• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.3. Suku Bunga

2.3.1. Pengertian Suku Bunga

Jika menurut sejarah falsafahnya, perkreditan berasal dari ungkapan jiwa tolong menolong tanpa pamrih, dalam alam Indonesia asli. Namun seiring dengan perkembangan jaman ekonomi modern menjuruskan manusia untuk berpikir berdasarkan pada penghargaan akan uang, waktu dan jasa. Timbullah perhitungan sewa modal berupa bunga, yang tinggi rendahnya mengikuti dalil ekonomi yaitu penawaran dan permintaan.

Batas tinggi rendahnya suku bunga bergantung pada sumber pemberi kredit. Kredit swasta atau liar menghitung suku bunga berdasarkan penawaran dan kesanggupan masing-masing pihak. Suku bunga untuk perkreditan dari sumber tersebut dipengaruhi lagi oleh iklim peredaran uang dalam masyarakat.11

Suku bunga adalah harga yang harus dibayar bank atau peminjam lainnya untuk pemanfaatan uang.12

Suku bunga perkreditan yang dilayani oleh lembaga-lembaga perkreditan resmi (bank) terikat pada pertimbangan etika sedangkan secara komersial dibatasi seperlunya, yaitu akuntansi biaya perusahaan.

11 R. Tjiptoadinugroho, Perbankan Masalah Perkreditan, Penghayatan, Analisis dan Penuntun, Pradnya Paramita, Jakarta, 1990, Hal 172.

12 Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus Ekonomi,Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1994, Hal 332.

18

2.3.2. Teori Mengenai Suku Bunga

Beberapa teori mengenai suku bunga antara lain: a. Loanable Fund Theory

Teori ini merupakan perluasan dari teori Irving Fisher yang memasukan faktor-faktor kekuasan pemerintah untuk menciptakan uang, permintaan pemerintah terhadap dana pinjaman yang biasanya kebal terhadap tingkat suku bunga dan kemungkinan individu dan perusahaan-perushaan berinvestasi dalam saldo kas.

Teori ini menyatakan bahwa tingkat suku bunga umum ditentukan oleh interaksi kompleks dari dua faktor. Yang pertama adalah total permintaan dana oleh perusahaan, pemerintah, dan rumah tangga (atau individu-individu) untuk melakukan berbagai macam aktivitas ekonomi dengan dana tersebut. Permintaan ini berhubungan negatif dengan suku bunga (kecuali permintaan pemerintah yang seringkali tidak tergantung pada tingkat bunga). Faktor kedua yang mempengaruhi tingkat bunga adalah penawaran dana dari perusahaan, pemerintah dan individu, penawaran berhubungan positif dengan suku bunga jika semua faktor ekonomi yang lain konstan. Jika suku bunga meningkat, perusahaan dan individu akan menabung dan meminjamkan lebih banyak dan bank terdorong untuk memberikan pinjaman yang lebih banyak.

b. Teori Klasik Tentang Tingkat Bunga

Tabungan menurut teori klasik adalah fungsi dari tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk

menabung, artinya pada tingkat bunga yang lebih tinggi masyarakat akan lebih terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menabung.

Investasi juga tergantung/merupakan fungsi tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga keinginan untuk melakukan investasi juga makin kecil. Alasannya, seorang pengusaha akan menambah pengeluaran investasinya apabila keuntungan yang diharapkan dari investasi lebih besar dari pada tingkat bunga yang harus dia bayar untuk dana investasi tersebut yang merupakan ongkos untuk penggunaan dana (cost of capital). Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan lebih terdorong untuk melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana juga makin kecil.

Tingkat bunga dalam keadaan keseimbangan (artinya tidak dorongan untuk naik atau turun) akan tercapai apabila keinginan menabung masyarakat sama dengan keinginan pengusaha untuk melakukan investasi.

c. Analisa Keynes

Menurut Keynes bahwa tingkat bunga itu ditentukan oleh pertemuan antara kuva preferensi likuiditas (kurva permintaan uang) dan kurva penawaran yang yang mungkin tidak elastis terhadap bunga. Kalau hal ini ditetapkan oleh penguasa moneter/pemerintah. Dalam analisa Keynes tidak ada faktor-faktor yang menentukannya karena kurva permintaan uang akan bergerak (naik/turun) bersamaan dengan perubahan tingkat pendapatan.

