• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Uraian Teori 1. Opini Audit

3. Bukti Audit

a. Pengertian Bukti Audit

auditor terlebih dahulu mengumpulkan bukti audit guna memperkuat hasil laporan audit dan menjadi dasar kesimpulan dari audit yang dilakukan berupa pendapat dari laporan keuangan yang telah di audit. Bukti audit juga dikumpulkan guna mendukung laporan keuangan yang terdiri dari data akuntansi san semua informasi penguat seperti yang dinyatakan Mulyadi (2002 : 74) mendefinisikan bukti audit sebagai :

Segala informasi yang mendukung angka – angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.

Arens, Elder dan Beasley (2008 : 225) mendefinisikan bukti audit “Sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan”.

Informasi ini sangat bervariasi sesuai kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit mencakup informasi yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang diperjualbelikan dan informasi yang kurang persuasif, misalnya respons atas pertanyaan – pertanyaan dari para karyawan klien. Penggunaan bukti bukan hal yang aneh bagi auditor. Bukti juga digunakan secara ekstentif oleh para ilmuwan, pengacara dan ahli sejarah.

Tujuan audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan klien. Untuk mendasari pemberian pendapat tersebut, maka auditor harus menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan demikian, pekerjaan audit adalah

pekerjaan mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, dan sebagian besar waktu audit sebenarnya tercurah pada perolehan atau pengumpulan dan pengevaluasian bukti tersebut.

Buku harian, buku besar dan buku pembantu, memo, dan catatan tidak resmi seperti daftar lembaran kerja (work sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan rekonsiliasi secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan. Informasi pendukung lainnya meliputi semua dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan pernyataan tertulis dari pihak yang kompeten, informasi yang diperoleh auditor melalui tanya jawab, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan fisik, serta informasi lain yang dihasilkan atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya untuk menarik kesimpulan dengan alasan kuat.

Bukti audit merupakan suatu konsep yang fundamental di dalam audit, dan hal itu dinyatakan dalam standar pekerjaan lapangan ketiga. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (2001 : 326 pr. 1) menyatakan bahwa: “Standar pekerjaan lapangan ketiga berbunyi : Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.”

Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor dalam rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang berkepentingan dikemudian hari apabila pendapat yang diberikannya tidak

pantas.

b. Keputusan Bukti Audit

Keputusan penting yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti yang tepat, yang diperlukan untuk memenuhi keyakinan bahwa komponen laporan keuangan klien dan keseluruhan laporan telah disajikan secara wajar, dan bahwa klien menyelenggarakan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan.

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003 : 243) Ada empat keputusan mengenai bukti yang harus dikumpulkan dan berapa banyak bukti tersebut :

a. Prosedur audit yang digunakan

b. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu. c. Item – item mana yang akan dipilih dari populasi

d. Kapan melaksanakan prosedur tersebut.

c. Jenis – Jenis Bukti Audit

Dalam menentukan prosedur audit mana yang akan digunakan, auditor dapat memilihnya dari delapan kategori bukti yang luas, yang disebut tipe – tipe atau jenis – jenis bukti audit.

Menurut Arens, Elder dan Beasley (2003 : 250 - 255), ada beberapa jenis bahan bukti yang dapat dipilih oleh auditor dalam rangka mengevaluasi bukti audit, yaitu :

a. Pengujian Fisik

Pemeriksaan fisik adalah suatu pemeriksaan langsung atas aset yang berwujud, seperti : persediaan barang, uang kas, kertas berharga ; seperti saham, wesel tagih, aset tetap berwujud ; seperti bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan kantor.

b. Konfirmasi

Konfirmasi adalah jawaban atas permintaan auditor baik tertulis maupun lisan mengenai keakuratan suatu informasi dari pihak

ketiga yang independen (sebaiknya tertulis). Jawaban tersebut seyogyanya langsung disampaikan kepada auditor.

c. Prosedur Analitis

Prosedur analitis menggunakan perbandingan – perbandingan dan hubungan – hubungan untuk mengetahui apakah suatu angka atau data merupakan angka atau data yang logis.

d. Dokumen

Menurut sumbernya, bukti dokumenter dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu :

1) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang dikirimkan langsung kepada auditor.

2) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang disimpan dalam arsip klien.

e. Tanya Jawab (wawancara, interview, Inquiries)

Tanya jawab dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawab dilakukan kepada personil atau pihak perusahaan.

f. Observasi

Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai atau memeriksa kegiatan-kegiatan tertentu.

g. Pengerjaan Kembali

Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas suatu data atau informasi.

h. Bukti dari spesialis

Spesialis adalah seorang yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus dalam bidang selain akuntansi dan auditing.

d. Dokumentasi Audit

Dokumentasi audit juga dapat dianggap sebagai kertas kerja, meskipun semakin banyak dokumentasi audit yang diselenggarakan dalam file komputerisasi. Dokumentasi audit adalah catatan utama yang mencakup semua informasi yang perlu dipertimbangkan oleh auditor untuk melakukan audit secara memadai dan untuk mendukung laporan audit. Tujuan dokumentasi audit adalah untuk membantu auditor dalam memberikan kepastian yang memadai bahwa audit telah sesuai dengan standar audit yang berlaku umum dan juga membantu auditor dalam melaksanakan dan mensupervisi audit. Menurut Arens, Elder dan Beasley (2008 : 241 – 243) secara lebih khusus, dokumentasi audit yang berkaitan dengan audit tahun berjalan, memberikan :

1) Dasar bagi Perencanaan Audit

Jika auditor akan merencanakan audit yang memadai, informasi tentang referensi yang diperlukan harus tersedia dalam file audit.

2) Catatan Bukti yang Dikumpulkan dan Hasil Pengujian

Dokumentasi audit adalah sarana utama untuk mendokumentasikan bahwa audit yang memadai telah dilaksanakan sesuai standar auditing.

3) Data untuk menentukan Jenis Laporan Audit yang Tepat

Dokumentasi audit menyediakan sumber informasi yang penting untuk membantu auditor dalam memutuskan apakah bukti yang tepat dan mencukupi telah dikumpulkan guna menjustifikasi laporan audit berdasarkan situasi tertentu.

4) Dasar bagi Review oleh Supervisor dan Partner

File audit adalah kerangka referensi utama yang digunakan oleh supervisor untuk mereview pekerjaan asisten.

Dokumentasi yang berupa kertas kerja audit merupakan milik kantor akuntan publik walaupun kertas kerja tersebut berisi informasi mengenai perusahaan. Kantor akuntan publik diharuskan untuk menjaga kerahasiaan mengenai informasi perusahaan tersebut, kecuali jika ada izin dari perusahaan yang diaudit tersebut atau ada perkara pengadilan.

Dokumen terkait