• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

3.2. A NALISIS C APAIAN K INERJA

3.2.1. Capaian Kinerja Tahun Berjalan

Sasaran

Kegiatan 1 : Termanfaatkannya Teknologi dan Inovasi Teknologi Penelitian Lingkungan Pertanian Indikator Kinerja untuk Sasaran Kegiatan 1 ini adalah :

Jumlah hasil penelitian lingkungan pertanian yang termanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir)

Selama 5 tahun terakhir (2016-2020) Balingtan menargetkan 2Jumlah hasil penelitian yang dimanfaatkan. Hingga akhir tahun 2020 diperoleh data bahwa hasil

12 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

penelitian yang telah dimanfaatkan sejumlah 2 Jumlah (100 %). Berdasarkan data tersebut, target menyelesaikan 2 Jumlah sudah terpenuhi bahkan melebihi target.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Jumlah hasil penelitian lingkungan pertanian yang

termanfaatkan (akumulasi 5 tahun terakhir) 2 2 100

Formula atau cara menghitung indikator kinerja 1 adalah :

Cara pengambilan data Indikator Kinerja 1, yaitu :

1) Hitung hasil penelitian dan pengembangan yang telah didiseminasikan mulai dari 6 tahun sebelumnya hingga 1 tahun sebelumnya. Diseminasi dapat berupa: karya ilmiah, gelar teknologi, penyuluhan, dan bimbingan teknis. 2) Hitung hasil penelitian dan pengembangan yang dimanfaatkan dalam 5 tahun

terakhir.

Seluruh teknologi yang telah dimanfaatkan dihasilkan dari kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan Balingtan dengan rincian per tahun digambarkan pada Tabel berikut.

Tabel 4 Output Balingtan yang sudah termanfaatkan tahun 2016-2020

Tahun

Output Balingtan

Peta Teknologi Formula Sistem

Informasi 2016 - 2 - 4 2017 - 2 - 5 2018 2 3 - 3 2019 - 3 - 2 2020 - 2 - -

13 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Rasio hasil penelitian lingkungan pertanian terhadap seluruh output hasil penelitian lingkungan pertanian yang dilaksanakan pada

tahun berjalan

Indikator Kinerja 2 ini merupakan hasil perbandingan antara hasil kegiatan penelitian Balingtan pada tahun berjalan dengan jumlah kegiatan penelitian sumberdaya lahan pertanian yang dilaksanakan pada tahun yang sama. Targetnya 100%.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Rasio hasil penelitian lingkungan pertanian terhadap seluruh output hasil penelitian lingkungan pertanian yang dilaksanakan pada tahun berjalan

100% 100% 100%

Formula atau cara menghitung indikator kinerja 2 adalah :

Cara pengambilan data Indikator Kinerja 2, yaitu :

1) Hitung hasil penelitian dan pengembangan pada tahun berjalan yang sesuai dengan milestones Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP). Hasil penelitian dan pengembangan dapat berupa: teknologi, rekomendasi, peta, sistem informasi, database, dan formula.

2) Hitung jumlah kegiatan penelitian dan pengembangan yang dilakukan pada tahun berjalan berdasarkan Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP).

3) Hitung rasio hasil penelitian dan pengembagan pada tahun berjalan terhadap kegiatan penelitian dan pengembangan sumberdaya lahan yang dilakukan pada tahun berjalan

Setelah dilakukan penghitungan diperoleh data target output dan realisasi setiap kegiatan penelitian pada Indikator Kinerja 2 ini sebagai berikut:

Indikator Kinerja 2

(Ʃ Hasil penelitian dan pengembangan pada tahun berjalan / Ʃ Kegiatan penelitian dan pengembangan pada tahun berjalan) x 100%

14 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Tabel 5 Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja 2

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Rasio hasil penelitian

lingkungan pertanian terhadap seluruh output hasil penelitian lingkungan pertanian yang dilaksanakan pada tahun berjalan