20

d. Analisa Hicks

Berdasarkan suatu perumpamaan dengan suatu jumlah uang tertentu, dan preferensi likuiditas tertentu, tingkat bunga adalah suatu fungsi dari pendapatan uang (tingkat bunga mungkin terjadi dengan mengetahui jumlah uang yang beredar dengan fungsi preferensi likuiditas dengan tingkat pendapatan yang berbeda-beda). Tetapi walaupun demikian, kurva likuiditas sendiri tidak menunjukkan apa-apa kepada kita dan tidak bisa pula menunjukkan berapa tingkat bunga yang terjadi.13

2.3.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga

Agar keuntungan yang diperoleh dapat maksimal, maka pihak manajemen bank harus pandai dalam menentukan besarnya komponen suku bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya komponen suku bunga maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan suku bunga baik suku bunga simpanan maupun pinjaman yang secara garis besar antara lain:14

1) Kebutuhan dana

Kebutuhan dana ini dikhususkan pada dana simpanan yaitu berapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan dana, sementara permohonan pinjaman meningkat maka yang dilakukan oleh bank agar dana tabungan cepat terpenuhi adalah dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga simpanan akan pula meningkatkan suku bunga pinjaman. Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan dibank banyak,

13 Komaruddin, Analisa Moneter dan Manajemen Keuangan, Penerbit Alumni, Bandung, 1981, Hal 120

sementara permohonan pinjaman kredit sedikit maka bunga simpanan akan turun karena hal ini merupakan beban.

2) Target Laba Yang diinginkan

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku bunga pinjaman.

3) Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan maka semakin rendah bunga kredit yang dibebankan.

4) Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menentukan bunga tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan pemerintah. Tujuannya agar bank dapat bersaing secara sehat.

5) Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu semakin tinggi bunga karena besarnya kemungkinan resiko macet dikemudian hari. Sebaliknya suku bunga simpanan, semakin panjang jangka waktunya semakin rendah suku bunganya, karena apabila suku bunga simpanan tinggi dengan jangka waktu yang panjang akan menambah beban biaya bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah oleh bank.

6) Reputasi Perusahaan/Peminjam

Reputasi peminjam berkaitan dengan kredit macet. Reputasi ini biasanya dinilai dari karakter si peminjam ataupun pendapat dari perusahaan lain yang merupakan mitra dari perusahaan peminjam. Jika reputasi baik maka risiko

22

kredit macet bisa diminimalisir, namun jika reputasi kurang baik maka berisiko tinggi terjadinya kredit macet.

7) Produk Yang Kompetitif

Untuk produk yang kompetitif di pasar biasanya kredit akan diberikan dengan bunga yang lebih rendah. Karena produk yang kompetitif akan lebih mudah dipasarkan dari produk yang tidak kompetitif. Sehingga modal akan cepat kembali. Penjualan yang tinggi akan lebih cepat menghasilkan laba dengan catatan harga dengan produk sejenis bersaing.

8) Hubungan Baik

Hubungan baik dengan berbagai pihak oleh peminjam merupakan faktor penting dalam memohon kredit.

9) Persaingan

Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara tingkat persaingan dalam memperubutkan dana simpanan cukup ketat maka mau tidak mau bank harus memberikan tingkat bunga yang cukup bersaing dengan bank lainnya.

2.3.4. Komponen-komponen dalam menentukan bunga kredit

1. Total Biaya Dana (Cost Of Fund)

Merupakan total bunga yang dikeluarkan oleh bank untuk memperoleh dana dari pihak ketiga.

2. Biaya Operasi

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam menjalankan usahanya.

3. Cadangan Risiko Kredit Macet

Merupakan cadangan terhadap macetnya kredit yang akan diberikan, hal ini disebabkan setiap kredit yang diberikan pasti mengandung suatu resiko yang tidak terbayar.

4. Laba Yang Diinginkan

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh bank ditujukan untuk memperoleh laba yang maksimal. Penentuan besarnya laba sangat mempengaruhi besarnya bunga kredit.

5. Pajak.

Pajak merupakan kewajiban yang dibebankan pemerintah kepada bank yang memberikan fasilitas kredit kepada nasabahnya.

2.3.5. Jenis Pembebanan Suku Bunga Kredit

Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit juga dikenakan beban suku bunga. Saat ini ada 3 jenis pembebanan suku bunga yang sering dilakukan oleh bank. Adapun jenis pembebanan suku bunga antara lain:

1. Flate Rate

Flate rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode, sehingga jumlah angsurang setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas.

2. Sliding Rate

Merupakan pehitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan persentase suku bunga per periode dengan sisa pinajaman, sehingga jumlah suku bunga yang dibayar debitur semakin menurun akibatnya angsuran yang dibayar pun menurun.

Dokumen terkait