• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

3.4. Budaya Organisas

Setiap organisasi mempunyai buadaya yang berbeda dan menunjukkan karakteristik kehususan suatu organisasi. Sehubunagn dengan itu setiap organisasi memiliki sejarahnya sendiri, pola komunikasi, sistem dan prosedur, pernyataan filosofis, cerita maupun mistik tersendiri. Hal-hal tersebut secara keseluruhan merupakan suatu budaya (culture) dari organisasi. Berbagai literatur mendefinisikan budaya organisasi dengan berbagai versi. Steephen P.Robbins menyatakan bahwa budaya organisasi mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggotanya yang memedakan organisasi itu dari organisasi lain.14

14

Robbins, op.cit. p.247

Jika diamati sistem makna bersama tersebut, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi tersebut. Akan tetapi dari sekian banyak literatur yang mengemukakan defenisi budaya organisasi, hampir semua menyertakan nilai-nilai (value) norma-norma dan keyakinan (belief) dalam definisinya. Seperti yang diungkapkan Gibson bahwa budaya organisasi adalah apa yang dipahami oleh karyawan dan bagaimana

Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.

USU Repository © 2009

persepsi itu menciptakan sebuah pola dari keyakinan (beliefs), nilai-nilai dan harapan.15

15

Gibson. op.cit. p.31

Pendapat yang sedana dikatakan bahwa budaya organisasi biasanya menggambarkan seperangkat keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai bersama oleh anggota organisasi, kemudian keyakinan, norma-norma dan nilai-nilai tersebut berhubungan dengan cara kerja dan apa-apa yang penting dalam organisasi.

Berhubungan dengan nilai-nilai, budaya organisasi adalah seperangkat nilai-nilai yang membantu anggota organisasi mengetahui tindakan-tindakan yang dapat diterima dan yang tidak diterima. Dari beberapa definisi di atas dapat ditangkap bahwa di dalam budaya organisasi terkandung makna seperangkat nilai- nilai yang dianut bersama oleh anggota organisasi. Pengertian nilai (value), secara harfiah berarti “harga” Nilai-nilai adalah esensial dari filosofi organisasi untuk mencapai kesuksesan, nilai-nilai memberikan rasa kebersamaan dan arah serta petunjuk-petunjuk pada pada seluruh karyawan, bagaimana mereka berperilaku dari hari ke hari. Nilai (value) juga dikatakan sebagai asumsi dasar (basic

assumtion) tentang apa yang ideal seperti yang diharapkan atau berguna.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sesuatu yang diinginkan apabila nilai tersebut bersifat positif dalam arti menguntungkan dan menyenangkan bagi pihak yang memperolehnya.Sebaliknya nilai merupakan sesuatu yang tidak diinginkan (negatif) atau merugikan seseorang dalam memenuhi kepentingannya.

Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Akan tetapi untuk mendefenisikan suatu budaya organisasi rasanya terlalu sempit, jika yang terkandung dalam definisi tersebut hanya nilai-nilai yang dianut bersama. Oleh karena itu Gibson menambahkan yang dimaksud dengan “organizaonal culture is, what the employees perceives and how this perception

creates a pattern of beliefs, values and expectations”16Selanjutnya Hess menambahakan komponen norma-norma dan keyakinan kedalam budaya organisasi dengan pernyataannya, bahwa budaya organisasi terdiri seperangkat keyakinan dan norma-norma dan nilai-nilai yang disebarkan oleh anggota-anggota dalam suatu organisasi. Norma-norma, nilai-nilai dan keyakinan tersebut dijadikan suatu cara dalam mengoperasikan organisasi. Lebih jauh lagi Andrew D Brawn mengutip pendapat (Turnstall, 1983:15) yang mendefinisikan budaya organisasi merupakan suatu konstelasi dari keyakinan-keyakinan, kebiasaan- kebiasaan, sistem nilai-nilai, norma-norma, perilaku merupakan suatu suatu cara yang unik pada setiap organisasi, kemudian budaya organisasi tersebut menjadi pola dalam melakukan kegiatan dan tindakan di dalam organisasi.17

Selain dari itu beberapa pendapat menyatakan bahwa budaya organisasi adalah sebagai suatu bentuk, cara yang digunakan dalam pemecahan masalah dalam organisasi, baik internal maupun akternal. Pendapat tersebut direfleksikan oleh Robert G Owens dalam pernyataannya bahwa budaya organisasi sebagai aling berbagi; filosofi, ideologi, nilai-nilai, asumsi, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dirajut bersama oleh anggota organisasi dan digunakan dalam

16

Gibson. op.cit p.31

17

Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.

