• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cara Penyimpanan dan Penanganan Bahan

Dalam dokumen Buku Perawatan Alat Lab Biologi (Halaman 39-59)

BAB I PENDAHULUAN

B. Penyimpanan Bahan

2. Cara Penyimpanan dan Penanganan Bahan

Health Administration, Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (www.osha.gov, 2010) adalah jenis-jenis bahan kimia yang dengan bukti dan perhitungan statistika paling tidak pada satu penelitian ilmiah terbukti nyata menimbulkan efek kesehatan akut atau kronis terhadap orang yang terpapar. Pengertian berbahaya bagi kesehatan termasuk bahan-bahan kimia yang karsinogenik, toksik atau sangat toksik, toksin terhadap kesehatan reproduksi, menimbulkan iritasi (irritant), korosif, menimbulkan reaksi sensitif, hepatotoksin, nefrotoksin, neurotoksin, merusak sistem pembentukan sel darah, maupun zat yang merusak paru-paru, kulit, mata atau membran mukosa.

Setiap bahan kimia membahayakan disertai dengan peringatan berupa simbol dalam

kemasannya (Gambar 3.1).

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

E F G

Gambar 3.1 Jenis-jenis label bahan kimia berbahaya, (A) radio aktif, (B) beracun, (C) mudah terbakar, (D) iritasi (berbahaya, berbau tajam, dan menyengat), (E) Oksidator, (F) mudah meledak, (G) korosif (mengikis) Laboran pada laboratorium biologi wajib memahami tanda bahaya bahan kimia yang tertera pada kemasan bahan kimia tersebut, kemudian menyesuaikan prosedur cara kerja praktikum dalam laboratorium yang memanfaatkan bahan kimia dengan tanda-tanda bahaya tersebut. Jika laboran sudah memahaminya, maka laboran berkewajiban menyampaikan dan mengingatkan arti tanda tersebut kepada peserta praktikum berikut penjelasan tentang cara penanganannya yang tepat.

Penanganan bahan berbahaya haruslah sesuai prosedur standar, dan biasanya sudah tertulis pada kemasan bahan kimia bersangkutan.

Usaha-usaha penanganan sederhana yang dapat dilakukan misalnya:

• Selalu berusaha membuka botol larutan dengan mulut botol mengarah menjauhi tubuh sendiri dan

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

33

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

• Segera kembali menutup botol larutan setelah menggunakan/mengambil larutan di dalam botol tersebut untuk menghindari terjadinya tumpahan atau penguapan.

• Ada dua cara memindahkan bahan kimia atau larutan:

o Gunakan troli jika membawa banyak botol berisi bahan kimia atau larutan

o Angkat dan pindahkan botol bahan kimia tersebut satu persatu menggunakan tangan. Letakkan salah satu tangan di pantat botol dan tangan satunya lagi mencekik leher botol. Jangan pernah mengangkat botol pada tutupnya.

Selalu letakkan bahan kimia atau botol larutan jauh dari pingir meja kerja praktikum untuk menghindari botol jatuh ke lantai.

a. Bahan Beracun

Bahan beracun adalah bahan yang dapat menyebabkan kematian atau bahaya terhadap kesehatan jika material ini tertelan, terhirup saluran pernafasan, kontak dengan mata atau terserap oleh tubuh kita . Banyak bahan kimia yang tergolong klasifikasi-klasifikasi lain yang juga bersifat beracun.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

Zat-zat yang beracun hendaknya disimpan dalam lemari terkunci dan terpisah dari zat-zat yang lain dan diberi tanda khusus. Pemakaian zat-zat ini harus seizin penanggung jawab laboratorium. Siswa jangan disuruh untuk mengambil zat-zat ini. Tetapi ini tidak berarti bahwa semua zat-zat yang bersifat racun harus disimpan dalam lemari terkunci, karena dengan demikian pemakaian laboratorium akan terganggu. Oleh sebab itu, guru harus dapat menentukan zat-zat mana yang harus disimpan dalam lemari terkunci dan mana yang tidak. Hal ini perlu karena semua zat kimia dapat dikategorikan beracun.

