2. Jumlah dan persentase polong total, penuh, setengah penuh dan cipo
Jumlah polong total = jumlah seluruh polong dari tanaman dalam ubinan yang dipanen
Jumlah polong penuh = jumlah polong total – jumlah polong setengah penuh dan cipo
Jumlah polong setengah penuh = jumlah polong yang berisi sebagian atau tidak penuh
Jumlah polong cipo = jumlah polong yang hampa dan rusak Jumlah polong yang diamati adalah rata-rata jumlah polong per tanaman.
3. Indeks panen (IP)
IP = BK polong / (BK brangkasan + BK polong) x 100%
Pengamatan indeks panen dilakukan setelah biji dioven dengan suhu 70oC selama 3 hari. Indeks panen yang diamati adalah rata-rata per tanaman.
4. Bobot kering polong total, penuh, setengah penuh dan cipo
Bobot kering polong total diamati setelah polong dioven dengan suhu 70oC selama 3 hari. Bobot polong yang diamati dalam ubinan serta rata-rata per tanaman
5. Produktivitas kacang tanah
Produktivitas kacang tanah diperoleh dari hasil polong dan biji tiap ubinan. Selanjutnya nilai ini dikonversi dalam satu meter persegi serta hektar.
6. Bobot 100 butir
Biji kacang tanah dalam ubinan ditimbang bobotnya dengan jumlah 100 biji.
Hasil Kondisi Umum
Pertumbuhan tanaman pada awal pertanaman di lapangan menunjukan kondisi yang baik dengan air yang cukup tersedia. Pada saat 4 MST, sekitar 75% populasi tanaman kacang tanah mulai berbunga. Curah hujan rata-rata pada bulan Maret sampai Juni 2010 di daerah Dramaga adalah 458.48 mm/bulan, dengan jumlah hari hujan rata-rata sebesar 21 hari per bulan. Suhu rata-rata per bulan adalah 25.88oC (Tabel Lampiran 1). Daya tumbuh kacang tanah cukup baik yaitu mencapai 70-80% (Gambar 1).
Hasil analisis tanah yang dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan IPB menunjukan bahwa tanah dalam keadaan masam dengan pH 5.20 dan mempunyai tekstur lempung liat berdebu. Kandungan Ca di lokasi penelitian sebesar 0.54 me/100 g sehingga kandungan Ca tergolong sangat rendah (Tabel Lampiran 2).
Gambar 1. Kondisi Tanaman Kacang Tanah pada 8 MST
Beberapa jenis penyakit yang menyerang tanaman kacang tanah selama penelitian diantaranya bercak Cercospora, penyakit layu, penyakit belang dan sapu setan. Bercak Cercospora merupakan penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Serangan terjadi saat tanaman berumur 6 MST sampai panen. Penyakit layu disebabkan oleh serangan bakteri Pseudomonas solanacrearum, penyakit ini menyerang sejak tanaman berumur 4 MST. Peanut mottle virus (PeMoV) dan
14
Peanut stripe virus (PStV) menyebabkan penyakit belang, penyakit ini menyerang
sejak tanaman kacang tanah saat berumur 5 MST. Penyakit sapu setan (Witchess
Broom) menyerang tanaman kacang tanah saat berumur 9 MST sampai panen.
Hama yang menyerang tanaman kacang tanah di lokasi penelitian cukup banyak. Hama-hama tersebut antara lain kumbang (Famili Coccinellidae), rayap (ordo Isoptera), belalang (Sexava sp.) dan kepik (Famili Coreidae). Untuk menghindari kehilangan hasil akibat serangan hama dan penyakit maka dilakukan penyemprotan dengan pestisida secara intensif sebanyak lima kali yaitu pada 3, 5, 7, 9 dan 11 MST.
Gulma yang ada di lokasi penelitian umumnya adalah golongan gulma berdaun lebar. Gulma tersebut antara lain adalah Amaranthus sp., Mimosa invisa,
Euphorbia hirta, Pyllantus niruri dan Boreria allata. Metode Pengendalian
gulma dilakukan secara manual yaitu dengan penyiangan pada 3 dan 8 MST.
