• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi (Lampiran Tabel 40)

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 (Halaman 36-140)

BAB IV UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan

8. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi (Lampiran Tabel 40)

Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, dan 1 kali pada umur 9-11 bulan sesuai standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Dengan indikator ini dapat diketahui efektivitas, continuum of care dan kualitas pelayanan kesehatan bayi. Adapun hasil cakupan kunjungan bayi di Kota Yogyakarta Tahun 2013 sebesar 92,2 % yang berarti meningkat dibanding tahun 2012 yaitu 90,6%. Target nasional untuk cakupan kunjungan bayi yaitu 90% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil kunjungan bayi di Kota Yogyakarta dapat mencapai target nasional.

28.75 30.09 30.91 35.51 34.7

36 9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita

(Lampiran Tabel 44)

Pemberian vitamin A pada bayi dan balita dilakukan pada Bulan Februari dan Agustus secara serempak. Bayi umur 6-11 bulan diberikan kapsul vitamin A warna biru (100.000 IU) dan balita umur 12-59 bulan diberikan kapsul vitamin A warna merah (200.000 IU) . Adapun hasil distribusi pemberian vitamin A pada bayi sudah hampir mencapai 100%, yaitu 98,7%. Sedangkan untuk pemberian vitamin A pada balita mencapai 98,98%.

10. Jumlah Baduta dan Balita Ditimbang (Lampiran Tabel 45 dan 47)

Jumlah balita ditimbang (D) dibandingkan dengan jumlah balita seluruhnya (S) adalah wujud partisipasi masyarakat untuk menimbangkan balitanya di posyandu. Sedangkan tingkat keberhasilan program dapat dilihat dari balita yang berat badannya naik (N) dibandingkan dengan balita yang datang rutin ke Posyandu (D). Sedangkan BGM adalah balita yang ditimbang di posyandu dengan berat badan menurut umur berada pada dan di bawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Tingkat partisipasi masyarakat ke posyandu (D/S) dapat dilihat bahwa di tingkat kota mencapai 74,2%. Untuk persentase BGM di tingkat kota yaitu 1,2 % lebih bagus dibanding target nasional <5%.

11. Cakupan Pelayanan Anak Balita (Lampiran Tabel 46)

Cakupan pelayanan anak balita adalah cakupan anak balita (12-59 bulan) yang memperoleh pelayanan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali/th, pemantauan perkembangan minimal 2 kali/th, dan pemberian vitamin A 2 kali/th.

Cakupan pelayanan anak balita di Kota Yogyakarta Th. 2012 sebesar 73,9 % masih di bawah target nasional sebesar 90%.

37 12. Jumlah Balita dengan Gizi Buruk yang mendapatkan

perawatan(Lampiran Tabel 48)

Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawatan di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 yaitu sebanyak 171 anak. Dua wilayah puskesmas dengan jumlah gizi buruk terbanyakyaitu di Puskesmas Gondokusuman I dan Puskesmas Mantrijeron.

Sedangkan wilayah puskesmas Pakualaman adalah satu satunya puskesmas yang tidak ada kasus gizi buruk pada tahun 2013.

13. Cakupan penjaringan siswa SD sederajat

Salah satu tujuan dari penjaringan / screening siswa didik adalah mendeteksi sedini mungkin kesehatan siswa didik.

Penjaringan siswa didik adalah bagian dari pelayanan kesehatan dasar kesehatan sebagai urusan wajib pemerintah daerah, dan dilakukan setahun sekali pada awal tahun ajaran baru. Adapun penjaringan kesehatan tersebut meliputi : f. Pemeriksaan indra penglihatan / Tajam penglihatan g. Pemeriksaan Anemia

h. Pengukuran kesegaran jasmani

i. Pemeriksaan kesehatan mental emosional.

