Penyelenggaraan Urusan Wajib Pekerjaan Umum dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum. Layanan Urusan Wajib Pekerjaan Umum diarahkan untuk mencapai sasaran strategis Fungsi Saluran Drainase, Optimalisasi Penataan Sempadan Sungai dan Pantai, dan Meningkatkan penanganan perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh yang ditetapkan dalam RKPD Tahun 2014.
Pembangunan urusan pekerjaan umum mencakup penyediaan sarana dan prasarana yang dapat mempermudah akses masyarakat. Sebagai sektor penunjang, urusan pekerjaan umum berperan besar dalam mendukung keberhasilan pembangunan pertanian, membuka isolasi wilayah, serta pembangunan sektor-sektor lainnya. Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai yang dikelola secara efisien, akan menciptakan peningkatan aksesibilitas dan kinerja sistem transportasi sehingga kegiatan perdagangan dan jasa akan berkembang dan memicu keunggulan daya saing perekonomian. Pada sisi lainnya tersedianya sarana prasarana perkotaan yang memadai, akan mampu minimalisir terjadinya bencana serta dampaknya yang menghambat kemajuan perkembangan kota.
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 43
Tabel 2.15
Pembangunan Urusan Pekerjaan Umum Kota Mataram Tahun 2014
FOKUS LAYANAN URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM
No Indikator Pembangunan Satuan Realisasi
2014
1 Cakupan layanan air bersih % 68,24
2 Jalan dalam Kondisi Baik km 291.514 3 Panjang jalan km 347,188 4 Cakupan drainase dalam kondisi
baik %
91,10
5 Panjang drainase dalam kondisi
baik M 399.602,39 6 Pembangunan turap/talud/bronjong M 1.646 7
Panjang normalisasi sungai M 1.400 8
Rumah tidak layak huni Unit 721 9
Rumah tinggal ber-sanitasi % 78,94
10
Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi baik km 83,94
11 Rasio Jaringan Irigasi %
73,48 12 Rasio tempat ibadah per satuan
penduduk % 3,27
13 Rasio tempat pemakaman umum
per satuan penduduk % 19,35
14 Rasio tempat pembuangan sampah
(TPS) per satuan penduduk %
2,37 15 Rasio rumah layak huni %
241,70 17 Panjang jalan dilalui Roda 4 km
84,32 19 Panjang jalan kabupaten dalam
kondisi baik ( > 40 KM/Jam ) km 291.514
22
Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat
km 9,16
24 Luas irigasi Kabupaten dalam
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 44
25 Lingkungan Permukiman ha
4,95
Cakupan layanan air bersih sebagai salah satu komponen layanan dasar masyarakat mengalami peningkatan. Dari jumlah rumah tangga sebanyak 124.128 RT dengan pelanggan air minum sebanyak 51.388 pelanggan pada tahun 2013, meningkat menjadi 132.000 RT atau 54.613 pelanggan, terjadi peningkatan sebesar 26,7% dari 41,54% pada tahun 2013 menjadi 68,24% pelanggan pada tahun 2014. Salah satu yang berkontribusi pada peningkatan cakupan layanan air bersih melalui sambungan langsung PDAM adalah adanya Program Sambungan Air Bersih Gratis bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Australia melalui AUSaid.
Adapun kebutuhan air baku PDAM sampai dengan saat ini masih mengandalkan suplai dari mata air Sarasuta, Ranget dan Saraswaka di Kabupaten Lombok Barat. Namun demikian sudah mulai dirintis untuk menambah kapasitas suplai air melalui pemanfaatan beberapa potensi air bawah tanah di Kota Mataram yang sudah dilakukan survei dan penetapan lokasi oleh tim dari Universitas Gajah Mada, seperti di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah tersebut antara 5–7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter.
Kinerja Bina Marga ditunjukkan dengan status jalan dengan kondisi jalan baik yang merupakan kewenangan Pemerintah Kota Mataram tahun 2014 meningkat sebesar 12,03% dari tahun 2013. Penambahan panjang jalan pada tahun 2014 adalah sepanjang 13.270 km dari panjang jalan tahun 2013. Adapun status jalan provinsi dan nasional yang juga mengalami perbaikan pada beberapa ruas diantaranya Jalan TGH. Faisal, Jalan Bung Karno, Jalan Saleh Sungkar, Jalan Energi dan lain-lain. Perbaikan tersebut juga disertai dengan penataan drainase dan trotoar. Kinerja Bina Marga juga dapat dilihat dengan adanya peningkatan panjang jalan sebagai akibat dibukanya ruas jalan baru diantaranya jalan tembus dari ruas Jalan Bung Hatta menuju Jalan Jenderal Sudirman, akses BIL menuju Kota Mataram tembus Jalan Gajah Mada, dan Jalan Dakota. Jalan baru tersebut selain mengurai kemacetan pada ruas jalan tertentu, juga membuka akses dari dan ke Kota Mataram yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitarnya. Adanya peningkatan kinerja kebinamargaan sangat didukung oleh kemitraan dan kerjasama yang baik antara Pemerintah Kota Mataram dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat melalui Balai Pemeliharaan Jalan Nusa Tenggara I.
Kondisi topografi Kota Mataram yang sebagian besar merupakan daerah datar-landai dan dilalui oleh empat sungai besar berpotensi untuk menimbulkan genangan pada beberapa titik, sehingga dalam perancangan sistem drainase
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Mataram Tahun 2016 45
harus memperhatikan kondisi tersebut. Beberapa titik di Kota Mataram terutama di Kecamatan Sekarbela, Mataram, dan Ampenan kerap terjadi genangan.
Pada tahun 2014 persentase cakupan drainase dalam kondisi baik meningkat sebesar 2,82% dari 88,28% pada tahun 2013, menjadi 91,10%. Kondisi tersebut dapat dicapai, selain dengan pemeliharaan saluran drainase, juga melalui pembangunan drainase baru. Panjang drainase dalam kondisi baik pada tahun 2013 sebesar 387.232,7 bertambah menjadi 399.602,39 pada tahun 2014, atau terjadi peningkatan 3,19 %.
Pemeliharaan drainase juga dilakukan melalui pengerahan Pasukan Biru dalam memastikan drainase berfungsi sebagaimana mestinya yang didukung oleh 170 Orang pada tahun 2013, dan meningkat menjadi 220 orang pada tahun 2014.
Pembangunan turap/talud/bronjong sepanjang 1.646m. Pada tahun 2013 dilakukan normalisasi pada ruas Sungai Unus sepanjang 2.400 m dan 1.400 m pada Sungai Remeneng pada tahun 2014. Penataan tepi sungai ditangani pula melalui pembangunan jalan tepi Sungai Jangkok sepanjang 2.075m yang ditangani melalui kerjasama Pemerintah Kota Mataram dengan Satker Pengembangan Kawasan Permukiman Provinsi NTB. Sedangkan penataan sempadan pantai dilakukan dengan melakukan pembangunan jetty pada muara Sungai Unus yang dapat mencegah terjadinya abrasi pantai. Penataan sempadan pantai tidak hanya dalam upaya mengurangi abrasi, namun dilakukan untuk merevitalisasi kawasan dengan menambah ruang publik dan ruang terbuka hijau. Penataan pantai dilakukan di Pantai Gading di Kawasan Mapak, Pembangunan RTH Muara Jangkok, dan Penataan kembali kawasan Eks- Pelabuhan Ampenan.