• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Strategi Assesmen kebutuhan

2. Cara Penyusunan Program BK

Menurut Tohorin (2007:259)Penyusunan program bimbingan dan konseling umumnya mengikuti empat langkah pokok, yaitu identifikasi kebutuhan,

penyusunan rencana kerja, pelaksanaan kegiatan dan penilaian kegiatan. Keempat langkah di atas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan.

1. identinfikasi kebutuhan. Program yang baik adalah program yang sesuai (match) kebutuhan konseli seperti: Kebutuhan aktualisasi diri dan pemenuhan diri (self actualization needs) seperti pengembangan potensi diri. Kebutuhan harga diri (esteem needs) seperti status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi, kehormatan diri dan penghargaan. Kebutuhan social (social needs) seperti cinta, persahabatan, perasaan memiliki, kekeluargaan dan asosiasi. Kebutuhan keamanan dan rasa aman (safety and security needs) seperti perlindungan dan stabilitas. Kebutuhan fisiolgis (physiological needs) seperti makan, minum, perumahan, seks dan istirahat, Semua kebutuhan di atas perlu di analisis untuk ditetapkan kebutuhan mana yang akan diprioritaskan untuk diberikan pelayanan bimbingan konseling.

2. penyusunan rencana kegiatan. Rencana kegiatan bimbingan disusun atas dasar jenis-jenis dan prioritas kebutuhan konseli. Selain itu, rencana kegiatan bimbingan juga harus disesuaikan dan diintegrasikan antara satu kegiatan dengan kegiatan lainnya serta disusun secara spesifik dan realistis.

3. pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan merupakan realisasi rencana program bimbingan yang telah disusun. Dalam kaitannya, buat

format monitoring dan kembangkan dalam rangka pencatatan proses kegiatan (proses bimbingan).

4. penilaian kegiatan. Penilaian dilakukan mencakup semua kegiatan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian dilakukan pada setiap tahap kegiatan dalam keseluruhan program. Hasil penilaian merupakan gambaran tentang proses seluruh hsil yang dicapai disertai dengan rekomendasi tentang kegiatan berikutnya (follow up).

Penyusunan program bimbingan dapat dikerjakan oleh tenaga ahli bimbingan atau konselor dan melibatkan tenaga bimbingan yang lain. Penyusunan program bimbingan harus merujuk kepada kebutuhan konseli. Dalam menyusun rencana program bimbingan dan konseling, harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Pola dasar yang mana yang sebaiknya dipegang dan strategi mana yang paling tepat untuk diterapkan

b. Bidang-bidang atau jenis layanan mana yang sesuai untuk melayani kebutuhan konseli.

c. Pengaturan pelayanan konsultasi d. Cara mengevaluasi program

e. Penetapan alih kasus atau tindak lanjut.1

Menurut ABKIN, (2007) Program bimbingan dan konseling mengandung empat komponen layanan yaitu (1) layanan dasar bimbingan (guidance curriculum), (2) layanan responsif, (3) layanan perencanaan individual dan (4) layanan dukungan sistem.

1. Layanan Dasar

Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh peserta didik melalui kegiatan yang terstruktur secara klasikal atau kelompok yang disajikan dalam sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani kehidupannya. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu sesua siswa agar memperoleh perkembangan yang normal, memiliki mental yang sehat dan memperoleh ketrampilan dasar hidupnya atau dengan membantu siswa agar dapat memcapai tugas-tugas perkembangannya. Fokus perkembanganya untuk memcapai tujuan pada fokus perilaku adalah menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat dengan upaya membantu siswa dalam memcapai tugas-tugas perkembangannya.

2. Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik yang menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan segera, jika tidak segera dibantu dapat menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Konseling individu, konseling

krisis, konsultasi dengan orang tua, guru, dan ahli tangan kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat dilakukan dalam layanan responsif. Tujuannya yaitu membantu siswa agar dapat memenuhi kebutuhannya dan memecahkan masalah yang dialaminya atau membantu siswa yang mengalami hambatan. Fokus perkembangan layanan responsif ini bergantung pada masalah atau kebutuhan peserta didik. Masalah dan kebutuhan peserta didik berkaitan dengan keinginan untuk memahami sesuatu hal karena dipandang penting bagi perkembangan diri secara positif. 3. Perencanaan Individual

Layanan ini diartikan proses bantuan kepada peserta didik agar mampu merumuskan dan melalukan aktivitas yang berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya, serta pemaham akan peluang dan kesempatan yang tersedia dilingkungannya. Kegiatan oriientasi, informasi, konseling individual, rujukan, kolaborasi dan advokasi diperlukan didalam implementasi layanan ini.Tujuan layanan perencanaan individual ini dapat dirumuskan sebagai upaya memfasilitasi peserta didik untuk merencanakan, memonitori dan mengelola rencana pendidikan, karir, dan pengembangan sosial-pribadi oleh dirinya sendiri. Fokus layanan perencanaan individual berkaitan erat dengan pengembangan aspek akademik, karir, dan sosial-pribadi.

4. Dukungan Sistem

Ketiga komponen diatas, merupakan pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik secara langsung. Sedangkan dukungan sistem merupakan komponen layanan dan kegiatan manajemen, tata kerja, infra struktur dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan peserta didik. Program ini memberikandukungan kepada konselor dalam memperlancar penyelenggaraan layanan diatas. Sedangkan bagi personal pendidikan laianya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan disekolah. Dukungan sistem ini meliputi aspek-aspek a) pengembangan jejaring (networking), b) kegiatan manajemen, c) riset dan pengembangan. a. Pengembangan Jejaring (networking)

Pengembangan jejaring menyangkut kegiatan konselor yang meliputi 1). Konsultasi dengan guru, 2) menyelenggarakan program kerjasama dengan orang tua atau masyarakat, 3) berpartisipasi dalam merencanakan dan melakasanakan kegiatan sekolah, 4) berkerjasama dengan personel sekolah memciptkan lingkungan yang kondusif, 5) melakukan penelitian tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling dan 6) melakukan kerjasama atau kolaborasi dengan ahli lain yang terkait dengan layanan bimbingan dan konseling.

b. Kegiatan Manajemen

Kegiatan manajemen merupakan berbagai upaya untuk memantapkan, memelihara dan meningkatkan mutu program bimbingan dan konseling melalui kegiatan-kegiatan 1) pengembangan program, 2) pengembangan staf, 3) pemanfaatan sumber daya, 4) pengembangan penataan kebijikan.

c. Manajemen Program

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggarakan dan tercapainya bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis dan terarah.

Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah/Madrasah dimulai dari kegiatan asesmen, atau kegiatan mengidentifikasi aspek-aspekyang dijadikan bahan masukan bagi penyusunan program tersebut. Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan Sekolah/Madrasah dan masyarakat (orang tua pesrta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan Sekolah/Madrasah; dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minanya (pekerjaan,jurusan, olah raga, seni, dan keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk

memberikan pelayanan bimbingan dan konseling. Program bimbingan dan konselingdi Sekolah/Madrasah dapat disusun secara makro untuk 3-5 tahun, meso untuk 1 tahun dan mikro sebagai kegiatan operasional dan untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan khusus.

Berikut adalah struktur pengembangan program berbasis tugas-tugas perkembengan sebagai kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Dalam merumuskan program, struktur dan isi/materi program ini bersifat fleksibel yang disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan peserta didik berdasarkan hasil penilaian kebutuha disetiap Sekolah/Madrasah.

1. Rasional

Rumusan dasar pemikiran tentang urgensi bimbinga dan konseling dalam keseluruhan program Sekolah/Madrasah. Rumusan ini menyangkut konsep

dasar yang digunakan, kaitan bimbinga dan koseling dengan

pembelajaran/implementasi kurikulum, dampak perkembangan iptek dan sosial budaya terhadap gaya hidup masyarakat (termasuk para peserta didik), dan hal-hal lain yang dianggap relevan.

Dokumen terkait