BAB III METODE KERJA
VIII. CARA KERJA
= x = = 16,8 mL
VIII. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dipisahkan fase minyak dan fase air
3. Dicampur fase minyak (α-Tokoferol, gliserin, dan propil paraben) pada minyak ikan. (campuran 1).
4. Dibuat mucilago dengan melarutkan PGA kedalam air panas setelah itu ditambahkan campuran 1. (campuran 2).
5. Dilarutkan nipagin kedalam air panas lalu ditambahkan pada campuran 2.
6. Ditambahkan Na.sakarin dan tartrazine kedalam campuran 2. 7. Diaduk semua bahan sampai homegen
8. Dimasukkan kedalam botol lalu ditambahkan oleum citri 9. Diberi etiket, lalu dikemas.
FORMULA 2 I. FORMULA ASLI
“Emulsi Shampo Cair Jernih”
II. RANCANGAN FORMULA
Chloroxylenol 0,1%
Natrium Lauryl Sulfat 10 % Polietilen Alkil Fenol 2 %
Na.EDTA 0,1% Cetyl Alkohol 3 % Gliserin 15 % Propilenglikol 15 % Nipagin 0,18 % Nipasol 0,02 % NaCl 2,5 % Asam Sitrat 2 % Menthol 0,1% Aquadest ad 100 ml
III. MASTER FORMULA
Nama Produk : SHACAJE
No.Reg : DBL.13.120.002.38 A1 No.Batch :13 002 38 A1 PT. STIFA FARMA SHACAJE Kode Bahan
Nama bahan Kegunaan Perdosis Perbatch
Ch Chloroxylenol zat aktif 0,1 0,11
NlS Na. lauryl
sulfat
surfaktan anionic
10 11
Paf Polietilen alkil fenol
Pendispersi 2 2,2
Ca cetyl alkohol Emolien 9 9,9
G gliserin Penjernih 15 16,5
P PG Humektan 15 16,5
MP Metil paraben Pengawet 0,18 0,198
PP Propil paraben Pengawet 0,02 0,022 NC NaCl pengatur viskositas 2,5 2,75 AS As.Sitrat pengatur Ph 2 2,2 M Menthol pemberi sensasi 0,1 0,11 Aq Aquadest Pelarut 50 55
IV. Alasan Penambahan Bahan
1. Natrium Lauryl Sulfat
Merupakan surfaktan anionic yang dikenal sebagai deterjen yang mempunyai gugus hidrofilik dan lipofilik. Gugus lipofilik (asam laurat) akan mengikat minyak dan kotoran yang ada dirambut. Sedangkan natrium adalah gugus hidrofilik yang membuat kotoran tersebut mudah larut dalam air saat pembilasan setelah proses penyampoan. Jadi fungsi utama dari surfaktan ini adalah untuk membersihkan kotoran yang ada di rambut.
Natrium Lauryl Sulfat mempunyai sifat deterjen yang utama dikehendaki shampo, yaitu kemampuan membangkitkan busa . busa adalah emulsi udara dalam cairan Natrium Lauryl Sulfat, juga berfungsi sebagai surfaktan sehingga teganggan permukaan menjadi lebih kecil dan kedua fase bercampur homogen.
2. Propilenglikol
Digunakan sebagai humektan atau pembasah. Propilenglikol juga digunakan sebagai carrier dari bahan pengemulsi sehingga bahan pengemulsi dapat berfungsi. Selain itu propilenglikol juga berfungsi sebagai penjernih pada shampoo, batasnya hingga 15%.
3. Polietilen Alkil Fenol
Berfungsi sebagai bahan pendispersi garam kalsium. Tujuan dari produk ini adalah untuk mencegah penggendapan sediaan kalsium perlekatan atau rambut yang lepek dari bahan ini. Aksi ini menyebabkan peningkatan busa. Bahan pendispersi garam kalsium adalah secara khusus penting bagi shampoo.
4. Na.EDTA
Berfungsi untuk mengikat logam berat (KI Mg) yang terdapat dalam air pencuci rambut. Penambahan sejumlah kecil 21% sequestrant, akan kabut karena air yang kaya akan kalsium dari sabun shampoo dan jugamencegah flokulasi yang dapat terjadi pada botol oleh pelepasan garam kalsium . selain itu juga berfungsi memperbaiki busa dengan menghambat pembentukan busa.
5. Gliserin
Shampo yang jernih secara absolut dapat berkabut, sehingga dapat digunakan gliserin untuk mencegah pengkabutan, selain itu gliserin juga digunakan sebagai pengubah viskositas dan juga dapat menyerap air sehingga dapat melembabkan kulit dan melindunginya dari kekeringan.