USU Repository © 2009

pendekatan keputusan dan pemecahan masalah.18

Selanjutnya Scholz menyatakan (1987:80) yang dikutip oleh Andrew, bahwa budaya organisasi itu adalah sebagai suatu kesadaran yang terlihat, tak terlihat, informal dalam organisasi, digunakan untuk membimbing perilaku individual.

Definisi tersebut diperjelas oleh Edgar h. Schein yang menyatakan “budaya organisasi merupakan suatu pola dari seperangkat asumsi-asumsi dasar yang digunakan oleh anggota nya dalam menyelesaikan masalah-masalah adaptasi internal maupun ekternal, yang berhasil dengan baik dan dianggap sah. Kemudian diajarkan kepada anggota baru sebagai suatu cara yang tepat dalam merasakan, memandang dan menganalisa masalah”

19

1) Artefacts

Dari definisi dan konsep budaya organisasi yang telah dikemukakan di atas, baik dalam bentuk sederhan amaupun secara luas dalam budaya organisasi terdiri dari unsur-unsur ; sistem nilai, asumsi dasar, keyakinan yang dianut bersama, norma-norma, pola ritual, pedoman perilaku dalam mengatasi masalah. Setiap definisi yang dikemukakan menggambarkan perbedaan dalam aspek-aspek yang dikandung budaya organisasi tersebut, namun perbedaan tersebut saling melengkapi. Oleh karena itu Andrew telah mengidentifikasikan elemen-elemen budaya organisasi secara teoritis yang meliputi:

2) Bahasa (Language) dalam bentuk lelucon, kiasan, sejarah, mitos, dan legenda.

18

Robert G.Owens, Organizational behavior in education, (Boston:Allyn and Bacon, 1991) p.82

19

Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap Perubahan Organisasi Pada Divisi Flexi PT.TELKOM, Tbk Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3) Pola perilaku, dalam bentuk ritual seperti upacara keagamaan, dan upacara resmi

4) Norma-norma perilaku

5) Kepahlawanan

6) Simbol-simbol

7) Keyakinan, nilai-nilai dan sikap 8) Kode etik

9) Asumsi dasar 10)Sejarah.

Meskipun unsur-unsur yang terkandung dalam budaya organisasi telah diidentifikasikan secara teoritis, namun belum dikelompokan sehingga terkadang ada unsur yang tumpang tindih. Oleh karena itu beberapa peneliti memutuskan bahwa unsur pola perilaku (behavior pattern) dan bahasa (langguage) masuk ke dalam bentuk “Artefack” yaitu sesuatu yang bisa dilihat, didengar dan dirasakan. Sedangkan asumsi dasar merupakan bagian dari keyakinan dan nilai-nilai (beliefs,

values). Walaupun unsur-unsur budaya telah dikelompokkan, masih saja terdapat

kebingungan dalam pemahaman maupun dalam praktiknya.

Sehubungan dengan perubahan, sudah seharusnya componen-componen budaya yang digunakan disesuaikan dengan perubahan. Di bawah ini Timothy J. Calpin mengidentifikasikan 10 komponen budaya organisasi yang dapat di implentasikan untuk suksesnya suatu perubahan. Tymothy mengurut komponen tersebut berdasarkan prioritas yang relevan dengan perubahan dan dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Anggianika Mardhatillah : Analisis Hubungan Kepemimpinan Transformasional Dan Budaya Organisasi Terhadap

Dokumen terkait