• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.10 Cara Membuat Kesimpulan dan Saran

Dari pembahasan hasil penelitian, dapat diperoleh kesimpulan.

Kesimpulan yang di tulis harus menjawab tujuan penelitian. Saran-saran yang dituliskan adalah saran yang berisi masukan agar penelitian di masa mendatang dapat menghasilkan data-data yang lebih baik.

BAB 4

evaporator (P1), tekanan kerja kondensor (P2), arus yang dipergunakan kompresor (I), temperatur bola kering di luar ruangan (TdbA), temperatur bola basah di luar ruangan (TwbA), temperatur bola kering di dalam ruangan (TdbB), temperatur bola basah di dalam ruangan (TwbB), suhu udara campuran (TC), suhu evaporator (TE), dan suhu udara keluar evaporator (TF). Pengambilan data dilakukan sebanyak 3 kali untuk setiap variasi, kemudian dilakukan perhitungan dan diperoleh hasilnya.

Penelitian ini dilakukan selama 3 jam dengan 1 jam untuk memanaskan mesin dan 2 jam untuk pengambilan data, data diambil setiap 15 menit pada setiap variasi penelitian. Untuk memperoleh seluruh data saya melakukan pengambilan data selama sembilan tiga hari dengan tiga kali pengambilan data dalam satu hari.

Hasil rata- rata pengambilan data disajikan pada Tabel 4.1 s.d. Tabel 4.3. Pada saat pengambilan data, volume air yang didinginkan oleh water chiller sebanyak 25 liter, sedangkan beban pendinginan di ruang pengkondisian udara menggunakan beban berupa botol berisi air dengan jumlah 10 botol, untuk masing - masing botol berkapasitas 1,5 liter. Kecepatan kipas kondensor sebesar 1300 rpm. Kecepatan kipas evaporator 2 sebesar 1360 rpm. Kecepatan kipas udara balik sebesar 1800 rpm. Kecepatan kipas udara segar sebesar 2150 rpm.

Tabel 4.1 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 130 cm

Tabel 4.2 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 150 cm

Tabel 4.3 Data hasil penelitian dengan panjang pipa kapiler 180 cm

Waktu Arus P1 gauge P2 gauge TC TE TF

Menit (A) (Mpa) (Mpa) Tdb (°C) Twb (°C) Tdb (°C) Twb (°C) TdC (°C) Tdb E(°C) Tdb F(°C) 0 1,933 0,310 2,088 28,067 25,833 25,633 22,933 27,233 7,333 11,567 15 1,937 0,310 2,099 28,500 26,000 23,667 19,567 26,833 7,100 15,567 30 1,937 0,313 2,111 28,000 25,667 22,433 18,433 26,333 6,767 15,267 45 1,943 0,310 2,109 27,167 25,500 22,100 18,167 25,200 6,600 15,100 60 1,950 0,313 2,065 27,333 25,467 21,600 17,833 24,400 6,467 14,400 75 1,947 0,308 2,031 27,333 25,500 21,200 17,667 23,867 6,233 14,200 90 1,953 0,310 2,065 27,333 25,800 21,200 17,600 23,667 5,933 14,300 105 1,960 0,310 2,051 27,700 25,833 21,100 17,333 23,533 5,767 14,233 120 1,970 0,310 2,053 27,500 25,733 21,000 17,267 23,333 5,600 14,067 Rata-rata 1,948 0,311 2,075 27,659 25,704 22,215 18,533 24,933 6,422 14,300

TA TB

Waktu Arus P1 gauge P2 gauge TC TE TF

Menit (A) (Mpa) (Mpa) Tdb (°C) Twb (°C) Tdb (°C) Twb (°C) TdC (°C) Tdb E(°C) Tdb F(°C) 0 1,950 0,297 1,987 29,867 24,233 24,067 18,133 27,067 7,200 13,233 15 1,977 0,299 1,978 29,367 23,333 21,700 16,333 26,500 7,133 11,933 30 1,980 0,303 1,998 29,333 23,767 21,033 15,800 25,900 6,800 11,500 45 1,943 0,297 1,962 29,300 23,700 20,533 15,067 25,500 6,367 10,967 60 1,953 0,292 1,966 29,400 23,633 20,167 14,600 25,033 5,700 10,267 75 1,950 0,294 1,952 29,367 23,567 19,900 14,000 24,467 5,367 9,800 90 1,950 0,285 1,950 29,100 23,400 19,600 13,633 23,800 5,067 9,500 105 1,963 0,297 1,939 28,667 23,267 19,367 13,233 23,333 4,700 9,033 120 1,970 0,278 1,916 28,433 23,300 19,167 12,900 22,500 4,367 8,767 Rata-rata 1,960 0,293 1,961 29,204 23,578 20,615 14,856 24,900 5,856 10,556

