• Tidak ada hasil yang ditemukan

Negara jepang termasuk Negara dibelahan Asia Timur yang berdekatan dengan Korea Selatan, Korea Utara, Hongkong, China, Taiwan dan Rusia. Khususnya dengan negara-negara.

China, Hongkong, Taiwan dan Korea sepintas mirip baik fisik, bahasa dan tulisannya, namun terdapat beberapa perbedaan budaya terutama yang dipengaruhi oleh latar belakang agama yaitu Shinto, Budha dan Khong Hu Chu yang sampai saat ini tetap dipertahankan. Disamping itu

17

terdapat kesamaan yaitu disiplin, semangat tinggi, pekerja keras, dan tidak pantang menyerah.

Dilihat secara umum bahwa masyarakat Jepang mempunyai budaya sebagai berikut:

1. Disiplin

Masyarakat Jepang dalam hal kedisiplinan terkenal sangat disiplin, negara-negara lain termasuk Indonesia iri terhadap sikap disiplin masyarakat Jepang, seperti budaya antri naik bis, kereta api, taksi, masuk kerja tepat waktu, membuang sampah pada tempat yang disediakan, naik eskalator pada sisi kiri dan sisi kanan untuk yang ingin cepat/mendahului, memberikan kesempatan pertama pada orang tua, orang cacat, ibu hamil, perempuan dan anak-anak.

2. Jujur

Masyarakat Jepang pada umumnya memiliki perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam bekerja, tidak mau mengambil atau membawa yang bukan haknya baik ditempat umum maupun di tempat kerja. Beberapa pekerja yang pulang malam, karena kecapaian dan membawa barang ketika ia tertidur baik di kereta api atau di kendaraan umum lainnya, barang-barangnya akan tetap utuh tidak ada yang mengambil. Hal ini dikarenakan masyarakat Jepang percaya akan karma, dan tidak menginginkan terjadi kepada dirinya.

18

Di Jepang disediakan tempat untuk penampungan barangbarang yang sudah tidak terpakai secara gratis (gratis membuang, tidak gratis untuk mengambil) dan tidak dijaga, walaupun tidak dijaga barang-barang tersebut tidak ada yang mengambil, karena barang-barang tersebut akan di daur ulang atau diperbaiki, bilamana ada yang mengambil barang tersebut maka akan dikenakan sanksi hukum. Bilamana seseorang sudah terkena sanksi hukum maka yang bersangkutan sudah tidak dipercaya lagi di tempat dia bekerja atau tempat kerja lainnya. Untuk itu disarankan agar tidak mengambil barang yang bukan miliknya.

3. Cermat

Sebelum melakukan kegiatan atau perjalanan selalu menghitung dengan cermat dan detail, membuat laporan kegiatan, bekerja, mengatasi permasalahan dengan cermat dan teliti, boleh dikatakan segala tindakannya dilakukan dengan penuh perhitungan dan perencanaan yang cermat.

4. Loyalitas

Penduduk Jepang sangat loyal atau setia dalam kehidupannya, baik loyal kepada keluarga, kepada pimpinan, kepada pekerjaannya kepada instansi tempatnya bekerja, rumah sakit dan panti lansia tempatnya bekerja, kepada teman dan sanak saudara lainnya serta terutama kepada pemerintah dan negaranya. Apabila sudah mendapatkan pekerjaan tidak ada keinginan untuk berpindah-pindah kerja.

19

Dalam umur lebih dari 35 tahun mereka sudah dianggap mapan untuk bekerja dan rasanya tidak ada keinginan pindah-pindah kerja lagi karena jika umurnya telah mencapai 40 tahun sulit untuk pindah kerja kecuali untuk pekerjaan tertentu pada top manajer. Juga pada saat Jepang terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami beberapa saat yang lalu, hingga terjadi pencemaran pembangkit Nuklir, dimana masyarakat Jepang selalu loyal pada pemerintahnya, bersedia menerima penjatahan aliran listrik, aliran gas dan kebutuhan pangan lainnya. Masyarakat Jepang lebih senang mengikuti apa yang telah diatur oleh pemerintahnya dan merasa bijak akan aturan tersebut. 5. Serba Cepat

Masyarakat Jepang terkenal dengan gerakan serba cepat bahkan biasanya terlihat seperti terburu-buru, misalnya saat berjalan selalu cepat, saat mengerjakan suatu pekerjaan, dan saat berbicara. Bisa dilihat meskipun di Jepang seorang wanita mengenakan sepatu hak tinggi tetapi jalannya selalu cepat malah seperti berlari kecil, hal ini didukung oleh masyarakat Jepang yang lebih senang berjalan kaki daripada naik kendaraan. Kendaraan yang banyak peminatnya adalah angkutan massal seperti kereta atau bis umum, hal ini seperti yang ditunjukkan bahwa disetiap kantor tidak dipenuhi parkir kendaraan. Untuk makan siang banyak juga pekerja yang membawa makanan sendiri dari rumah, kecuali disediakan makan di perusahaan atau tempat kerja, mereka tidak suka keluar kantor

20

untuk makan siang karena akan membuang-buang waktu dan dianggap tidak efisien.