Pengaruh Dolomit Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam
Rekapitulasi hasil uji F menunjukan bahwa tidak ditemukan adanya interaksi antara perlakuan pupuk dan dolomit pada seluruh peubah yang diamati. Perlakuan jenis pupuk memberikan pengaruh yang nyata pada peubah jumlah bunga pada 10 MST, persentase polong penuh dan setengah penuh. Perlakuan dolomit memberikan pengaruh nyata pada peubah bobot kering daun pada 10 MST dan bobot polong per tanaman pada saat panen (Tabel 2).
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Jenis Pupuk dan Dosis Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Pengamatan Jenis Pupuk Dolomit Interaksi KK (%) BK Daun 6 MST 0.18tn 0.05tn 4.68tn 10.32 BK Daun 10 MST 5.90tn 6.62* 1.36tn 10.79 BK Batang 6 MST 0.00tn 0.12tn 1.97tn 14.53 BK Batang 10 MST 6.51tn 3.44tn 2.05tn 12.53 BK Ginofor 6 MST 0.17tn 0.10tn 0.05tn 27.09 BK Ginofor 10 MST 0.24tn 1.40tn 2.61tn 21.88 Indeks Luas Daun 6 MST 4.97tn 0.24tn 0.33tn 18.48 Indeks Luas Daun 10 MST 0.20tn 1.98tn 0.73tn 15.24 Jumlah Ginofor 6 MST 0.03tn 1.10tn 0.95tn 14.57 Jumlah Ginofor 10 MST 5.10tn 3.71tn 4.24tn 14.22 Jumlah Bunga 6 MST 11.34tn 0.50tn 2.05tn 10.27 Jumlah Bunga 10 MST 57.00* 1.10tn 2.01tn 11.59 Persentase Bunga Menjadi
Polong
0.10tn 2.62tn 1.85tn 18.53 Indeks Panen 1.44tn 0.43tn 1.61tn 13.54 Bobot 100 Butir 2.55tn 2.40tn 3.43tn 7.15 Jumlah Polong per Tanaman
- Penuh 0.37tn 0.65tn 2.40tn 10.62 - Setengah Penuh 9.63tn 1.02tn 1.89tn 35.23 - Cipo 3.09tn 3.06tn 2.13tn 21.08 - Total 1.95tn 2.92tn 1.42tn 10.45 Persentase Polong - Penuh 65.64* 0.57tn 3.36tn 8.08 - Setengah Penuh 29.64* 0.55tn 2.68tn 24.96 - Cipo 1.14tn 1.55tn 1.11tn 14.04 Bobot Polong per Tanaman 0.05tn 4.81* 4.68tn 11.42 Bobot Biji per Tanaman 0.01tn 4.07tn 5.11tn 12.67 Produktivitas Polong per m2 0.22tn 2.59tn 0.39tn 30.21 Produktivitas Biji per m2 0.49tn 2.83tn 0.59tn 29.77
Keterangan :
tn : tidak nyata
* : nyata pada taraf 5 %
Pengamatan Peubah Vegetatif dan Generatif
Peubah vegetatif dan generatif yang diamati adalah Indeks luas daun, jumlah ginofor, jumlah bunga, bobot kering brangkasan yang meliputi bobot kering daun, batang dan ginofor. Pengamatan dilakukan saat 6 dan 10 MST, sedangkan untuk peubah jumlah bunga dimulai dari 4 sampai 10 MST.
16
Indeks Luas Daun
Indeks luas daun adalah perbandingan antara luas daun dengan luas tanah yang dinaungi oleh daun tersebut. Indeks luas daun menunjukan peningkatan dari 6 sampai 10 MST. Perlakuan jenis pupuk dan kapur tidak berpengaruh nyata terhadap peubah indeks luas daun. (Tabel 3).
