BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.4. Bedah Caesar
Bedah caesar (bahasa Inggris: caesarean section atau cesarean section dalam Inggris-Amerika), disebut juga dengan c-section (disingkat dengan cs) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan dimana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, spesialis anak, spesialis anastesi serta bidan.
Ada beberapa jenis operasi caesar yaitu:
1. Jenis klasik yaitu dengan melakukan sayatan vertikal sehingga memungkinkan ruangan yang lebih besar untuk jalan keluar bayi. Akan tetapi
jenis ini sudah sangat jarang dilakukan hari ini karena sangat berisiko terhadap terjadinya komplikasi.
2. Sayatan mendatar di bagian atas dari kandung kemih sangat umum dilakukan pada masa sekarang ini. Metode ini meminimalkan risiko terjadinya pendarahan dan cepat penyembuhannya.
3. Histerektomi caesar yaitu bedah caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Hal ini dilakukan dalam kasus-kasus dimana pendarahan yang sulit tertangani atau ketika plasenta tidak dapat dipisahkan dari rahim.
4. Bentuk lain dari bedah caesar seperti extraperitoneal CS atau Porro CS.
5. Bedah caesar berulang dilakukan ketika pasien sebelumnya telah pernah menjalan bedah caesar. Umumnya sayatan dilakukan pada bekas luka operasi sebelumnya.
Di berbagai rumah sakit, khususnya di Amerika Serikat, Britania Raya, Australia dan Selandia Baru, sang suami disarankan untuk turut serta pada proses pembedahan untuk mendukung sang ibu. Dokter spesialis anastesis umumnya akan menurunkan kain penghalang ketika si bayi dilahirkan agar orang tua si bayi dapat melihat bayinya. Rumah sakit di Indonesia umumnya tidak memperbolehkan adanya orang lain turut serta waktu persalinan dengan bedah caesar termasuk sang suami.
Seorang bayi ketika dilahirkan melalui bedah caesar oleh Dokter spesialis kebidanan akan menyarankan bedah caesar ketika proses kelahiran melalui vagina kemungkinan akan menyebabkan risiko kepada sang ibu atau si bayi. Hal-hal lainnya yang dapat menjadi pertimbangan disarankannya bedah caesar antara lain:
1. Indikasi dari Ibu
a) adanya kelelahan persalinan b) komplikasi pre-eklampsia c) sang ibu menderita herpes d) risiko luka parah pada rahim e) kontraksi pada pinggul
f) sebelumnya pernah menjalani bedah caesar (masih dalam kontroversi) g) sebelumnya pernah mengalami masalah pada penyembuhan perineum
(oleh proses persalinan sebelumnya atau penyakit Crohn) h) Ibu menderita hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi)
i) Angka d-dimer tinggi bagi ibu hamil yang menderita sindrom antibodi antifosfolipid
2. Indikasi dari bayi
a) detak jantung janin melambat (fetal distress) b) putusnya tali pusar
c) persalinan kembar (masih dalam kontroversi) d) sang bayi dalam posisi sungsang atau menyamping
e) bayi besar (makrosomia - berat badan lahir lebih dari 4,2 kg)
f) masalah plasenta seperti plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), placental abruption atau placenta accreta)
3. Indikasi dari ibu dan Bayi
a) Proses persalinan normal yang lama atau kegagalan proses persalinan normal (dystosia)
b) kegagalan persalinan dengan induksi
c) kegagalan persalinan dengan alat bantu (forceps atau ventouse)
d) CPD atau cephalo pelvic disproportion (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan terhambat)
Institusi yang berbeda dapat memiliki pendapat yang berbeda pula mengenai kapan suatu bedah caesar dibutuhkan. Di Britania Raya, hukum menyatakan bahwa ibu hamil mempunyai hak untuk menolak tindakan medis apapun termasuk bedah caesar walaupun keputusan tersebut berisiko terhadap kematiannya atau nyawa sang bayi. Negara lain memiliki hukum yang berbeda mengenai hal ini. Data statistik dari tahun 1990 - 1999 menyebutkan bahwa kurang dari 1 kematian dari 2.500 yang menjalani bedah caesar, dibandingkan dengan 1 dari 10.000 untuk persalinan normal. Akan tetapi angka kematian untuk kedua proses persalinan tersebut terus menurun hingga saat sekarang ini. Badan kesehatan Britania Raya menyebutkan risiko kematian ibu yang menjalani bedah caesar adalah tiga kali risiko kematian ketika menjalani persalinan normal. Tetapi tidak mungkin untuk membandingkan secara langsung tingkat kematian proses persalinan normal dan proses persalinan dengan bedah caesar karena ibu yang menjalani pembedahan adalah mereka yang memang sudah berisiko dalam kehamilan.
Bayi yang lahir dengan persalinan bedah caesar seringkali mengalami masalah bernafas untuk pertama kalinya. Sering pula sang bayi menjadi ngantuk dikarenakan obat penangkal nyeri yang diberikan kepada sang ibu.
Badan Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa angka persalinan dengan bedah caesar adalah sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di negara-negara berkembang dibandingkan dengan 20% di Britania Raya dan 23% di Amerika Serikat. Kanada pada 2003 memiliki angka 21%.
Berbagai pertimbangan mengemuka akhir-akhir ini mengingat proses bedah caesar yang seringkali dilakukan bukan karena alasan medis. Berbagai kritik pula mengemuka karena bedah caesar yang disebut-sebut lebih menguntungkan rumah sakit atau karena bedah caesar lebih mudah dan lebih singkat waktu prosesnya oleh dokter spesialis kandungan. Kritik lainnya diberikan terhadap mereka yang meminta proser bedah caesar karena tidak ingin mengalami nyeri waktu persalinan normal.
Sang ibu tetap dalam keadaan sadar waktu bayinya dilahirkan Sang ibu umumnya akan diberikan anastesi lokal (spinal atau epidural), yang memungkinkan sang ibu untuk tetap sadar selama proses pembedahan dan untuk menghindari si bayi dari pembiusan.
Pada masa sekarang ini, anastesi umum untuk bedah caesar menjadi semakin jarang dilakukan karena pembiusan lokal lebih menguntungkan bagi sang ibu dan si bayi. Pembiusan umum dilakukan apabila terjadi kasus-kasus berisiko tinggi atau kasus darurat. Persalinan normal setelah bedah caesar adalah umum dilakukan pada masa sekarang ini. Di waktu lalu, bedah caesar dilakukan dengan sayatan vertikal
sehingga memotong otot-otot rahim. Bedah caesar sekarang ini umumnya melalui sayatan mendatar pada otot rahim sehingga rahim lebih terjaga kekuatannya dan dapat menghadapi kontraksi kuat pada persalinan normal berikutnya. Luka bekas sayatan pada bedah caesar sekarang ini adalah terletak di bawah "garis bikini".(www.medilab.com/ops/caesar.html).