VISI, MISI TUJUAN DAN SASARAN
3.1. Capaian Kinerja
Sebagai perwujudan dari beberapa kebijakan dan strategi dalam rangka mencapai setiap tujuan strategisnya, maka langkah operasionalnya harus dituangkan ke dalam program dan kegiatan indikatif yang mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam, dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari Suatu Program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang merupakan kontribusi bagi pencapaian Visi dan Misi Organisasi. Kegiatan merupakan aspek opersaional dari suatu rencana strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi.
Capaian kinerja Renstra setiap tahun diukur dari demensi akuntabilitas dengan menggunakan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Sistem Renstra dengan LAKIP-nya dikelola dalam bentuk Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP terdiri atas: Subsistem perecanaan, subsistem pengukuran kinerja dan subsistem pelaporan kinerja. Dalam modul Pengkurunan dan Analisis Kinerja disebutkan : 1). Pengukuran kinerja merupakan subsistem kedua dari Sistem AKIP, yaitu setelah subsistem perencanaan kinerja. (Meneg PAN, 2008): 2). Pengukuran kinerja merupakan proses membandingan kinerja dengan ukuran berupa indikator kinerja. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realissai dengan target yang direncanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengukuran kinerja dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan penetapan kinerja dalam dokumen perenanaan.Hasil pengukuran
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 27 kinerja yang dilengkapi dengan analisis dan evaluasi atas capaian kinerja disajikan dalam pelaporan kinerja. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan mewajibkan setiap penyelenggara negara baik di pusat maupun di daerah untuk melakukan pengukuran mengenai realisasi fisik maupun keuangan setiap triwulan.
Dalam Sistem AKIP, seluruh program, sub program, kegiatan sub kegiatan dilakukan pengukuran capaian keuangan dan capaian fisik. Khusus bagi pemerintah daerah, kewajiban melakukan pengukuran kinerja juga diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
Berbagai difinisi indikator sering menyulitkan Pemerintah Daerah dalam menyusun laporan keuangan daerah. Secara umum ada dua kelompok indikator kinerja. Kelompok pertama dikenal dengan sebutan Indikator Kinerja Kunci (IKK), kelompok kedua dikenal dengan sebutan Indikator Kinerja Utama (IKU). IKK lahir sebagaimana amanat Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, sedangkan Indikator Kinerja Utama
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 28 (IKU) merupakan amanat Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama.
Terdapat banyak definisi mengenai indikator kinerja. Indikator kinerja ada yang didefinisikan sebagai nilai atau karakteristik tertentu yang digunakan untuk mengukur output atau outcome. Indikator kinerja juga didefinisikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk derajat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuannya. Definisi lain menjelaskan bahwa indikator kinerja adalah suatu informasi operasional yang berupa indikasi mengenai kinerja atau kondisi suatu fasilitas atau kelompok fasilitas, dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Indikator kinerja merupakan ukuran yang menjelaskan mengenai kinerja, hal-hal yang direncanakan akan menjadi kinerja suatu organisasi akan diukur keberhasilan pencapaiannya dengan menggunakan indikator kinerja. Indikator kinerja dapat terdiri dari angka dan satuannya. Angka menjelaskan mengenai nilai (berapa) dan satuannya memberikan arti dari nilai tersebut (apa).
Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama.
Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah Kota/kota menggunakan indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 29 instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator kinerja pada unit kerja pendukungnya.