Tabel 3. Indeks Luas Daun Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 2.99 5.52 Majemuk 3.17 5.76 Dolomit 0 kg/ha 3.01 5.25 150 kg/ha 3.03 5.47 300 kg/ha 3.21 6.19
Bobot Kering Daun per Tanaman
Perlakuan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering daun yang diamati. Perlakuan dolomit memberikan pengaruh nyata pada bobot kering daun saat 10 MST. Pemberian dolomit 150 kg/ha dan 300 kg/ha meningkatkan bobot kering daun tanaman kacang tanah secara nyata dibandingkan dengan perlakuan tanpa pemberian dolomit (Tabel 4).
Tabel 4. Bobot Kering Daun Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 5.66 10.14 Majemuk 5.93 12.85 Dolomit 0 kg/ha 5.78 9.99b 150 kg/ha 5.75 12.31a 300 kg/ha 5.85 12.18a
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Bobot Kering Batang per Tanaman
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang sangat penting, melihat kedudukan batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat dianggap sebagai sumbu tumbuhan. Kedua perlakuan baik jenis pupuk maupun dolomit tidak berpengaruh nyata terhadap peubah bobot kering batang per tanaman (Tabel 5).
Tabel 5. Bobot Kering Batang Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 5.75 11.85 Majemuk 5.72 14.19 Dolomit 0 kg/ha 5.82 11.64 150 kg/ha 5.60 13.42 300 kg/ha 5.79 14.01
Jumlah dan Bobot Kering Ginofor per Tanaman
Perlakuan jenis pupuk dan dolomit tidak mempengaruhi jumlah ginofor (Tabel 6). Pada peubah bobot kering ginofor, kedua perlakuan juga tidak mempengaruhi bobot kering ginofor (Tabel 7).
Tabel 6. Rata-rata Jumlah Ginofor Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 47.94 83.78 Majemuk 48.56 109.39 Dolomit 0 kg/ha 50.75 86.42 150 kg/ha 49.08 95.42 300 kg/ha 44.92 107.92
18
Tabel 7. Bobot Kering Ginofor Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 2.99 16.61 Majemuk 2.81 17.86 Dolomit 0 kg/ha 2.97 15.36 150 kg/ha 2.78 17.34 300 kg/ha 2.96 19.00
Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Menjadi Polong
Perlakuan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata pada jumlah bunga rata-rata pada 6 MST, tetapi berpengaruh nyata pada saat 10 MST, sedangkan perlakuan dolomit tidak berpengaruh nyata pada jumlah bunga. Jumlah bunga saat 10 MST untuk perlakuan pupuk kandang adalah 57.20, sedangkan untuk pupuk majemuk sebesar 69.87. Jumlah bunga memiliki kecenderungan meningkat dari 6 sampai 10 MST (Tabel 8).
Tabel 8. Jumlah Bunga Rata-rata Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 42.04 57.20b Majemuk 44.22 69.87a Pengapuran 0 kg/ha 44.03 64.87 150 kg/ha 41.67 59.93 300 kg/ha 43.70 65.80
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Pengamatan pada peubah persentase bunga menjadi polong dilakukan untuk mengetahui efisiensi pembentukan bunga pada tanaman kacang tanah dalam membentuk polong. Perlakuan jenis pupuk dan dolomit tidak berpengaruh nyata pada peubah persentase bunga menjadi polong (Tabel 9).
Tabel 9. Persentase Bunga Menjadi Polong Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah.
Perlakuan Persentase Bunga
Pupuk Kandang 26.40 Majemuk 27.76 Dolomit 0 kg/ha 26.17 150 kg/ha 30.76 300 kg/ha 24.32
Pengamatan Hasil dan Komponen Hasil
Pengamatan peubah hasil dan komponen hasil dilaksanakan pada saat panen yang meliputi jumlah dan bobot kering polong per tanaman, persentase polong penuh, setengah penuh dan cipo, indeks panen, bobot 100 butir, dan produktivitas.
Indeks Panen
Indeks panen adalah perbandingan distribusi hasil asimilasi biomassa ekonomis dengan biomassa keseluruhan. Indeks panen yang dihasilkan tidak berbeda nyata pada perlakuan jenis pupuk. Perlakuan dolomit juga menghasilkan peubah indeks panen yang tidak berbeda nyata (Tabel 10).
