• Tidak ada hasil yang ditemukan

kuntabilitas kinerja disusun sebagai wujud pertanggung jawaban keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan yang dicerminkan dari hasil pencapaian kinerja berdasarkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Pengukuran Kinerja yang dilakukan adalah pengukuran pencapaian target kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018. Adapun Metode pengukuran kinerja yang digunakan merupakan metode pengukuran sederhana dengan cara membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja kelompok indikator kinerja sasaran strategis. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase capaian target kinerja adalah:

Hasil pengukuran pencapaian indikator kinerja dimaksud digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan mencapai sasaran strategis dalam rangka mewujudkan capaian target kinerja yang telah ditetapkan DPPPA Provinsi Sumatera Barat dan menjelaskan atas keberhasilan dan kegagalan dimaksud. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis ditentukan oleh pencapaian kelompok indikator kinerja sasaran strategis yang berkenaan. Untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pencapaian sasaran strategis, digunakan analisa deskriptif dengan ditetapkan klasifikasi penilaian pencapaian indikator kinerja dengan penilaian sebagai berikut :

Tabel 3.1. Klasifikasi Penilaian

No. Klasifikasi Penilaian Predikat

1 85% - 100% Amat Baik

2 69% - 84% Baik

3 53%-68% Cukup

4 < 53% Gagal

Analisis pencapaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja pada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2018 dilakukan terhadap target indikator kinerja yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 yang diturunkan pada Rencana Kerja Tahun 2018 dan Penetapan KinerjaTahun 2018.

Pencapaian kinerja DPPPA Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 yang didukung dengan dana APBD Provinsi Sumatera Barat, untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja, diantaranya adalah :

1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja 2018

Tabel 3.2. Capaian Kinerja Provinsi Sumatera Barat TahunAnggaran 2018

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN % Kategori

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 MeningkatnyaPemban gunan Gender dan Pemberdayaan Gender serta pemenuhan hak anak b. Indeks Pembangunan Gender (IPG) 94,84% 94,16% 99,28% Amat Baik b. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 62,18% 65,01% 104,55% Amat Baik c. Kabupaten/Kota Layak Anak (Kab/Kota) 10 9 90 % Amat Baik

Penjelasan : capaian kinerja tahun 2018 seluruhnya melebihi target kinerja karena berada di atas 85%-100%. Hal ini mengambarkan kategori amat baik.

Tabel 3.3. Capaian Kinerja Daerah

Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator

Kinerja Pembangunan Daerah Target 2018 Realisasi 2018 Capaian (%) Kategori 1. Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak

a. Jumlah kabupaten/kota layak anak 10 9 90% Amat Baik b. Keterwakilan politik perempuan

dilembaga parlemen(%) 10,77 11,66 108,26% Amat Baik c. Rasio perempuan korban kekerasan per

100,000 penduduk (usia 18 tahun keatas) 48 36 133,33% Amat Baik d. Rasio anak yang memerlukan

perlindungan khusus per 100,000 anak (usia kandungan – 18 tahun)

390 380 102,63% Amat Baik

Tabel 3.4. Capaian Perjanjian Kinerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2018

NO STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Realisasi Capaian (%) Kategori

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1 Meningkatnya tata

kelola organisasi d. Nilai akuntabilitas kinerja evaluasi e. Persentase capaian fisik pelaksanaan program/kegiatan f. Persentase capaian keuangan pelaksanaan program/kegiatan B 95% 95% B 98,21% 91,25% B 103,38% 96,05% Amat Baik Amat Baik Amat Baik 2 Meningkatnya kesetaraan dan keadilan gender serta pemberdayaan perempuan a. Persentase organisasi perempuan yang aktif b. Persentase SKPD yang menerapkan anggaran berbasis gender 96,20% 93,87% 96,77% 100% 100,59% 106,53% Amat Baik Amat Baik 3 Meningkatnya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan

Rasio Perempuan korban kekerasan per 100.000 penduduk (usia 18 tahun ke atas)

47 orang 29 orang 61,70% Baik

4 Meningkatnya

kualitas keluarga Persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja 37,79% 37,40% 98,96% Amat Baik 5 Meningkatnya pemenuhan hak anak Persentase Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 52,63% 47,36 89,98% Amat Baik 6 Meningkatnya pemanfaatan data terpilah

Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah

7 Meningkatnya perlindungan khusus anak

Rasio Anak yang memerlukan

perlindungan khusus per 100.000 anak (usia kandungan – 18 tahun)

388 orang 609 orang (157%) Cukup

Dari tabel diatas dapat disimpulkan capaian kinerja terhadap 7 sasaran strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018 dan indikator kinerja utama menunjukkan gambaran keadaan capaian kinerjanya memperoleh predikat amat baik semua indikator.

2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2018 dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir

Tabel 3.5 Realisasi kinerja dan capaian kinerja Provinsi Sumatera Barat Tahun 2018 dengan tahun 2016 dan 2017

NO INDIKATOR KINERJA

KINERJA

TAHUN 2018 KINERJA TAHUN 2016 KINERJA TAHUN 2017 PERBANDINGAN KINERJA

TARGET 2018 REALISASI 2018 CAPAIAN % 2018 REALISASI 2016 % CAPAIAN 2016 REALISASI 2017 % CAPAIAN 2017 REA LISASI (2018/ 2016) % CAPAIAN (2018/2016) REA LISASI (2018/ 2017) % CAPAIAN (2018/2017) 1 IPG 94,84% 94,16% 99,28% 94,74% 100,06% 94,42% 99,64% 99.38 % 99.22% 99,72% 99,63% 2 IDG 62,18% 65,01% 104,55% 62,42% 100,64% 64,51% 103,88% 104.14% 103,88% 100.77% 100.64% 3 Kabupaten/ Kota Layak Anak (Kab/Kota) 10 9 90 % 6 85,71% 9 112,50% - 100% - 80%

Tabel 3.6. Perbandingan Capaian Realisasi Tahun 2018 dengan Tahun 2017 dan 2016

No Indikator Kinerja

Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 % Realisasi Kinerja % Pencapaian Kinerja

Target

Kinerja Realisasi Capaian % Kinerja Target Realisasi Capaian % Kinerja Target Realisasi Capaian % (2018/2016) (2018/2017) (2018/2016) (2018/2017)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1

IPG 94,68 94,74 100,06 94,76 94,42 99,64 94,84% 94,16% 99,28 % 99,38 99.72 99.22 99.63

IDG 62,02 62,42 100,64 62,10 64,51 103,88 62,18% 65,01% 104,55 % 104.14 100.77 103.88 100.64

Persentase organisasi

perempuan yang aktif 92,40 93,67 101,38 94,93 96,77 101,94 96,20% 90.32% 93.88 % 103.30 100 99.22 98.67

Persentase SKPD yang menerapkan anggaran

berbasis gender 89,79 89,79 100,00 91,83 100,00 108,89 93,87% 100% 106.53% 111.37 100 106.53 97.83

2

Rasio perempuan korban kekerasan per 100.000 penduduk (usia 18 tahun ke atas)

49,00 27,00 181,48 48,00 36,00 133,33 - -

3

Persentase Penyedia Layanan Bagi Keluarga Mewujudkan KG dan Hak Anak 50,00 95,52 191,04 60,00 99,54 165,90 - - - - - - - 4 Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 7,00 6,00 85,71 - - - 10 9 90 % - - 100 80 Persentase Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) - - - 42,11 47,37 112,49 - - - - - - - 5

Persentase Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang memiliki data terpilah

89,79 89,79 100,00 91,83 92,00 100,19 93,87% 92% 98.00% - 97,60 - 99,82

6

Rasio anak yang memerlukan perlindungan khusus per 100.000 anak (usia kandungan - 18 tahun)

62

3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi.

