• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dalam rangka efisiensi, efektivitas, dan penajaman hasil-hasil kerja Institut Teknologi Kalimantan, manajemen program berupa: perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan dan pelaporan kegiatan disempurnakan menjadi manajemen kinerja (hasil kerja) berupa: perencanaan kinerja, pelaksanaan kinerja, pengukuran kinerja, pengendalian kinerja dan pelaporan kinerja. Sebagaimana diperlihatkan pada gambar 3.1. Penyempurnaan ini dilakukan, agar kerja Institut Teknologi Kalimantan berubah dari pendekatan/cara pandang yang berorientasi proses/kegiatan menuju manajemen kinerja yang berorientasi pada hasil/kinerja. Untuk hal itu, hal-hal yang berkaitan dengan hasil kerja seperti tujuan, sasaran, target, capaian, indikator kinerja utama (IKU) menjadi titik tolak manajemen, yang dirumuskan secara seksama, jelas dan akurat serta ditetapkan.

Dalam hal pengendalian kinerja, Institut Teknologi Kalimantan terus melakukan perbaikan. Dari PK 2018 yang telah ditand tangani, telah dibuat penjabaran lebih lanjut ke dalam suatu rencana aksi yang lebih detail dan dimanfaatkan sebagai instrument untuk memantau dan mengevaluasi kemajuan kinerja secara periodik (triwulan).

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 28

Pengukuran kinerja merupakan salah satu alat untuk mendorong tercapainya akuntabilitas kinerja. Pengukuran kinerja akan menunjukkan seberapa besar kinerja manajerial yang dicapai, seberapa bagus kinerja financial organisasi, dan kinerja lainnya yang menjadi dasar penilaian akuntabilitas. Pengukuran tingkat capaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya. Adapun rumusannya adalah sebagai berikut:

Realisasi Persentase Capaian = x 100%

Rencana

Dengan membandingkan antara realisasi dan rencana, maka dapat dilihat jumlah persentase pencapaian pada masing-masing indikator kinerja utama. Dengan diketahui capaian kinerja, maka dapat dianalisis factor penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan, yang selanjutnya dapat dipetakan kekurangan dan kelemahan realisasi dan rencana kegiatan, kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang.

Pada laporan ini, akuntabilitas kinerja Institut Teknologi Kalimantan Tahun 2018 diukur berdasarkan monitoring dan evaluasi kinerja terhadap berbagai indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam rencana kerja Institut Teknologi Kalimantan Tahun 2018. Dengan telah ditetapkannya indikator kinerja maka evaluasi kinerja/pengukuran kinerja dapat dilakukan secara objektif, lebih kuantitatif, mudah dilakukan karena ada acuannya, dan efisien.

Pengukuran kinerja Institut Teknologi Kalimantan Tahun 2018 dalam laporan ini, dibuat berdasarkan analisis perbandingan antara realisasi dengan rencana tingkat capaian (target) dari masing-masing indikator kegiatan yang ingin dicapai untuk setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan pada rencana kerja tahunan Institut Teknologi Kalimantan tahun 2018.

Secara lengkap gambaran tentang presentase pencapaian rencana tingkat capaian dari setiap program dan kegiatan yang telah dilakukan dapat dilihat sebagai berikut:

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 29

Tabel. 3.1 Pengukuran Capaian Kinerja

Sasaran Indikator Kinerja T.A 2018 Persentase

Capaian Target Realisasi

Terciptanya lulusan yang mampu menjadi problem solver dalam bidang pertambangan, energi, dan

lingkungan.

Jumlah mahasiswa yang

berwirausaha. 6 Mhs 6 Mhs 100%

Persentase lulusan bersertifikat

kompetensi dan profesi. 20% 0% 0% Persentase lulusan yang langsung

Bekerja sesuai bidangnya

55% 69.5% 126%

Persentase lulusan tepat waktu.* 50 % 71.62 % 143% Rata-rata lama studi lulusan (tahun).* 4,5 Tahun 4,3 Tahun 105% Rata-rata IPK lulusan.* 3,3 3,37 102% Terbentuknya sistem pendidikan

yang berkualitas. Persentase prodi terakreditasi minimal B. 7 % 35 % 500% Jumlah mahasiswa berprestasi. 15 Mhs 55 Mhs 367% Jumlah kerjasama dengan

stakeholder.* 10 MOU 33 MOU 330%

Persentase mahasiswa penerima

beasiswa.* 33% 39.34% 119%

Persentase dosen bersertifikat

pendidik. 10 % 1.8 % 18%

Jumlah buku ajar yang dapat dimanfaatkan mahasiswa.*

10 Judul 10 Judul 100% Terwujudnya sistem riset yang

mendukung ketahanan energi nasional.