Tabel 10. Indeks Panen Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Indeks Panen
Pupuk Kandang 42.19 Majemuk 35.25 Dolomit 0 kg/ha 39.03 150 kg/ha 39.94 300 kg/ha 37.20
20
Bobot 100 Butir
Bobot 100 butir dipengaruhi oleh ukuran biji, baik yang besar maupun kecil. Bobot biji yang semakin besar dapat berkontribusi pada hasil panen yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Kedua jenis perlakuan, baik jenis pupuk maupun dolomit tidak berpengaruh nyata pada peubah bobot 100 butir (Tabel 11).
Tabel 11. Bobot 100 Butir Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Bobot 100 Butir (g)
Pupuk Kandang 37.37 Majemuk 34.48 Dolomit 0 kg/ha 36.30 150 kg/ha 37.33 300 kg/ha 34.15
Jumlah dan Persentase Polong per Tanaman
Jumlah polong total yang dihasilkan cukup banyak dalam penelitian ini, namun masih ditemukan adanya polong setengah penuh dan cipo. Perlakuan jenis pupuk dan dolomit tidak memberikan hasil yang berbeda nyata pada peubah jumlah polong penuh, setengah penuh, cipo, dan total (Tabel 12).
Tabel 12. Jumlah Polong per Tanaman Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Polong Penuh
Polong Setengah Penuh
Polong Cipo Polong Total
Pupuk Kandang 10.29 2.50 2.12 14.91 Majemuk 11.42 4.43 3.16 19.00 Dolomit 0 kg/ha 10.91 3.52 2.44 16.87 150 kg/ha 11.20 3.94 3.10 18.24 300 kg/ha 10.45 2.94 2.39 15.77
Perlakuan jenis pupukmemberikan pengaruh nyata terhadap peubah persentase polong penuh dan setengah penuh, tetapi tidak untuk polong cipo. Pupuk kandang memberikan hasil 68.99% polong penuh lebih baik dibandingkan dengan perlakuan pupuk majemuk yang menghasilkan 60.55% polong penuh. Perlakuan pupuk kandang pada peubah polong setengah penuh menghasilkan 16.64%, sedangkan perlakuan pupuk majemuk 23.04%. Perlakuan dolomit tidak berbeda nyata untuk setiap peubah persentase polong yang diamati (Tabel 13).
Tabel 13. Persentase Polong per Tanaman Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Polong Penuh Polong Setengah
Penuh Polong Cipo Pupuk Kandang 68.99a 16.64b 14.38 Majemuk 60.55b 23.04a 16.41 Dolomit 0 kg/ha 64.46 21.17 14.37 150 kg/ha 63.33 20.12 16.56 300 kg/ha 66.52 18.22 15.27
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Bobot Polong dan Biji per Tanaman
Perlakuan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap peubah bobot polong per tanaman, sedangkan perlakuan dolomit memberikan pengaruh nyata. Hasil analisis regresi menunjukan bahwa perlakuan dolomit menghasilkan bobot polong yang cenderung menurun dengan meningkatnya dosis yang diberikan pada tanaman kacang tanah dengan R2 = 0.403 (Gambar 2). Perlakuan pupuk dan dolomit tidak memberikan pengaruh nyata pada peubah bobot biji per tanaman (Tabel 14).
22
Tabel 14. Bobot Polong dan Biji per Tanaman Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Polong Biji
Pupuk ---(g/tan)--- Kandang 16.65 11.88 Majemuk 17.33 11.62 Dolomit 0 kg/ha 17.32ab 12.12 150 kg/ha 18.54a 12.76 300 kg/ha 15.11b 10.39
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Gambar 2. Analisis Regresi Bobot Polong per Tanaman Hasil Perlakuan Dosis Dolomit
Produktivitas Polong dan Biji per m2 serta per hektar
Nilai produktivitas yang diamati adalah dalam bentuk polong dan biji dalam satuan g/m2 serta ton/ha . Perlakuan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas polong dan biji yang diamati. Perlakuan dolomit juga menghasilkan peubah produktivitas polong dan biji per m2 serta per hektar yang tidak berbeda nyata (Tabel 15).
