• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR TEORI

B. Budidaya Tanaman Kangkung

1. Syarat Tumbuh

Sumber daya dan ekosistem di wilayah Indonesia sangat bervariasi,

terutama kondisi jumlah curah hujan dan temperatur udara. Jumlah curah hujan

berkisar antara 500 – 5.000 mm per tahun, sedangkan temperatur udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Setiap naik 100 meter tinggi tempat, maka

temperatur udara turun 1oC. Di permukaan laut temperatur rata-rata sekitar 28oC,

dan dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 meter dari permukaan laut (dpl) sekitar

18oC.

Kangkung mempunyai daya adaptasi yang cukup luas terhadap kondisi

iklim dan tanah di daerah tropis, sehingga dapat ditanam (dikembangkan) di

berbagai daerah atau wilayah di Indonesia. Prasyarat tumbuh yang harus

diperhatikan dalam perencanaan budidaya kangkung adalah sebagai berikut

a. Syarat Iklim

Kangkung dapat tumbuh dan bereproduksi dengan baik di dataran rendah

sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2.000 m dpl, dan diutamakan lokasi

lahannya terbuka atau mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang

terlindungi (ternaungi), tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)

namun kurus-kurus.

b. Syarat Tanah

Prasayarat tanah yang ideal untuk tanaman kangkung sangat tergantung

pada jenis atau varietasnya. Kangkung darat menghendaki tanah yang subur,

gembur banyak mengandung bahan organik, dan tidak mudah menggenang

(becek). Pada tanah yang becek, akar dan batang tanaman kangkung darat akan

mudah membusuk atau mati.

1. Penyiapan Bahan Tanam

a. Kangkung darat dikembangbiakan secara generatif menggunakan bahan

tanaman yang berasal dari biji (benih).

b. Kebutuhan benih kangkung darat untuk penanaman seluas satu hektar

(10.000m2) adalah ± 2,5 kg.

c. Benih yang dipilih memenuhi persyaratan : kulitnya bernas, tidak keriput,

sehat, murni (tidak tercampur dengan varietas lain), daya kecambahnya tinggi

2. Penyiapan Lahan

Sebelum penanaman kangkung dimulai, sebaiknya lahan dipersiapkan

terlebih dahulu. Pilih tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup. Bila

tidak tersedia lahan penanaman dengan sinar matahari langsung, pilih tempat

yang paling tidak mendapat pantulan atau biasan sinar matahari. Tahapan

penyiapan lahan untuk kangkung adalah:

a. Pembukaan Lahan

- Bersihkan lumpur liar (gulma) dan kerikil dari sekitar kebun.

b. Pengolahan Tanah

- Olah tanah dengan cangkul sedalam 20 - 30 cm sambil dibalikkan

kemudian dikeringkan selama 1 – 2 minggu.

- Olah tanah untuk kedua kalinya sambil membuat bedengan-bedengan

selebar 60-100 cm, dan jarak antar bedengan 30-40 cm.

- Sebarkan pupuk kandang yang sudah matang sebanyak 20 – 30 ton per hektar atau pupuk organik super TW plus 4 – 5 ton/hektar sambil dicampur merata dengan tanah.

- Ratakan permukaan bedengan, hingga akhirnya lahan siap ditanami.

3. Penanaman

Waktu tanam yang baik adalah awal musim hujan, karena kebutuhan air

lahan yang cukup airnya dapat melakukan sepanjang musim atau tahun

(Rukmana, 1994).

Penanaman benih kangkung darat dapat dilakukan dengan empat cara

yaitu:

a. Sistem sebar, yakni benih disebar (ditabur) secara merata diatas permukaan

bedengan, kemudian ditimbun (ditutupi) dengan tanah tipis.

- Keuntungan cara ini adalah : luas areal penanaman relatif sempit, jumlah

populasi tanaman lebih banyak dalam persatuan luas, waktu menaman

(menabur) lebih cepat dibangdingkan dengan cara lain.

- Kelemahannya adalah : penggunaan (kebutuhan) benih relatifbanyak,

pemeliharaan tanaman agak sulit terutama dalam hal penyiangan gulma,

dan memerlukan keterampilan dalam menyebar benih sehingga benih

yang disebar dapat merata.

