• Tidak ada hasil yang ditemukan

CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

alam rangka memberikan pelayanan yang efisien dan produktif, UB membuat perencanaan program dengan menetapkan target kinerja yang terukur (Indikator Kinerja) yang tertuang di dalam Renstra UB 2015-2019.

Sebagai konsekuensi logis dalam usaha mencapai target kinerja tersebut, selain menandatangai Perjanijan Kinerja (LAKIP), Rektor UB juga telah menandatangai dua buah dokumen perjanjian yaitu: (1) Perjanjian Kinerja dengan Kemenristekdikti (dengan 20 indikator yang ditetapkan), terkait dengan kewajiban penyampaian laporan akuntabilitas kinerja; (2) Kontrak Kinerja dengan Kementerian Keuangan (dengan 10 indikator yang ditetapkan), yang terkait dengan dukungan anggaran.

Capaian kinerja UB adalah hasil aktualisasi rencana pengelolaan UB jangka menengah yang tertuang di dalam Renstra UB 2015-2019. Capaian kinerja ini dirumuskan dalam bentuk nilai terukur, sesuai capaian untuk masing-masing indikator dari setiap sasaran, program, dan kegiatan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Selain itu, karena capaian kinerja membawa konsekuensi pada sistem manajemen keuangan institusi (UB), maka indikator pengukuran yang juga dinilai adalah total pembiayaan (penggunaan dana).

Pengukuran capaian kinerja dengan nilai penggunaan dana dari pelaksanaan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 2016 Revisi ke 6 sebesar Rp. 1.344.550.388.000,00, terdiri atas total penggunaan dana untuk kegiatan yang bersifat pengembangan sebesar Rp. 1.036.196.551.000,00 (77,07%) dan penggunaan dana belanja rutin UB sebesar Rp.308.353.837.000,00 (22,93%). Berdasarkan laporan keuangan UB, total penggunaan dana untuk aktivitas pengembangan tahun 2016 mencapai Rp.1,035,979,833,682,00 (99,68%) dari total pagu pengembangan institusi sebesar Rp.1.036.196.551.000,00.

Total penggunaan dana untuk belanja rutin dalam hal ini adalah untuk menunjang kinerja Layanan Perkantoran berupa Pembayaran Gaji, Tunjangan, dan Pemeliharaan Perkantoran mencapai Rp.244.603.598.809,00 (94,13%) dari pagu sebesar Rp. 259.853.837.000,00. Sedangkan untuk menunjang kinerja Layanan Perkantoran Satuan Kerja Satker (BOPTN) berupa Pembayaran Belanja Barang Penunjang Perakantoran mencapai Rp. 48.347.211.297,00 atau 99.68% dari total pagu sebesar Rp. 48.500.000.000,00. Dilihat dari tingkat serapan dana, memang secara nominal masih terdapat selisih dengan total pagu yang diberikan, akan tetapi selisih ini tidak terlalu signifikan.

Khusus untuk pengukuran capaian kinerja berdasarkan indikator, penilaian dilakukan dengan analisa terhadap indikator tiap program/kegiatan yang tercantum dan terrumuskan dalam Renstra UB 2015-2019. Fokus utama penilaian tentunya mengacu pada indikator kinerja yang tertulis dalam Penetapan Kinerja 2016 sebagai pernyataan dari Indikator Outcome UB untuk dipertanggung-jawabkan di dalam akuntabilitas kinerja anggaran.

Halaman | 14

indikator kinerja yang terdapat pada Pengukuran Kinerja 2016. Selanjutnya, untuk mendapatkan nilai atas capaian dari kinerja, dilakukan dua macam perbandingan. Perbandingan pertama adalah perbandingan antara target dan realisasi capaian. Perbandingan kedua adalah perbandingan antara prosentase capaian tahun 2016 dan prosentase capaian tahun 2014 dan 2015. Perbandingan pertama mendefinisikan gap praktis antara rencana dan realisasi. Sedangkan perbandingan kedua diperlukan untuk menunjukkan kecenderungan (trend) kemampuan pengelola UB dalam mengelola sumber daya untuk merealisasikan output dan outcome Rensta UB 2015-2019. Capaian ini akan mendukung penilaian kinerja yang sebenarnya, melengkapi identifikasi kesenjangan (gap) antara rencana dan realisasi hasil perbandingan pertama. Selain itu, perbandingan kedua akan menunjukkan keberlanjutan program/kegiatan yang direncanakan dalam Renstra Universitas Brawijaya 2015-2019.