Tabel 15. Produktivitas Polong Dan Biji per m2 serta per hektar Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Dolomit pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Produktivitas
Polong (g/m2) Produktivitas Biji (g/m2) Polong (ton/ha) Produktivitas Produktivitas Biji (ton/ha)
Pupuk Kandang 231.70 165.84 2.32 1.66 Majemuk 208.63 140.34 2.09 1.40 Dolomit 0 kg/ha 268.54 187.80 2.69 1.88 150 kg/ha 208.27 144.50 2.08 1.45 300 kg/ha 183.67 126.97 1.84 1.27 Pengaruh Kaptan Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam
Rekapitulasi hasil uji F menunjukan adanya interaksi antara perlakuan jenis pupuk dan kaptan pada peubah persentase bunga menjadi polong dan jumlah polong penuh per tanaman, sedangkan untuk peubah lainnya tidak ditemukan adanya interaksi. Pemberian jenis pupuk memberikan pengaruh yang nyata pada peubah bobot kering batang dan ginofor saat 6 MST, serta bobot biji per tanaman pada saat panen. Perlakuan kaptan memberikan pengaruh nyata pada peubah jumlah polong penuh per tanaman pada saat panen (Tabel 16).
24
Tabel 16. Rekapitulasi Hasil Sidik Ragam Pengaruh Jenis Pupuk dan Dosis Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Pengamatan Jenis Pupuk Kaptan Interaksi KK (%) BK Daun 6 MST 2.80tn 0.73tn 1.25tn 11.17 BK Daun 10 MST 1.12tn 0.93tn 0.10tn 15.70 BK Batang 6 MST 99.87* 0.51tn 0.60tn 12.74 BK Batang 10 MST 0.16tn 0.59tn 0.00tn 18.04 BK Ginofor 6 MST 258.27* 1.56tn 1.65tn 19.75 BK Ginofor 10 MST 0.28tn 0.15tn 0.55tn 17.57 Indeks Luas Daun 6 MST 0.00tn 1.24tn 0.20tn 10.69 Indeks Luas Daun 10 MST 0.58tn 2.22tn 0.26tn 14.96 Jumlah Ginofor 6 MST 9.07tn 0.38tn 1.38tn 14.51 Jumlah Ginofor 10 MST 1.22tn 0.37tn 0.06tn 19.29 Jumlah Bunga 6 MST 0.13tn 0.91tn 0.98tn 17.77 Jumlah Bunga 10 MST 3.37tn 1.15tn 1.63tn 17.31 Persentase Bunga Menjadi
Polong
2.05tn 0.84tn 7.97* 13.96 Indeks Panen 0.52tn 0.49tn 0.20tn 13.72 Bobot 100 Butir 0.00tn 0.01tn 0.22tn 11.28 Jumlah Polong per
Tanaman - Penuh 14.97tn 8.50* 13.25* 6.72 - Setengah Penuh 0.00tn 0.96tn 1.95tn 25.08 - Cipo 1.65tn 0.53tn 0.55tn 56.71 - Total 4.45tn 2.34tn 3.65tn 10.65 Persentase Polong - Penuh 0.24tn 0.03tn 0.14tn 10.23 - Setengah Penuh 0.47tn 0.90tn 2.29tn 17.41 - Cipo 0.14tn 0.54tn 0.96tn 45.88 Bobot Polong per Tanaman 18.10tn 3.03tn 1.94tn 10.42 Bobot Biji per Tanaman 28.05* 1.58tn 0.65tn 16.19 Produktivitas Polong per m2 0.24tn 0.86tn 1.44tn 22.74 Produktivitas Biji per m2 0.10tn 0.81tn 1.11tn 24.98
Keterangan :
tn : tidak nyata
* : nyata pada taraf 5 %
Pengamatan Peubah Vegetatif dan Generatif
Peubah vegetatif dan generatif yang diamati adalah Indeks luas daun, jumlah ginofor, jumlah bunga, bobot kering brangkasan yang meliputi bobot kering daun, batang dan ginofor. Pengamatan dilakukan saat 6 dan 10 MST, sedangkan untuk peubah jumlah bunga dimulai dari 4 sampai 10 MST.