Contoh bahan beracun yang paling keras dan sering dijumpai di laboratorium sekolah antara lain: sublimate (HgCl2), persenyawaan sianida, arsen, gas karbon monoksida (CO) dari aliran gas, sianida, timbal, dan DDT.

Pertimbangan penyimpanan

 Bahan beracun harus disimpan terpisah dari bahan mudah menyala, oksidator, reaktif terhadap air, dan jenis bahaya reaktif lainnya.  Bahan beracun harus disimpan di tempat yang

dingin, kering, dan berventilasi baik, jauh dari sumber panas dan sumber penyalaan.

 Penampung kedua (second containment) yang tidak mudah pecah disarankan untuk digunakan untuk bahan kimia yang sangat

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

35

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

beracun, mudah menguap, atau karsinogenik (penyebab kanker). Ventilasi yang sangat baik harus digunakan.

 Pisahkan bahan organik beracun (yang mengandung unsur karbon) dan bahan anorganik beracun.

 Tanda-tanda peringatan harus dipasang untuk memperingatkan bila ada sifat bahaya karsinogenik yang ditimbulkan oleh bahan tesebut.

Pertimbangan Penanganan

 Hindari kontak langsung dengan kulit, saluran pernafasan, atau bahkan tertelan walaupun dalam jumlah yang sangat kecil. Pengawasan teknis perlu diterapkan untuk menghindari terjadinya kontak dengan tubuh kita.

 Hindari kontak dengan wajah, mata ataupun mulut. Merokok, menggaruk, atau menggigit kuku tangan dapat menyebabkan paparan oleh bahan ini.Bahan beracun, khususnya cairan beracun yang mudah menguap, hanya dapat ditangani dalam suatu area dengan sistem ventilasi khusus, misalnya dalam ruang asam.  Melakukan cara kerja yang aman. Cuci tangan

dan lengan setelah bekerja dengan bahan kimia ini. Untuk jenis bahan-bahan kimia tertentu, pekerja diwajibkan untuk mandi terlebih dahulu sebelum mereka pulang ke rumah.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

Safety shower dan eyewash station harus

diletakkan berdekatan dengan tempat dimana bahan kimia ini digunakan.

 Area yang diperuntukkan untuk aktifitas makan harus terpisah dari area bekerja.

b. Bahan Korosif

Korosif adalah bahan yang apabila terjadi kontak, secara kimiawi akan merusak organ tubuh, logam, dan jenis material lainnya. Korosif biasanya diklasifikasikan berdasarkan nilai pH nya. Batasan pH ada pada range 0 sampai 14, dan hal ini merupakan suatu indokator seberapa kuat atau lemah nilai korosifitas suatu bahan. pH 7 adalah netral, dibawah pH 7 adalah kondisi asam, dan di atas pH 7 adalah kondisi basa. Semakin jauh nilai pH dari 7 bahan tersebut relatif akan semakin korosif.

1) Asam anorganik dan pengoksidasi

Asam dapat diidentifikasi melalui pH yang sangat rendah (kurang dari 2). Asam anorganik adalah asam yang tidak mengandung unsur karbon. Biasanya juga bahan ini dikenal dengan nama asam mineral.

2) Asam organik

Asam organik kuat adalah asam (pH di bawah 2) yang mengandung unsur karbon.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

37

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

3) Basa

Basa kuat dapat dikenali dengan nilai pH di atas 12,5. Biasanya mereka juga dikenal dengan “kaustik” atau “alkali”.

Contoh bahan korosif:

Asam inorganik/pengoksidasi : asam nitrat, asam sulfat Asam organik : asam asetat, asam format

Basa : natrium hidroksida,

ammonia Pertimbangan Tempat Penyimpanan

 Simpan asam anorganik/pengoksidasi, asam organik, semua jenis basa secara terpisah. Asam harus disimpan di dalam lemari asam khusus. Asam nitrat harus disimpan terpisah dari jenis asam lainnya, terkecuali lemari tempat penyimpanan telah memiliki rancangan khusus untuk pemisahannya.