Gambar 2. Penanaman Kangkung Darat Sistem Sebar

b. Sistem barisan, yakni benih disebar dalam larikan-larikan (alur-alur) pada

jarak tanam 20 cm antar barisan. Caranya adalah : mula-mula dibuatkan alur-

alur kecil dan dangkal dengan alat bantu solet bambu arah memanjang X XX X X XXX X X XX XX

XXX X X X X X XX X X

XX XXXX X X X XX X X

bedengan. Jarak antar alur ± 20 cm, kemudian benih kangkung darat disebar

secara merata menurut alur (barisan), setelah itu ditutupi dengan tanah tipis.

- Keuntungan cara menanamini adalah : penggunaan benih relatif sedikit,

tidak memerlukan keterampilan khusus, dan penyiangan gulma relatif

mudah.

- Kelemahannya adalah : lebih banyak memerlukan waktu, lahan

(bedengan) relatif luas, dan benih seringkali tertimbun tanah terlalu dalam.

Gambar 3. Peananaman kangkung Darat Sistem Barisan

c. Sistem huntukala (triangular), yakni mengatur jarak taman 20 X 20 cm

berbentuk segi tiga. Caranya adalah : mula-mula dibuatkan lubang tanam 20

cm dalam barisan dan 40 cm jarak antar barisan, kemudian di tengah-tengah

empat lubang tanam dibuatkan lubang tanam baru dengan jarak 20 cm. Tiap

lubang tanamn diisi 2 – 3 butir benih kangkung darat, kemudian ditutupi dengan tanah tipis sedalam ± 5 cm.

- Keuntungan cara ini adalah : dapat memperkecil persaingan antar tanaman

sehingga pertumbuhannya optimal, memudahkan pemeliharaan tanaman

dan pemungutan hasil (panen).

X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X

X X X X X X X X X X X X X X X X X

- Kelemahannya adalah : memerlukan lahan cukup luas, benih seringkali

tertimbun tanah cukup dalam, dan memerlukan waktu yang cukup lama.

Gambar 4. Penanaman Kangkung Darat Sistem Triangular

d. Sistem bujur sangkar, yakni dengan mengatur jarak tanam 20 X 20 cm. Cara

penanamannya adalah mula-mula dibuatkan lubang tanam dengan alat bantu

tugal pada jarak tanam yang diinginkan, kemudian tiap lubang tanam di isi 2 – 3 benih kangkung darat, lalu segera ditutupi dengan tanah tipis. Keuntungan

dan kelemahan cara ini hampir sama dengan sistem huntukula ( triangular)

Gambar 5. Penanaman Kangkung Darat Sistem Bujur Sangkar X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

4. Pemeliharaan Tanaman Kangkung

b. Penyulaman

Benih kangkung darat setelah 2- 3 hari setelah tanam biasanya sudah mulai

tumbuh (bertunas). Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya atau mati segera

diganti dengan bahan tanaman (bibit) yang baru.

c. Penyiangan

- Rumput-rumput liar yang tumbuh disekitar tanaman kangkung menjadi

pesaing terhadap kebutuhan air, sinar matahari, dan unsur hara. Disamping

itu, gulma seringkali menjadi sarang hama yang dapat mengancam

tanaman kangkung harus disiangi.

- Penyiangan rumput-rumput liar ini dapat dilakukan dengan cara

mencabutnya atau menggunakan alat bantu parang, sabit dan lain-lain.

- Waktu penyiangan rumput-rumput liar sangat tergantung keadaan

populasi dan pertumbuhan gulma tersebut. Namun agar lebih menghemat

waktu, tenaga dan biaya, penyiangan dapat dilakukan bersamaan dengan

kegiatan pemupukan susulan.

d. Pemupukan

Dalam pengertian luas yang dimaksud pupuk adalah suatu bahan yang

digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi

lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Sedangkan dalam pengertian khusus pupuk

adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman. Bahan pupuk

senyawa lain berupa kotoran atau campuran lain yang relatif sedikit. (Agus,

2012).

Tujuan pemupukan adalah menyediakan unsur hara yang cukup sesuai

kebutuhan tanaman. Ada dua jenis pupuk yang kita kenal, yakni pupuk alami

(organik) dan pupuk buatan. Pupuk organik bersifat alamiah dan tidak

mengandung unsur kimia. Pupuk ini umumnya mengandung nutrisi lengkap, baik

unsur hara makro maupun mikro. Baik unsur hara makro maupun mikro sangat

dibutuhkan untuk menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur hara makro nutrisi

yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak banyak, seperti N, P, K, S, Mg,

dan Ca. Sementara unsur hara mikro merupakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman

dalam jumlah kecil sekali seperti Fe, Mn, Zn, Cu, Mo, dan B.