6. NaCl
Pada shampo cair jernih, harus memiliki konsistensi yang sesuai. Oleh karena itu, digunakan NaCl dalam shampo sebagai pengental, menyesuaikan viskositas dengan cara mengubah sifat dari ion-ion yang terdapat didalamnya. Selain itu, digunakan untuk mengendalikan ukuran pembentuk misel yang terbentuk dari bahan pengemulsi.
7. Asam Sitrat
Digunakan sebagai pengatur pH diperlukan agar menetralisasi reaksi busa yang terjadi dalam penyampoan rambut, karena bila
shampo bersifat busa akan merusak rambut, karena bila shampoo bersifat basa akan merusak rambut. Batasnya 0,1-2%.
8. Cetyl Alkohol
Digunakan sebagai pelembab rambut. Sebagai emolien untuk menstabilkan formulasi sebagai humektan dan emulsi yaitu 2-5%. 9. Nipagin
Zat yang berguna untuk melindungi rusaknya shampo dari pengaruh mikroba yang dapat merusak sediaan, seperti hilangnya warna dan timbul kekeruhan. Digunakan dengan rentang pH 1-2%.
V. Uraian Bahan
1. Natrium Lauryl Sulfat (RPS 18th)
Nama Resmi : SODIUM LAURYL SULFATE
Sinonim : Sulfonic acid monodecyl ester sodium RM / BM : C12H25O3Na
Pemerian : Kristal putih/kuning muda, memiliki bau khas, bongkahan hablur putih
Kelarutan : 1 gram dalam 10 ml air, membentuk larutan yang sangat mudah larut dalam air, membentuk llarutan yang sangat mudah larut dalam air, membentuk larutan berkabut, larut dalam etanol (95%) P.
2. Aquadest (FII Edisi III:96)
Nama resmi : Aqua destiliata Nama lain : Air suling,aquadest
RM/BM : H2O/18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Sodium Klorida
Nama Resmi : NATRII CHLORIDUM
Sinonim : Natrium Klorida
RM / BM : NaCl / 58,14
Pemerian : Hablur heksahedral, tidak berwarna, bentuk hablur putih, tidak berbau, rasa asin.
Kelarutan : Larut dalam 0,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih, dan dalam 10 bagian gliserol.
4. Gliserin (FE Edisi III P.271)
Nama Resmi : GLYCEROLUM
Sinonim : Gliserol/gliserin RM / BM : C3H8O3/92,10
BJ : 1,255-1,260
Pemerian : Cairan seperti sirop, jenih, tidak berwarna, tidak berbau
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) P.
5. Na EDTA
Nama Resmi : NATRIUM ETILENDIAMIN TETRA ASETAT
Sinonim : Disodium Edetat
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna atu kuning; bau mirip amoniak.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, sedikit larut dalm etanol (95%0; larut dalam 11 bagian air
Stabilitas : Garam edetat lebih stabil dari pada asam bebas, yang mana dekarboksilat jika dipanasi diatas 150°C. disodium edetat dihidrat
kehilangan air dari Kristal saat dipanasi pada temperatur 120°C. larutan encer asam edetat atau garam edetat dapat disterilisasi dengan autoclave, dan dapat disimpan pada wadah bebas basa
6. Cetyl Alkohol
Nama Resmi : CETYL ALKOHOL
Sinonim : Alcohol cetylicus RM/BM : C16H34O / 242.44
Pemerian : Bentuk lilin, serpih putih, bentuk kubus, warna redup dan rasa lunak.
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol (95%) dan eter, kelarutan dapat ditingkatkan dengan meningkatkan temperatur, praktis tidak larut dalam air,
7. Nipagin
Nama resmi : METHYL HYDROXIBENZOATE
Sinonim : metil para hidroxybenzoat/methyl oxiben Pemerian : Kristal tidak berwarna atau serbuk putih,
berbau atau tidak berbau, seperti bau lemak
Kelarutan : larut dalam 400 bagiam air, dalam 3 bagianalcohol, 10 bagian eter, mudah larut dalammetal alkohol.
VI. PERHITUNGAN BAHAN
Chloroxylenol 0,1% x 110 ml = 0,1 ml
Natrium Lauryl Sulfat 10 % x 110 ml = 11 ml Polietilen Alkil Fenol 2 % x 110 ml = 2,2 ml
Na.EDTA 0,1% x 110 ml = 0,11 ml Cetyl Alkohol 3 % x 110 ml = 9,9 ml Gliserin 15 % x 110 ml = 16,5 ml Propilenglikol 15 % x 110 ml = 16,5 ml Nipagin 0,18 % x 110 ml = 0,198 ml Nipasol 0,02 % x 110 ml = 0,022 ml NaCl 2,5 % x 110 ml = 2,75 ml Asam Sitrat 2 % x 2,2 ml = 2,2 ml Menthol 0,1% x 110 ml = 0,11 ml Aquadest = 38,4 ml
VII. CARA KERJA
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Semua bahan ditimbang sesuai dengan perhitungan.