 Simpan bahan korosif jauh dari bahan mudah menyala, reaktif terhadap air, bahaya reaktif lainnya, pengoksidasi, dan materi organik.  Asam organik dapat disimpan bersama dengan

organik mudah menyala.

 Peringatan yang berlaku bagi bahan pengoksidasi juga berlaku bagi asam pengoksidasi seperti asam nitrat dan asam perklorat.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

 Bahan korosif harus disimpan pada tempat yang dingin, kering, dan berventilasi baik, jauh dari sumber penyalaan dan panas.

 Simpan bahan korosif pada temperatur yang disarankan. Asam asetat akan membeku pada temperatur dibawah temperatur ruangan (16°C), dan berpotensi akan menghancurkan kemasan.

 Bahan korosif harus disimpan dengan menggunakan baki (sebagai penampung kedua atau second containment) yang terbuat dari bahan anti korosi, dan harus dapat menampung volume cairan yang ada di dalam kemasan, pada saat botol pecah atau terjadi ceceran.

 Periksa penyimpanan botol-botol kemasan dari tanda-tanda korosi, dan segera ganti botol jika diperlukan.

 Beri label setiap larutan asam dan basa yang disimpan.

Pertimbangan Penanganan

 Perawatan khusus harus dilakukan untuk menjamin bahwa bahan kimia ini tidak akan berkontak dengan kulit atau mata. Alat pelindung diri harus selalu digunakan.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

39

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

 Gunakan cerobong asap atau sistem ventilasi yang efektif lainnya ketika sedang menangani bahan korosif, walaupun bahan ini tidak akan menguap ke udara. Gas-gas yang mudah menyala, seperti gas hydrogen, dapat dihasilkan melalui reaksi kontak dengan bahan ini.

 Asam perklorat adalah bahan berbahaya khusus dan memerlukan sendiri suatu system fume hood yang terbuat dari bahan tidak mudah terbakar. Sistem exhaust harus secara rutin di inspeksi supaya tidak terjadi akumulasi asam perklorat ataupun perklorat. Asam perklorat akan meledak apabila bereaksi dengan bahan organik dan peroksida.

 Ketika akan melarutkan asam dengan air, jangan pernah menambahkan air kedalam asam. Hal ini akan menimbulkan reaksi yang sangat hebat dan menghasilkan panas yang tinggi. Selalu tambahkan asam ke dalam air, secara pelan-pelan, sambil diaduk.

 Eyewash station dan safety shower harus tersedia di lokasi di mana bahan kimia ini digunakan.

 Jangan sampai terjadi pencampuran bahan yang saling tidak sesuai, misalnya bahan organik.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

 Buka dan tutup kemasan bahan korosif secara perlahan.

 Asam hydrofluoric sangatlah korosif dan dapat masuk menembus kulit, dan menyebabkan cedera parah. Bila memungkinkan, hindari bekerja dengan bahan ini, dan peringatan khusus harus diberikan ketika akan menangani bahan ini.

c. Bahan Mudah Menyala

Bahan mudah menyala termasuk bahan yang akan menangkap api pada kondisi temperature normal. Banyak bahan-bahan kimia yang dapat terbakar sendiri, terbakar jika kena udara, kena benda panas, kena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia lain. Fosfor (P) putih, fosfin (PH3), alkil logam, boran (BH3) misalnya akan terbakar sendiri jika kena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas akan menyalakan karbon disulfide (CS2). Bunga api dapat menyalakan bermacam-macam gas. Dari segi mudahnya terbakar, cairan organik dapat dibagi menjadi 3 golongan:

1) Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4oC, misalnya karbon disulfida (CS2), eter (C2H5OC2H5), benzena (C5H6), dan aseton (CH3COCH3).

2) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4oC - 21oC, misalnya etanol (C2H5OH),

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

41

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

3) Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21oC – 93,5oC, misalnya kerosin (minyak lampu), terpentin, naftalena, minyak baker. Pertimbangan Tempat Penyimpanan

 Perhatian utama ketika menyimpan bahan mudah menyala adalah memisahkannya dengan bahan pengoksidasi. Mareka harus dipisahkan dengan menggunakan tembok tahan api. Bahan mudah menyala juga harus tersimpan secara terpisah dari bahan korosif, reaktif terhadap air, bahaya reaktif lainnya, beracun dan kebanyakan tabung bertekanan. Lihat tabel ketidak sesuaian untuk penjelasan lebih lanjut.

