• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bahwa pada tanggal 15 Februari 2017, pada sekitar atau setidak-tidaknya Pukul 18.00 WIT setelah pemungutan suara di TPS 3 Kampung Warari, Distrik Anotaurei, Pemohon menemukan Anggota KPU Kabupaten Kepulauan Yapen Septinus Ruwayari yang mengaku sebagai Divisi Hukum KPU

Kabupaten Kepulauan Yapen dan Jhon Liston Marpaung yang memaksa Petugas KPPS untuk menyerahkan Form C-KWK Hologram dan Lampiran Form C1-KWK Hologram, namun hal tersebut dapat dicegah, dan kemudian menemukan bahwa keduanya telah mengambil beberapa Form C-KWK Hologram dan Lampiran Form C1-KWK Hologram dari beberapa TPS yang antara lain adalah TPS 1 Kampung Kandowarira, TPS 1 dan TPS 2 Kampung Famboaman, TPS 1 dan TPS 6 Kampung Anotaurei.

Bahwa berdasarkan Pasal 56 ayat (2) huruf a Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 14 Tahun 2016 yang menyatakan bahwa:

Ayat (2) huruf a

“KPPS wajib menyerahkan kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada PPK melalui PPS pada hari pemungutan suara dengan menggunakan surat pengantar yang berisi Formulir Model C-KWK, Model C1-KWK berhologram dan lampiran berhologram serta Model C1-KWK Plano berhologram yang telah diisi”.

Berdasarkan ketentuan tersebut diatas sangatlah jelas bahwa Formulir Model C-KWK, Model C1-KWK berhologram dan lampiran berhologram serta Model C1-KWK Plano berhologram yang telah diisi harusnya sudah pasti berada dalam kotak suara, namun pada fakta Pemohon temukan ada petugas KPU Kabupaten Kepulauan Yapen mengambil Formulir Model C-KWK, Model C1-KWK berhologram dan lampiran berhologram secara langsung di 5 (lima) TPS dari Petugas KPPS.

Atas kejadian tersebut Beberapa Anggota TimAdvokasi, Tim Kampanye, dan Relawan Pemohon membawa keduanya (Septinus Ruwayari, S.H. dan Jhon Liston Marpaung) ke kantor Polres Kabupaten Kepulauan Yapen, dengan menghadirkan Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Yapen Moris C Muabuai, Ketua Panwas Kabupaten Kepulauan Yapen Philipus Wairara, Divisi Teknis KPU Kabupaten Kepulauan Yapen Awal Rachmadi, S.Pd, dan Kapolres Kabupaten Kepulauan Yapen Darma Suwandito, S.IK.

Berdasarkan pengakuan dari Septinus Ruwayari sebagai Anggota KPU Kabupaten Kepulauan Yapen bahwa perintah terhadap beberapa orang tim dari KPU Kabupaten Kepulauan Yapen untuk mengambil Form C-KWK Hologram dan Lampiran Form C1-KWK Hologram dari beberapa TPS adalah

atas perintah Ketua KPU Kabupaten Kepualauan Yapen Moris C. Muabuai dan Ketua KPU Provinsi Papua Adam Arisoy, yang tak lain adalah saudara kandung dari salah satu Pasangan Calon Nomor Urut 5 pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen – Papua Tahun 2017, yang bernama Benyamin Arisoy yang berpasangan dengan Nathan Bonay.

Dan Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Yapen Moris C Muabuai yang pada saat pengakuan tersebut hadir, tidak memberikan pernyataan apapun dan hanya terdiam.

Bahwa atas kejadian tersebut Pemohon, yang dalam hal ini dilakukan oleh Salah Satu Relawan yang juga merupakan warga setempat yang mempunyai hak memilih, langsung membuat pelaporan ke Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Kepulauan Yapen dengan Nomor Laporan 09/LP/PILKADA/II/2017; [bukti P-23]

Bahwa dengan adanya kejadian tersebut, kecurigaan Pemohon mulai ada karena bagaimana mungkinSeptinus Ruwayarisebagai Anggota Divisi Hukum KPU Kabupaten Kepulauan Yapen (Septinus Ruwayari) tidak mengetahui bahwaForm C-KWK Hologram dan Lampiran Form C1-KWK Hologram seharusnya berada didalam kotak suara, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 56 ayat (2) huruf a PKPU Nomor 14 Tahun 2016, hingga sejak awal Pemohon telah memiliki kecurigaan bahwa akan terjadi manipulasi atau penggelembungan suara yang direncanakan yang akan dilakukan untuk menguntungkan kandidat tertentu;

2. Bahwa pada tanggal 17 Februari 2017, Masyarakat di Kampung Dawai Distrik Yapen Timur melaporkan seorang yang bernama Surono di Polsek Kampung Dawai yang membawa senjata air soft gun dan uang sebesar Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah)yang berdasarkan pengakuannya adalah orang suruhan Pasangan Calon Nomor Urut 5 Benyamin Arisoy (bukti rekaman video)[bukti P-24.]yang akan menemui Ketua PPD di Distrik Yapen Timur, atas peristiwa tersebut anggota Masyarakat Kampung Dawai yang bernama Niko Reba telah membuat Laporan di Panwas Kabupaten Kepulauan Yapen dengan Penerimaan Laporan Nomor 18/PL/PILKADA/II/2017 [bukti P-25], namun lagi-lagi tidak ada tindak lanjut dari Panwas Kabupaten Kepulauan Yapen atas Laporan tersebut;