Dalam penggunaan pupuk organik cair penggunaannya tergantung pada

tingkat kesuburan tanah. Semakin tidak subur kondisi tanahnya, semakin tinggi

dosis campuran pupuknya. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemupukan. Jika

aplikasi pupuk organik dengan dosis 2 ml per liter air sudah menghasilkan

pertumbuhan tanaman yang optimal, berarti dosis itu sudah tepat. Jika tanaman

kangkung jadi tumbuh biasa tidak subur atau kerdil, berarti dosisnya terlalu encer.

Sehingga dosis perlu ditingkatkan/dipekatkan. Pemupukan bisa dilakukan 1

Tabel 2. Fungsi Unsur Hara Makro

Nama Fungsi

Nitrogen (N) Memacu pertumbuhan daun dan batang, membantu pembebntukan akar

Fosfor (P) Membantu pembentukan bunga dan buah, mendorong pertumbuhan akar muda

Kalium (K) Membantu pembentukan bunga dan buah, menguatkan tanaman Kalsium (Ca) Membantu pertumbuhan ujung-ujung akar dan bulu akar

Magnesium (Mg)

Ikut dalam pembentukan zat hijau daun dan menyebabkan unsure fosfor keseluruh tanaman.

Belerang (S) Bersama unsur fosfor dapat

e. Penyiraman

Tanaman kangkung darat juga memerlukan air yang cukup banyak.Oleh

karena itu tanaman kangkung darat perlu disiram. Penyiraman dilakukan satu hari

sekali. Tetapi bisa disesuaikan juga dengan kondisi tanaman. Penyiraman dapat

dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore sesudah pukul 15.00.

Penyiraman bisa dilakukan menggunakan gembor atau selang plastik jika

menggunakan fasilitas pompa listrik. Penyemprotan diusahakan sampai media

basah merata (Rukmana, 1994).

f. Perempelan

Perempelan dilakukan terhadap daun yang telah menguning atau kering, serta

daun yang terserang hama penyakit yang parah. Perempelan berfungsi untuk

menjaga sanitasi lingkungan, sekaligus agar tanaman enak dipandang dan tampak

asri. Perempelan dapat dilakukan langsung dengan tangan atau dengan gunting

g. Pengaturan

Agar tanaman kangkung tumbuh subur, atur tanaman tidak tumbuh saling

bertindihan. Dengan demikian, akar pada tiap ruas tanaman dapat menembus

tanah. Dengan cara demikian tanaman dapat mengisap sari makanan dari dalam

tanah secara optimal dan bisa tumbuh menjadi kangkung yang subur.

5. Panen Kangkung

Budidaya kangkung darat dari awal sebar hingga panen memakan waktu 30- 45 hari. Pemanenan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu dipotong dan dicabut.

Cara panen kangkung yang umum dilakukan para petani kita adalah dengan cara

mencabut langsung seakar-akarnya. Dengan tujuan untuk menjaga kesegaran hasil

panen. Panen dengan cara dipotong batang bawahnya memang mempercepat

kangkung menjadi layu. Tetapi jika panen sendiri dari pot, tidak ada masalah

dengan memotong langsung pada batangnya. Tujuan lain kenapa tidak dicabut

seakar-akarnya, karena tanaman itu nanti akan tumbuh kembali. Sehingga nanti

bisa dipanen lagi tanpa harus menanam dari awal. Sekali tanam bisa melakukan

panen sampai 3 kali.

6. Hama dan Penyakit

Serangan hama dan penyakit dapat terjadi setiap saat akibat serangannya

a. Hama Tanaman Kangkung

1) Kutu daun (Myzus persicae Sulz.)

Kutu daun berukuran sangat kecil. Kutu ini ada 2 jenis : bersayap dan tanpa

sayap. Kutu daun yang tidak bersayap mempunyai warna yang bervariasi , atara

lain : kuning, merah dan hijau. Sementara, kutu yang bersayap hanya berwarna

hitam. Kutu ini cepat berkembang biak karena telurnya dapat menetas tanpa

perkawinan atau secara parthenogenesis.

