu udara malam hari rata-rata 230C. Rata-rata curah hujan tahun 1990 – 2003 disajikan pada.

Tabel 2 Rata-rata curah hujan bulanan DAS Barito Hulu tahun 1990-2003 Tahun/Bln Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agus Sep Okto Nop Des Total

1990 263 334 440 213 367 162 210 36 164 16 327 585 3117 1991 264 336 438 193 383 169 210 36 164 4 338 551 3086 1992 422 395 333 454 273 155 73 141 136 289 380 447 3498 1993 295 321 276 591 399 250 27 125 115 87 222 384 3092 1994 359 242 258 688 323 327 317 162 62 260 416 192 3606 1995 118 207 397 317 164 209 147 205 216 319 348 384 3031 1996 262 270 339 377 294 137 100 51 13 326 262 613 3044 1997 170 232 364 193 224 50 197 120 208 269 259 352 2638 1998 288 321 276 591 399 250 27 125 115 87 222 387 3088 1999 253 322 360 414 197 99 35 36 310 278 517 421 3242 2000 275 47 44 112 237 76 94 43 33 80 191 266 1498 2001 213 379 365 370 239 107 35 29 314 258 518 436 3263 2002 328 216 594 198 173 253 30 79 19 99 349 297 2635 2003 146 242 354 192 224 50 199 118 208 279 251 350 2613 4.1.5 Hidrologi

Wilayah Kabupaten Murung Raya dilintasi oleh sungai Barito yang memiliki beberapa anak-sungai. Sungai Barito diperkirakan memiliki panjang 900 km,

sedangkan beberapa anak sungai antara lain; sungai Laung sepanjang 36 km, sungai Babuat sepanjang 29 km, sungai Joloi sepanjang 41 km, dan sungai Busang sepanjang 75 km. Masing-masing anak sungai memiliki kedalaman dasar antara 3 – 8 m dan lebar badan sungai 25 m.

4.1.6 Potensi Sumber Daya Alam

Kabupaten Murung Raya memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup besar, tetapi belum semuanya mendapatkan penanganan yang optimal. Potensi sumber daya alam yang mungkin dapat dikembangkan di Kabupaten Murung Raya antara lain:

a. Potensi sumberdaya air, di mana Wilayah Kabupaten Murung Raya ini dilalui oleh sungai Barito dan anak-anak sungainya selalu mengalir air sepanjang tahun.

b. Dari segi potensi sumberdaya alam lainnya adalah keberadaan beberapa potensi-potensi sumber-sumber bahan galian C (pasir, tanah, dan batu), tambang logam mulia yaitu emas dan nikel.

c. Potensi panorama alam yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan daerah dari sektor Pariwisata adalah Panorama perbukitan yang indah dan terdapatnya gua sarang burung walet di Kecamatan Sumber Barito dan panorama pegunungan Muller/Schwaner yang indah, tetapi belum dikelola dengan baik.

d. Potensi hortikultura, sebagai pensuplai sayur mayur dan buah-buahan ke Kabupaten di sekitar Provinsi Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan. Berdasarkan kesesuaian dan jenis tanah berpotensi dikembangkan perkebunan kelapa, kelapa sawit, karet, dan tanaman pangan.

Dokumen terkait