• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan

6. Cara memperoleh pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan menurut W. Gulo (2010). Ada beberapa cara yang digunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan, antara lain :

a. Metode Keteguhan (Tenacity)

Dengan metode ini orang menerima suatu kebenaran karena merasa yakin akan kebenarannya. Unsur keyakinan berperan dalam metode ini. Bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah, dan bukan berasal dari monyet, diterima sebagai kebenaran keyakinan agama.

b. Metode otoritas

Sesuatu diterima sebagai kebenaran karena sumbernya mempunyai otoritas untuk itu. Bahwa alam semesta adalah ciptaan Allah diterima sebagai suatu kebenaran karena sumbernya adalah Al-kitab. Pernyataan dari seorang tokoh tertentu juga diterima sebagai kebenaran karen aia mempunyai keahlian di bidang itu.

c. Metode A Priori Atau Intuisi

Sesuatu diterima sebagai kebenaran semata-mata berdasarkan intuisi.

d. Metode Tradisi

Seseorang menerima suatu kebenaran dari tradisi yang berlaku di dalam lingkungannya. Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah, atau metode penemuan statistik dan logis. Cara- cara penemuan pengetahuan pada periode ini meliputi :

1) Cara Coba Salah (Trial And Eror)

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabla kemungkinan tersebut tidak bisa dicoba kemungkinan yang lain.

2) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan untuk memperolah kebenaran pengetahuan.

3) Melalui Jalan Fikiran

Untuk memperoleh pengetahuan serta kebenarannya manusia harus menggunakan jalan fikirannya serta penalarannya.

4) Cara Kekuasaan Atau Otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali kebiasaan- kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan seperti ini biasanya diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya. Kebiasaan- kebiasaan ini diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak. Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, dan pemegang pemerintahan. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan otoritas atau kekuasaan. (Notoatmodjo, 2005)

e. Metode Trial And Error

Pengetahuan dengan cara ini diperoleh melalui pengalaman langsung. Sesuatu yang dianggap benar diperoleh sebagai hasil dari serangkaian percobaan yang tidak sistematis. Mula-mula dicoba , hasilnya salah lagi, dicoba lagi, salah lagi, dicoba lagi sampai akhirnya ditemukan yang benar.

f. Metode Metafisik

Suatu pengetahuan yang dianggap benar diperoleh secara metafisik. Jawaban terhadap masalah yang ditemukan dalam dunia empiris dicari di dalam dunia supernatural, di dalam dunia transeden. Pengetahuan yang diperoleh dari ajaran agama atau kepercayaan atau mistik termasuk dalam golongan ini.

g. Metode Ilmiah

Metode ini dilakukan melalui proses dedukasi dan induksi. Permasalahan ditemukan di dalam dunia empiris, dan jawabannya juga di cari di dalam dunia empiris melalui proses dedukasi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. Moh, Nazir menyebutkan 6 kriteria pada metode ini, yaitu :

1) Berdasarkan fakta, 2) Bebas dari prasangka,

3) Menggunakan prinsip-prinsip analisis, 4) Menggunakan hipotesis,

6) Menggunakan teknik kuantitatif

Tanpa mengabaikan cara-cara lain, perhatian kita terpusat pada metode ilmiah ini, yang sering dikacaukan dengan apa yang disebut metode akal sehat. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu perbedaan metode ilmiah dengan metode akal sehat. Kita memperoleh pengetahuan dengan dua cara (W.Gulo, 2010) :

a. Melalui Orang Lain

Orang lain memberitahukan kepada kita, baik secara langsung maupun melalui media, dan apa yang diberitahukan itu ke kita terima sebagai sesuatu yang kita anggap benar. Di keluarga, kita banyak memperoleh pengetahuan dari orangtua, sejak bayi hingga dewasa. Di sekolah, kita banyak memperoleh pengetahuan dari guru dan bacaan-bacaan yang ada di perpustakaan. Dalam pergaulan di masyarakat, kita banyak memperoleh pengetahuan dari teman atau orang-orang yang lain yang kita jumpai. Melalui buku-buku, kita mendapat banyak pengetahuan yang memperkaya diri kita. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut

agreement reality.

b. Pengalaman Diri Sendiri Secara Langsung

Orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik. Pengetahuan drai pengalaman diperoleh dengan mempelajari pengalaman kita sendiri. Pengalaman kita setiap hari,

jikadirenungkan kambali, akan memberikan banyak pengetahuan. Oleh karena itu, janganlah langsung tidur malam sebelum merenungkan kembali pengalaman hari itu untuk disyukuri dalam doa. Pengetahuan yang diperoleh dengan cara ini disebut

experiental reality.

Pengetahuan ibu hamil tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut dalam kehamilan mempengaruhi adanya gejala timbul nya kerusakan di rongga mulut yang akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada gigi dan mulut pada saat kehamilan. Keperluan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan untuk diperhatikan. Adanya kerusakan gigi atau perdarahan dan pembengkakan gusi atau gejala lainnya di rongga mulut akan menimbulkan berbagai gangguan terutama pada waktu makan.

Mencegah timbulnya gangguan di rongga mulut selama masa kehamilan, perlu diciptakan tingkat kebersihan mulut yang optimal. Pelaksanaan program kontrol plak pentimg dilakukan untuk mencegah peradangan pada ginggiva akibat iritasi lokal, gangguan keseimbangan hormonal dan kelainan-kelainan di rongga mulut selama masa kehamilan.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh ibu hamil dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut selama masa kehamilan, yaitu ( Sayuti Hasibuan, 2005) :

a. Bila ibu hamil mengalami muntah-muntah, setelah ini segara dibersihkan mulut dengan berkumur-kumur atau menyikat gigi. b. Mengatur pola makanan 4 sehat 5 sempurna dan menghindari

makanan yang bersifat kariogenik. c. Menyikat gigi secara teratur.

d. Memeriksakan keadaan rongga mulut ke dokter gigi. Kunjungan ke dokter gigi pada masa kehamilan bukanlah merupakan hal yang kontraindikasi.

Pada umumnya, seorang ibu hamil perlu meningkatkan sumber informasi mengenai kesehatan rongga mulut. Oleh karena itu promosi kesehatan rongga mulut seharusnya diberikan dan diperoleh para ibu hamil sebelum dan selama masa kehamuilan untuk meningkatkan kesehatan rongga mulut. Untuk itu diperlukan partisipasi dari tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan gigi dan mulut ibu hamil baik oleh dokter igi dan dokter kandungan (Novitha Sri, 2014)

Dokumen terkait