• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.8 Spektrofotometer Serapan Atom (SSA)

2.7.3 Cara Kerja Spektrofotometer Serapan Atom

Cara kerja spekrofotometer serapan atom ini adalah berdasarkan atas penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung di dalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katoda (Hollow Cathode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Darmono, 1955).

Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala lampu maupun dengan tungku.Untuk mengubah unsur-unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi panas. Temperatur harus benar-benar terkendali dengan sangat

hati-hati agar proses atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi bila temperatur terlalu tinggi. Suatu tipe atomizer nyala, bahan bakar dan gas oksidator dimasukkan ke dalam gas pencampur kemudian dilewatkan menuju pembakar. Sampel dihisap masuk ke kamar pencampur. Nyala akan dihasilkan. Pada proses atomisasi tanpa nyala, sampel diletakkan pada batang grafit yang porosnya horizontal atau pada logam tantalum yang berbentuk pita. Pada tungku grafit temperatur dapat dikendalikan secara elektris.Biasanya temperatur dinaikkan secara bertahap untuk menguapkan dan sekaligus mendisosiasi senyawa yang dianalisis (Khopkar, 1984).

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1LatarBelakang

Keong mas (Pomaceacanaliculata

l)merupakansalahsatukomoditassumberdayaalam di Indonesia yang

melimpahpadaperairan air tawardansebagianbesarbelumdimanfaatkansecara optimal.KeongmastermasukdalamgolonganMollusca, mempunyaitubuhlunak yang dilindungiolehcangkang yang keras.Keong masberkembangbiakdengancepat, sumbermakanannyamelimpahdanresistenterhadappenyakit (Puspitasari, 2007).

Pambudi (2011), mendapatkanbahwakomponenpenyusuncangkangkeong mas adalah CaCO3

Komposisipadacangkangkeong mas hamper samadenganjenishewanmolluscalainnya. Cangkangkeongmas hamper seluruhnyadarikalsiumkarbonat. Kalsiumfosfat, silikat, magnesium karbonat, besidanzat organik lainnyamembentuksisakomposisi protein struktural, dansenyawafosfor (P) (Gosu, 2011).Secarakimiaabucangkangkeong mas terdiridarioksidalogamberupa 61,95% CaO, 10-20% SiO

denganrendemen 53,10%.

2, 3,15% Fe2O3, 0,18% MgO, 4,81% Al2O3, 0,03% SO3, 0,05% K2O, 0,04% Na2O, 0,01% P2O5, 0,01% MnO3dan 0,01% TiO2

Pemanfaatan cangkangkeong mas

sebagaiadsorbentelahdilakukanolehKamaludkk., (2011). Penelitiantersebutmengenaipemutihanataupenghilanganwarnaminyakintisawitment

ahmenggunakancangkangkeong mas yang diaktifkansebagaiadsorbenberdasarkanvariasimassacangkangkeong masaktif,

suhudanwaktukontakpemutihan.Cangkangkeong

masaktifmemberikanpenghilanganwarnatertinggipadaminyakintisawitmentahdenga (Etukdkk., 2012). Dari kandungankimiatersebut, makacangkangkeongmasdapatdimanfaatkansebagaiadsorbenpada proses adsorpsi.

npenguranganwarna99,24% padasuhu200°Cdanwaktukontak45 menit. Olehkarenaitu, cangkangkeongmas yang diaktifkanefektifsebagaiadsorben.

Logamberat ialah unsure logam dengan berat molekul yang tinggi. Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan dan hewan, termasuk manusia (Notohadipawiro, T. 1993).

Logam berat jika sudah terserap ke dalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi akan tetap tinggal di dalamnya hinga nantinya dibuang melalui proses ekskresi. Hal serupa juga terjadi apabila suatu lingkungan terutama perairan telah terkontaminasi logam berat maka proses pembersihannya akan sulit sekali dilakukan. Kontaminasi logam berat ini dapat berasal dari faktor alam seperti kegiatan gunung berapi dan kebakaran hutan atau factor manusia seperti pembakaran minyak bumi, pertambangan, peleburan, proses industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan kehutanan, serta limbah buangan termasuk sampah rumahtangga (Putra, E. Sinlydan Putra, A. Johan 2000).