6. Menghormati orang tua

Orang Jepang sangat hormat dan patuh kepada orang tuanya ataupun orang yang dianggap lebih tua/lebih berumur, senior. Hal ini dilakukan dengan cara membungkukkan badan memberi penghormatan apabila bertemu atau berhadapan langsung dan tidak akan menegakkan badannya sebelum orang yang diberi hormat membalas atau merespon penghormatannya. Rasa menghargai dan menghormati diberikan pula kepada perempuan, ibu hamil, orang cacat dan sebagainya yang dirasa lebih diutamakan.

7. Kerja keras

Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang dikenal sebagai pekerja keras, hal ini dengan budaya mereka yaitu budaya hatarakibachi, tak hanya soal ketepatan

21

waktu, orang Jepang dikenal tak menyukai kesia-siaan dalam bekerja dan sangat menjunjung tinggi idiom time is money. Jika Anda menyempatkan diri untuk bepergian ke negeri yang jumlah penduduknya tak terlalu banyak itu di hari kerja, maka jangan salah jika yang akan terlihat adalah orang-orang yang berjalan cepat menuju transportasi masing-masing. Mereka tak akan berjalan santai karena datang terlambat adalah hal sangat dihindari orang Jepang dan saat di kantor apapun yang sudah menjadi tanggung jawab pekerjaannya harus dapat dikerjakan sesuai dengan perintah pimpinan dan harus sesuai dengan permintaan konsumen/pengguna sehingga merasa puas, tidak pandang bulu apapun pekerjaannya baik pekerja kasar hingga pekerja kantoran dan pegawai pemerintah sehari-hari dan setiap saat yang ada dalam benaknya adalah bekerja, dan mereka mampu bekerja lebih lama. Menghasilkan suatu produk/barang lebih cepat dari pada bangsa lain dengan kualitas sama bahkan lebih bagus. Apabila mereka pulang lebih awal berarti perusahaan terebut tidak membutuhkannya, jadi memalukan apabila pulang lebih cepat.

8. Budaya malu

Penduduk Jepang selalu merasa malu apabila dirinya bekerja tidak sesuai dengan harapan masyarakat, malu jika dirinya berbuat kesalahan, malu apabila datang terlambat juga merasa malu apabila tidak berhasil dalam hal apapun termasuk melanggar norma

22

di masyarakat seperti melanggar lalu lintas, asal memotong jalan, mengganggu orang lain dan sebagainya.

Untuk diketahui dalam adat budaya dan kepercayaan masyarakat Jepang apabila dirinya merasa melakukan kesalahan besar akibat perbuatannya, maka yang bersangkutan akan mengundurkan diri dari jabatannya, bahkan mengakhiri hidupnya dengan cara Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pedang samurai ke ulu hatinya), hal tersebut dilakukan guna mempertanggung jawabkan kesalahan atas perbuatannya serta menutup rasa malu dirinya dan keluarga.

23 9. Budaya Tepat Waktu

Tepat waktu adalah suatu budaya yang sudah menjadi irama hidup dalam keseharian masyarakat Jepang, sudah menjadi kebiasaan dan dilatih semenjak mereka lahir mengiringi kehidupannya sehingga apapun yang mereka lakukan selalu diperhitungkan dengan waktu yang tepat. Pada umumnya mereka akan datang ke tempat kerja lebih awal 15 (lima belas) menit sebelum jam kerja dimulai. Adalah suatu hal yang memalukan apabila seseorang di Jepang datang terlambat dan mereka tidak segan meminta maaf akan hal ini.