3. Bahwa pada tanggal 21 Februari 2017, Pemohon membuat Laporan pada Panwas dengan Penerimaan Laporan Nomor 27/LP/PILKADA/II/2017 mengenai data yang tidak sesuai dengan data panwas dan Salinan Form C KWK dan Lampiran C 1 KWK milik saksi Pemohon yang dibuat oleh Ketua PPD Distrik Teluk Ampimoi yang bernama Leonard Ruamba [Bukti P-26.].

Yang ditindaklanjuti oleh adanya Surat Rekomendasi Panwas Nomor 07/Rekom/Panwas-Kep.YP/K/II/2017 [bukti P-27] dan Surat Panwas Nomor 25/PANWAS-Kep.YP/K/II/2017 [bukti P-28] yang isinya Rekomendasinya adalah untuk memerintahkan PPD Teluk Ampimoi agar mengembalikan semua suara pasangan calon sesuai dengan hasil rekapitulasi di tingkat Distrik Ampimoi pada tanggal 18 Februari 2017 dan juga sesuai dengan data perolehan suara milik Panwas dan C1 KWK yang dimiliki oleh KPU Kabupaten Yapen;

4. Bahwa pada tanggal 21 Februari 2017, telah dilaksanakan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 4 (empat) TPS di Kelurahan Tarau Distrik Yapen Selatan meskipun waktu pelaksanaan PSU tidak sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku yang mana PSU tersebut dilakukan melewati batas waktu 4 (empat) hari setelah pemungutan suara tanggal 15 Februari 2017 [vide Pasal 60 ayat (6) PKPU Nomor 10 Tahun 2015] adapun TPS yang melaksanakan PSU yaitu TPS 1, TPS 6, TPS 11 dan TPS 12, berdasarkan Surat Pemberitahuan dari KPUD Kabupaten Kepulauan Yapen Nomor 31/KPU-Kab/030.434110/II/2017 tertanggal 18 Februari 2017 [bukti P-29] yang merujuk pada Surat Panwas Pemilihan Kepala Daerah Distrik Yapen Selatan Nomor 01/PNWS-YAPSEL/II/2017 tanggal 16 Februari 2017 [bukti P-29.1] dan Surat PanitiaPengawas Pemilihan Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Kepulauan Yapen Nomor 01 dan 02/REKOM/PANWAS.YP/II/2017 tanggal 17 Februari 2017[bukti P-29.2, P-29.3]bahwa keputusan PSU tersebut berdasarkan rekomendasi Panwas telah terjadi pelanggaran di 4 (empat) TPS tersebut yaitu adanya pemilih yang berusia di bawah umur dan pemilih yang menggunakan C6-KWK milik orang lain;

5. Bahwa pada tanggal pada tanggal 23 Februari 2017 diketahui Ketua Panwas Kabupaten Kepulauan Yapen yang bernama Philipus Wairara telah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Ketua Panwas Kabupaten

Kepulauan Yapen yang digantikan oleh Plt. Panwas yang bernama Frank Wilhemus Pedai, S.H.;

6. Bahwa pada tanggal 24 Februari 2017, pada sekitar atau setidak-tidaknya pada pukul 10.00 WIT, KPU Kabupaten Kepulauan Yapen mengadakan Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi, Penetapan dan pengumuman Hasil Penghitungan Perolehan Suara Tingkat Kabupaten yang bertempat di Gedung KNPI Kabupaten Kepulauan Yapen, yang mana sejak awal Rapat Pleno tersebut dibuka oleh Ketua KPU Kabupaten Kepulauan Yapen Moris C Muabuai telah menyampaikan bahwa 1 (satu) TPS di Kampung Rembai Distrik Wonawa dan seluruh TPS di Distrik Yapen Barat menunggu rekomendasi Panwas terkait akan diadakannya Pemungutan Suara Ulang (PSU), hingga rekapitulasi untuk 2 (dua) distrik yaitu distrik Wonawa dan di Distrik Yapen Barat ditunda dalam Rapat Pleno tersebut.

Bahwa sepengetahuan Pemohon di 2 (dua) Distrik yaitu Distrik Wonawa dan Distrik Yapen Barat tersebut pelaksanaan pemungutan suara berjalan lancar dan tertib, tanpa adanya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi, dan Pemohon sudah menerima lengkap semua salinan Form C-KWK berikut Lampiran C1-KWK dari saksi Pemohon di TPS dan Pemohonpun sudah menerima Form DA-KWK dan Lampiran DA1-KWK telah lengkap Pemohon terima;

IV.D. PENGGELEMBUNGAN PEROLEHAN SUARA PASANGAN CALON