Indeks Luas Daun
Indeks luas daun adalah perbandingan antara luas daun dengan luas tanah yang dinaungi oleh daun tersebut. Indeks luas daun menunjukan peningkatan dari 6 sampai 10 MST. Perlakuan jenis pupuk dan kapur tidak berpengaruh nyata terhadap peubah indeks luas daun. (Tabel 17).
Tabel 17. Indeks Luas Daun Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 2.91 5.33 Majemuk 2.90 5.81 Kaptan 0 kg/ha 2.97 5.08 150 kg/ha 3.01 5.55 300 kg/ha 2.75 6.09
Bobot Kering Daun per Tanaman
Daun adalah salah satu bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Perlakuan jenis pupuk tidak berbeda nyata untuk peubah bobot kering daun. Perlakuan kaptan juga tidak memberikan hasil yang berbeda nyata untuk peubah bobot kering daun yang diamati. (Tabel 18).
Tabel 18. Bobot Kering Daun Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 6.27 10.20 Majemuk 5.62 11.87 Kaptan 0 kg/ha 6.17 10.25 150 kg/ha 5.97 11.37 300 kg/ha 5.71 11.48
26
Bobot Kering Batang per Tanaman
Pada 6 MST perlakuan jenis pupuk memberikan hasil yang berbeda nyata pada bobot kering batang, sedangkan perlakuan kaptan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Perlakuan pupuk kandang menghasilkan bobot kering batang 6.51 g/tan lebih baik dibandingkan hasil perlakuan pupuk majemuk yang hanya sebesar 5.36 g/tan. Pada 10 MST, perlakuan jenis pupuk dan kaptan tidak memberikan hasil yang berbeda nyata pada bobot kering batang (Tabel 19).
Tabel 19. Bobot Kering Batang Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 6.51a 12.65 Majemuk 5.36b 13.39 Kaptan 0 kg/ha 6.13 12.21 150 kg/ha 5.98 13.65 300 kg/ha 5.70 13.20
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Jumlah Ginofor per Tanaman
Ginofor kacang tanah mulai tampak saat tanaman berumur 6 MST. Perlakuan jenis pupuk dan kaptan memberikan hasil yang tidak berbeda nyata untuk peubah jumlah ginofor per tanaman (Tabel 20).
Tabel 20. Jumlah Ginofor Rata-rata Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 53.56 82.00 Majemuk 45.11 103.72 Kaptan 0 kg/ha 51.42 87.92 150 kg/ha 48.42 96.50 300 kg/ha 48.17 94.17
Bobot Kering Ginofor per Tanaman
Perlakuan jenis pupuk berpengaruh nyata untuk bobot kering ginofor saat 6 MST. Saat 6 MST perlakuan pupuk kandang menghasilkan bobot kering ginofor 3.42 g/tan lebih baik dibandingkan hasil yang diperoleh dari perlakuan pupuk majemuk yang hanya sebesar 2.43 g/tan. Perlakuan kaptan tidak memberikan perbedaan yang nyata pada peubah bobot kering ginofor (Tabel 21).
Tabel 21. Bobot Kering Ginofor Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 3.42a 14.60 Majemuk 2.43b 15.75 Kaptan 0 kg/ha 3.22 14.85 150 kg/ha 2.95 15.66 300 kg/ha 2.63 15.03
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Jumlah Bunga dan Persentase Bunga Menjadi Polong
Perlakuan jenis pupuk tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah bunga. Perlakuan kaptan juga tidak berpengaruh nyata pada jumlah bunga yang dihasilkan. Jumlah bunga meningkat dari 6 sampai 10 MST (Tabel 22).
Tabel 22. Jumlah Bunga Rata-rata Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Umur Perlakuan 6 MST 10 MST Pupuk Kandang 38.78 54.62 Majemuk 39.62 64.47 Kaptan 0 kg/ha 38.60 57.60 150 kg/ha 36.83 56.33 300 kg/ha 42.17 64.70
28
Pengamatan pada peubah persentase bunga menjadi polong dilakukan untuk mengetahui efisiensi pembentukan bunga pada tanaman kacang tanah dalam membentuk polong. Peubah persentase bunga menjadi polong tidak dipengaruhi oleh jenis pupuk dan kaptan yang diberikan (Tabel 23).