TB TA

Waktu Arus P1 gauge P2 gauge TC TE TF

Menit (A) (Mpa) (Mpa) Tdb (°C) Twb (°C) Tdb (°C) Twb (°C) TdC (°C) Tdb E(°C) Tdb F(°C) 0 2,017 0,299 1,939 26,333 23,333 24,467 22,000 25,000 7,333 13,700 15 2,020 0,308 1,936 25,833 23,500 21,167 17,767 24,400 6,033 12,033 30 2,020 0,290 1,939 25,833 23,333 20,000 16,633 23,533 5,300 11,133 45 2,027 0,294 1,927 25,800 23,833 19,667 15,667 23,333 4,733 10,700 60 2,010 0,290 1,916 25,933 23,467 19,633 15,667 22,933 4,367 9,733 75 2,003 0,285 1,893 25,700 23,300 19,333 15,333 22,467 4,000 9,533 90 2,000 0,285 1,893 26,100 23,467 18,967 15,000 22,200 3,733 9,267 105 2,007 0,285 1,893 26,167 23,667 18,833 14,967 21,800 3,667 9,233 120 2,013 0,280 1,881 26,167 22,700 18,667 14,833 21,600 3,533 9,100 Rata-rata 2,013 0,291 1,913 25,985 23,400 20,081 16,430 23,030 4,744 10,493

TA TB

4.2 Perhitungan dan Pengolahan Data

4.2.1 Diagram P-h

Diagram P-h digunakan untuk mencari besaran-besaran seperti tekanan (P), temperatur (T), dan entalpi (h) yang terjadi didalam siklus kompresi uap. Data yang digunakan untuk menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h adalah tekanan kerja evaporator (P1) dan tekanan kerja kondensor (P2). Data - data yang diperoleh pada diagram P-h adalah temperatur kerja evaporator (Tevap), tekanan kerja kondensor (Tkond), h1, h2, h3, dan h4.

Contoh untuk menentukan besaran nilai-nilai entalpi dapat dilihat dari diagram P-h R22. Dari Tabel 4.3 dapat dilihat nilai tekanan P1 dan P2 pada variasi panjang pipa kapiler 180 cm berturut-turut adalah 0,189 MPa dan 1,812 Mpa, masih berupa tekanan pengukuran dan diubah ke dalam tekanan absolut berturut-turut menjadi 0,291 MPa dan 1,913 MPa. Dari Tabel Thermodynamic Properties of Freon – 22 Refrigerant dengan P1 0,291 MPa, P2 1,913 MPa diperoleh suhu kerja evaporator sebesar – 15,4 oC dan suhu kerja kondensor sebesar 48,9 oC.

Gambar 4.1 memperlihatkan bentuk dari siklus kompresi uap yang ada pada water chiller yang digambarkan pada diagram P-h R22. Data - data enatalpi refrigeran di titik 1,2,3, dan 4 yang diperoleh dipergunakan untuk menghitung Win, Qout, Qin, COPaktual, COPideal, Efisiensi dan laju aliran massa refrigeran. Dari Tabel Thermodynamic Properties of Freon – 22 Refrigerant diketahui data-data : h1= 398,9 kJ/kg, h2 = 447,1 kJ/kg, h3 = 262,3 kJ/kg,dan h4 = 262,3 kJ/kg. Temperatur kerja evaporator Tevap = -15,4 oC dan temperature kerja kondensor Tkond = 48,9 oC.

Gambar 4.1 Siklus kompresi uap pada Diagram P-h R22 untuk panjang pipa kapiler 180 cm

Tabel 4.4 Besar nilai temperatur kerja evaporator (Tevap) dan kondensor (Tkond)

Variasi panjang pipa kapiler

Tekanan Kerja Temperatur Kerja

P1abs P2abs Tevap Tkond

(MPa) (MPa) °C °C

130 cm 0,31 2,08 -13,70 52,90

150 cm 0,29 1,96 -15,30 50,40

180 cm 0,29 1,91 -15,40 48,90

Tabel 4.5 Besar nilai entalpi (h) berdasarkan Tabel Thermodynamic Properties of Freon – 22 Refrigerant

Variasi panjang pipa

kapiler h1 (kJ/kg) h2 (kJ/kg) h3 (kJ/kg) h4 (kJ/kg)