Dalam hal Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir, belum bisa dibandingkan seluruhnya, karena capaian kinerja tahun 2016 mengacu kepada program/kegiatan beserta indikatornya yang ada pada Renstra UB 2015-2019; sedangkan capaian kinerja UB tahun 2014 dan tahun 2015 sebagai pembanding, masih mengacu pada program/kegiatan beserta indikatornya yang ada pada Renstra UB 2011-2015. Sehingga Perbandingan antar capaian tahun implementasi hanya terbatas pada capaian indikator yang beririsan sebagai perwujudan program/kegiatan yang berkelanjutan. Disamping itu, ada pertimbangan penting lainnya untuk tidak membandingkan capaian 3 (tiga) tahun terakhir, antara lain: (a)Program/kegiatan pada Renstra 2011-2015 telah terlaksana dengan sistemik; (b)Penetapan Kebijakan Strategis, Program/Kegiatan berserta indikator pendukung pada Renstra 2015-2019 telah disesuaikan dengan dinamika UB pada tahapan menuju daya saing Asia; dan (c)Penyesuaian dengan implementasi OTK UB baru yang diberlakukan mulai 1 Januari 2016.

Analisis capaian kinerja ini disusun berdasarkan rumusan sasaran strategis Renstra UB 2015-2019, adalah sebagai berikut:

(1) Sasaran Strategis: Tersedianya lulusan yang mampu bekerja sebagai ilmuwan

yang profesional dan mampu mengkaji dan menganalisis secara kritis

berbagai permasalahan tingkat internasional

(1.1) Indikator Outcome Sasaran Strategis

Kata kata kunci dari sasaran strategis 1 yang mengarahkan pada rumusan outcome adalah: ilmuwan, professional, kritis, dan internasional. Dengan demikian indikator outcome dari Sasaran Strategis 1 adalah ‘adanya produk lulusan yang mampu berperan melakukan analisis kritis dan berperan secara professional hingga di tingkat internasional’. Dengan indikator

outcome yang terumuskan, Renstra UB 2015-2019 menentukan input strategis berupa: sumber daya manusia (mahasiswa, tenaga pengajar, dan tenaga kependidikan), sistem dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi mengacu standar RISTEK-DIKTI.

Sedangkan penilaian terhadap realisasi dari outcome yang ditetapkan, digunakan capaian terukur dari 19 indikator kinerja output yang terumuskan dalam Renstra UB 2015-2019, beserta realisasi pemanfaatan sumber daya finansialnya (penggunaan anggarannya).

Halaman | 15

(1.2) Nilai Capaian Kinerja (Perbandingan Target-Realisasi Kinerja 2016)

Berdasarkan Tabel 3, secara umum, rentang prosentase capaian dari 19 indikator kinerja berada di antara 51,12% sampai 150%.

Tabel-3.1: Perbandingan I: Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Indikator Kinerja Satuan

Kinerja 2016 Target Capaian (renstra 2016) Capaian Reali-sasi %

1. Persentase jumlah penerima beasiswa total

mahasiswa S-1 % 17 12,17 71,59%

2. Persentase jumlah penerima beasiswa dengan kemampuan akademik tinggi dari kalangan ekonomi lemah

% 3 2,43 81,00%

3. Persen dosen bergelar Doktor % dosen 32,50 32,69 100,58%

4. Persen guru besar % dosen 9 6,38 70,89%

5. Modul spesifik sesuai fakultas buah 10 15 150%

6. Jumlah dosen yang bersertifikat profesi dosen

(SerDos) Dosen 1.525 1.209 79,28% 7. Jumlah Mahasiswa S1 Mhs 56.000 60.736 108,46% 8. Jumlah mahasiswa S2/S3 % 12 7,52 62,67% 9. Jumlah PS terakreditasi % 70 81 102,28% 10. Jumlah PS S1 PS 75 70 93,33% 11. Jumlah PS S2 dan S3 PS 71 58 81,69%

12. Rasio mahasiswa S1/ dosen Mhs/dosen 45 27,09 60,20%

13. Persen mahasiswa pascasarjana % mhs 26 13,29 51,12%

14. Rasio ruang kuliah/mahasiswa m2/mhs 1,5 1,9 126,67%

15. Jumlah pustaka (texbook) Tambahan buku 3 3 100%

16.