Hama tanaman yang juga disebut aphid hijau ini menyerang tanaman dengan

mengisap cairan pada daun, pucuk tanaman, tangkai bunga, dan bagian tanaman

lainnya. Kutu daun suka berlindung dipermukaan bawah daun sambil mengisap

cairannya (Rukmana, 1994).

Binatang ini juga mengelurakan cairan manis. Oleh karena kehadiran kutu ini

biasanya diikuti oleh munculnya semut yang mengitarinya.Jadi lebih mudah

terdeteksi. Namun cairan manis itu sering diikuti dengan munculnya cendawan

hitam. Akibatnya proses fotosintesis dapat terhalang. Repotnya, selain menyerang

tanaman secara langsung, kutu daun ini juga berperan sebagai penular virus

penyebab penyakit.

Serangan tanaman ini akan menyebabkan daun tanaman akan menjadi keriput

dan kecil. Bila menyerang tangkai bunga, bunga akan mengering dan rontok.

Kutu daun menyerang tanaman tanpa mengenal waktu, namun ledakan kutu daun

terjadi pada musim kemarau. Daun yang terserang akan mengerut, keriting dan

Cara mengatasi serangan hama ini, pangkas bagian tanaman yang terserang

berat. Bisa juga dilakukan pengendalian secara kimiawi dengan cara

penyemprotan insektisida.

2) Kumbang daun (Epilachna spp.)

- Ciri-ciri hama :

Berupa kumbang daun yang ukurannya kecil, mempunyai sayapberwarna

kuning tua polos atau merah berbintik-bintik hitam, aktif terbang pada senja

dan malam hari, serta bersifat pemangsa segala jenis tanam (polifag) daur

(siklus) hidupnya berlangsung selama 55 –71 hari. - Gejala serangan :

Daun rusak atau berlubang-lubang bekas gigitan kumbang daun pada

tingkat serangga berat dapat menyebabkan kerusakan parah, karena jaringan

daun habis di mangsa sehingga tinggal urat-urat daun saja.

- Pengendalian :

Dapat dilakukan secara mekanis, yaitu mengumpulkan dan membunuh

langsung kumbang daun. Sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dapat

disemprotksn insektisida efektif selektif, misalnya 2,5 E.C pada kosentrasi

0,5-1,0 ml/l.

3) Ulat daun seperti ulat jengkal (Chrysodeixis chalcites Eps.) dan ulat grayak

(Spodoptera litura F.).

Kedua hama ini menyerang tanaman kangkung dengan cara memangsa

Asalkan belum terlambat, hama ini dapat dikendalikan dengan cara disemprot

insektisida efektif dan selektif seperti Decis 2,5 EC pada kosentrasi 0,5-1,0 ml/l

atau Hostathion 40 EC 0,1-0,2%.

b. Penyakit Tanaman Kangkung

Penyakit yang sering menyerang tanaman kangkung antara lain adalah:

a) Karat daun dan karat putih

- Penyebabnya :

Adalah cendawan Albugo ipomoeae-panduratae (Schw.) Swing.

Penyakit ini umunya menyerang tanaman kangkung di Singapura,

Thailand dan Indonesia.

- Gejala serangannya :

Mula-mula terdapat bercak-bercak kuning pada daun-daun tua

kemudian berubah warna menjadi kecoklat-coklatan. Pada permukaan

daun sebelah bawah terdapat bintik-bintik atau bercak-bercak berwarna

putih, sehingga dinamakan penyakit karat putih. Bila menyerang batang,

maka gejala akibat infeksi serangannya menimbulkan pembengkakkan.

- Pengendalian :

Penyakit ini dapat dikendalikan dengan pemotongan

(pemangkasan) daun-daun tua yang sakit, dan disemprotkan fungisida

b) Bercak daun

- Penyebabnya adalah cendawan Fusarium sp. dan Cercospora bataticola

Cif. Et Bruner.

- Gejala serangan:

Menimbulkan bercak-bercak daun secar tidak beraturan dan warna

cokelat atau kehitam-hitaman. Sedangkan serangan Coscopora sp.

menyebabkan daun menjadi bercak-bercak belang.