Tabel 3.7

Pencapaian Kinerja Pelayanan DPPPA Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2017-2018

NO SESUAI TUGAS DAN FUNGSI INDIKATOR KINERJA

OPD SAT T. SPM T. IKK T. INDIKATO R LAIN NYA TARGET RENSTRA

OPD REALISASI CAPAIAN RASIO CAPAIAN 2017 2018 2017 2018 2017 2018

T T R R % %

1 2 3 4 5 6 12 13 19 20 26 27

1 IPG (IKU) % 100 94,68 94,76 94,74 94,42 100,06 99,64

2 IDG (IKU) % 100 62,02 62,1 62,42 64,51 100,64 103,88

3 Persentase SKPD yang menerapkan anggaran

berbasis gender % 100 71,43 91,83 89,79 100 125,70 108,89

4 Persentase organisasi perempuan yang aktif % 100 92,40 94,93 93,67 96,77 101,37 101,94 5 persentase SKPD yang

memiliki data Terpilah % 89,79 91,83 89,79 92,00 100,00 100,18

6 Persentase lembaga layanan terhadap perempuan dan anak yang aktif

% 75,34 0 85,00 0 112,82 0

7

Rasio Perempuan Korban Kekerasan Per 100.000 Penduduk Perempuan usia 18 Tahun ke atas di tingkat Provinsi

Ratio 10 48 27 36 270,00 133,33

8

Rasio Anak yang memerlukan perlindungan khusus per 100.000 anak di Tingkat Provinsi

Ratio 394 390 331 380 84,01 102,63

9 Persentase Penurunan kasus korban kekerasan terhadap

anak % 1,15 0 7,10 0 617,39 0

10 Persentase Kabupaten dan Kota Layak anak % 36,84 42,11 31,58 47,37 85,72 112,49

11 Jumlah Kabuapten dan Kota Layak Anak % 7 8 6 9 85,71 112,49

12 Persentase anak yang memiliki akte Kelahiran % 75,50 0 75,50 0 100,00 0

13

Persentase Penyediaan Layanan bagi keluarga mewujudkan KG dan Hak Anak

4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar nasional

Tabel 3.8

Perbandingan Pencapaian Kinerja DPPPA Provinsi Sumatera Barat Dengan Realisasi Kinerja Nasional

Tahun 2017-2018

NO INDIKATOR KINERJA

KINERJA

TAHUN 2018 SUMATERA BARAT KINERJA TAHUN 2017 NASIONAL

PERBANDINGAN 2018 DENGAN KINERJA TAHUN 2017 NASIONAL TARGET 2018 REALI-SASI 2018 % CAPAIAN 2018 REALI-SASI 2018 % CAPAIAN 2018 REALI-SASI 2017 % CAPAIAN 2017 1 IPG 94,76% 94,42% 99,64% 90,82% 103,96% 91,03% 103,72% 2 IDG 62,10% 64,51% 103,88% 71,39% 90,36% 70,83% 91,07% Tabel 3.9

Perbandingan IDG dan IPG Nasional dengan Sumatera Barat

No Indikator 2012 2013 2014 2015 2016 2017

SUM-BAR NAS SUM-BAR NAS SUM-BAR NAS SUM-BAR NAS SUM-BAR NAS SUM-BAR NAS 1 IPG 92,98 90,07 93,02 90,19 94,04 90,34 94,74 91,03 94,42 90,82 94,16 90,96 2 IDG 65,22 70,07 65,4 70,46 61,86 70,68 62,42 70,83 64,51 71,39 65,01 71,74

Kuadran IV IV IV IV IV IV

Dari tabel diatas dapat dilihat, Provinsi Sumatera Barat masuk dalam kuadran IV yaitu IPG tinggi dan IDG rendah. Ini berarti pembangunan manusia berbasis gender di Provinsi Sumatera Barat sudah berjalan dengan baik, di tandai dengan nilai IPG di atas cut off point (IPG Nasional ), namun kondisi tersebut tidak diikuti oleh pemberdayaan gender yang tercermin dari nilai IDG yang rendah.