Indikator kinerja merupakan ukuran keberhasilan suatu program dan kegiatan, baik kuantitatif maupun kaulitatif yang secara khusus dinyatakan sebagai pencapaian tujuan yang dapat menggambarkan skala atau tingkatan yang digunakan sebagai alat kegiatan pemantauan dan evaluasi, baik kinerja input, process, outputs, outcomes maupun impacts sesuai dengan sasaran rencana program dan kegiatan. Adapun Program dan Kegiatan pada Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam Tahun 2014 sebagai berikut :
1. PROGRAM DAN KEGIATAN
a. Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik 3. Penyediaan jasa administrasi keuangan
4. Penyediaan alat tulis kantor
5. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 6. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 7. Penyediaan peralatan rumah tangga
8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 9. Rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
1. Pemeliharaanrutin/berkala gedung kantor
2. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas operasional 3. Pemeliharaan rutin/ berkala peralatan gedung kantor
c. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 30
d. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1. Pendidikan dan pelatihan formal
e. Program Pengembangan Data/Informasi
1. Penyusunan dan pengumpulan data/informasi kebutuhan penyusunan dokumen perencanaan (renja, lakip, lppd, lkpj, tapkin & RKA-DPA)
f. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
1. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis 2. Peningkatan kemampuan lembaga petani
3. Peningkatan kemampuan lembaga tani (mengikuti penas KTNA XIV)
g. Program Peningkatan Ketahan Pangan (Pertanian/Perkebunan)
1. Pemanfaatan perkarangan untuk tanaman obat-obatan keluarga (TOGA)
2. Pelatihan petani pelaku agribisnis kentang dan staf
h. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi
Pertanian/Perkebunan
1. Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah
2. Mengikuti kegiatan pekan promosi pasar tani daerah Sumatera Selatan 2014
i. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian dan
Perkebunan
1. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
2. Pelatihan dan bimbingan pengoperasian teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
3. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (demplot penerapan budidaya padi teknologi jajar legowo)
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 31 4. Pengembangan tanaman hias dalam green house
5. Dana pendukung DAK pertanian
6. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (jalan usaha tani)
7. Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian/perkebunan tepat guna DAM parit
j. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
1. Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan 2. Pengembangan tanaman hias
3. Pengembangan tanaman hias (pembelian bibit bougenvil) 4. Pengembangan tanaman sayuran bibit kentang
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 37 Pembangunan subsektor Pertanian di Kota Pagar Alam merupakan bagian dari pembangunan daerah Kota Pagar Alam yang tidak terlepas dari pembangunan regional Sumatera Selatan dan pembangunan nasional. Dinas Tanaman pangan dan Hortikultura sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Pagar Alam mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan program pembangunan subsektor Pertanian untuk komoditi Pangan dan Hortikultura di Kota Pagar Alam.
Berdasarkan hal di atas, maka pembangunan subsektor pertanian bukan membangun komoditi tetapi membangun petani sebagai basis pengembangan usaha rakyat yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, pembiayaan, tekonologi serta pemasaran yang memadai sejalan dengan pendekatan sistem agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas.
Pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Kota Pagar Alam juga merupakan bagian dari pembangunan daerah Kota Pagar Alam yang tidak terlepas dari pembangunan regional Sumatera Selatan dan pembangunan nasional. Kegiatan pembangunan Tahun 2010-2015 berada pada era reformasi yang menyebabkan terjadinya perubahan paradigma manajemen pembangunan nasional. Paradigma baru manajemen pembangunan tersebut antara lain dicirikan dengan : (1) Pelaksanaan pembangunan dituntut lebih demokratis, transparansi, desentralisasi, good governance, dan partisipasi masyarakat, (2) Sesuai dengan tuntutan partisipatif, pelaksanaan pembangunan diarahkan kepada peningkatan sebesar-besarnya peran serta masyarakat sedangkan pemerintah hanya berperan sebagai regulator, fasilitator, dan dinamisator.
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura sebagai unsur pelaksana pemerintah kota di bidang pertanian mempunyai tanggung jawab dalam pelaksanaan program pembangunan sub sektor Pertanian di Kota Pagar Alam. Atas dasar kondisi tersebut, pada dasarnya membangun sub sektor
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 38 pertanian bukan membangun komoditi tetapi membangun petani sebagai basis pengembangan usaha rakyat yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana, pembiayaan, teknologi, serta pemasaran yang memadai sejalan dengan pendekatan sistem agribisnis dalam pembangunan pertanian dalam arti luas.
Untuk dapat mencapai keberhasilan pelaksanaan pembangunan sub sektor tanaman pangan dan hortikultura di Kota Pagar maka disusunlah suatu perencanaan strategik sebagai langkah awal aktualisasi akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Perencanaan strategik merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu tertentu (1-5 tahun) dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategik mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, dan kebijakan, program, dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan.
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan dan program dalam Renstra ini, maka setiap tahunnya akan dibuat Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) secara proporsional dan terukur serta menentukan jenjang tanggungjawab terhadap keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaannya antara lain : staf dan eselon IV bertanggungjawab pada kegiatan, eselon III bertanggungjawab pada program, dan eselon II bertanggungjawab pada kebijakan.
Sebagaimana amanat UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, maka setiap SKPD wajib menyusun Rencana Kerja Tahunan ( RKT ). Demikian juga halnya Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam juga wajib
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) DTPH 2014 39 menyusunnya. Dengan sumberdaya yang tersedia, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam berupaya menyusun dan melaksanakan RKT guna mewujudkan good goverment.
Dalam menyusun RKT Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Pagar Alam, ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti : (a) Tugas pokok dan fungsi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, (b) Capaian kinerja tahun sebelumnya, (c) Permasalahan yang diprediksi muncul pada tahun mendatang dan (d) Indikasi alokasi dana yang diperkirakan pada tahun-tahun mendatang.