2 Teknologi 2 Teknologi 100%

Berdasarkan data tersebut, diperoleh hasil perbandingan antara hasil (output) kegiatan penelitian dengan target yang ingin dicapai dari kegiatan penelitian adalah 100%. Artinya seluruh kegiatan penelitian pada tahun 2020 telah menghasilkan output sesuai dengan yang ditargetkan (100%). Untuk mencapai target indikator kinerja ini, dilakukan melalui berbagai kegiatan penelitian yang dilaksanakan oleh seluruh peneliti Balingtan dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Secara rinci capaian kinerja yang berhasil diraih oleh Balingtan terhadap target-target tersebut adalah :

1. Target menghasilkan 2 Teknologi

Melalui kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 2020, dihasilkan :

1) Teknologi Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca

Salah satu upaya menekan/mitigasi emisi gas metana (CH4) adalah dengan memanfaatkan bakteri pereduksi metana dari ekosistem lahan sawah. Bakteri metanotrof merupakan bakteri gram negatif yang memanfaatkan metana sebagai sumber karbon untuk pertumbuhan maupun metabolisme sel. Bakteri ini banyak terdapat di perakaran tanaman padi yang berdampak positif terhadap penurunan emisi CH4 yang dilepaskan ke atmosfer. Bakteri ini memiliki aktivitas enzim Methane Monooxygenase (MMO) yang mampu mengoksidasi CH4 menjadi CO2, methanol, formaldehyde, dan formate. Proses isolasi bakteri metanotrof dari beberapa sumber agroekologi lahan sawah perlu dilakukan untuk menyeleksi kemampuan reduksi metana di skala laboratorium. Tiga tahapan penelitian yaitu pengambilan sampel tanah di lahan petani dengan agroekosistem lahan sawah yang berbeda, isolasi dan pemurnian bakteri metanotrof dengan media Nitrate Mineral Salt (NMS) dan uji kemampuan pereduksi metana (oksidasi metana).

Hasil penelitian menunjukkan seleksi formulasi bakteri 1 (R1) dengan konsorsia bakteri SI5, OF4 dan BD4 dengan penambahan bahan organik 2 ton ha-1

(R1O1) mampu mereduksi CH4 10% dan 13%. Perlakuan R1O0 (formulasi mikroba 1 tanpa bahan organik) menghasilkan emisi terendah sebesar 0.27 kg N2O ha-1

musim-1 dengan penurunan emisi N2O sebesar 28% dan 30%. Pemberian formulasi isolat bakteri konsorsia dengan penambahan bahan organik dan tanpa bahan organik menghasilkan hasil gabah kering panen dan kering giling yang tidak berbeda

15 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 1 Hasil padi pada kegiatan penelitian teknologi reduksi emisi gas rumah kaca

Tabel 6. Emisi CH4, N2O dan Global Warming Potential (GWP)

Keterangan: Angka pada baris dan kolom diikuti dengan huruf sama tidak berbeda pada taraf nyata (α) 5 % menurut uji Duncan; formula 1 (R1): (SI5, OF4, BD4); formulasi 2 (R2) (TH6, SI5, OF4); formulasi 3 (R3) (SI5, BD4, Bacillus aryabathai); bahan organik 2 ton ha-1.

16 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 2 Kegiatan penelitian teknologi reduksi emisi gas rumah kaca

2) Pengembangan Teknologi Bioprotektor untuk Menanggulangi Dampak Perubahan Iklim pada Tanaman Padi Sawah

Penggunaan bahan agrokimia terutama pestisida cenderung mengalami peningkatan sejak revolusi hijau. Penggunaan insektisida kimiawi berdampak positif menstabilkan produksi tanaman pangan, tetapi juga berdampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Oleh karena itu, penerapan pengendalian OPT secara terpadu menjadi solusi dalam memperoleh hasil pertanian tinggi, aman dikonsumsi, higienis, dan ramah lingkungan, antara lain dengan meminimalkan penggunaan insektisida kimiawi dengan mengoptimalkan dalam memanfaatkan insektisida hayati/nabati. Indonesia berlimpah sumberdaya alami spesifik lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengendali OPT yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, perlu diteliti secara mendalam bahan-bahan alami tersebut sebagai pestisida nabati atau hayati untuk mendukung pemantapan swasembada pangan.