Adapun jumlah siswa baru Sekolah Dasar pada Tahun 2013 sebanyak 8332 siswa, penjaringan kesehatan siswa didik pada tahun 2013 mencakup sebanyak 7746 siswa atau sebesar 92,96 %.

38 kesehatan baik di Puskesmas ataupun di Rumah Sakit baik rawat jalan maupun rawat inap sesuai dengan Perwal No 57 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Daerah.

2. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan (Lampiran Tabel 55)

Untuk masyarakat miskin dan hampir miskin yang dicakup Jamkesmas melalui pelayanan dasar di puskesmas sebanyak 186.024 kasus, dari 105.632 masyarakat miskin yang ada. Kakau dihitung berdasarkan kuota rata-rata penduduk miskin mengakses layanan kesehatan dasar setiap tahun adalah sebesar 0,6 kali.

3. Cakupan Kunjungan Rawat Inap (Lampiran Tabel 55)

Untuk pelayanan kesehatan di PPK II/III bagi penduduk miskin sebayak 17.192 kasus dengan prosentase 5,9% dari seluruh kunjungan rawat inap dan rawat jalan di PPK II/III.

C. Perilaku Hidup Masyarakat

1. Presentase Rumah Tangga Ber-PHBS (Lampiran Tabel 58) Target PHBS Daerah Tingkat Satu Tahun 2013 adalah 37% , sedangkan target PHBS Rumah tangga di kota Yogyakarta adalah 60

%. Pendataan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kota Yogyakarta dilakukan setiap tahun. Pendataan dilakukan oleh kader PHBS yang ada di setiap RT ( Rukun Tetangga ) menggunakan format PHBS yang sudah ada. Mulai tahun 2011 pendataan dilakukan

39 olah raga atau beraktifitas fisik setiap hari, makan buah dan sayur setiap hari, serta tidak merokok di dalam rumah. Grafik Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS dari Tahun 2007 s.d. Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Grafik 25

Cakupan Rumah Tangga ber-PHBS dari Tahun 2007 s.d. 2013 di Kota Yogyakarta

Berdasarkan grafik tersebut di atas, cakupan rumah tangga yang ber PHBS dari tahun 2007 sampai dengan 2012, 2013 tdak dapat dibandingkan karena indicator yang digunakan tidak sama, tetapi cakupan rumah tangga ber-PHBS dari Tahun 2012 – 2013 dapat dibandingkan karena indikator yang digunakan adalah sama.

Cakupan Rumah tangga yang ber-PHBS tahun 2007 s.d.

2009 mencapai lebih dari 95 % karena indikator yang dipakai adalah strata III ( melaksanakan 7 sampai 15 Indikator ) dan Starata IV ( melaksanakan lebh dari 15 Indikator ).

Pada tahun 2010 penilaian rumah tangga ber-PHBS mempergunakan strata IV sehingga cakupannya baru mencapai 57,2 %.

40 Cakupan Rumah tangga ber-PHBS pada tahun 2011 – 2013 adalah dilihat dari rumah tangga sasaran yang sudah melaksanakan indikator 1 sampai dengan 7 , yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan , Asi Eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih yang memenuhi syarat, menggunakan jamban yang memenuhi syarat, mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, melakukan upaya pemberantasan sarang nyamuk.

Cakupan rumah tangga ber PHBS tahun 2011 – 2012 mengalami penurunan , tetapi tahun 2012 – 2013 mengalami peningkatan dari 56,9 % menjadi 68,4 %.

Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat jika dilihat dari indikator yang ada, maka diperlukan kerjasama antar masing masing pengampu program untuk melakukan intervensi agar Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi suatu gaya hidup yang disadari oleh masyarakat sebagai kebutuhan mereka, Pembinaan Perilaku hidup

Persentase kualitas air minum di Kota Yogyakarta dari tahun 2009 s/d tahun 2013 selalu di atas 90 %. Dari tahun 2009 hingga 2013 grafik kualitas air sumur cenderung naik. Tahun 2013 jumlah sampel PDAM sebanyak 380 sampel yang memenuhi syarat sebanyak 369 sampel.