130 cm 399,70 447,40 267,30 267,30

150 cm 399,05 447,00 263,76 263,76

180 cm 398,90 447,10 262,30 262,30

4.2.2 Perhitungan pada Diagram P-h

Pada Diagram P-h yang telah digambarkan dapat dihitung nilai-nilai dari : kerja kompresor (Win), energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout), energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin), COPaktual,

COPideal, efisiensi mesin kompresi uap (η), dan laju aliran massa refrigeran (ṁ) dari water chiller. Berikut ini merupakan contoh perhitungan data dari variasi panjang pipa kapiler 180 cm.

a. Kerja Kompresor (Win)

Besarnya Win dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.1) :

Win = h2-h1

= 447,1 kJ/kg – 398,9 kJ/kg

= 48,2 kJ/kg

b. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin) Besarnya Qin dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.2) :

Qin = h1-h4

= 398,9 kJ/kg - 262,3 kJ/kg

= 136,6 kJ/kg

c. Energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout) Besarnya Qout dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.3) :

Qout = h2-h3

= 447,1 kJ/kg - 262,3 kJ/kg

= 184,8 kJ/kg

d. Koefisien prestasi / Actual Coefficient of Performance (COPaktual)

Besarnya COPaktual mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.4) :

COPaktual = 𝑄𝑖𝑛

e. Koefisien prestasi / Ideal Coefficient of Performance (COPideal)

Besarnya COPideal mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.5) :

COPideal = 𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝

𝑇𝑐𝑜𝑛𝑑−𝑇𝑒𝑣𝑎𝑝

= (−15,4+273,15)

(48,9+273,15)−(−15,4+273,15)

= 4,01

f. Efisiensi mesin kompresi uap pada water chiller (η)

Besarnya efisiensi mesin siklus kompresi uap pada water chiller dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.6) :

η = COPaktual

COPideal 𝑥 100%

=2,83

4 𝑥 100%

= 73,35 %

g. Laju aliran massa refrigeran (ṁ)

Besarnya laju aliran massa refrigeran pada mesin siklus kompresi uap dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.7) :

ṁ = V x I

Karakteristik mesin siklus kompresi uap pada water chiller secara keseluruhan untuk berbagai variasi disajikan pada Tabel 4.6

Tabel 4.6 Karakteristik water chiller

Ket Panjang pipa

4.2.3 Psychrometric Chart

Psychrometric chart digunakan untuk menganalisa proses pengkondisian udara dengan water chiller saat mesin beroperasi. Dari data suhu yang didapat dari setiap penelitian digunakan untuk menggambarkan psychrometric chart.

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat nilai suhu kering dan suhu basah setiap titik TA, TB, TC, TD, TE, TF seperti TdbA, TwbA, TdbB, TwbB, TdbC, TdbE, dan TdbF untuk panjang pipa kapiler 180 cm berturut- turut adalah 25,9 oC, 23,0 oC, 20 oC, 16,4

oC, 20,1 oC, 4,7 oC, 10,4 oC. Gambar 4.2 menyajikan sistem pengkondisian udara dengan water chiller yang digambarkan pada psychrometric chart.

Gambar 4.2 Pengkondisian udara dengan water chiller pada psychrometric chart untuk panjang pipa kapiler 180 cm

4.3 Pembahasan

Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa water chiller dapat bekerja dengan baik dan menghasilkan data yang baik. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh data berupa tekanan kerja evaporator (P1), tekanan kerja kondensor (P2) yang kemudian digunakan untuk menggambarkan siklus kompresi uap pada diagram P-h. Hasil yang didapat dari Thermodynamic Properties of Freon – 22 berupa nilai entalpi yang dapat dilihat pada Tabel 4.5 untuk tiga variasi penelitian. Dari entalpi yang didapat maka diperoleh nilai kerja kompresor (Win), energi kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas oleh kondensor (Qout), energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin), koefisien prestasi / Actual Coefficient of Performance (COPaktual), koefisien prestasi / Ideal Coefficient of Performance (COPideal), efisiensi mesin kompresi uap pada water chiller (η), laju aliran refrigeran (ṁ) dari water chiller. Untuk mempermudah melihat perbandingan dari nilai-nilai perhitungan setiap variasi, dapat dilihat pada Gambar 4.3 s.d. Gambar 4.9

Gambar 4.3 Perbandingan nilai Win untuk variasi panjang pipa kapiler 47,70

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

Dari Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa terjadi kenaikkan kerja kompresor (Win) akibat pengaruh dari panjang pipa kapiler. Besarnya nilai Win tertinggi pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai Win sebesar 48,2 kJ/kg. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai sebesar 47,95 kJ/kg. Nilai Win terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai Win sebesar 47,7 kJ/kg. Pada Gambar 4.3 terlihat terjadi perubahan nilai Win dari setiap panjang pipa kapiler, namun perubahan nilai Win tidak signifikan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin panjang pipa kapiler tidak terlalu mempengaruhi daya kerja kompresor.