Jumlah pustaka (e-book) Tambahan

e-book 3 3 100%

17.

Jumlah pustaka (e-journal) Tambahan

e-journal 3 3 100%

18.

Jumlah alat peraga pendidikan Tambahan alat

peraga 3 3 100%

19. Rasio Laboratorium/mahasiswa m2/mhs 1,6 0,94 58,75%

Berdasarkan perbandingan table 3, beberapa poin penting hasil perbandingan yang teridentifikasi adalah:

a) Ketercapaian jumlah mahasiswa S2/S3 yang tidak mencapai target secara signifikan (62.67%). Situasi ini sejalan dengan ketidaktercapaian prosentase jumlah mahasiswa pascasarjana (hanya 51.12%). Hal ini belum sejalan dengancita-cita UB dalam Renstra 2015-2019 yang menargetkan penambahan jumlah mahasiswa S2 dan S3 dan menurunkan jumlah mahasiswa S1 pada tahun 2016. Dengan proporsi antara mahasiswa S1:S2/S3 yaitu 56:12.

b)

Pencapaian indikator Modul spesifik sesuai fakultas yang melebihi target (150%) sejalan dengan penetapan kegiatan Mengembangkan pendidikan kewirausahaan

.

Halaman | 16

Beberapa poin penting yang terindikasikan dari perbandingan hasil capaian tiga tahun pada Table 4 adalah:

a) Ketidakseimbangan antara jumlah penambahan guru besar baru dengan jumlah guru besar yang pensiun merupakan salah satu permasalahan besar di UB. Tetapi, realisasi mengalami penurunan capaian di tahun 2016 (70,86%) dibandingkan capaian tahun 2015 (119.52%). Penurunan pencapaian ini disebabkan karena program percepatan Guru Besar yang dibangun sejak tahun 2013 masih belum efektif menandingi laju pengurangan jumlah guru besar yang ada. Untuk itu, strategi lain perlu didesain untuk meningkatkan minat para tenaga pengajar mencapai puncak karir akademiknya.

b) Rasio mahasiswa S1 dan dosen pada Tabel 3.1 tidak memenuhi target capaian kinerja yang direncanakan. Kondisi ini secara jelas disebabkan karena sampai dengan tahun 2016, banyak dosen yang menunaikan tugas belajar baik sebagai mahasiswa baru maupun masih dalam on-going proses. Bila mempertimbangkan Tabel 4, tahun 2016 merupakan capaian kinerja tertinggi untuk rasio Mahasiswa S1 dan dosen. Dalam situasi Tabel 4, ketidaktercapaian yang terindikasi dalam Tabel 3.1 disebabkan karena kenaikan jumlah mahasiswa S1 yang tidak seimbang dengan kenaikan jumlah dosen. Untuk itu, Universitas Brawijaya membangun strategi pembelajaran melalui peningkatan kualitas kurikulum untuk mempercepat kelulusan mahasiswa.

c) Prosentase mahasiswa S1 penerima beasiswa yang lebih kecil dari target rencana, situasi ini berhubungan dengan perubahan pagu anggaran Universitas Brawijaya karena adanya perbedaan rencana pendapatan BOPTN dengan realisasi anggaran yang diturunkan oleh pemerintah pusat. Adanya perubahan alokasi anggaran pendidikan nasional merupakan salah satu latar belakang utama. Kenyataannya, realisasi dana BOPTN yang diterima oleh UB lebih rendah dari yang sudah direncanakan pada akhir tahun 2015. Dilihat dari Tabel 4, tahun anggaran 2016 merupakan tahun dengan jumlah terbanyak mahasiswa penerima beasiswa (71,59%). Khusus beasiswa untuk mahasiswa dengan latar belakang ekonomi kurang mampu, tahun 2016 menunjukkan jumlah terendah. Akan tetapi penurunan yang terjadi tidak signifikan.