41 Grafik 26

Kualitas Air Sumur di Kota Yogyakarta tahun 2009 - 2013

2. Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layak

Persentase penduduk dengan akses sanitasi yang layakmenggunakan jamban sehat di tahun 2013 sebanyak 98,6%.

Tahun 2011 ada 93%, kemudian naik di tahun 2012 sebanyak 98,5%, dan tahun 2013 ada 98,6%. Dengan adanya kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) menjadikan angka terhadap akses jamban sehat naik setiap tahunnya.

3. Jumlah kelurahan yang sudah melakukan STBM

Jumlah kelurahan yang sudah melakukan STBM sampai tahap pemicuan ada 32 kelurahan. Bermula dari 2 kelurahan di tahun 2011, lalu bertambah menjadi 16 kelurahan di tahun 2012 dan kemudian tahun 2013 menjadi 32 kelurahan, dengan target tahun 2014 seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta sudah melakukan pemicuan STBM. Untuk Deklarasi STBM sampai dengan tahun 2013 ada 30 kelurahan, sehingga diharapkan tahun 2014 seluruh kelurahan di Kota Yogyakarta sudah melakukan Deklarasi STBM.

Desa Stop BAB’s tahun 2013 mencapai 93,75%, hal ini juga terkait dengan kegiatan STBM ini, semakin banyak yang melakukan

42 4. Tempat-tempat umum memenuhi syarat

a. Tempat-tempat umum (TTU) yang memenuhi syarat tahun 2013 ada 98,16%. Angka persentase ini naik terus dari tahun ke tahun. Tahun 2011 ada 92%, dan tahun 2012 ada 98%. Yang dibina pada tahun ini antara lain sarana pendidikan (SD, SMP, SMA), sarana kesehatan (Puskesmas, RSU), dan hotel (bintang, non bintang). Total yang dibina pada tahun ini adalah 450 TTU dan yang memenuhi syarat ada 441 sampel.

b. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) di Kota Yogyakarta tahun 2013 berjumlah 596, terdiri dari jasaboga, rumah makan &

restoran, Depot Air Minum (DAM), dan makanan jajanan.

Berikut yang memenuhi syarat:

a. Jasaboga = 73

b. Rumah makan & Restoran = 266 c. DAM = 89

d. Makanan jajanan = 162

Angka persentase TPM yang memenuhi syarat ini terus naik dari tahun 2011 (91%), tahun 2012 (94%) dan tahun 2013 ini mencapai 94,13%.

43 BAB V

SUMBER DAYA KESEHATAN

A. Sarana Kesehatan

1. Presentase Posyandu Purnama dan Mandiri (Lampiran Tabel 70 )

Jumlah Posyandu di Kota Yogyakarta pada Tahun 2013 adalah 625 Posyandu dan seluruhnya adalah posyandu aktif, berdasarkan strata posyandu terdiri dari, 1 posyandu pratama, 174 posyandu madya, 251 Posyandu Purnama, 199 Posyandu Mandiri.

2. Kelurahan Siaga ( Lampiran Tabel 72 ).

Jumlah Kelurahan Siaga di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 adalah 45 Kelurahan. Berdasarkan strata kelurahansiaga, dari 45 kelurahan tersebut terdiri atas, 3 kelurahan siaga pratama, 6 kelurahan siaga madya, 6 kelurahan siaga purnama, dan 30 kelurahan siaga mandiri. sasaran strategis diantaranya adalah bahwa pada tahun 2014 diharapkan ketersediaan tenaga dokter spesialis mencapai 12 per 100.000 penduduk, dokter umum 48 per 100.000 penduduk, dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, perawat 158 per 100.000 penduduk, bidan 75 per 100.000 penduduk, sanitarian 15 per 100.000 penduduk, tenaga gizi 24 per

44 100.000 penduduk (sumber : Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025; Rancangan 5 September 2011).