Hasil penelitian menunjukkan kombinasi pemberian pestisida nabati dan pupuk hayati menghasilkan gabah tertinggi 6,3 ton/ha. Nilai rata-rata fluks CH4 tertinggi pada perlakuan Non Biopestisida-PH 5 ml (393,09 mg CH4

17 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

m-2 hari-1). Sedangkan total emisi tertinggi dihasilkan pada perlakuan N0H2 (perlakuan pestisida kimia dan 5 ml pupuk hayati) yaitu 412,74 kg CH4 ha-1

musim-1.

Gambar 3. Hasil padi pada kegiatan penelitian pengembangan teknologi bioprotektor

18 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Kegiatan Diseminasi Inovasi menghasilkan 1 teknologi, yaitu:

1). Teknologi Pengelolaan Panca Kelola Ramah Lingkungan melalui pemanfaatan jerami ramah lingkungan

Pembakaran sisa biomassa pertanian (jerami padi, tebu, atau jagung) adalah sumber emisi gas rumah kaca. Selain CO2, gas rumah kaca (GRK) lain yang diemisikan adalah CH4, CO, NOx, dan N2O. Pemanfaatan sisa pertanian (jerami padi) untuk pupuk organik, pakan ternak, media tanam dapat mengurangi jumlah biomassa yang dibakar sehingga dapat mengurangi emisi GRK. Pengelolaan jerami yang benar dapat meningkatkan efektifitas penggunaan jerami dan mengurangi polusi udara serta emisi GRK yang ditimbulkan. Proses pengomposan jerami dapat menjadi salah satu alternatif untuk upaya mengurangi emisi GRK dibandingkan dengan jerami tersebut dibakar. Oleh karena itu perlu dilakukan pengukuran emisi GRK dari jerami yang dibakar, dan dikomposkan.

Hasil pengukuran emisi GRK dan Global Warming Potential (GWP) menunjukkan bahwa emisi dan nilai GWP terendah diperoleh dari bahan jerami kering dan metode pengomposan terbuka, yaitu 3.30 kg CH4/bulan dan 32,374 t GWP /bulan. Kompos jerami rata rata menghasilkan jumlah anakan, berat 1000 butir yang lebih unggul dibandingkan perlakuan lainnya yaitu 15 anakan dan 27,10 g dengan hasil gabah 5,75 t/ha. Kompos jerami dapat digunakan sebagai alternatif pembenah tanah yang ramah lingkungan dan menghasilkan gabah yang tinggi. Tabel 7. Komponen agronomis dan hasl gabah pada pengelolaan jerami ramah

lingkungan Perlakuan Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan Berat 1000 Butir (g) Hasil Gabah (t/ha) Tanpa BO 92.93 15 26.94 5.28 Kompos Jerami 91.72 15 27.10 5.75 Abu Jerami 93.28 14 26.96 5.42 Biokompos 91.68 14 26.84 5.88

19 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Gambar 5 Kegiatan pengelolaan Panca Kelola Ramah Lingkungan dengan pengelolaan jerami ramah lingkungan

Sasaran

Kegiatan 2 : Terwujudnya Birokrasi Balai Penelitian Lingkungan Pertanian yang Efektif dan Efisien Indikator Kinerja dari Sasaran Kegiatan 2 ini adalah:

Nilai Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju WBK/WBBM pada Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