Tabel 23. Persentase Bunga Menjadi Polong Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Persentase Bunga
Pupuk Kandang 29.85 Majemuk 27.76 Kaptan 0 kg/ha 27.40 150 kg/ha 30.40 300 kg/ha 28.63
Perlakuan jenis pupuk dan kaptan menunjukan adanya interaksi terhadap peubah persentase bunga menjadi polong. Kombinasi perlakuan pupuk kandang dan kaptan 150 kg/ha menunjukan persentase bunga menjadi polong yang paling baik yaitu 34.89%, sedangkan hasil yang paling rendah adalah kombinasi perlakuan pupuk kandang dan kaptan 300 kg/ha yaitu 24.40% (Tabel 24).
Tabel 24. Interaksi Persentase Bunga Menjadi Polong Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Kaptan Pupuk 0 kg/ha 150 kg/ha 300 kg/ha
Kandang 30.27abc 34.89a 24.40c Majemuk 24.54c 25.90bc 32.85ab
Keterangan : Nilai rataan pada baris dan kolom diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%
Pengamatan Hasil dan Komponen Hasil
Pengamatan peubah hasil dan komponen hasil dilaksanakan pada saat panen yang meliputi jumlah dan bobot kering polong per tanaman, persentase polong penuh, setengah penuh dan cipo, indeks panen, bobot 100 butir, dan produktivitas.
Indeks Panen
Indeks panen adalah perbandingan distribusi hasil asimilasi biomassa ekonomis dengan biomassa keseluruhan. Biomassa ekonomis adalah bobot kering polong kacang tanah, sedangkan biomassa keseluruhan adalah bobot kering total tanaman kacang tanah. Berdasarkan Tabel 25 dapat dilihat bahwa perlakuan jenis pupuk dan kaptan tidak berpengaruh nyata terhadap indeks panen.
Tabel 25. Indeks Panen Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Indeks panen
Pupuk Kandang 41.82 Majemuk 39.23 Kaptan 0 kg/ha 38.69 150 kg/ha 41.32 300 kg/ha 41.57 Bobot 100 Butir
Bobot 100 butir dipengaruhi oleh ukuran biji, baik yang besar maupun kecil. Bobot biji yang semakin besar dapat berkontribusi pada hasil panen yang lebih tinggi, begitu juga sebaliknya. Kedua jenis perlakuan, baik jenis pupuk maupun kaptan tidak berpengaruh nyata pada peubah bobot 100 butir (Tabel 26).
Tabel 26. Bobot 100 Butir Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Bobot 100 Butir (g)
Pupuk Kandang 34.53 Majemuk 34.70 Kaptan 0 kg/ha 34.69 150 kg/ha 34.45 300 kg/ha 34.72
30
Jumlah dan Persentase Polong per Tanaman
Perlakuan jenis pupuk tidak memberikan pengaruh nyata pada jumlah polong penuh, setengah penuh, cipo, dan total. Perlakuan kaptan 300 kg/ha mampu meningkatkan jumlah polong penuh dengan R2 = 0.826 (Gambar 3). Perlakuan kaptan tidak berpengaruh nyata untuk peubah jumlah polong setengah penuh, cipo dan total yang diamati (Tabel 27).
Tabel 27. Jumlah Polong per Tanaman Hasil Perlakuan Jenis Pupuk dan Kaptan pada Tanaman Kacang Tanah
Perlakuan Polong
Penuh Polong setengah Penuh Polong Cipo Polong Total Pupuk Kandang 10.50 3.33 1.86 15.69 Majemuk 12.00 3.31 2.18 17.49 Kaptan 0 kg/ha 10.46b 3.24 1.83 15.53 150 kg/ha 11.06b 3.04 2.41 16.51 300 kg/ha 12.23a 3.69 1.81 17.73
Keterangan : Nilai rataan pada kolom yang sama diikuti huruf yang berbeda menunjukan perbedaan yang nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%