BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Atas Kinerja Makro
Keberhasilan pencapaian Kinerja utama tahun 2014 diukur melalui 8 (delapan) indikator makro yang tertuang dalam sasaran “Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat”, dengan rincian target dan realisasi indikator makro sebagaimana pada tabel 1.
Tabel 1
Capaian Kinerja Makro 2014
No Indikator Satuan Target 2014 Realisasi
2014
% Capaian
1 Pertumbuhan ekonomi % 6,00 4,85* 80,83
2 PDRB Per Kapita (Adhk) Rupiah 9.200.000 9.674.468,00* 105,16
3 Laju Inflasi % 7,00 7,16** 97,77
4 Indeks GINI Indeks 0,22 0,326 67,48
5 Tingkat pengangguran terbuka % 6,50 4,03 161,29
6 Tingkat Kemiskinan % 4,25 4,81 88,36
7 Indeks Pembangunan Manusia % 74,00 71,74*** 96,95
8 Tingkat pertumbuhan penduduk % 1,60 1,77 90,40
Rata-rata capaian 98,53
Sumber : BPS Kalimantan Selatan ****) PDRB Tahun Dasar lama (2010) ****) data kumulatif sampai Desember 2014
****) data 2014 belum ada (data yang digunakan data tahun 2013)
Kinerja utama yang diukur melalui 8 indikator bersifat makro telah merepresentasikan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penghitungan menurut angka absolut secara umum menunjukkan adanya peningkatan kinerja pada tahun 2014 di beberapa indikator dan penurunan kinerja di beberapa indikator sebagaimana tertuang dalam tabel 2.
Perbandingan realisasi Indikator kinerja makro sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 serta perbandingannya dengan target RPJMD disajikan pada Tabel 2 sebagai berikut :
Tabel 2
Realisasi Indikator Kinerja Makro tahun 2011-2014
No Indikator Realisasi 2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 Target RPJMD 2014 2015 1 Pertumbuhan ekonomi 6,12 5,73 5,36 4,85* 6,00 6,0-6,9 2 PDRB Per Kapita (Adhk) 8.801.291 9.081.408 9.409.137 9.674.468* 9,60 9,2-10,6 3 Laju Inflasi 3,98 5,96 5,98 7,16** 6,50 5,0-7,0 4 Indeks GINI 0,35 0,35 0,36 0,326 0,20 0,22-0,18 5 Tingkat pengangguran terbuka 5,62 4,32 3,84 4,03 6,60 6,62-6,50 6 Tingkat Kemiskinan 5,35 5,01 4,77 4,81 4,00 4,25-3,99 7 Indeks Pembangunan Manusia 70,44 71,08 71,74 71,74*** 72,12 70-74 8 Tingkat pertumbuhan penduduk 1,89 2,57 1,84 1,77 1,60 1,60-1,40
Sumber : BPS Kalimantan Selatan ***) PDRB Tahun Dasar lama (2010) ***) data kumulatif sampai Desember 2014
***) data 2014 belum ada (data yang digunakan data tahun 2013)
Perekonomian Kalimantan Selatan tahun 2014 tumbuh sebesar 4,85 %. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 15,51 %, diikuti oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 9,78 % dan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 9,11 %. Perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2014 melambat jika dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5,36 %.
Struktur perekonomian Kalimantan Selatan menurut lapangan usaha tahun 2014 masih didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertambangan dan Penggalian (27,03 %); Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (14,32 %) dan Industri Pengolahan (13,15 %). Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2014, Pertambangan dan Penggalian memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,76 %, diikuti Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 0,64 %; dan Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,54 %.
Secara umum melemahnya perekonomian Kalimantan Selatan Tahun 2014 dipicu oleh lemahnya kinerja sektor pertambangan serta beberapa sektor lain, yaitu : 1. Tren pelemahan permintaan komoditas batubara masih berlanjut. Sementara
stok di pasaran semakin melimpah. Akibatnya, harga batubara di tingkat dunia semakin jatuh. Hal tersebut tentu menjadi sentimen negatif bagi pelaku usaha
tambang. Kendati demikian, upaya perusahaan untuk tetap berproduksi dalam rangka menjaga margin, mampu membuat sektor pertambangan secara umum tetap tumbuh positif.