Oleh karena itu Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta berupaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan melalui mekanisme peraturan yang berlaku, khususnya pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas. Analisis jabatan tenaga fungsional di puskesmas diperhitungkan berdasarkan berbagai segi antara lain efisien dan efektif namun dapat mengampu beban kerja yang harus dilaksanakan.

Kebutuhan tenaga di puskesmas tidak dirancang untuk mengampu seluruh penduduk karena adanya peran klinik, rumah sakit, dan praktik swasta. Rasio antara tenaga kesehatan dibandingkan jumlah penduduk relatif kecil bila melihat standar yang ideal sebagaimana tersebut di atas.

Sampai saat ini jumlah dokter umum, bidan dan perawat merupakan tenaga kesehatan yang terbanyak di puskesmas dengan rasio lebih dari 15 per 100.000 penduduk. Namun berdasarkan analisis jabatan masih perlu adanya penambahan. Jumlah dokter umum di puskesmas hanya 64 orang dari 80 dokter yang dibutuhkan sehingga ada kekurangan sebanyak 16 dokter.

Sebagai gambaran, berikut kami sajikan data jumlah tenaga dari 13 jenis tenaga yang ada di puskesmas.

45 64 tersebut, bila dibandingkan dengan jumlah kunjungan rawat jalan sebanyak 702.230 pasien maka rata-rata setiap dokter harus melayani 10.972 pasien per tahun atau 37 pasien per hari. Kemudian bila dihitung lagi maka setiap pasien rata-rata dapat dilayani dalam waktu maksimal 10 menit.

Pada jabatan Asisten Apoteker data di atas tampak terdapat kelebihan tenaga sebesar 10 orang, namun sebetulnya kelebihan itu dikarenakan dimanfaatkan untuk mengampu kegiatan Apoteker yang masih kekurangan 13 orang. Karena itu direncanakan meningkatkan pendidikan para tenaga teknis kefarmasian tersebut menjadi tenaga apoteker puskesmas.

Namun bila dilihat seluruh tenaga yang dapat didata di Kota Yogyakarta, baik di puskesmas maupun fasilitas kesehatan lainnya

46 maka jumlahnya sudah cukup banyak. Bila rasio dokter umum yang diharapkan adalah 48 dokter per 100.000 penduduk, menurut data sudah mencapai 90 dokter per 100.000 penduduk. Demikian juga yang terjadi pada data dokter gigi, perawat bidan dsb. Walaupun demikian masih terdapat tenaga yang belum ada di Kota Yogyakarta, diantaranya adalah Radioterapis, Refraksionis Optisien,

7 Tenaga Teknis Kefarmasian 523 128.6

8 Apoteker 74 18.2

47 Salah satu upaya untuk mendorong terpenuhinya tenaga kesehatan, terutama tenaga-tenaga yang masih “langka” di fasilitas kesehatan swasta maka Kota Yogyakarta berusaha mempercepat proses perizinan ketenagaan namun masih tetap sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

C. Pembiayaan

1. Anggaran kesehatan

Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kota.

Anggaran kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2013 sebesar Rp.

98.909.519.481,- dengan sumber biaya terbesar berasal dariAPBD Kota Yogyakartayaitu Rp.98.555.639.881,-. Sumber dana lainnya adalah APBD Propinsi (0,03 %), APBN (0,05 %) dan Global Fund ATM (0,09 %).

Dari total anggaran APBD Kota Yogyakarta, yang dialokasikan untuk kesehatan tahun 2013 hanya sebesar 7,4 % baik untuk belanja langsung maupun tidak langsung.