3. Dilarutkan nipagin dalam air panas dan ditambahkan menthol
4. Natrium lauryl sulfat dimasukkan kedalam lumping, diaduk hingga mengembang (membentuk busa putih) ditambahkan H2O sedikit demi sedikit hingga homogen.
5. Ditambahkan Chloroxylenol, polietylen alkil fenol, Na.EDTA, dan Propilenglikol.
6. Dimasukkan campuran lainnya seperti gliserin, cetyl alcohol, nipasol, nipagin,NaCl , dan asam sitrat.
7. Dimasukan semua campuran bahan kedalam botol yang sudah ditarer kemudian dicukupkan dengan aquadest.
BAB IV PEMBAHASAN
Emulsi adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang terdiri dari 2 fase yang tidak saling bercampur satu sama lainnya, dimana ada fase air dan fase minyak yang distabilkan dengan zat penstabil berupa emulgator.
Pada percobaan emulsi ini formula emulsi yang dibuat adalah emulsi minyak ikan dan emulsi shampo cair jernih.
Pada formula 1 (satu) emulsi yang dibuat adalah emulsi minyak ikan. Emulsi minyak ikan zat aktif yang digunakan yaitu Oleum lecoris aselli diperoleh yang dari minyak hati ikan segar yaitu ikan gadus morhus, kandungan kadar vitamin A dan vitamin D agak tinggi masing- masing minimal 600 dan 80 μ/gr. Zat pengemulsi yang digunakan yaitu gom arab karena gom arab sangat baik digunakan untuk emulsi tipe O/W dan untuk obat minum, kestabilan emulsi yang dibuat dengan gom arab berdasarkan dua faktor yaitu kerja gom sebagai koloid pelindung dan terbentuknya cairan yang cukup kental sehingga laju pengendapan cukup kecil sedangkan massa mudah dituang. Gliserin digunakan terutama untuk sifat humektan dan emoliennya. Gliserin juga digunakan sebagai pelarut atau cosolvent. Dalam krim dan emulsi penggunaan humektan sangat berguna dalam penurunan sudut kontak dan pembasah akan dipermudah.
Sedangkan pada formula 2 (dua) emulsi yang dibuat adalah e mulsi shampo cair jernih menggunakan bahan aktif yaitu chloroxylenol untuk membersihkan kotoran pada kepala, Na.lauryl sulfat sebagai surfakatan dan sebagai pemberi busa pada shampo yang juga dapat sebagai pembersih, propilenglikol sebagai humektan atau pembasah dan juga dapat digunakan sebagai penjernih pada shampoo, kemudian Na.EDTA digunakan untuk mengikat logam berat (KI/Mg) yang terdapat dalam air pencuci rambut, dan juga dapat berfungsi untuk memperbaiki busa dengan menghambat pembentukan busa. Lalu digunakan NaCl yang memiliki konistensi yang sesuai, yang digunakan sebagai pengental,
menyesuaikan viskositas dengan cara mengubah sifat ion-ion yang terdapat didalamnya. Cetyl alcohol untuk melembabkan rambut, dan sebagai emolien untuk menstabilkan formulasi. Shampo cair jernih sendiri merupakan sediaan kosmetik untuk membersihkan kulit kepala yang digunakan umumnya 1 kali sehari, dan untuk perawatan biasanya digunakan 2 kali sehari.
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan emulsi minyak ikan tidak dilakukan pembuatan , sehingga tidak ada sediaan yang dihasilkan. Dan formula emulsi minyak ikan berupa formula yang terdiri dari bahan-bahan seperti Oleum Lecoris Aselli, Gom Arab, Gliserin, Metil Paraben, Natrium Sakarin, α -tokoferol, tartrazin, oleum citri, dan aquadest.
2. Dan pada percobaan shampoo cair jernihjuga tidak dilakukan, sehingga tidak ada sediaan yang dihasilkan. Untuk formula yang dibuat adalah emulsi shampocair jernihterdiri dari bahan-bahanSodium Lauril Sulfat, Chloroxylenol, setil alkohol, polioksietilen alkil fenol, gliserin, Na2EDTA, metil paraben, propil paraben, mentol, PEG, NaCl, Asam sitrat, dan Aquadest.
V.2. Saran
Diharapkan agar selanjutnya dilakukan praktikum di laboratorium tentang formula yang telah disetujui oleh asisten.