2. Komoditas kelapa sawit masih menjadi andalan untuk menggerakkan subsektor perkebunan di Kalimantan Selatan. Kendati insentif harga di pasar global masih rendah, namun tingginya permintaan domestik lagi-lagi mampu menjaga komoditas tersebut untuk tetap berada pada tren peningkatan di tengah lesunya permintaan dunia akibat melimpahnya stok minyak nabati.
3. Mandatori penggunaan biodiesel memberi harapan bagi industri CPO untuk tetap berproduksi ditengah penurunan harga dunia.
Target Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Selatan Tahun 2014 ditetapkan sama dengan target 2013 dilatarbelakangi dengan keadaan perekonomian dunia yang masih belum terlalu stabil, sehingga berimbas ke seluruh negara di dunia terutama Indonesia. Dengan kondisi seperti itu, mempertahankan pencapaian pertumbuhan ekonomi agar tetap stabil sudah merupakan suatu hal yang bagus.
Nilai PDRB atas dasar harga konstan (Adhk) Kalimantan Selatan pada Tahun 2014 sesuai dengan data BPS Provinsi Kalimantan Selatan tercapai sebesar 9.674.468 Rupiah. Capaian tersebut menggunakan perhitungan tahun dasar 2000. BPS Kalimantan Selatan pada tahun 2014 telah melaksanakan perubahan dari tahun dasar 2000 menjadi tahun dasar 2010 sehingga pada tahun 2014 ada dua data PDRB Adhk yang bisa diacu sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3
PDRB (Adhk) Kalsel Berdasarkan Tahun Dasar 2000 dan Tahun Dasar 2010
No Indikator Satuan Realisasi
2011 Realisasi 2012 Realisasi 2013 Realisasi 2014 1 PDRB Per Kapita
(Adhk) Tahun Dasar 2000
Rupiah
8.801.291,00 9.081.408,00 9.409.137,00 9.674.468,00
2 PDRB Per Kapita (Adhk) Tahun Dasar 2010
24.567.786,37 25.547.645,62 26.431.282,62 27.230.732,75
Dari yang terlihat pada tabel di atas, data PDRB Adhk yang paling mutakhir adalah data PDRB Adhk Tahun Dasar 2010 sebesar 27.230.732,75. Akan tetapi untuk menjawab target RPJMD Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2011-2015, maka realisasi yang digunakan akan tetap menggunakan PDRB Adhk Tahun Dasar 2000, karena target RPJMD Tahun 2011-2015 menggunakan Tahun Dasar 2000. Untuk kelengkapan data, Laporan Kinerja Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan akan terus menampilkan data capaian PDRB Adhk Tahun Dasar 2000 dilengkapi PDRB Adhk Tahun Dasar 2010 sampai Tahun terakhir RPJMD 2011-2015. Semua komponen PDRB Adhk mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2014 kecuali komponen Pertambangan dan Penggalian yang menurun dari sebesar 1,54 %
tahun 2013 menjadi 0,44 % pada tahun 2014, sehingga terjadi penurunan sebanyak 1,10 %. Hal ini merupakan dampak menurunnya harga batubara dunia yang menyebabkan kontribusi sektor pertambangan semakin melemah. Besaran PDRB Kalimantan Selatan pada tahun 2014 atas dasar harga berlaku (Adhb) mencapai Rp. 91,74 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp. 37,95 triliun. Tingkat Pengangguran Terbuka di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2014 mencapai 4,03 %, meningkat sebesar 0,19 % dibandingkan Tingkat Pengangguran Terbuka tahun 2013 sebesar 3,84 %. Peningkatan pengangguran terbuka ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Adanya peningkatan jumlah angkatan kerja dari 1.937.493 orang pada tahun 2013 menjadi sebanyak 2.017.754 orang pada tahun 2014. Selisih jumlah angkatan kerja tersebut sebanyak 80.261 orang, sedangkan jumlah pengangguran pada tahun 2014 masih tersisa sebanyak 81.274 orang. Peningkatan angkatan kerja ini masih belum sebanding dengan jumlah lowongan pekerjaan yang tersedia sehingga menyebabkan usaha penurunan pengangguran terbuka sedikit terhambat.