48 BAB VI

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

1. Keadaan umum Kota Yogyakarta yang berkaitan dengan geografi, demografi, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, sarana pelayanan kesehatan menggambarkan sebagai berikut :

a. Kota Yogyakarta terletak di tengah Daerah Istimewa Yogyakarta dan merupakan pusat dari Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Jumlah dan kepadatan penduduk Kota Yogyakarta pada Tahun 2013 menurun dibandingkan tahun sebelumnya, hal ini dikarenakan sistem pendataan dengan menggunakan sistem SIAK ( Sistem Informasi Administrasi Kependudukan).

c. Ditinjau dari segi jenjang pendidikan, persentase tertinggi adalah pada tingkat pendidikan menengah (SMA) yaitu 32,41 %. Selain itu masih dijumpai penduduk yang tidak/belum tamat SD dan tidak sekolah.

d. Sarana pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta baik yang dikelola Pemerintah maupun Swasta secara kuantitas dan kualitas cukup memadai, tetapi masih perlu ditingkatkan kualitas pelayanannya agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.

2. Standar pelayanan yang digunakan sebagai acuan kinerja adalah Indikator Indonesia Sehat 2010, SPM berdasarkan SK Menkes No.

1457/Menkes/SK/IX/2003, dengan pencapaian program kesehatan sebagai berikut :

a. Derajat Kesehatan di Kota Yogyakarta dilihat dari angka kematian, angka kesakitan, dan status gizi masyarakat Kota Yogyakarta. Secara umum angka kematian bayi dan angka kematian Balita dalam delapan tahun terakhir mengalami penurunan dan di bawah angka maksimal, tetapi untuk angka kematian ibu maternal mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Penyebab kematian ibu maternal sebagian besar

49 dikarenakan perdarahan pada saat persalinan. Perdarahan waktu persalinan dapat disebabkan antara lain karena anemia ibu hamil, disamping penyakit lainnya seperti halnya hipertensi yang meningkatkan resiko eklamsia. MorbiditasTB di Kota Yogyakarta adalah angka kesembuhan (Cure rate) TB paru BTA + yang baru mencapai 71,43 % masih dibawah angka harapan yang seharusnya yaitu lebih dari 5%. Dan angka tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 80 %.

Sehingga perlu peningkatan perilaku penderita untuk berobat secara rutin yang masih kurang dan perbaikan kondisi perumahan yang kurang sehat.

Kasus penderita DBD pada tahun 2013 sebesar 915 orang, yang meninggal 5 orang. Jumlah kasus ini meningkat tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 374 penderita.

b. Kondisi hunian di Kota Yogyakarta dapat dilihat dari capaian indikator rumah sehat di Kota Yogyakarta sebesar 78,98%.

Capaian ini masih di bawah target SPM sebesar 80 %.

c. Persentase perilaku sehat penduduk Kota Yogyakarta yang diperoleh dari survei PHBS belum menggambarkan yang sesungguhnya tentang perilaku sehat penduduk Kota Yogyakarta. Persentase Rumah Tangga berperilaku Hidup Sehat tahun 2013 sebesar 76,1%.

d. Cakupan Posyandu mandiri sudah mencapai 31,29% dan Posyandu Purmana 40,42%.

e. Hasil pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta secara umum adalah :

1) Cakupan kunjungan ibu hamil (K4) tahun 2013 sebesar 89,3

%, angka tersebut mengalami kenaikan bila dibanding tahun sebelumnya, dan dibawah target yang diharapkan secara nasional sebesar 90%. Dengan semakin banyaknya sarana kesehatan yang melayani pemeriksaan kehamilan, maka diharapkan Kunjungan ibu hamil (K4) akan terus meningkat.

50 2) Perkiraan jumlah ibu hamil dengan komplikasi sebanyak

1.005 (20% dari bumil) dapat dicakup sebesar 96,8%.

Sedangkan perkiraan neonatal komplikasi dari 661 dapat dicakup 85,1%.

3) Persentase bayi yang telah diimunisasi lengkap meningkat pada tahun 2013 dan diatas standar pelayanan minimal secara nasional (80%) yaitu sebesar 92,2 %.