 Pisahkan antara organik yang mudah menyala dan anorganik yang mudah menyala.

 Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi baik, jauhkan dari sumber panas dan api, pipa-pipa panas dan sinar matahari secara langsung.

 Bahan mudah menyala harus disimpan pada wadah dari pemasok (supplier) atau menggunakan wadah yang sesuai.

 Misalnya dengan kemasan logam dan disimpan dalam lemari cairan mudah menyala. Pastikan agar pintu lemari ini selalu tertutup bila tidak dipergunakan.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

 Sebaiknya tidak menyimpan lebih dari 3 cairan mudah menyala di lemari, tetapi bisa disimpan dalam satu bagian tahan api.

 Memiliki sistem pembumian (grounding) untuk mencegah adanya listrik statis.

 Beberapa bahan mudah menyala membutuhkan penyimpanan pada kondisi temperatur tertentu. Alat pendingin mungkin dibutuhkan dan jangan menggunakan alat pendingin ruangan biasa, gunakan alat pendingin yang tahan ledakan untuk penyimpanan.

 Tempat penyimpanan bahan mudah menyala harus dapat dengan mudah dijangkau oleh pasukan pemadam kebakaran.

 Tanda-tanda “Dilarang Merokok” dan “Tidak ada Sumber Penyala” harus ditempel/dipasang didinding yang mudah dilihat dengan jelas pada disetiap tempat penyimpanan bahan mudah menyala.

 Memastikan bahwa semua kemasan dalam kondisi tertutup rapat.

 Jangan menyimpan kertas, kardus, atau bahan mudah terbakar lainnya di area tempat penyimpanan bahan mudah menyala.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

43

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

Pertimbangan Penanganan

 Bahan mudah menyala harus disimpan pada tempat yang jauh dari sumber penyalaan, seperti api, percikan atau peralatan yang dapat menimbulkan percikan listrik.

 Fasilitas penerangan harus dirancang untuk mengurangi sumber-sumber penyalaan.

 Ventilasi yang cukup dibutuhkan ketika kita menyimpan bahan mudah menyala.

 Pastikan sistem grounding terpasang dengan baik untuk mencegah adanya listrik statis.  Jangan pernah menggunakan bensin atau jenis

pelarut mudah menyala lainnya sebagai bahan pemberih.

 Hilangkan semua materi mudah terbakar dari lokasi penyimpanan.

d. Bahan Pengoksidasi

Bahan pengoksidasi adalah bahan yang menghasilkan oksigen atau bahan pengoksidasi lainnya, yang berperan dalam terjadinya proses terbakarnya bahan lain. Contoh bahan pengoksidasi: Natrium hipokhlorat, Oksigen, dan Hidrogen peroksida.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

Pertimbangan Penyimpanan:

 Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi baik, jauhkan dari sumber panas seperti, api dan sinar matahari secara langsung.  Perhatian utama yang diberikan ketika

akan menyimpanan bahan ini adalah memisahkannya dengan bahan mudah menyala. Semua bahan mudah terbakar harus disimpan terpisah dari bahan pengoksidasi. Bahan ini juga harus dipisahkan dengan tabung gas bertekanan tinggi, bahan yang reaktif terhadap air, jenis bahan reaktif berbahaya lainnya, korosif, agen pereduksi kuat, dan bahan organik.

 Beberapa jenis bahan pengoksidasi membutuhkan kondisi penyimpanan pada temperatur tertentu. Alat pendingin ruangan mungkin dibutuhkan disini. Jangan gunakan alat pendingin ruangan biasa, gunakan alat pendingin yang tahan ledakan untuk penyimpanan.