2. Harga komoditas perkebunan secara umum termasuk karet yang banyak menyerap tenaga kerja lagi turun, sehingga menyebabkan masyarakat kurang tertarik bekerja di sektor perkebunan.
3. Produksi pertambangan sedang melandai menyusul lemahnya permintaan dunia.
4. Aktivitas sektor konstruksi turut melemah akibat kurang baiknya kinerja pertambangan, sehingga buruh yg bekerja di sektor konstruksi juga berkurang. Tingkat Kemiskinan di Provinsi Kalimantan Selatan dari data Badan Pusat Statistik pada posisi September 2014 yaitu 4,81 %, sedikit meningkat jika dibanding tahun 2013 yaitu 4,77 %, akan tetapi masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan angka kemiskinan secara nasional tahun 2014 yaitu 10,96 %, yang secara bertahap terus mengalami kemajuan dalam pemberantasan kemiskinan. Hal ini sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan tidak ingin secara instans melakukan penurunan angka kemiskinan, karena dikhawatirkan nantinya ada masyarakat miskin di Provinsi Kalimantan Selatan yang termarginalkan atau terpinggirkan. Adapun strategi penurunan jumlah penduduk miskin melalui program pengentasan kemiskinan daerah yang telah disusun dan dijalankan oleh sebagian pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimatan Selatan. Apabila dilihat dari peningkatan persentase penduduk miskin yang relatif kecil serta posisi Persentase Penduduk Miskin yang mencapai 4,68 % per Maret 2014, bisa dikatakan proses pemberantasan kemiskinan pada tahun 2014 sudah cukup berhasil meskipun belum mencapai target. Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Meskipun tingkat pengangguran terbuka meningkat dan pertumbuhan ekonomi melemah dibandingkan tahun 2013, namun sektor pertanian, yang notabene
menjadi tumpuan masyarakat miskin, mengalami pertumbuhan positif (sebesar 3,72 %).
2. Inflasi tahun 2014 secara umum lebih rendah dibanding tahun 2013, sehingga beban pengeluaran masyarakat miskin juga tidak terlalu besar.
Untuk Indikator Indeks Gini dan Indeks Pembangunan Manusia Kalimantan Selatan Tahun 2014 masih menggunakan data capaian tahun 2013 karena BPS belum mengeluarkan data resmi, sehingga data sementara untuk Indeks GINI sebesar 0,359 dan untuk Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan adalah 71,74.
Indeks Gini atau koefisien Gini adalah salah satu ukuran umum untuk distribusi pendapatan atau kekayaan yang menunjukkan seberapa merata pendapatan dan kekayaan didistribusikan di antara populasi. Indeks Gini memiliki kisaran 0 sampai 1. Nilai 0 menunjukkan distribusi yang sangat merata yaitu setiap orang memiliki jumlah penghasilan atau kekayaan yang sama persis. Nilai 1 menunjukkan distribusi yang timpang sempurna yaitu satu orang memiliki segalanya dan semua orang lain tidak memiliki apa-apa.
Perkembangan indikator makro tahun 2011-2014 dapat dilihat dari grafik berikut ini :
Pada tahun pertama RPJMD 2011-2015, Kalimantan Selatan sudah berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari 5,58 (2010) menjadi 6,12 (2011), akan tetapi sejak itu pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan relatif terus menurun dari tahun 2011 sampai tahun 2014.