Salah satu penyebab masih rendahnya IDG di Sumbar jika dibandingkan Nasional adalah, karena masih rendahnya keterwakilan perempuan di bidang politik, dimana keterwakilan perempuan di bidang politik untuk Provinsi Sumatera Barat baru sebanyak 11,66% dari anggota legislatif.

Indeks Pembangunan Gender (IPG) merupakan salah satu ukuran tingkat capaian keberhasilan pembangunan yang sudah mengakomodasi

persoalan gender. Jadi IPG adalah ukuran pembangunan manusia berbasis gender dilihat dari tiga dimensi capaian dasar manusia yaitu dimensi umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan dan standar hidup layak. Indeks Pemberdayaan Gender atau yang disingkat IDG adalah indeks komposit yang mengukur peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik. Peran aktif perempuan dalam kehidupan ekonomi dan politik mencakup partisipasi berpolitik, ekonomi dan pengambilan keputusan serta penguasaan sumber daya ekonomi yang disebut sebagai dimensi IDG.

Untuk melihat gambaran IPG tahun 2010 s.d 2017 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10. Realisasi IPG dan IDG

Sumatera Barat antara tahun 2010- 2017

No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 91.98 92.82 92.98 93.02 94.04 94.74 94.42 94.16 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 63.04 64.62 65.22 65.4 61.86 62.42 64.51 65.01

Sumber data : BPS 2018

Tabel 3.11. Realisasi IPG dan IDG Nasional antara tahun 2010- 2017

No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 89.42 89.52 90.07 90.19 90.34 91.03 90.82 90.96 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) 68.15 69.14 70.07 70.46 70.68 70.83 71.39 71.74

Sumber data : BPS 2018

Dari tabel 3.11 diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) tahun 2010 s.d 2017 capaiannya selalu meningkat/ naik dari tahun sebelumnya, artinya implementasi terhadap pembangunan gender di Sumatera Barat telah terwujud dan mencapai sasaran dari program kesetaraan gender dalam pembangunan. Sedangkan menurut Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) mulai tahun 2001 s.d 2013 terjadi peningkatan setiap tahunnya dan tetapi di tahun 2014 bahwa IDG Provinsi Sumatera Barat

menurun dibanding tahun sebelumnya sebesar 3,51% dan tahun 2015 naik kembali menjadi 62.42, maka hal ini dipengaruhi oleh keterwakilan perempuan di lembaga legislatif rendah hanya mencapai 7,38% di Provinsi Sumatera Barat dan tahun 2017 meningkat menjadi 11,66%.

Jika dibandingkan dengan realisasi Nasional 2010 s.d 2016 dapat disimpulkan bahwa capain IPG Provinsi Sumatera Barat diatas rata-rata nasional, dan malahan pada tahun 2015 capaiannya merupakan urutan pertama di Nasional dengan nilai tertinggi 94,74. Selanjutnya IDG Provinsi Sumatera Barat dibanding dengan Nasional tahun 2010 s.d 2016, maka IDG Provinsi Sumatera Barat berada di bawah capaian nasional, artinya pemberdayaan gender di Sumatera Barat masih kurang dan belum optimal, salah satunya adalah masih rendahnya keterwakilan perempuan di lembaga legislatif. Jika dibandingkan dengan Jambi, dapat dilhat dibawah ini :

Tabel 3.12. Pembandingan antara IPG dan IDG Sumatera Barat dengan Jambi tahun 2010 – 2017

TAHUN IPG IDG

SUMATERA BARAT JAMBI SUMATERA BARAT JAMBI

2010 91,98 83,04 63,04 57,91 2011 92,82 83,94 64,62 58,89 2012 92,98 85,91 65,22 61,52 2013 93,02 87,69 65,40 66,19 2014 94,04 87,88 61,86 61,93 2015 94,74 88,44 62,42 62,43 2016 2017 94,42 94,16 88,29 88,13 64,51 65,01 63,14 65.32