10. Hidup Hemat

Biaya hidup di Jepang sangat tinggi, harga-harga barang kebutuhan pokok dan keperluan penunjang lainnya sangat mahal, sehingga orang Jepang harus berhemat dalam menjalani kehidupan kesehariannya. Kebiasaan ini sudah dijalani dalam kehidupan sehari-hari mereka sehingga bagi mereka hidup hemat adalah suatu keharusan yang membuat mereka berhasil dalam menabung guna mewujudkan cita-cita. Ini adalah salah satu penunjang keberhasilan dan majunya negara Jepang. Contoh dalam kehidupan sehari-hari setelah makan tidak ada tambahan makanan disela-sela waktu bekerja, tidak merokok saat bekerja, lebih senang membawa makanan dari rumah ke tempat kerja atau kantor, yang bekerja di pabrik atau perusahaan umunya disediakan makanan dari perusahaan.

24 11. Inovasi

Masyarakat Jepang dituntut untuk mempunyai inovasi tinggi akan ide-ide cemerlang atau temuan - temuan baru yang agar dapat diimplementasikan

dalam kehidupann kesehariannya. Dan juga di dalam dunia bekerja akan menjadi tuntutan target guna dapat bertahan dalam persaingan bisnis dan eksistensi perusahannya.

12. Pantang Menyerah

Dalam keadaan apapun, orang Jepang tidak ada kata menyerah, selalu berusaha untuk memperbaiki diri dan menjadi yang terbaik. Sebagaimana diketahui pada saat terjadi gempa bumi dan tsunami, Pemerintah Jepang dan masyarakat berupaya bekerjasama saling bahu membahu untuk mengatasi seluruh kesulitan secara bersama-sama, terutama pada saat terjadinya pencemaran pembangkit Nuklir akibat tsunami di Fukushima mereka bersatu padu pantang menyerah memperbaiki dan menetralisir pencemaran sedemikian rupa hingga berhasil.

25 13. Budaya Membaca

Semenjak kecil masyarakat Jepang dikenalkan dengan budaya membaca, dimanapun tempat dan instansi disediakan perpustakaan. Hal ini akhirnya menjadi budaya buat mereka selalu membaca dimanapun ada kesempatan. Karena dengan membaca akan menambah pengetahuan dan wawasan sehingga akan menambah ilmu yang bermanfaat.

Jika kebanyakan orang masa kini selalu sibuk dengan ponsel pintarnya saat berada di transportai umum, maka kita akan disuguhi pemandanan yang berbeda saat berada di Jepang dimana hampir kebanyakan orang disana selalu membaca buku atau komik saat berpergian untuk mengusir rasa bosan.

14. Kerjasama Kelompok

Kerjasama kelompok lebih disukai masyarakat Jepang. Bekerja menjadi lebih mudah dan cepat selesai apabila dikerjakan bersama-sama, kerjasama dalam kelompok lebih diutamakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, hal ini juga

memperingan beban tugas perorangan. Keberhasilan bersama atau tim lebih menonjol daripada keberhasilan pribadi, kehidupan kelompok dalam menyelesaikan tugas sangat diutamakan, dibangun untuk keberhasilan bersama.

26 15. Mandiri dan Profesional

Jepang merupakan negara pertama di Asia yang mampu menyaingi keunggulan negara barat. Mereka memiliki teknologi super canggih tapi tetap berpegang teguh pada kebudayaan asli mereka. Satu hal yang pasti, orang-orangnya memiliki strong personality yang sangat berkualitas. Luluh lantak saat Perang Dunia ke-2 tidak membuat masyarakat Jepang larut dalam kesedihan, mereka bangkit bahu membahu dan dalam tempo singkat kembali pulih dan menjadi salah satu negara maju di dunia.

Dalam hal bekerja, masyarakat Jepang mempunyai sifat yang mandiri artinya mengetahui benar jenis pekerjaan, tugas dan kewajibannya serta bekerja dengan profesional.

16. Budaya Bersih

Kebersihan adalah suatu kewajiban yang menjadi

keharusan bagi

kehidupan sehari-hari penduduk Jepang, dari lingkungan kecil dalam keluarga hingga seluruh tempat di kota-kota di Jepang harus bersih. Apabila ada yang melanggar dengan membuang sampah sembarangan tentunya akan dikenakan sanksi yang cukup berat dengan denda yang tinggi. Untuk

27

diketahui, di Jepang tempat untuk membuang sampah/tempat sampah dibagi sesuai bentuk dan bahan baku sampah yaitu tempat untuk pembuangan sampah kering, sampah basah dan sampah yang tidak dapat dihancurkan atau dimusnahkan tanpa menggunakan teknologi. Dari peraturan yang telah ditetapkan, masyarakat selalu taat untuk membuang sampah pada tempat semestinya. Bahkan seorang pimpinan kantor atau Perusahaan tidak segan-segan untuk memungut puntung rokok yang dilihat dihadapannya dan dimasukkan ke dalam tempat sampah.

Dokumen terkait