Gambar 4.4 Perbandingan nilai Qin untuk variasi panjang pipa kapiler

Dari Gambar 4.4 dapat diketahui besarnya energi kalor yang diserap oleh evaporator (Qin) untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Nilai Qin tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai Qin sebesar 136,6 kJ/kg.

Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai sebesar 135,29

132,40

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

kJ/kg. Nilai Qin terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai sebesar 132,4 kJ/kg. Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa nilai Qin dipengaruhi oleh panjang pipa kapiler, semakin panjang pipa kapiler maka nilai Qin yang didapat semakin besar. Besarnya nilai Qin dipengaruhi oleh perubahan suhu kerja pada evaporator, semakin panjang pipa kapiler penurunan tekanan kerja evaporator semakin rendah, sehingga suhu kerja evaporator semakin rendah.

Dengan suhu kerja evaporator yang rendah perbedaan suhu kerja evaporator dengan suhu air (refrigeran sekunder) yang didinginkan evaporator semakin besar, sehingga nilai Qin semakin besar.

Gambar 4.5 Perbandingan nilai Qout untuk variasi panjang pipa kapiler

Dari Gambar 4.5 dapat diketahui besarnya energi kalor persatuan massa

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

cm dengan nilai Qout sebesar 183,24 kJ/kg. Nilai Qout terendah didapat dari variasi pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai Qout sebesar 180,1 kJ/kg. Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa nilai Qout pada setiap variasi mengalami pertambahan, hal ini disebabkan karena dengan semakin panjang pipa kapiler, tekanan kerja evaporator turun. Tekanan kerja evaporator yang turun menyebabkan suhu kerja evaporator turut mengalami penurunan. Turunnya suhu kerja evaporator menyebabkan kalor yang diserap (Qin) semakin besar. Dengan mengingat Qout = Win+Qin, maka jika Win dan Qin mengalami peningkatan maka Qout turut mengalami peningkatan.

Gambar 4.6 Perbandingan nilai COPaktual untuk variasi panjang pipa kapiler

Dari Gambar 4.6 dapat diketahui nilai COPaktual untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Nilai COPaktual tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,83. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,82. Nilai COPaktual terendah

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai COPaktual sebesar 2,77.

Besarnya nilai COPaktual dipengaruhi oleh perubahan kalor yang diserap evaporator (Qin) dan kerja kompresor (Win), namun pada Gambar 4.6 perubahan nilai COPaktual dari setiap panjang pipa kapiler tidak signifikan.

Gambar 4.7 Perbandingan nilai COPideal untuk variasi panjang pipa kapiler

Dari Gambar 4.7 dapat diketahui nilai dari COPideal untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai COPideal sebesar 4,01. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai COPideal sebesar 3,92. Nilai COPideal terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai COPideal sebesar 3,89. COPideal adalah COP yang dipengaruhi oleh suhu evaporasi dan suhu kondensasi, maka besar kecilnya COPideal yang diperoleh tergantung dari suhu kerja evaporator dan suhu kerja kondensor. Pada Gambar 4.7 dapat terlihat bahwa perubahan nilai COPideal pada setiap panjang pipa kapiler tidak signifikan.

3,90

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

Gambar 4.8 Perbandingan nilai η untuk variasi panjang pipa kapiler

Dari Gambar 4.8 dapat diketahui nilai efisiensi (η) untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Nilai efisiensi tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai η sebesar 73,35 %. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai η sebesar 71,89 %. Nilai efisiensi terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai η sebesar 71,25 %, hal ini dipengaruhi oleh besarnya COPactual dan COPideal.

Gambar 4.9 Perbandingan nilai ṁ untuk variasi panjang pipa kapiler 71,25

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

0,00898 0,00899

Pipa kapiler 130 cm Pipa kapiler 150 cm Pipa kapiler 180 cm

Dari Gambar 4.9 dapat diketahui perbandingan nilai laju aliran massa refrigeran (ṁ) untuk ketiga variasi panjang pipa kapiler. Laju aliran massa refrigeran tertinggi didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm dengan nilai laju aliran massa refrigeran sebesar 0,00912 kg/s. Kemudian diikuti pada panjang pipa kapiler 150 cm dengan nilai laju aliran massa refrigeran sebesar 0,00899 kg/s.