Persentase dosen berkualifikasi S3. 4 % 2.7 % 67.5% Jumlah publikasi nasional.* 10 judul 22 judul 220% Jumlah publikasi internasional. 5 Judul 26 Judul 520% Jumlah sitasi karya ilmiah.* 10 Sitasi 39 Sitasi 390% Jumlah Prototipe R&D. 1 Prototipe 3 Prototipe 300% Terwujudnyapola pengabdian

Masyarakat yang berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi tinggi.

Jumlah pengabdian masyarakat yang dapat dimanfaatkan.

15 Pengmas 15 Pengmas 100%

Terwujudnya suatu sistem tata kelola aset, keuangan dan administrasi yang memenuhi standar tata kelola yang baik, efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Jumlah unit kerja yang menerapkan SPMI.

2 Unit 2 Unit 100%

Ranking PT Nasional. Klaster 4 Klaster 4 100%

Capaian pada tabel di atas menunjukkan bahwa dari 20 indikator kinerja yang telah ditetapkan, sejumlah 17 indikator telah sesuai atau melebih target sedangkan 3 lainnya masih di bawah target. Hal ini tentunya menjadi bahan evaluasi dalam menetapkan target

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 30

pada tahun-tahun yang akan datang.

Indikator Kinerja # 1 : “ Jumlah mahasiswa yang berwirausaha”

Indikator kinerja ini adalah salah satu instrumen pengukuran kinerja untuk sasaran strategis terciptanya lulusan yang mempu menjadi problem solver. Mahasiswa yang meraih dalam bidang kewirausahaan di tingkat nasional diyakini memiliki nilai lebih nantinya setelah lulus dan menghadapi berbagai situasi permasalahan di masyarakat. Lulusan yang memiliki pengalaman kewirausahaan diharapkan mampu menjadi agen perubahan, membantu masyarakat mengurangi masalah, teruama dalam hal perekonomian. Oleh karena itu indikator ini dipilih sebagai bagian dari perjanjian kinerja.

Target indikator kinerja ini pada tahun 2017 adalah 3 orang dan tahun 2018 adalah 6 orang. Penetapan ini didasarkan atas student body di ITK sebagai PTN Baru yang masih sedikit dan definisi mahasiswa yang berwirausaha adalah yang lolos dalam pembiayaan kewirausahaan oleh Kemenristekdikti. Jika satu kelompok adalah 3 orang maka pada tahun 2018 target dinaikkan menjadi 2 kelompok. Capaian untuk tahun 2018 sesuai target, yaitu 6 orang atau dua kelompok, lolos dalam seleksi kemenristekdikti untuk pembiayaan kegiatan kewirausahaan. Keberhasilan ini tidak lepas dari pembimbingan intensif oleh tim kemahasiswaan serta dukungan dan arahan dari pimpinan. Selain itu, melalui koperasi, beberapa mahasiswa juga aktif berwirausaha di kantin.

Indikator Kinerja #2: “Persentase lulusan bersertifikat kompetensi dan profesi”

Lulusan yang memiliki sertifikat kompetensi dan profesi diharapkan dapat menjadi pengakuan eksternal atas keterampilan yang didapatkan selama pendidikan tingkat sarjana, oleh karena itu indikator kinerja ini dimasukkan dalam perjanjian kinerja. Meskipun demikian untuk tahun 2018, target indikator kinerje ini tidak tercapai, walaupun di tahun 2017 tercatat 8% dari lulusan pada tahun tersebut memiliki sertifikat kompetensi.

Kondisi diatas disebabkan karena program kerja yang dilaksanakan di tahun 2018 belum memuat bantuan pelatihan keterampilan kepada mahasiswa. Hal ini bukan disebabkan oleh ketidaksesuaian antara perjanjian kinerja dengan penurunannya pada program kerja namun lebih pada keterbatasan dana yang disediakan oleh program studi

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 31

kepada mahasiswa. Sebagian besar alokasi dana untuk bantuan kegiatan mahasiswa dilaksanakan terpusat, sehingga kegiatan yang dibiayai umumnya adalah kegiatan lomba tingkat nasional.