 Bahan pengoksidasi harus ditempatkan di atas baki dan disimpan di dalam lemari yang terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar.  Beberapa jenis asam kuat juga merupakan

bahan pengoksidasi, sehingga harus diperlakukan sama (misalnya dijauhkan dari

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

45

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

 Peroksida merupakan kelas khusus dari pengoksidasi yang membutuhkan pertimbangan khusus sehubungan dengan ketidakstabilan dan kereaktifannya yang tinggi. Kontak dengan material mudah terbakar dan mudah menyala akan menghasilkan pembakaran secara spontan. Peroksida organik sangat tidak stabil, secara kontinyu akan terurai, serta menghasilkan panas dan gas yang mudah menyala sehingga akan terjadi ledakan. Bahan ini sensitif terhadap panas, cahaya, gesekan, dan benturan. Bahan ini pada dasarnya adalah bahan yang sangat mudah menyala. Peroksida organik harus dijauhkan dari bahan pereduksi dan oksidator kuat lainnya.

 Peroksida anorganik juga sangat reaktif terhadap air.

Pertimbangan Penanganan

 Jangan mengembalikan sisa bahan kimia ke dalam kemasan asalnya. Jumlah air yang sangat sedikit saja yang masuk ke dalam kemasan dapat menyebabkan ledakan.

 Jangan sampai material ini berkontak dengan sumber penyalaan, seperti api, percikan yang dihasilkan dari peralatan listrik. Juga percikan yang berasal dari gesekan seperti penghancuran logam, atau bahkan listrik statis.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

 Jangan sampai material ini berkontak dengan bahan organik.

 Banyak oksidator yang sangat sensitif terhadap guncangan, hal ini harus diperhatikan dalam penanganan.

Eyewash station dan safety shower harus tersedia

di area dimana bahan kimia ini digunakan. e. Bahan Reaktif

Kelompok ini ditujukan untuk bahan-bahan yang dapat bereaksi hebat apabila berkontak dengan udara, atau terkena guncangan, terjadi kenaikan temperatur atau tekanan. Contoh bahan reaktif: asam pikrit, boron, alumunium khlorida

Pertimbangan Tempat Penyimpanan:

 Simpan di tempat yang dingin, kering, dan berventilasi baik, jauhkan dari sumber panas seperti percikan api dan sinar matahari secara langsung.

 Bahan ini tidak saling sesuai dengan hampir semua kelompok (lihat tabel ketidaksesuaian), dan harus disimpan secara terpisah.

 Bahan yang masuk ke dalam kelompok ini dapat bereaksi satu dengan lainnya. Setiap lembar data keselamatan bahan harus dibaca dan dimengerti sebelum akan menentukan

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

47

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

tempat penyimpanan bahan kimia ini.

 Bahan ini hanya boleh disimpan di dalam kemasan yang direkomendasikan oleh pemasok. Memindahkan bahan kimia ke dalam kemasan yang tidak sesuai dapat menimbulkan bahaya.

 Beberapa jenis bahan reaktif membutuhkan kondisi penyimpanan pada temperatur tertentu. Alat pendingin ruangan mungkin dibutuhkan disini. Jangan gunakan alat pendingin ruangan biasa, gunakan alat pendingin yang tahan ledakan untuk penyimpanan.

 Beberapa jenis bahan ini memerlukan inhibitor untuk mencegah terjadinya reaksi hebat dalam penyimpanannya.

 Melakukan pengawasan terhadap penyimpanan wadah bahan ini secara berkala untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda telah terjadi suatu reaksi atau kerusakan pada kemasan.

 Simpan sesedikit mungkin bahan ini dalam ruang penyimpanan.

Pertimbangan Penanganan

 Bahan ini dapat bereaksi hebat dengan udara, cahaya, atau jenis bahan kimia lainnya.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

Tindakan pencegahan khusus terdapat di dalam setiap LDK untuk menghindari reaksi yang tidak diinginkan.

 Kontainer yang digunakan untuk bahan ini yang sensitif terhadap kejutan harus dilakukan secara hati-hati untuk mencegah terjadinya guncangan atau gesekan. Jangan pernah menjatuhkan, menyeret, atau menggelindingkan kemasan ini.