Nilai laju aliran massa terendah didapat pada panjang pipa kapiler 130 cm dengan nilai laju aliran massa refrigeran sebesar 0,00898 kg/s. Dapat dilihat pada Gambar 4.9 nilai laju aliran massa refrigeran terjadi peningkatan namun tidak signifikan.

Besarnya nilai laju aliran massa refrigeran dipengaruhi oleh daya kerja kompresor (Win) dan arus listrik (I) yang dipergunakan kompresor. Semakin besar kerja yang dilakukan kompresor maka arus listrik yang dibutuhkan kompresor semakin besar maka nilai laju aliran massa yang diperoleh sebanding dengan besarnya nilai daya kerja kompresor dan arus listrik.

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian water chiller diperoleh beberapa kesimpulan, sebagai berikut :

a. Water chiller yang telah dirancang dan dirakit dapat bekerja dengan baik.

Water chiller bekerja dengan daya ¾ PK.

b. Karakteristik yang dimiliki mesin siklus kompresi uap yang dipergunakan di dalam water chiller sebagai berikut :

1. Nilai Win tertinggi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 48,20 kJ/kg yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

2. Nilai Qin tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 136,60 kJ/kg yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

3. Nilai Qout tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 184,80 kJ/kg yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

4. Nilai COPaktual tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 2,83 yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

5. Nilai COPideal tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap

pada water chiller sebesar 4,01 yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

6. Nilai efisiensi (η) tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 73,35 % yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

7. Nilai laju aliran massa refrigeran (ṁ) tertingi yang dicapai oleh mesin siklus kompresi uap pada water chiller sebesar 0,00912 kg/s yang didapat pada panjang pipa kapiler 180 cm.

Semakin panjang pipa kapiler yang digunakan maka nilai karakteristik mesin siklus kompresi uap yang didapat akan semakin meningkat namun tidak signifikan.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada water chiller dengan menggunakan mesin siklus kompresi uap, penulis menyampaikan beberapa saran untuk dijadikan referensi penelitian selanjutnya, antara lain :

a. Pada penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar ruangan yang dikondisikan udaranya sebaiknya diisolasi dengan rapat sehingga udara didalam ruangan tidak ada yang keluar, hal ini bertujuan agar suhu yang dicapai dapat maksimal.

b. Pada saat melakukan pengambilan data water chiller pastikan memeriksa alat ukur terlebih dahulu, agar pada saat melakukan pengambilan dapat berjalan dengan lancar.

c. Pengambilan data sebaiknya dilakukan pada saat waktu dan cuaca yang sama untuk menghindari perbedaan suhu udara luar yang terlalu signifikan.

d. Pada saat penelitian sebaiknya menggunakan komponen siklus kompresi uap dalam kondisi yang baik, agar mesin dapat bekerja secara optimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Khairil, dkk. (2010). Efek Temperatur Pipa Kapiler Terhadap Kinerja Mesin Pendingin. Journal Mekanikal, Vol 1 No. 1 Januari 2010 : 30-39.

Iskandar, R. (2010). Kaji Eksperimental Karakteristik Pipa Kapiler dan Katup Ekspansi Termostatik Pada Sistem Pendingin Water Chiller. Teknika, Vol 1 No 33 April 2010.

Muchammad. (2006). Pengujian Performance dan Analisa Pressure Drop Sistem Water Chiller Menggunakan Refrigeran R-22 dan HCR-22. Rotasi, Volume 8 No 3 Juli 2006.

Nugroho, Agung. (2012). Analisa Sistem Mesin Pendingin Water Chiller Yang menggunakan Fluida Kerja R-12 Dengan Variasi Puli Kompresor. Teknik, Vol 8 No 1 Semptember 2012 : 24-30.

Kusbandono, W dan Purwadi, PK, (2016), Pengaruh Adanya Kipas yang Mengalirkan Udara Melintasi Kondensor terhadap COP dan Efisiensi Mesin Pendingin Showcase, Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-11 2016, https://journal.itny.ac.id/index.php/ReTII/article/view/472.

LAMPIRAN

A. Gambar Mesin Water Chiller

Gambar L.1 Water Chiller Tampak Depan

Gambar L.2 Water Chiller Tampak Samping

B. Gambar diagram P-h panjang pipa kapiler 130 dan 150 cm

Gambar L.3 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm

Gambar L.4 Diagram P-h pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm

C. Gambar Psychrometric Chart panjang pipa kapiler 130 dan 150 cm

Gambar L.5 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 130 cm

Gambar L.6 Psychrometric Chart pada variasi panjang pipa kapiler 150 cm

D. Tabel Thermodynamic Properties of Freon – 22 Refrigerant

Dokumen terkait