d) Peningkatan jumlah Program Studi, Tabel 3 menunjukkan capaian sebesar 200.82%. Bila dibandingkan dengan periode sebelumnya, Tabel 4 mengindikasikan bahwa angka 200.82% adalah sebuah lonjakan capaian kinerja yang cukup signifikan. Lonjakan ini berhubungan dengan terselesaikannya ijin beberapa program studi yang sebelumnya direncanakan akan direalisasikan di tahun 2015.

Tabel 3.2: Perbandingan II: Perbandingan antar capaian tahun implementasi

Indikator Kinerja Unit

Capaian Kinerja (%)

Capaian 2014 Capaian 2015 Capaian 2016

target Reali -sasi % target Reali-sasi % target Reali-sasi %

Persentase jumlah penerima beasiswa total mahasiswa S-1 %

Renstra

2011-2015 - 15 15 100% 17 12,17 71,59% Persentase jumlah penerima beasiswa

dengan kemampuan akademik tinggi dari kalangan ekonomi lemah

%

Renstra 2011-2015

-

2,8 1,65 93,81% 3 2,43 81,00%

Persen dosen bergelar Doktor % dosen Renstra 2011-2015

Halaman | 17

Indikator Kinerja Unit

Capaian Kinerja (%)

Capaian 2014 Capaian 2015 Capaian 2016

target Reali-sasi % target Reali-sasi % target Reali-sasi %

Persen guru besar % dosen Renstra 2011-2015

-

6,42 9,34 119,52% 9 6,38 70,89% Modul spesifik sesuai fakultas buah Renstra

2011-2015 - Renstra 2011-2015 - 10 15 150% Jumlah dosen yang bersertifikat profesi

dosen (SerDos) Dosen

Renstra

2011-2015 - Renstra 2011-2015 - 1.525 1.209 79,28% Jumlah Mahasiswa S1 Mhs Renstra

2011-2015 -

60000 54240 98,62% 56000 57277 108,46% Jumlah mahasiswa S2/S3 % Renstra

2011-2015 -

7,02 6,11 106,45% 12 7,52 62,67% Jumlah PS terakreditasi % Renstra

2011-2015 -

59 72,03 78,00% 70 71,6 102,28% Jumlah PS S1 PS 2011-2015 Renstra - 74 64 133,10% 75 70 93,33% Jumlah PS S2 dan S3 PS Renstra

2011-2015 -

71 53 81,25% 71 58 81,69% Rasio mahasiswa S1/ dosen Mhs

/dosen

Renstra 2011-2015

-

31,34 25,91 63,97% 45 27,09 60,20% Persen mahasiswa pascasarjana % mhs Renstra

2011-2015

- 28 16,35 73,82% 26 13,29 51,12%

Rasio Laboratorium/mahasiswa M2/mhs Renstra 2011-2015

-

1,36 0,87 100% 1,6 0,94 58,75%

(1.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

a) Tentang pembangunan fisik dan ketercapaian rasio ruang, ketidaktercapaian terjadi karena pada tahun 2016, Universitas Brawijaya telah menyelesaikan hampir 75% pembangunan kampus II (Kampus Dieng). Kampus Dieng, dalam perencanaan infrastruktur Universitas Brawijaya ditujukan sebagai kampus Fakultas Kehewanan, Fakultas Kedokteran Hewan, Sarana-Prasarana Olahraga terpadu, Rusun mahasiswa serta Ruang Kuliah Bersama untuk mahasiswa baru. Kampus Dieng ini diharapkan dapat beroperasi pada tahun ajaran baru 2017/2018. Selain itu, beberapa usaha penyelesaian infrastruktur Rumah Sakit Pendidikan Universitas Brawijaya juga menjadi prioritas usaha pembangunan fisik tahun 2016.

b) Khusus untuk beberapa indikator capaian kinerja, penyebab keberhasilan dan kegagalan perlu diidentifikasi lebih mendalam sekaligus untuk mengenali kemungkinan solusi yang bisa diambil:

 Jumlah mahasiswa penerima beasiswa baik dari kalangan ekonomi kurang mampu maupun keseluruhan total jumlah tidak mencapai target yang direncanakan dalam kontrak kinerja 2016. Secara berturut, masing masing mencapai prosentase 71.59% dan 81.00%. Penyebab utama, seperti yang sudah dijelaskan di atas, perubahan alokasi APBN untuk pendidikan berpengaruh pada pengurangan anggaran untuk beasiswa Penambahan jumlah penerima beasiswa S1 tidak sebanding dengan peningkatan jumlah mahasiswa S1. Selain itu, persyaratan penerimaan beasiswa juga semakin ketat. Untuk itu, Universitas Brawijaya seharusnya mempunyai sistem fasilitasi informasi dan bantuan kemudahan pengurusan administrasi bagi peminat beasiswa. Dalam hal ini, kerjasama dengan institusi potensial sebagai pemberi beasiswa alternative harus mulai diberdayakan oleh Universitas Brawijaya.

 Lonjakan kenaikan capaian kinerja jumlah program studi dari 89.12% tahun 2015 ke 220.00% di tahun 2016 dapat dibaca sebagai suatu peningkatan kinerja pengelolaan universitas. Akan tetapi, bila dilihat dari penurunan capaian kinerja jumlah program

Halaman | 18

penambahan jumlah program studi di tahun 2016 yang masih dalam proses persetujuan Kementrian RISTEK-DIKTI. Meskipun secara total jumlah program studi bertambah, penambahan ini juga berdampak pada semakin banyaknya program studi yang belum disetujui oleh Kementrian RISTEK-DIKTI. Penambahan yang terjadi disebabkan karena adanya perubahan sistem tata kelola organisasi (OTK) UB. Penyesuaian terhadap OTK baru membawa perubahan terhadap posisi sejumlah program studi, sehingga harus mengalami pemekaran menjadi program studi baru. Solusi yang dilakukan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan permasalahan ini adalah pada OTK UB yang baru pendirian dan penyesuaian program studi – program studi dijadikan sebagai salah satu pertimbangan utama. Selain itu, proses pengembangan program studi terus dilakukan melalui peningkatan mutu SDM dan sarana prasarana terkait.

 Prosentase jumlah mahasiswa baru jenjang S1 Universitas Brawijaya tahun 2016 melebihi target yang ditentukan, hal ini dapat diinterpretasi sebagai keberhasilan dan tingginya minat calon mahasiswa S1 untuk bersekolah di Universitas Brawijaya. Sebaliknya, indikator capaian jumlah mahasiswa S2 mengalami penurunan. Ini merupakan kebijakan strategis rektor untuk meningkatkan kualitas PBM di UB. Hal yang dilakukan untuk mengantisipasi pertentangan ini adalah dengan terus berusaha menurunkan jumlah mahasiswa baru S1 dan disaat bersamaan berusaha meningkatkan jumlah mahasiswa baru di program pasca sarjana. Tentunya strategi ini disertai dengan strategi pemasaran program magister dan doktoral yang lebih baik.

 Ketercapaian target kinerja UB untuk jumlah mahasiwa S2/S3 hanya 62,67%. Ketidaktercapaian target ini disebabkan karena peluang memperoleh beasiswa dalam negeri semakin ketat dan beasiswa luar negeri semakin terbuka. Selain itu banyak perguruan tinggi yang menyediakan pendidikan jenjang S2/S3, sehingga terdapat banyak alternative bagi para calon mahasiswa selain mendaftar ke Universitas Brawijaya.

 Targetan kinerja untuk indikator kinerja Rasio dosen:mahasiswa tidak tercapai. Hal ini sejalan dengan kecenderungan di tiga tahun terakhir yang tidak pernah mencapai 100%. Alternatif solusi yang bisa dilakukan adalah melakukan perbaikan sistem sehingga masa studi mahasiswa bisa menjadi lebih singkat yang disertai dengan penambahan jumlah dosen.