4) Cakupan ibu hamil mendapat Fe1 sebesar 81,66 %, Fe3 sebesar 77,07 %, angka ini masih dibawah target nasional (90%).

5) Cakupan Balita mendapat vitamin A sebanyak 2 kali,meningkat pada tahun 2013, tetapi masih di bawah standar pelayanan minimal secara nasional (100%) yaitu sebesar 98,94 %.

6) Ketersediaan obat essensial sudah sesuai kebutuhan dan persentase penulisan resep obat generik pada Tahun 2013 telah sesuai kebutuhan artinya 100% terpenuhi. Angka ini telah melebihitarget nasional yang diharapkan yaitu sebesar 70%.

7) Pembiayaan kesehatan dari sektor pemerintah sebesar 7,4 % dari total APBD Kota Yogyakarta Tahun 2013.

B. Saran

1. Diupayakan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), agar sehat menjadi gaya hidup melalui penyuluhan baik secara langsung maupun tidak langsung.

2. Perlu adanya peningkatan Pemantauan status gizi balita di posyandu setiap bulan

3. Perlu adanya peningkaan kegiatan pendampingan ibu hamil, suami siaga dan kelurahan siaga sebagai bagian dari upaya untuk mengeliminasi kasus kematian ibu maupun neonatus

51 4. Perlu adanya peningkatan sosialisasi penerapan cara pengelolaan makanan yang benar, mulai dari pemilihan bahan hingga penyajian makanan

5. Diperlukan peningkatan profesionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan untuk peningkatan mutu SDM di bidang kesehatan.

6. Pembiayaan kesehatan melalui APBD perlu ditingkatkan untuk mendukung pelayanan kesehatan pada masyarakat melalui advokasi pada Pemerintah Kota Yogyakarta.

7. Perlu adanya peningkatan kerjasama lintas sektor, sektor swasta, dan masyarakat dalam membahas permasalahan kesehatan dan lebih meningkatkan komunikasi.

52

D D

Da aa ff f tta t aa rr r LL L aa a m m m pp p ii i rra r aan nn P P P rro r oof ff ii i ll l D D

D ii i nn n aa a ss s K K K ee e ss s ee e hh h aa a tt t aa a nn n T T T aa a hh h uu u nn n

22 2 00 0 11 1 44 4

53

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs Tabel 3

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) Tabel 5

18 Kematian Ibu

54

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani Tabel 10

21 Jumlah Kasus Baru HIV Tabel 11

22 Jumlah Kasus Baru AIDS Tabel 11

23 Jumlah Infeksi Menular Seksual Lainnya Tabel 11

24 Jumlah Kematian karena AIDS Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th Tabel 18

Jumlah Kasus Difteri Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Tabel 19

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence) Tabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis Tabel 23