Dari tabel 3.12 diatas dapat digambarkan bahwa Indikator Pembangunan Gender (IPG) pada tahun 2010 s.d 2017 Provinsi Sumatera Barat melebihi capaian kinerja dari Provinsi Jambi, sedangkan untuk IDG tahun 2010 s.d 2012 berada diatas capaian Jambi dan di tahun 2013 s.d 2017 IDG Provinsi Jambi lebih tinggi dari Sumatera Barat capaiannya kinerja Provinsi Jambi. Hal ini diperhatikan bahwa pemberdayaan gender Sumatera Barat masih berada di bawah Provinsi Jambi .

Untuk menilai pengaruh Indeks Pemberdayaan Gender terhadap suatu daerah dan hubungannya dengan IPG, bisa dibandingkan dan di analisa dengan analisis quadran.Klarifikasi Provinsi-Provinsi di Indonesia di bagi kedalam 4 kuadran dengan menggunakan nilai nasional sebagai cut off point. Ke Empat kuadran itu adalah sebagai berikut :

1. Kuadran I : IPG tinggi dan IDG tinggi 2. Kuadran II : IPG rendah dan IDG tinggi 3. Kuadran III : IPG rendah dan IDG rendah 4. Kuadran IV : IPG tinggi dan IDG rendah

Jika dilihat dari trend kinerja tahun 2008 sampai dengan tahun 2013 dapat dilihat beberapa indikator-indikator yang mengalami peningkatan setiap tahunnya, berikut perbandingandengan IDG dan IPG secara Nasional.

5. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan

kinerja serta alternative solusi yang telah dilakukan.

Berikut disajikan hasil pengukuran kinerja beserta analisa Pencapaian Kinerja per sasaran Strategis :

Sasaran Strategis 1

Meningkatnya Kesetaraan dan Keadilan Gender serta Pemberdayaan Perempuan

Pada prinsipnya, perempuan di Indonesia khususnya Sumatera Barat, memiliki hak yang sama dengan laki-laki. Hal itu tertuang dalam Undang-Undang Dasar yang menjamin bahwa seluruh warga Negara sama kedudukannya di muka hukum. Disamping itu, Indonesia telah meratifikasi konvensi PBB untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan. Kenyataannya telah dibuktikan bahwa perempuan telah banyak mengalami kemajuan dalam ketenagakerjaan.

Untuk meningkatkan kualitas dan sumberdaya dan peran perempuan untuk terciptanya kesejahteraan dan peran aktif dari organisasi perempuan di

Sumatera Barat. Indikator yang mendukungnya adalah persentase organisasi perempuan yang masih aktif atau masih eksis keberadaan dalam pemberdayaan perempuan. Dibawah ini merupakan capaian target kinerja sebagai berikut :

Tabel 3.14. Indikator Kinerja Organisasi Perempuan yang Aktif

No Indikator Kinerja Perempuan Organisasi Yang Aktif 2017

Yang Aktif

2018 Tahun 2018 Realisasi Capaian Ket

1. Persentase organisasi perempuan yang aktif 93 90 84 (74/79)90.32% 93.88% Amat Baik

Capain kinerja tersebut merupakan data jumlah organisasi perempuan sebanyak 93 organisasi sedangkan dikategorikan masih aktif perannya sebagai kelembagaan organisasi perempuan pada tahun 2017 sebanyak 90 organisasi sedangkan di tahun 2018 menjadi 84% organisasi perempuan. Untuk meningkatkan persentase organisasi perempuan yang aktif, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak telah melaksanakan pembinaan kepada organisasi perempuan Provinsi Sumatera Barat, sesuai dengan target dari Indikator Kinerja yang telah di tetapkan pada Penetapan Kinerja Tahun 2018.