(1.5) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya (Daya Serap Anggaran)

Program yang memiliki tingkat efisiensi tinggi adalah program Peningkatan Kualitas PBM sesuai standart pendidikan tinggi yang baik. Program ini mencapai angka serapan anggaran sebesar 100%. Sedangkan program dengan efisiensi anggaran terendah adalah program tersedianya sarana pendukung pendidikan yaitu dengan serapan anggaran sebesar 99,81%. Namun secara umum, keseluruhan program dalam sasaran strategis 1 ini menunjukkan efisiensi anggaran yang cukup baik karena mayoritas prosentase serapan berada di atas 99%.

Halaman | 19

(1.6) Analisis Program dan Kegiatan Penunjang Pencapaian Kinerja

Dalam proses pencapaian sasaran strategis menghasilkan lulusan yang mampu bekerja sebagai ilmuwan yang profesional dan mampu mengkaji dan menganalisis secara kritis berbagai permasalahan tingkat internasional, terdapat program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dan program dan kegiatan yang masih menemui banyak kendala.

Program dan kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja dalam sasaran strategis ini adalah:

a) Capaian persentase PS terakreditasi A sebesar 102,28% seiring dengan meningkatnya jumlah PS Baru yang telah disetuji ijin penyelenggaraannya pada tahun 2016.

b) Capaian persentase untuk indikator Jumlah Mahasiswa S1 sebesar 108,46% .

Sedangkan Indikator Persen mahasiswa pascasarjana dianggap sebagai kendala pencapaian kinerja program, karena pencapaian kinerjanya paling rendah dibandingkan dengan pencapaian indikator yang lainnya, sehingga belum mendukung keberhasilan indikator Persentase Rasio Mahasiswa Pascasarjana dibanding Mahasiswa S1 dengan capaian 13,29% dari yang ditargetkan 26%.

(2) Sasaran Strategis: Terwujudnya kemampuan sivitas akademika yang mandiri

(independent), memiliki otonomi (autonomous) dan mampu mengarahkan

dirinya (self-directed) untuk meneliti, menganalisis dan memecahkan

masalah-masalah internasional

(2.1) Indikator Outcome Sasaran Strategis

Beberapa kata kunci yang menjadi acuan penentuan outcome sasaran strategis ini adalah: mandiri, otonomi, self-directed, internasional. Dengan demikian outcome sasaran strategis ini adalah: terbangunnya karakter seluruh sivitas akademika yang mandiri (independent), memiliki otonomi (autonomous), dan mampu mengarahkan dirinya (self-directed) untuk meneliti, menganalisis, dan memecahkan masalah masalah internasional. Dengan outcome yang terumuskan, Renstra UB 2015-2019 menentukan input strategis berupa sumber daya manusia (mahasiswa, tenaga pengajar, dan tenaga kependidikan), sistem dasar pengelolaan pendidikan tinggi mengacu standar RISTEK-DIKTI. Sedangkan penilaian terhadap realisasi dari outcome yang ditetapkan, digunakan capaian terukur dari 14 indikator kinerja output yang terumuskan dalam Rentra UB 2015-2019.

Untuk sasaran strategis ini, ditetapkan 16 indikator kinerja output. Dari 16 indikator output, capaian kinerja sasaran strategis untuk tahun anggaran 2016 terdapat dalam rentang 50% hingga 190%. Rata-rata capaian ini bila dibandingkan dengan penyerapan total anggaran untuk sasaran strategis ini menunjukkan angka keterserapan anggaran sebesar 99,99%. Adapun penyerapan anggaran yang dihasilkan adalah sebesar Rp. 124,751,438,182 dari total pagu sebesar Rp. 124,756,572,000

(2.2) Nilai Capaian Kinerja (Perbandingan Target-Realisasi Kinerja 2016)

Ketercapaian kinerja output dari sasaran strategi kedua ini mempunyai rentang antara 50% hingga 190%. Secara berturut-turut capaian terendah berada pada indikator: 1). Jumlah

Halaman | 20

dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional (54.29%), 3). Alokasi anggaran penelitian per dosen (76.00%). Sedangkan tiga capaian tertinggi dari sasaran strategis kedua ini adalah: 1). Rerata jumlah prestasi kejuaraan mahasiswa tingkat nasional dan internasional per fakultas sebesar 118%%, 2) Jumlah pengabdian masyarakat dosen 598.33%.