Dalam rangka mewujudkan wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi bersih dan melayani, dibutuhkan peningkatan kualitas pembangunan dan pengelolaan zona integritas (ZI) pada unit kerja Balai Penelitian Lingkungan Pertanian. Dalam upaya peningkatan birokrasi sebagai pelaksanaan tugas pemerintahan, Balingtan terus melakukan perubahan dengan meningkatkan kualitas pelayanan publik serta memudahkan dan mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan Permenpan RB Nomor 0 Tahun 209, penilaian ZI Balingtan dilakukan secara mandiri oleh Tim Asesor Badan Litbang Pertanian dengan metode uji silang antar unit kerja atau eselon II. Poin-poin penilaian pembangunan ZI

20 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian terdiri dari: ) manajemen perubahan, 2) penataan tata laksana, 3) penataan sistem manajemen SDM, 4) penguatan akuntabilitas kinerja, 5) penguatan pengawasan, dan 6) peningkatan kualitas layanan publik.

Berdasarkan hasil penilaian ZI tersebut, Balingtan memperoleh nilai sebesar 80,75, dengan nilai tersebut target IKU 3 sebesar 79,5 telah terpenuhi.

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Nilai Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju WBK/WBBM pada Penelitian Lingkungan Pertanian (Nilai)

78,33 87,08 111,17

Tabel 8. Hasil Penilaian ZI Satker Balingtan

NO. KRITERIA SKOR NILAI

I. INDIKATOR PROSES

1 Manajemen Perubahan 5,00 3,27 2 Penataan Tata Laksana 5,00 3,88 3 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 13,83 4 Penguatan Akuntabilitas 10,00 10,00 5 Penguatan Pengawasan 15,00 10,69 6 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,98

Total Indikator Proses 60,00 49,65 II. INDIKATOR HASIL

1 Pemerintah yang Bersih dan Bebas dari KKN 20,00 19,18 2 Kualitas Pelayanan Publik 20,00 18,25

Total Indikator Hasil 40,00 37,43

21 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sasaran

Kegiatan 3 :

Terkelolanya Anggaran Balai Penelitian Lingkungan Pertanian yang Akuntabel dan Berkualitas

Indikator Kinerja dari sasaran ke 3 adalah:

Nilai Kinerja Balai Penelitian Lingkungan Pertanian (berdasarkan regulasi yang berlaku)

Sistem pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 214/PMK.02/2017 tentang pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran atas pelaksanaan rencana dan anggaran Kementerian/Lembaga.

Balai Penelitian Lingkungan Pertanian menggunakan aplikasi SMART DJA yang dibangun berdasarkan sistem web-based dalam melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja anggaran. Komponen pengukuran dan evaluasi dalam aplikasi SMART DJA terdiri dari: 1) penyerapan anggaran, 2) konsistensi RPD awal, 3) konsistensi RPD akhir, 4) capaian keluaran kegiatan, dan 5) efisiensi. BBSDLP melakukan pengisian progres fisik kegiatan dalam aplikasi SMART setiap bulannya dan secara otomatis akan didapatkan nilai capaian sebagaimana tersebut diatas.

Pada akhir Desember 2020, Balingtan mendapatkan nilai sebesar 96,13 yang merupakan nilai dari : 1) nilai penyerapan anggaran sebesar 98,74; 2) nilai konsistensi RPD awal sebesar 81,01; 3) nilai konsistensi RPD akhir sebesar 96,25; 4) nilai capaian keluaran kegiatan sebesar 100; dan 5) efisiensi sebesar 15,71. Nilai tersebut belum mencapai target IKU 4 yaitu sebesar 99. Hal ini disebabkan penyerapan anggaran yang kurang dari tahun sebelumnya.

22 |

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Indikator Kinerja Target Realisasi %

Nilai Kinerja Balai Penelitian Lingkungan Pertanian

(berdasarkan PMK yang berlaku) (Nilai) 99 96,13 97

Dokumen terkait