2010 2011 2012 2013 2014 Pertumbuhan Ekonomi 5,58 6,12 5,73 5,36 4,85 0 2 4 6 8 Per sen tase
Pertumbuhan Ekonomi
2010 2011 2012 2013 2014PDRB Per Kapita (Adhk) 8.400.000 8.801.291 9.081.408 9.409.137 9.674.468 7.500.000 8.000.000 8.500.000 9.000.000 9.500.000 10.000.000 R u p iah
Perkembangan Pendapatan Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan (PDRB Adhk) Kalimantan Selatan sejak Tahun 2010 selalu mengalami kenaikan yang positif. Meskipun terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan penurunan sektor pertambangan, tidak menyebabkan pertumbuhan PDRB menurun, karena perkembangan lapangan usaha terus meningkat dari tahun ke tahun.
Laju inflasi Kalimantan Selatan pada tahun 2010 mencapai 9,06 % kemudian menurun menjadi 3,98 % pada tahun 2011. Sejak 2011 terus terjadi kenaikan laju inflasi sampai tahun 2014, meskipun laju inflasi yang terjadi masih tergolong inflasi ringan.
Indeks GINI Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2010 mencapai 0,24, serta terus terjadi peningkatan Indeks GINI. Hal ini perlu segera ditindaklanjuti karena peningkatan indeks GINI menunjukkan semakin besarnya ketidakmerataan pendapatan di kalangan masyarakat Kalimantan Selatan.
2010 2011 2012 2013 2014 Laju Inflasi 9,06 3,98 5,96 5,98 7,16 0 2 4 6 8 10 Per sen tase
Laju Inflasi
2010 2011 2012 2013 2014 Indeks GINI 0,24 0,35 0,35 0,36 0,359 0 0,1 0,2 0,3 0,4 In d e ksIndeks GINI
2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Pengangguran Terbuka 6,75 5,62 4,32 3,84 4,03 0 2 4 6 8 Per sen taseTingkat Pengangguran Terbuka Provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 2010 mengalami penurunan yang berkesinambungan, hal ini sejalan dengan program pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dengan cara memperluas lapangan kerja bagi masyarakat. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan Pengangguran Terbuka, antara lain disebabkan oleh peningkatan angkatan kerja cukup besar sehingga lapangan kerja yang tersedia tidak bisa menyerap tenaga kerja cukup cepat.
Tingkat Kemiskinan Provinsi Kalimantan Selatan mengalami penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun, meskipun pada tahun 2011 serta 2014 mengalami kenaikan, namun masih dalam jumlah yang sangat kecil. Selain itu Tingkat Kemiskinan ini juga dipengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup besar sehingga jumlah penduduk miskin yang akan dientaskan selalu bertambah setiap tahunnya.
Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan terus meningkat dari tahun 2010 sampai tahun 2014. Hal ini menunjukkan dimensi umur panjang dan sehat (Angka Harapan Hidup), dimensi pengetahuan (Angka Melek Huruf dan Rata-rata Lama Sekolah) dan dimensi kehidupan yang layak (Pendapatan Per Kapita Riil) mengalami pertumbuhan yang positif.
2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Kemiskinan 5,21 5,35 5,01 4,77 4,81 4,4 4,6 4,8 5 5,2 5,4 Per sen tase
Tingkat Kemiskinan
2010 2011 2012 2013 2014 Indeks Pembangunan Manusia 69,3 70,44 71,08 71,74 71,74 68 69 70 71 72 In d e ksTingkat Pertumbuhan Penduduk Kalimantan Selatan relatif stabil sejak tahun 2010 sampai tahun 2014, sebagaimana ditunjukkan dalam grafik. Sejak 2010 pertumbuhan tertinggi berada di tahun 2012 sebanyak 2,57 % dan pertumbuhan terendah pada tahun 2014 sebesar 1,77 %. Untuk mencapai target RPJMD maka perlu ada usaha ekstra untuk mencapai pertumbuhan penduduk minimal 1,60 % pada tahun 2015.