Tabel-3.3: Perbandingan I - Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja 2016

Dari hasil perbandingan target capaian dan hasil capaian tiap indikator di Table 5, sebagian indikator menunjukkan tingkat ketercapaian yang rendah. Beberapa ketercapaian dan ketidaktercapaian yang signifikan adalah:

a) Jumlah pelatihan untuk pembentukkan jati diri mahasiswa dengan tingkat capaian sebesar 50%. Yang dimaksudkan dengan pelatihan pembentukkan jati diri mahasiswa dalam Renstra Universitas Brawijaya yaitu kegiatan PK2 Mahasiswa Baru dan penguatan materi entrepreneurship yang diberikan pada semester akhir mahasiswa S1.

b) Jumlah mahasiswa terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional yang mempunyai capaian 54,29%. Dibandingkan dengan kenaikan jumlah mahasiswa yang terjadi, nilai ketercapaian tidak sampai 60% mengindikasikan belum efektifnya program penguatan/pembangunan motivasi mahasiswa untuk inovasi dan kreativitas mahasiswa sesuai dengan visi UB sebagai entrepreneurial university

c) Alokasi anggaran penelitian per dosen mempunyai tingkat capaian sebesar 76.00%. Rendahnya tingkat capaian alokasi anggaran penelitian per dosen ini sejalan dengan capaian alokasi anggaran penelitian yang menunjukkan angka 84.20%.

Indikator Kinerja Satuan

Kinerja 2016 Target Capaian (renstra 2016) Capaian Realisa-si %

1. Alokasi anggaran untuk penelitian % anggaran

penelitian 10 8,42 84,20%

2.

Alokasi anggaran penelitian per dosen Rp. Juta/dosen

/tahun 7.5 5.7 76%

3.

Jumlah pusat penelitian unggulan universitas Jumlah grup

riset 20 38 190%

4. Persentase Jumlah pengabdian masyarakat per dosen % 12 11 91,65

5. Rerata jumlah prestasi kejuaraan mahasiswa tingkat

nasional dan internasional per fakultas Buah/fakultas 17 20 118%

6. Jumlah pelatihan Karier bagi mahasiswa Kali/tahun 2 3 150%

7. Jumlah Pelatihan untuk pembentukan jati diri

mahasiswa Kali/tahun 2 1 50%

8. Jumlah mahasiswa yang terlibat dalam lomba inovasi

dan kreativitas mahasiswa tingkat nasional Mhs 9 6.8 75,56%

9. Jumlah Unit Kegiatan Mahasiswa Buah 34 44 129,41%

10. Persen lulusan Tepat waktu % lulusan 45 45 100%

11. Persen lulusan IPK > 3 % lulusan 60 50 83,33%

12. Lama tunggu mahasiswa mencari kerja <6 bulan % lulusan 50 50 100%

13. Persen lulusan S1 TOEFL >450 atau TOEIC > 500 % lulusan 30 25 83,33%

14. Persen lulusan S2 dan S3 TOEFL > 500 atau TOEIC

Halaman | 21

d) Sedangkan untuk indikator yang mengalami kelebihan pencapaian dibandingkan dari

target capaian Renstra adalah: 1)Rerata jumlah prestasi kejuaraan mahasiswa tingkat nasional dan internasional per fakultas sebesar 118%%, 2)Jumlah pelatihan karier bagi mahasiswa mencapai 150%, 3) Jumlah pusat penelitian unggulan universitas mencapai 190%, dan 4) Jumlah Unit Kegiatan Mahasiswa mencapai 129,41%

(2.3) Perbandingan Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja 3 Tahun Terakhir

Tabel 3.4: Perbandingan II- Perbandingan antar capaian tahun implementasi

Indikator Kinerja Satuan

Capaian Kinerja (%)