55

34 Cakupan pengukuran tekanan darah Tabel 24

35 Cakupan pemeriksaan obesitas Tabel 25

36 Cakupan pemeriksaan IVA+ Tabel 26

37 Cakupan pemeriksaan CBE Tabel 26

38 Desa/Kel. terkena KLB ditangani < 24 jam Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ Tabel 30

45 Wanita usia subur dengan imunisasi TT2+ Tabel 31

46 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 Tabel 32

47 Penanganan komplikasi kebidanan Tabel 33

48 Penanganan komplikasi Neonatal Tabel 33

49 Peserta KB Baru Tabel 36

50 Peserta KB Aktif Tabel 36

51 Bayi baru lahir ditimbang Tabel 37

52 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) Tabel 37

53 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) Tabel 38

54 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) Tabel 38

55 Bayi yang diberi ASI Eksklusif Tabel 39

56 Pelayanan kesehatan bayi Tabel 40

57 Desa/Kelurahan UCI Tabel 41

58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi Tabel 42

59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak Tabel 42

60 Imunisasi dasar lengkap pada bayi Tabel 43

61 Bayi Mendapat Vitamin A Tabel 44

62 Anak Balita Mendapat Vitamin A Tabel 44

63 Baduta ditimbang Tabel 45

64 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) Tabel 45

65 Pelayanan kesehatan anak balita Tabel 46

66 Balita ditimbang (D/S) Tabel 47

67 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) Tabel 47

68 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Tabel 48

69 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat Tabel 49

70 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap Tabel 50

71 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal Tabel 51

72 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi Tabel 51

56

73 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Tabel 51

74 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) Tabel 51

75 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut Tabel 51

76 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) Tabel 52

77 Kegiatan promosi kesehatan:

78 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Tabel 54

79 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Tabel 55

80 Cakupan Kunjungan Rawat Inap Tabel 55

81 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS Tabel 56 82 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS Tabel 56

83 Bed Occupation Rate (BOR) di RS Tabel 57

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak Tabel 60 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan Tabel 61

91 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak Tabel 62

92 Desa STBM Tabel 63

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat Tabel 64

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi Tabel 65

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus Tabel 68

57

119 Jumlah Puskesmas Rawat Inap Tabel 68

120 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap Tabel 68

Jumlah Puskesmas Keliling Tabel 68

Jumlah Puskesmas pembantu Tabel 68

121 Jumlah Apotek Tabel 68

122 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 Tabel 69

124 Jumlah Posyandu Tabel 70

125 Posyandu Aktif Tabel 70

126 Rasio posyandu per 100 balita Tabel 70

127 UKBM

136 Rasio Bidan per 100.000 penduduk Tabel 74

137 Jumlah Perawat Tabel 74

136 Rasio Perawat per 100.000 penduduk Tabel 74

138 Jumlah Perawat Gigi Tabel 74

139 Jumlah Tenaga Kefarmasian Tabel 75

141 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan Tabel 76

142 Jumlah Tenaga Sanitasi Tabel 76

140 Jumlah Tenaga Gizi Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

145 Total Anggaran Kesehatan Tabel 82

146 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Tabel 82

147 Anggaran Kesehatan Perkapita Tabel 82

KOTA YOGYAKARTATA YOGYAKARTA TAHUN 2013TAHUN 2013 LUASJUMLAHRATA-RATAKEPADATAN WILAYAHRUMAHJIWA/RUMAHPENDUDUK (km2)TANGGATANGGAper km2 12345678910 1TEGALREJO2.9104436,321.11,128 3.2612,481.44 2JETIS1.7003327,740.8,367 3.3216,317.65 3GONDOKUSUMAN3.9905542,323.12,767 3.3210,607.27 4DANUREJAN1.1003321,110.6,470 3.2619,190.91 5GEDONGTENGEN0.9502220,778.6,502 3.2021,871.58 6NGAMPILAN0.8202218,619.5,628 3.3122,706.10 7WIROBRAJAN1.7603327,223.8,300 3.2815,467.61 8MANTRIJERON2.6103334,953.10,981 3.1813,391.95 9KRATON1.4003322,154.6,496 3.4115,824.29 10GONDOMANAN1.1202215,190.4,650 3.2713,562.50 11PAKUALAMAN0.6302210,781.3,406 3.1717,112.70 12MERGANGSAN2.3103331,507.9,658 3.2613,639.39 13UMBULHARJO8.1207765,944.19,980 3.308,121.18 14KOTAGEDE3.0703332,017.9,691 3.3010,428.99 32.504545406,660.124,024 3.2812,516.47 Sumber: - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota YogyakartaJUMLAH (KAB/KOTA)

TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN NOKECAMATANJUMLAH JUMLAH PENDUDUKDESAKELURAHANDESA + KELURAHAN

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI+PEREMPUANRASIO JENIS KELAMIN 123456 10 - 413,63013,04126,671104.52 25 - 915,81314,89630,709106.16 310 - 1417,55216,63334,185105.53 415 - 1916,58316,60933,19299.84 520 - 2414,76414,12728,891104.51 625 - 2914,62614,93629,56297.92 730 - 3416,70417,09833,80297.70 835 - 3915,67316,32331,99696.02 940 - 4415,34216,44831,79093.28 1045 - 4914,69916,07930,77891.42 1150 - 5413,25614,52627,78291.26 1255 - 5911,05411,84622,90093.31 1360 - 647,4377,90315,34094.10 1465 - 694,2145,4119,62577.88 1570 - 743,4474,7938,24071.92 1675+4,0987,09911,19757.73 198,892207,768406,66095.73 42

JUMLAH ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) Sumber: - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NOKELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI+ PEREMPUANLAKI-LAKIPEREMPUANLAKI-LAKI+ PEREMPUAN 12345678 1PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS169,449 194,727 364,176 2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF169,449 194,727 364,176 100.00100.00100.00 3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD54,266 56,759 111,025 32.0229.1530.49 b. SD/MI16,819 22,350 39,169 9.9311.4810.76 c. SMP/ MTs26,022 27,817 53,839 15.3614.2914.78 d. SMA/ MA58,916 59,116 118,032 34.7730.3632.41 e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN0 0.000.000.00 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II1,180 1,182 2,362 0.700.610.65 g. AKADEMI/DIPLOMA III8,702 10,703 19,405 5.145.505.33 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV29,662 27,042 56,704 17.5013.8915.57 i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)320 137 457 0.190.070.13

TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 NOVARIABEL

JUMLAHPERSENTASE Sumber: Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yk

123456789101112 1TEGALREJOTEGALREJO221122224122434623465 2JETISJETIS161216316901693302332 3GONDOKUSUMANGONDOKUSUMAN 1176017615801583340334 4GONDOKUSUMAN 256056541551101111 5DANUREJANDANUREJAN 1380383803876076 6DANUREJAN 2420423303375075 7GEDONGTENGENGEDONGTENGEN1025107871881896195 8NGAMPILANNGAMPILAN9109111811192091210 9WIROBRAJANWIROBRAJAN144114516901693131314 10MANTRIJERONMANTRIJERON181218320712083887395 11KRATONKRATON1001101942961943197 12GONDOMANANGONDOMANAN96096712731672169 13PAKUALAMANPAKUALAMAN54054490491030103 14MERGANGSANMERGANGSAN152115315211533042306 15UMBULHARJOUMBULHARJO 1254125527222745263529 16UMBULHARJO 2115111611421162293232 17KOTAGEDEKOTAGEDE 1116111713301332491250 18KOTAGEDE 287087610611480148 2,186162,2022,220152,2354,406354,441 7.3 6.7 7.9

123456789101112 1TEGALREJOTEGALREJO221122224122434623465 2JETISJETIS161216316901693302332 3GONDOKUSUMANGONDOKUSUMAN 1176017615801583340334 4GONDOKUSUMAN 256056541551101111 5DANUREJANDANUREJAN 1380383803876076 6DANUREJAN 2420423303375075 7GEDONGTENGENGEDONGTENGEN1025107871881896195 8NGAMPILANNGAMPILAN9109111811192091210 9WIROBRAJANWIROBRAJAN144114516901693131314 10MANTRIJERONMANTRIJERON181218320712083887395 11KRATONKRATON1001101942961943197 12GONDOMANANGONDOMANAN96096712731672169 13PAKUALAMANPAKUALAMAN54054490491030103 14MERGANGSANMERGANGSAN152115315211533042306 15UMBULHARJOUMBULHARJO 1254125527222745263529 16UMBULHARJO 2115111611421162293232 17KOTAGEDEKOTAGEDE 1116111713301332491250 18KOTAGEDE 287087610611480148 2,186162,2022,220152,2354,406354,441 7.3 6.7 7.9

Dalam dokumen PROFIL KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013 (Halaman 36-140)

Dokumen terkait