Berbagai upaya untuk mengatasi limbah logam berat telah dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan adsorben. Beberapa penelitian antara lain telah dilakukanoleh Anna H. M. Simanullang (1998) dengan memanfaatkan cangkang kemiri, yang dilakukan dengan merendamnya dalam H3PO4 85% kemudian dilakukan pemanasan pada suhu 500 oC kemudian digunakan untuk menyerap logam krom, hasilnya menunjukkan semakin tinggi konsentrasi awal ion logam dalam cairan maka persentase ion logam yang terserap dalam adsorben semakin meningkat. Krisnawati dkk. (2003) menggunakan cangkang telur bebek yang telah diaktivasi pada suhu 600oC untuk menyerap logam ion Cd2+, dan adsorpsi paling maksimum sebesar 64,6667% pada jumlah adsorben 1,5 gram. Hanjaya dkk. (2013) menggunakan adsorben kitin terfosforilasi dari limbah cangkang bekicot (Achatinafulica) untuk mengadsorpsi ion Cd2+, hasil dari penelitian ini diperoleh kondisi optimum adsorpsi ion Cd2+

Dari hasil penelitian terdahulu tentang penggunaan berbagai adsorben sebagai bahan penyerap logam, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pemanfaatan limbah cangkang keong mas (Pomacea canaliculata L.) yang telah oleh kitin terfosforilasi terjadi pada pH 4 dan waktu kontak 60 menit dengan persen adsorpsi masing-masing 92,3% dan 75,3 %.

dikalsinasi (CaO) sebagai adsorben, karena selama inipemanfaatan keong mas masih sangat terbatas. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian tentang penyerapan ion Ag+ dan ion Zn2+ menggunakan cangkang keong mas (Pamacea

canaliculata l.) yang telah didekomposisi selama 3 jam pada temperatur 800 oC kemudian dihaluskan sehingga menghasilkan serbuk cangkang keong mas dengan ukuran butir lolos ayakan 100 mesh. Penyerapan ion Cd2+ dilakukan dengan variasi konsentrasi dan waktu kontak adsorben terhadap larutan yang mengandung logam Ag+ dan logam Zn2+. Penentuan kadar ion Ag+ dan ion Zn2+ sebelum dan setelah diadsorpsi dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA).

1.2. Permasalahan

Berapakah konsentrasi optimum dan waktu pengadukan optimum untuk penyerapan ion Ag+dan ion Zn2+ menggunakan serbuk cangkang keong mas.

1.3. PembatasanMasalah

Dalampenelitianinimasalahdibatasipada:

- Cangkang keong mas diperoleh dari daerah Kampung Susuk IV - Temperatur dekomposisi cangkang keong mas adalah 800 o - Aktivasi yang digunakanadalah secara kimia dengan H

C selama 3 jam 3PO4

- Ukuran serbuk keong mas yang digunakanadalah serbuk yang lolos ayakan 100 mesh

10% sebagai aktivator

Tujuandaripenelitianiniadalah untuk mengetahui konsentrasi optimum dan waktu pengadukan optimum penyerapan ion Ag+ dan Zn2+ menggunakan adsorben CaO dari serbuk cangkang keong mas yang diaktivasisecarakimiaoleh H3PO4 10%.

1.5. ManfaatPenelitian

Memberikan informasi ilmiah kepada masyarakat umum, mahasiswa, maupun industri mengenai pemanfaatan keong mas yang dapat digunakan sebagai adsorben alternatif serta untuk lebih memanfaatkan bahan-bahan yang selama ini dianggap sebagai hama.

1.6. LokasiPenelitian

Penelitianinidilakukan di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA USU Medan, analisa kualitatif kalsium oksida menggunakanX-Ray Diffraction (XRD) di Laboratorium Fisika Umum UNIMED dan analisa ion Ag+ dan ion Zn2+ dengan mengguanakan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) di Balai Riset Standarisasi Nasional (BARISTAN) Medan.

1.7. MetodologiPenelitian

1. Penelitianinimerupakaneksperimenlaboratorium.

2. Sampel cangkang Keong Mas diambil secara acak dari daerah Kampung Susuk IV.

3. Destruksi sampel cangkang Keong mas dilakukan dengan destruksi kering yang dilarutkan dengan H3PO4

4. Penentuan kadar logam Ag dan Zn dilakukan dengan metode Spektofotometer 10%.

Serapan Atom pada panjang gelombang (λ) maksimum 328,1 nm untuk Ag dan 213,9 nm untuk Zn.

STUDI PEMANFAATAN KALSIUM OKSIDA (CaO)

Dokumen terkait