Tabel 3.15. Indikator SKPD Yang Menerapkan Anggaran Berbasis Gender

No Indikator Kinerja Jumlah SKPD 2017 SKPD Punya GBS 2017 SKPD Punya GBS 2018 Realisasi Capaian Ket 1. Persentase SKPD Yang Menerapkan Anggaran Berbasis Gender 50 50 50 100%4) 101,94% Amat Baik Selanjutnya Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2018 telah menyerah penghargaan pembangunan gender di Provinsi Sumatera Barat yaitu Anugerah Prahita Ekapraya (APE) Tahun 2018 tingkat utama yang diserahkan oleh Wakil Presiden kepada Gubernur Sumatera Barat.

Tabel 3.16. Indikator Persentase sumbangan perempuan Dalam pendapatan kerja

No Indikator Kinerja Target 2018

Sumbangan pendapatan perempuan 2017 Sumbangan pendapatan perempuan 2018

Realisasi Capaian Ket

1. Persentase sumbangan perempuan Dalam pendapatan kerja 37,79 37,40 37,40 37,40 98.96% Amat Baik

Untuk mengukur keberhasilan Program Pemberdayaan Perempuan salah satu indikatornya adalah sumbangan perempuan Dalam pendapatan kerja. Semakin tinggi sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja, maka semakin berhasil pemberdayaan perempuan. Pada table 3. 16 di atas dapat dilihat bahwa sumbangan perempuan Dalam pendapatan kerja pada tahun 2018 sebesar 37,40% lebih rendah daripada target yang telah ditetapkan. Hal ini sejalan dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini.

Sasaran Strategis 2

Meningkatnya Perlindungan Perempuan dari Berbagai Tindak Kekerasan

Kekerasan terhadap perempuan merupakan pelanggaran hak azazi manusia, pelanggaran norma sosial dan kemanusiaan. Perempuan sampai dengan sekarang masih sering mengalami berbagai bentuk kekerasan dan diskriminasi dalam lingkup sosial dan budaya, baik yang terjadi di lingkungan rumah tangga maupun di luar rumah tangga. Perlindungan terhadap perempuan dari segala tindak kekerasan sangat dibutuhkan karena kekerasan terhadap perempuan merupakan kasus terbesar dari tindak kekerasan yang dilaporkan. Kekerasan terhadap perempuan terjadi sebagai dampak ketimpangan dalam hubungan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, yang berakibat pada timbulnya dominasi dan diskriminasi terhadap perempuan dan hambatan bagi kemajuan perempuan.

Untuk memberikan jaminan perlindungan kepada warga Negara, maka pada tanggal 22 September 2004 telah diterbitkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Melalui

Undang-Undang ini Pemerintah telah berupaya agar perempuan memperoleh perlindungan terutama dalam kehidupan rumah tangganya dan juga merupakan jaminan dari Negara dalam memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap kasus kekerasan dalam Rumah Tangga, serta mengatur perlindungan dan hak-hak korban, saksi dan pendamping korban.

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pencegahan, penanganan, pemberdayaan perempuan atas korban kekerasan serta meningkatkan efektifitas lembaga koordinasi layanan korban kekerasan terhadap perempuan, telah dilakukan upaya dan tindak lanjut atas perlindungan perempuan dianggarkan untuk melaksanakan sasaran strategis ini. Indikatornya adalah :

Rasio perempuan korban kekerasan per 1000 penduduk perempuan usia 18 tahun ke atas di tingkat daerah

Kab/Kota (Prov. 100.000)

=

Jumlah Perempuan Korban

Kekerasan x 100.000 Jumlah Penduduk Perempuan Usia

18 Tahun keatas di Provinsi

29 orang = 480 x 100.000

1.655.432

Keterangan :

- Jumlah Perempuan Korban Kekerasan Tahun 2018 = 480 orang (Sumber Polda Sumbar)

- Jumlah Penduduk Perempuan Usia 18 Tahun keatas di Provinsi = 1.655.432

Berdasarkan penghitungan indikator sasaran di atas, maka didapatkan rasio perempuan korban kekerasan per 100.000 penduduk perempuan usia 18 tahun ke atas di tingkat daerah Kab/Kota adalah sebanyak 29 orang .