Meskipun demikian, pada tahun 2019 ini, ITK akan melaksanakan strategi untuk mengatasi kondisi tersebut, misal dalam bentuk penetapan ulang prioritas pemberian bantuan kepada mahasiswauntuk pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan dan pengalokasian dana pada program studi untuk mengadakan pelatihan dengan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa yang akan lulus pada tahun 2019.

Indikator Kinerja #3:”Persentase lulusan yang langsung bekerja sesuai bidangnya”

Lulusan sebuah perguruan tinggi pada tingkat pendidikan sarjana memiliki lapangan pekerjaan yang cukup luas jika dibandingkan dengan pendidikan tingkat magister yang sudah terspesialisasi pada bidang tertentu. Seringkali, pihak pemberi kerja setelah menerima lulusan tingkat sarjana memberikan pelatihan spesifik untuk menguasai keterampilan tertentu yang dibutuhkan dalam bidang pekerjaan tersebut. Oleh karena itu, pegawai yang diterima oleh suatu perusahaan/instansi dan baru lulus dalam waktu enam bulan diperkirakan mampu belajar dengan cepat karena masih memiliki etos belajar sewaktu dibangku perkuliahan. Atas pertimbangan inilih, maka persentase lulusan yang langsung bekerja dijadikan salah satu indikator kinerja dalam perjanjian kinerja.

Capaian indikator kinerja ini pada tahun 2018 melebihi target yang ditetapkan, dan juga menunjukkan keberhasilan memperbaiki capaian pada tahun 2017 yang waktu itu masih dibawah target. Keberhasilan ini tidak lepas dari mulai terbentuknya jaringan alumni. Seperti yang diketahui bersama, ITK adalah PTN Baru yang masih dalam tahap awal pembentukan jejaring alumni. Tahun 2018 terhitung sebagai tahun ketiga ITK meluluskan mahasiswa. Jejaring informasi lowongan pekerjaan selain melalui kelompok non formal pada masing-masing prodi juga sudah mulai dilaksanakan melalui inisiasi kerjasama dengan ikatan alumni. Selain itu, beberapa narasumber dari perusahaan yang diundang untuk memberikan kuliah tamu juga memberikan kemudahan bagi lulusan untuk mendaftarkan diri saat lowongan pekerjaan dibuka.

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 32

Indikator Kinerja # 4,5,dan 6:”Persentase lulusan tepat waktu, rata-rata lama studi lulusan, dan rata-rata IPK lulusan”

Indikator kinerja ini awalnya dimasukkan dalam perjanjian kinerja sebagai indikator tambahan bagi sebuah PTN Baru. Harapannya indikator ini dapat menunjukkan ukuran performa proses akademik di ITK. Capaian pada tahun 2018, menunjukkan nilai yang melampaui target, kecuali untuk rata-rata ipk lulusan yang hanya selisih nilai 0,07 dari target. Tentu selisih ini cukup kecil, sehingga dapat disimpulkan dalam ketiga indikator ini, ITK sudah mampu memberikan peningkatan mutu akademik selama proses perkuliahan. Ini tentu bukan klaim di satu pihak, karena pada indikator kinerja yang lain, ada pengakuan BAN PT terhadap akreditasi prodi yang mencapai tingkat terakreditasi B.

Keberhasilan diatas tentu tidak lepas dari usaha serius layanan akademik untuk memantau dan memberikan peringatan, serta dari manajemen program studi hingga ke sumber daya dosen yang berusaha untuk terus memacu minat belajar mahasiswa. Memang tidak dipungkiri tetap ada permasalahan akademik dari mahasiswa, namun hal ini lebih disebabkan karena faktor latarbelakang mahasiswa tersebut yang bukan berasal dari kelompok eksakta/IPA.

Indikator Kinerja #7:”Persentase prodi terakreditasi minimal B”

Indikator kinerja ini ditetapkan dalam perjanjian kinerja sebagai salah satu ukuran dari ketercapaian sasaran terbentuknya sistem pendidikan yang berkualitas. Seperti yang telah dipahami bersama kualitas sebuah sistem pendidikan tinggi dapat diukur secara internal melalui pelaksanaan penjaminan mutu, namun dapat pula diukur secara eksternal oleh BAN PT. Oleh karena itu indikator kinerja ini menjadi suatu pengakuan secara eksternal dari pihak yang dipercaya oleh stakeholders, yaitu BAN PT.