Capaian 2014 Capaian 2015 Capaian 2016

target Reali-sasi % target Reali-sasi % target Reali-sasi %

Alokasi anggaran untuk penelitian

%ang-garan 3 4.22 105,5% 5 5,45 109% 10 8,42 84,20% Jumlah mahasiswa yang

terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional

% Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 7 3,8 54,29%

Jumlah pelatihan Karier bagi mahasiswa

Kali

/tahun 2 2 100% 2 2 100% 2 3 150% Jumlah Pelatihan untuk

pembentukan jati diri mahasiswa

Kali

/tahun 2 1 50% 2 1 50% 2 1 50% Jumlah mahasiswa yang

terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat nasional

orang Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 9 6,8 75.56%

Jumlah Unit Kegiatan

Mahasiswa Buah Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 34 44 129,41% Persen lulusan Tepat waktu % Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 45 45 100% Persen lulusan IPK > 3 % Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 60 50 83,33% Lama tunggu mahasiswa

mencari kerja <6 bulan

%

lulusan Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 50 50 100% Persen lulusan S1 TOEFL

>450 atau TOEIC > 500

%

lulusan Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 30 25 83,33% Persen lulusan S2 dan S3

TOEFL > 500 atau TOEIC > 600

%

lulusan Renstra 2011-2015 Renstra 2011-2015 30 25 83,33%

a) Capaian indikator jumlah mahasiswa yang terlibat dalam lomba inovasi dan kreativitas mahasiswa tingkat internasional dari 121% pada tahun 2015 menjadi hanya 54,29% pada tahun 2016. Penurunan ini mengindikasikan peningkatan rencana target dari 5 pada tahun 2015 menjadi 7 pada tahun 2016 justru membawa kemunduran pada hasil capaian.

b) Peningkatan capaian indikator jumlah pusat penelitian unggulan universitas dari angka 18 pusat studi di tahun 2015 menjadi 38 pusat studi di tahun 2016. Dilihat dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 dan tahun 2016, peningkatan target dapat menghasilkan kenaikan capaian meskipun belum mencapai angka 100% di tahun 2016. c) Jumlah pelatihan untuk pembentukkan jatidiri mahasiswa yang angka target (2

pelatihan) dan angka capaian (1 pelatihan) tidak menunjukkan perubahan sejak tahun 2015 hingga tahun 2016.

(2.4) Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi

Beberapa ketidakteracapaian beberapa indikator kinerja yang ditargetkan di tahun 2016 secara umum terjadi karena adanya beberapa perubahan, baik sistem anggaran keuangan

Halaman | 22

penganggaran adalah terjadinya penurunan alokasi dana APBN untuk UB. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap pencapaian target untuk masing masing indikator, terutama di bidang alokasi dana penelitian-pengabdian, serta dana untuk fasilitasi prestasi mahasiswa. Sedangkan dari sisi tata kelola, beberapa perubahan struktur, bahkan personel pengelola universitas menyebabkan beberapa keterlambatan sistem administrasi kegiatan, terutama di bidang keuangan dan monitoringnya. Selain itu, penyebab eksternal yang ada yaitu standarisasi DIKTI terhadap publikasi ilmiah berkaitan dengan spesifikasi jurnal dan akreditasinya yang menurunkan ketercapaian kinerja publikasi ilmiah baik dosen maupun mahasiswa. Secara khusus, penyebab internal dari kondisi capaian kinerja output adalah: a) Capaian indikator Jumlah Pelatihan Pembentukan Jati Diri Mahasiswa (50%). Dalam

perencanaan target, sasaran strategis II menentukan 2x setahun pelaksanaan program pembentukkan jati diri mahasiswa yang terintegrasi dengan PK2 MABA. Dalam prakteknya, pelatihan ini dilakukan hanya 1x dalam setahun. Bila dilihat dari kecenderungan perkembangan tiap tahun pada table 6, capaian kinerja yang didapatkan cenderung konstan pada prosentase 50%. Pelatihan pembentukan jati diri mahasiswa, dalam konsepnya dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada saat awal mahasiswa baru melalui program PK2 MABA. Tahap kedua dilakukan pada saat mahasiswa menempuh semester akhir melalui program kewirausahaan, praktek kerja lapangan. Untuk tahap pertama, karena dikelola di tingkat universitas, maka data kegiatan dapat terdokumentasi dengan baik. Sedangkan kegiatan tahap kedua, dilakukan

Dokumen terkait