 Menghindari bahan ini agar tidak berkontak dengan sumber penyalaan, seperti api, percikan dari peralatan listrik, percikan yang berasal dari gesekan seperti penghalusan logam, atau bahkan dari listrik statis.

 Jangan mengembalikan sisa bahan ini ke dalam kemasan asalnya. Jumlah air yang sangat sedikit saja yang masuk ke dalam kemasan dapat menyebabkan ledakan.

 Semua peralatan yang akan berkontak dengan bahan ini harus dalam kondisi yang bersih, bebas dari semua kotoran, dan kering.

 Bekerjalah dengan jumlah bahan ini yang sesedikit mungkin.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

49

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

f. Bahan Reaktif terhadap Air

Bahan yang reaktif terhadap air adalah bahan yang ketika berkontak dengan air, secara spontan menjadi mudah menyala, atau menghasilkan gas yang mudah menyala atau beracun. Reaktif terhadap air adalah kelompok dari bahan berbahaya dan beracun karenanya bahan ini membutuhkan kondisi-kondisi khusus dalam penyimpanannya. Bahan ini dapat dikenali melalui tanda peringatan “tidak bersesuaian dengan air”, “bereaksi hebat dengan air,” atau “berbahaya jika basah,” yang dapat kita temui di dalam LDK atau pada label bahan.

Contoh bahan reaktif terhadap air: logam natrium, litium aluminium hidrida, kalsium oksida

Pertimbangan Tempat Penyimpanan

 Perhatian khusus harus diberikan untuk memastikan bahan ini tidak bereaksi dengan air. Bahan kimia ini sering disimpan di dalam cairan minyak bumi untuk mencegah berkontak dengan air. Hanya gunakan wadah tahan air yang disarankan oleh pemasok. Memindahkan bahan ini ke dalam wadah yang tidak berkesesuaian dapat memunculkan risiko bahaya.

 Simpan bahan kimia reaktif terhadap air jauh dari kelompok bahan-bahan kimia lainnya, termasuk bahan pengoksidasi, mudah

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

menyala, korosif, dan material lainnya yang mengandung air..

 Bahan ini harus disimpan berjauhan dengan sistem perpipaan dan peralatan mengandung air lainnya.

 Bahan kimia yang reaktif terhadap air harus disimpan di dalam tempat yang dingin kering, dan area yang berventilasi baik yang tidak dilengkapi dengan sistem sprinkler air. Fasilitas tempat penyimpanan ini harus bersifat tahan terhadap panas dan tahan air. Area ini harus terbebas dari panas dan sumber penyalaan termasuk percikan, api, pipa panas, dan cahaya matahari secara langsung.

 Gunakan alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan bahan yang reaktif terhadap air.

 Beberapa jenis bahan yang reaktif terhadap air memerlukan kondisi kedap udara.

 Melakukan pengawasan secara berkala terhadap penyimpanan bahan ini untuk mengetahui apakah terdapat tanda-tanda telah terjadi suatu reaksi atau kerusakan pada kemasan.

 Simpan sesedikit mungkin bahan kimia jika memungkinkan.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Alat/Bahan Lab. Biologi

51

Panduan Teknis Perawatan Peralatan Lab. Biologi SMA

 Tanda-tanda peringatan harus ditempatkan dan harus dapat dilihat dengan jelas, memberikan petunjuk kepada petugas pemadam kebakaran mengenai keberadaan bahan kimia yang reaktif terhadap air.

Pertimbangan Penanganan

 Bahan-bahan ini tidak boleh kontak dengan air. Jumlah air yang sangat sedikit saja yang masuk ke dalam kemasan dapat menyebabkan ledakan.

 Jangan mengembalikan sisa bahan kimia ke dalam kemasan asalnya.

 Semua peralatan yang akan berkontak dengan bahan kimia ini harus dalam kondisi yang bersih, bebas dari semua kotoran, dan kering.  Bekerjalah dengan jumlah bahan kimia ini

sesedikit mungkin.

Dalam dokumen Buku Perawatan Alat Lab Biologi (Halaman 39-59)

Dokumen terkait