Capaian indikator kinerja pada tahun 2017 memang masih dibawah target, namun pada tahun 2018, capaian melampaui target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2017 proses penilaian akreditasi sedang berjalan sementara pengumuman nilai akreditasi diumumkan pada tahun 2018. Saat ini 5 program studi meraih akreditasi B, 5

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 33

program studi meraih akreidtasi C, dan empat program studi yang baru dibuka meraih akreditasi minimal.

Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh staf di unit dan pusat serta dosen di program studi. Kegiatan untuk meraih akreditasi dimulai dari pembentukan tim akreditasi prodi. Tim ini kemudian bertugas menginisiasi beberapa kegiatan yang melibatkan seluruh pegawai di ITK. Sebagai PTN Baru, ITK belum memiliki pengalaman dalam pengajuan akreditasi. Oleh karena itu beberapa kegiatan seperti workshop pengisian borang akreditasi dilaksanakan dengan mengundang narasumber asessor yang berpengalaman. Selain itu, ITK juga mengajukan proposal detasharing, berupa bantuan peningkatan mutu akreditasi dari PTN yang masuk dalam kelompok pemeringkatan pertama kepada PTN Baru. Alhamdulillah proposal tersebut diterima oleh Kemenristekdikti dan ITK mendapatkan pembimbingan secara intensif oleh narasumber dari ITS Surabaya.

Indikator Kinerja #8:”Jumlah mahasiswa berprestasi”

Jumlah mahasiswa berprestasi merupakan cerminan output sistem pendidikan yang berkualitas. Jumlah capaian pada Tahun 2018 yakni 55 mahasiswa tergolong memuaskan karena jauh melebihi target dancapaian pada tahun sebelumnya. Iklim berkompetisi senantiasa dihidupkan oleh tenaga pendidik di ITK sehingga mahasiswa merasa termotivasi untuk unjuk diri dan bersaing dengan PT yang lebih mapan. Sepanjang 2018, mahasiswa ITK berhasil meraih beberapa prestasi yang membanggakan diantaranya sebagai finalis PIMNAS ke-31, juara 3 Kontes Kapal cepat tak berawak nasional (KKCTBN), finalis Ekspo KMI, Juara I Boat BuildingTrophy-Indonesia Maritme Challenge 2018 dan Peserta Kegigihan Terbaik Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI2018), ONMIPA Fisikia dan Kimia, dan Lomba Haki Teknik Sipil.

Indikator Kinerja #9:”Jumlah kerjasama dengan stakeholder”

Sepanjang tahun 2018, tercatat ada tambahan 12 MoU dengan stake holder sehingga menambah jumlah total kerjasama sebanyak 33 MoU. Jumlah ini melampaui target 10 perjanjian kerjasama yang telah dicanangkan sekaligus memperbaiki rapor merah pada

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 34

tahun 2017 dimana hanya tercatat 5 MoU. Jumlah kerjasama ini tentu saja diharapkan tidak hanya sebatas perjanjian di atas kertas saja namun juga menghasilkan suatu upaya yang nyata untuk mendorong kemajuan ITK dalam berbagai aspek khusunya Tridharma Perguruan Tinggi.

Indikator Kinerja #10:”Persentase Mahasiswa Penerima Beasiswa”

Melihat kondisi ekonomi Kaltim yang merosot, ITK terlibat aktif dalam memberikan bantuan beasiswa kepada mahasiswa. Tercatat sejumlah 994 dari total 2527 mahasiswa menerima beasiswa dari berbagai pihak, mulai dari beasiswa Bidikmisi, Beasiswa Kaltim Cemerlang, Beasiswa PPA, Beasiswa BI, PPA, Pertamina, IZI, Pemkab Sangat, SKK Migas hingga beasiswa ITK berprestasi. Persentase 39.34% mahasiswa penerima beasiswa, melampaui target sebesar 33% sekaligus lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Indikator Kinerja #11:”Persentase Dosen Bersertifikat Pendidik”

Capaian indikator ini berada di bawah target sebesar 10%. Sebagaimana diketahui, sebagai PTNB, mayoritas dosen di ITK tergolong masih baru dan berstatus non PNS sehingga tahapan menuju status serdos lebih rumit dibandingkan dosen PNS. Hingga Desember 2018, sejumlah dua dari 110 orang dosen telah lulussertifikasi dosen sehingga persentase hanya mencapai 1.8%. Sementara itu, dosen yang telah berstatus asisten ahli sebagai salah satu syarat sertifikasi dosen berjumlah 21 orang. Pimpinan ITK terus mendorong para dosen untuk mendapatkan sertifikasi dengan mengadakan sosialisasi Serdos dan jenjang karir dosen.