Tabel 3.17. Indikator Rasio perempuan korban kekerasan per 100.000 penduduk (usia 0-18 tahun keatas)

No Indikator Kinerja Penduduk Jumlah Perempuan Perempuan Korban Kekerasan 2017 Perempuan Korban Kekerasan 2018 Target Tahun 2018 Realisasi Tahun 2018 Capaian 1. Rasio perempuan korban kekerasan per 100.000 penduduk (usia 0-18 tahun keatas)

Data terkait dengan kekerasan perempuan yang terdiri dari kekerasan terhadap perempuan, perempuan sebagai pelaku dan perempuan sebagai korban tahun 2017. Berdasarkan data kekerasan terhadap perempuan, bahwa pada tahun 2017 terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2016. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pencegahan, penanganan, pemberdayaan perempuan atas korban kekerasan serta meningkatkan efektifitas lembaga koordinasi layanan korban kekerasan terhadap perempuan, dan upaya tindak lanjut atas perlindungan perempuan yang dianggarkan anggaran untuk melaksanakan sasaran strategis ini telah berjalan efektif. Selanjutan juga telah melakukan Sertifikasi ISO untuk Pusat Pelayanan Terpadu Perempuan dan Anak Provinsi Sumatera Barat, sebagai langkah pelayanan penanganan kasus-kasus perempuan dan anak di Sumatera Barat.

Sasaran Strategis 3

Meningkatnya Kualitas Keluarga

Perempuan harus diberi peran untuk lebih mandiri sehingga dengan demikian kualitas keluarga dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan akan meningkat. Keberhasilan peningkatan kesejahteraan dan kemampuan perempuan akan mengarah pada kesetaraan gender agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi, sosial budaya, politik, dan kesamaan menikmati hasil pembangunan.

Kualitas keluarga pada Rumah tangga yang dikepalai perempuan umumnya miskin dan merupakan Kelompok termiskin dalam strata sosial ekonomi. Kualitas keluargaseperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016 – 2021 dapat dinilai dari persentase sumbangan perempuan dalam pendapatan kerja. Berikut disajikan tabel realisasi kinerja Tahun 2017:

Tabel 3.18. Indikator Kinerja Kualitas Keluarga

No Indikator Kinerja Kondisi 2017 Target 2018 Realisasi(%) Capaian Kinerja

(%) Ket 1 Persentase Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja 36,40 % 37,79% 37,40% 98,96% Amat Baik

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Sumbangan Perempuan dalam Pendapatan Kerja Provinsi Sumatera Barat Tahun 2017 Sebesar 36,40% sedangkan pada Tahun 2018 sebesar 37,40%.

Sasaran Strategis 4

Meningkatnya Pemenuhan Hak Anak

Untuk meningkatkan pemenuhan hak dan perlindungan anak serta kesejahteraan anak supaya terwujudnya anak yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia, serta melindungi anak dari berbagai bentuk kekerasan dan eksploitasi. Oleh sebab itu dalam rangka pemenuhan hak anak, termasuk anak dalam kondisi khusus dan perlindungan anak telah dilakukan beberapa upaya dalam pelaksanaan program dan kegiatan. Langkah-langkah dilakukan untuk pencapaian kinerja program dan kegiatan telah dilakukan penyusunan, pengkoordinasian, dan harmonisasi berbagai kebijakan pelaksanaan pemenuhan hak anak, termasuk kebijakan perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan sebagai acuan bagi Pemerintah provinsi/Kabupaten/Kota dan Organisasi. Selanjutnya pendampingan teknis dalam penyusunan program, kegiatan dan anggaran pemenuhan hak dan perlindungan anak pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota.