- Pengendalian

Kedua penyakit ini dapat dikendalikan dengan pencabutan tanaman

yang sakit, dapat disemprotkan fungsida yang efektif seperti Dithane M-

45 0,2%.

c) Busuk batang dan daun.

- Penyebabnya : Adalah cendawan Rhizoctonia solani Kuhn.

- Gejala seranganya : Menyebabkan busuk batang dan busuk daun kebasah

basahan.

- Pengendaliannya :

Penyakit ini dikendalikan dengan melakukan pergiliran (rotasi)

tanaman, mencabut tanaman yang sakit dan disemprotkan fungisida yang

efektif seperti Dithane M-45 0,2%.

d) Virus 24emper

Penyakit ini menimbulkan gejala belang-belang pad daun, kemudian tulang-

(malformasi). Pengendalian penyakit ini dilakukan dengan cara pergiliran (rotasi)

tanam atau peremajaan tanaman.

7. Pupuk

Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik,

kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman.

Dalam pengertian khusus pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau

lebih hara tanaman. Berbicara tentang tanaman tidakakan lepas dari masalah

pupuk. Dalam pertanian modern, penggunan materi yang berupa pupuk adalah

mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang diharapkan (Adriani,

2011).

a. Pupuk Kompos

Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan untuk

menguatkan struktur lahan kritis dengan meningkatkan kandungan bahan organik

tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan air

tanah, menggemburkan kembali tanah pertanian karena peningkatan aktivitas

mikroba dan sebagai media tanam. Kompos yang bermutu baik memiliki ciri

berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah, tidak larut dalam air,

tidak berbau, suhu kurang lebih sama dengan suhu lingkungan (Alex, 2012).

Kompos yang memenuhi syarat C/N rasio < 20, kadar air dan nutrisi tertentu,

dikategorikan kedalam pupuk organik karena terbuat dari bahan alami yakni

Kompos secara alami terbentuk dari sampah organik yang terurai oleh

berbagai jenis mikrobia, binatang yang hidup ditanah, enzim dan jamur. Proses

terurai ini memerlukan kondisi yang tertentu, yaitu: suhu, udara dan kelembaban.

Waktu pembentukan kompos rata-rata dalam 4 – 6 minggu. Suhu optimal untuk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45– 650C.

Kompos memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan tanah

dan akan meningkatkan kandungan tanah dan akan meningkatkan kemampuan

tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang

bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Selain

itu, aktivitas mikroba tanah juga dapat membantu tanaman menghadapi serangan

penyakit serta tanaman memiliki kualitas yang lebih baik jika dibandingkan

dengan tanaman yang dipupuk dengan bahan kimia. Berikut adalah fungsi

kompos bagi tanah/tanaman:

- Meningkatkan kesuburan tanah

- Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

- Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

- Meningkatkan aktivitas mikroba

- Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai, gizi, dan jumlah panen)

- Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

- Menekan pertumbuhan/serangan penyakit

b. Pupuk Organik

Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan/ternak.

Susunan hara pupuk kandang tergantung macam dan jenis hewan ternak.Nilai

hara pupuk kandang dipengaruhi oleh makanan hewan yang bersangkutan. Fungsi

hewan tersebut sebagai pembantu pekerjaan atau dibutuhkan dagingnya saja, jenis

hewan dan jenis bahan yang digunakan sebagai alas kandang (Agus, 2012).

Pupuk kandang tidak hanya ditentukan berdasarkan pasokan bahan organik

tetapi besarnya pasokan nitrogen. Nitrogen yang dilepaskan oleh aktivitas

mikroorganisme kemudian dimanfaatkan oleh tanaman. Pupuk kandang

mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik dan kimia tanah. Penggunaan

pupuk kandang untuk mempertahankan kesuburan tanah merupakan bentuk

praktek pertanian organik (Sutanto, 2002).

c. Pupuk Cair

Pupuk cair adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang

berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur

haranya lebih dari satu unsur. Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat

secara cepat mengatasi defisiensi hara. Pupuk cair organik umumnya tidak

merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin (Alex, 2010).

Pupuk cair merupakan zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan

organik dan berwujud cair. Pupuk cair memiliki manfaat yaitu (Alex, 2010) :

- Untuk menyuburkan tanah

- Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan

Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik yang

mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan dan sisa sayur-sayuran.

Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik maka proses pengurian

oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya

nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman (Alex, 2010).

Dokumen terkait