Indikator Kinerja #12:”Jumlah Buku Ajar yangDapat Dimanfaatkan Mahasiswa”

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITK tiap tahunnya memprogramkan hibah buku ajar kepada para dosen. Pada Tahun 2018, sejumlah 10 buku ajar telah direviu dan diserahkan ke UPT Perpustakaan ITK untuk menjadi referensi mahasiswa pada mata kuliah terkait. Dibandingkan Tahun 2017, ada sedikit peningkatan dari segi kuantitas dan akan ditingkatkan lagi di Tahun 2019 sebanyak 15 buku ajar

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 35

termasuk dalam bentuk e-book. Upaya ini diharapkan memberikan dampak positif kepada mahasiswa dan dosen sehingga proses belajar mengajar berjalan lebih mudah. Lebih daripada itu, kemampuan menulis dosen akan semakin terasah dengan adanya program hibah buku ajar.

Indikator Kinerja #13:”Persentase Dosen Berkualifikasi S3”

Hampir sama dengan capaian pada indikator ke-11, persentase dosen berkualifikasi S3 juga tidak memenuhi target. Hal ini dikarenakan bertambahnya jumlah dosen berkualifikasi S2 seiring pertambahan jumlah prodi dan mahasiswa ITK pada Tahun 2018. Di sisi lain, pada tahun yang sama, tidak ada penambahan dosen S3 di lingkungan ITK. Pimpinan ITK telah mendorong dosen untuk melanjutkan studi S3 baik di dalam maupun luar negeri. Sosialisasi beasiswa dan peningkatan kemampuan Bahasa Inggris

Menjadi kegiatan rutin yang diharapkan dapat menambah jumlah doktor di ITK. Tercatat pula, sejumlah 10 dosen ITK sedang menempuh studi lanjut S3 baik di dalam maupun di luar negeri.

Indikator Kinerja #14,15, 16, 17 dan 18:”Jumlah Publikasi Nasional, Jumlah Publikasi Internasional, Junlah Sitasi Karya Ilmiah, Jumlah Prototype R&D dan Jumlah

Pengabdian kepada Masyarakat”

Lima indikator selanjutnya menghasilkan capaian yang memuaskan dimana penelitian dan pengabdian masyarakat menunujukkan kinerja yang baik. Jumlah publikasi nasional (22 Judul) maupun internasional (26 Judul) jauh melampaui target yang ditetapkan, pun dengan jumlah sitasi karya ilmiah yang mecapai 39 sitasi. Adapun jumlah prototipe R&D pada Tahun 2018 mencapai 3 purwarupa yang merupakan output dari Program Riset Bersama (PRB) yang diadakan oleh LPPM ITK.

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 36

Indikator Kinerja #19:”Jumlah Unit Kerja yang menerapkan SPMI”

Tata kelola administrasi yang baik telah ditunjukkan oleh UPT Bahasa dan UPT Perpustakaan. Sosialisasi dan dokumentasi SOP telah berjalan sebagaimana mestinya sehingga dapat menjadi contoh untuk unit-unit lainnya yang ada di lingkungan ITK agar terwujud suatu sistem tata kelola aset, keuangan dan administrasi yang sesuai standar yang baik, efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Peningkatan jumlah unit kerja yang menerapkan SPMI akan terus dilakukan pada tahun-tahun berikutnya oleh Pusat Penjaminan Mutu ITK dengan bantuan audit dari SPI ITK.

Indikator Kinerja #20:”Ranking PT Nasional”

ITK berhasil kembali ke klaster 4 pada Tahun 2018 setelah sempat turun ke klaster 5 pada tahun sebelumnya. Dengan total skor konversi 16.857, ITK berada pada peringkat range 901-1000. Dari 5 indikator, terlihat bahwa skor yang rendah ada pada komponen SDM dan kelembagaan, hal yang secara umum masih lumrah terjadi pada PTNB sedangkan komponen inovasi dan kemahasiswaan menunjukkan prestasi yang cukup baik. Namun tentunya, kekurangan tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan ke depannya sehingga diharapkan dalam waktu beberapa tahun ke depan ITK akan semakin maju dari segi pemeringkatan dan menjadi Perguruan Tinggi Unggul pada Tahun 2025.

LAPORAN KINERJA ITK TAHUN 2018 37

Gambar 3.2 Peringkat PT ITK Tahun 2018 (pemeringkatan.ristekdikti.go.id)

Dokumen terkait