Kota Layak Anak adalah suatu kota yang mengintegrasikan mulai dari perencanaan, pengganggaran, pelaksanaan dengan melibatkan berbagai unsur baik pemerintah/swasta, media masa termasuk anak itu sendiri dan lain-lain dalam rangka pemenuhan dan perlindungan hak anak.

Tabel 3.19. Realisasi Kinerja Indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)

No Indikator Kinerja Kabupaten/Kota Jumlah Kabupaten/Kota Layak Realisasi

Anak Capaian

Amat Baik 1 Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 10 9 90% Amat Baik

Kota yang telah menerima penghargaan menuju Kota Layak Anak di Provinsi Sumatera Barat tahun 2018 sebagaiberikut :

1. Kota Padang 2. Kota Pariaman 3. Kota Bukittinggi 4. Kota Payakumbuh 5. Kota Sawahlunto 6. Kota Padang Panjang 7. Kota Solok

8. Kabupaten Tanah Datar 9. Kabupaten Lima Puluh Kota

Sasaran Strategis 5

Meningkatnya Pemanfaatan Data Terpilah

Data adalah kumpulan nilai variabel yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau kualitatif. Ringkasan data kuantitatif dinamakan statistik. Data terpilah adalah nilai variabel-variabel yang terpilah menurut berbagai jenis ciri atau karakteristik. Pada umumnya, pemilahan ini dilakukan apabila kita akan melokalisasi atau mempersempit ruang pemecahan masalah pembangunan di suatu bidang tertentu.

Capaian kinerja terhadap SKPD Provinsi yang memiliki data terpilah sebanyak 50 SKPD tahun 2018, data sebagai berikut :

Tabel 3.20. Capaian Kinerja Data Terpilah

No Indikator Kinerja Provinsi SKPD SKPD Provinsi Data Terpilah Target Realisasi Capaian

1

Persentase SKPD Provinsi yang memiliki data

Data dapat dipilah menurut berbagai ciri atau karakterisrik tergantung pada jenis analisis yang akan dilakukan. Bila akan melakukan analisis gender, data perlu dipilah menurut jenis kelamin. Untuk melakukan analisis tentang kesenjangan alokasi pembangunan atau analisis spesial, data perlu dipilah menurut wilayah. Begitu pula analisis dapat dilakukan berdasarkan umur atau waktu kejadian seperti analisis kohort dan analisis deret waktu atau analisis time series. Data gender adalah data mengenai hubungan relasi dalam status, peran, dan kondisi antara laki-laki dan perempuan.

Data terpilah menurut jenis kelamin dapat membuka wawasan tentang adanya kesenjangan gender. Pemilahan menurut jenis kelamin di berbagai bidang dapat menunjukkan status, peran, kondisi dan kebutuhan masyarakat perempuan dan laki-laki dalam berbagai bidang pembangunan, serta permasalahan yang dihadapi dalam upaya mengurangi kesenjangan. Pemilahan data menurut jenis kelamin merupakan prasyarat utama dilakukannya analisis gender yang bermanfaat dalam penyusunan analisis kebijakan dan penyusunan anggaran yang responsif gender

Data terpilah sangat bermanfaat untuk menyusun analisis gender dalam penyusunan penganggaran yang reponsif gender (PPRG) yang ditunjukkan dalam Gender Budget Statement (GBS) dan penyusunan reformulasi kebijakan agar responsif gender dengan menggunakan alat analisis antara lain Gender Analysis Pathway (GAP). Setelah jenis data dan indikator kinerja ditentukan, perbedaan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dengan menghitung kesenjangan gender. Data pelaku pembangunan dan indikator kinerja dipilah menurut laki-laki dan perempuan. Kemudian, kesenjangan gender dapat diukur dengan cara membandingkan indikator kuantitatif seperti rasio dan persentase serta dengan cara melakukan analisis isi secara kualitatif terhadap dokumen

Dokumen terkait