Dalam usaha mencapai capaian kinerja yang optimal, perlu adanya perbandingan realisasi antara realisasi Kalimantan Selatan dibandingkan dengan realisasi secara Regional Kalimantan dan realisasi capaian nasional untuk mengukur dimana posisi Kalimantan Selatan dalam pencapaian kinerja makro pada level regional maupun nasional. Perbandingan tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4
Capaian Kinerja Terhadap Capaian Regional dan Target Nasional
No. Provinsi Pertumbuhan Ekonomi (2014) Indeks GINI (2013) Tingkat Pengangguran Terbuka (2013) Persentase Kemiskinan (2014) IPM (2013) 1. Kalimantan Selatan 4,85 0,359 3,79 4,81 71,74 2. Kalimantan Tengah 6,21 0,350 3,09 6,07 75,68 3. Kalimantan Barat 5,02 0,396 4,03 8,07 70,93 4. Kalimantan Timur 2,02 0,371 8,04 6,31 77,33 5. Kalimantan Utara - - - - 74,72 6. Indonesia 5,02 0,413 6,25 10,96 73,81
Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan tahun 2014 mencapai 4,85 %, apabila dilihat secara regional Kalimantan, Kalsel menduduki posisi ke-3 setelah Kalteng dan Kalbar, dan masih lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Kaltim dan Kaltara. Secara Nasional, pertumbuhan ekonomi Kalsel masih di bawah pertumbuhan ekonomi Indonesia (5,02 %), dan menduduki posisi ke-27 dari seluruh Provinsi di Indonesia.
Secara regional Indeks GINI Kalsel menduduki posisi ke-2 setelah Kalteng, serta berada di atas Kaltim dan Kalbar. Secara Nasional, Provinsi Kalimantan Selatan mempunyai Indeks GINI yang lebih bagus dari pada Indeks GINI Indonesia (0,413).
2010 2011 2012 2013 2014 Tingkat Pertumbuhan Penduduk 1,98 1,89 2,57 1,84 1,77 0 1 2 3 Per sen tase
Tingkat Pengangguran Terbuka Kalsel pada tahun 2013 mencapai 3,79 %, secara regional merupakan Provinsi dengan jumlah Pengangguran Terbuka ke-2 terendah setelah Kalteng. Secara nasional, Kalsel menduduki posisi ke-8 dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia, serta jauh lebih rendah dari tingkat Pengangguran Terbuka secara nasional (6,25 %)
Dilihat dari Persentase Kemiskinan tahun 2014, jumlah penduduk miskin Kalsel masih lebih banyak daripada Kalteng, tapi lebih sedikit dibandingkan Kaltim dan Kalbar. Secara Nasional dilihat dari Persentase Penduduk Miskin, Provinsi Kalimantan Selatan menduduki posisi ke-3 (tiga) terendah Persentase Penduduk Miskin dari seluruh Provinsi di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Bali. Dilihat dari jumlah penduduk miskin keseluruhan, penduduk miskin Kalsel (189.500 orang) hanya sebesar 0,68 % dari total jumlah penduduk miskin di Indonesia (27.727.780 orang).
Indeks Pembangunan Manusia pada tahun 2013, Kalsel (71,74) berada di posisi ke-4 di bawah Kaltim (77,33), Kalteng (75,68) dan Kaltara (7ke-4,72), serta masih berada di atas Kalbar (70,93). Apabila dibandingkan dengan Indeks Pembangunan Manusia Indonesia yang mencapai 73,81 dapat dikatakan Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Kalimantan Selatan masih harus terus mengalami perbaikan. Indikator Indeks Gini Kalimantan Selatan tahun 2013 ditargetkan dalam RPJM 0,20 dengan meningkatkan akses UMKM dapat direalisasikan 0,36 dengan upaya mendorong pertumbuhan sektor produksi yaitu pertanian dan industri yang menyerap lebih banyak tenaga kerja disektor formal dapat direalisasikan 0,36 untuk mengatasi ketidak merataan pendapatan daerah.
Capaian atas indikator kinerja makro sebagaimana tercantum pada tabel diatas secara umum menunjukan adanya peningkatan kinerja dari tahun ke tahun. Penjelasan secara lengkap menyangkut capaian kinerja secara keseluruhan terhadap sasaran-sasaran organisasi di jelaskan lebih lanjut pada point B berikut ini.
B. Capaian Sasaran Organisasi