• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

B. Proses Pembentukan Kebiasaan Siswa Mempelajari Bahan

2. Cara Siswa Mempelajari Bahan Mata Pelajaran

Peranan guru dan siswa di dalam kelas penting dalam mencapai tujuan dari setiap mata pelajaran. Guru dan siswa bersama-sama mengolah bahan mata pelajaran, guru menunjuk cara mengolah dan siswa mendengarkan, menerima, meniru. Guru mata pelajaran melatihkan kepada siswa cara mempelajari bahan mata pelajaran tersebut, sehingga siswa menjadi tahu cara mempelajari bahan mata pelajaran tersebut.

15

Siswa mempelajari bahan mata pelajaran yang telah dilatihkan oleh guru. Kegiatan latihan dan praktek dapat dilakukan dengan mengerjakan tugas-tugas dari guru di kelas atau di rumah dan latihan mandiri oleh siswa.

a. Latihan Siswa di Kelas (Dependent Study)

Pada saat guru dan siswa mengolah bahan pelajaran, siswa menjadi tahu cara mempelajari mata pelajaran tersebut. Selanjutnya, guru memberikan tugas kepada siswa agar siswa berlatih memahami cara mempelajari bahan pelajaran. Latihan dapat dilakukan secara berkelompok ataupun secara individual dengan menggunakan petunjuk yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran.

Secara berkelompok siswa mencoba berlatih mengenai bahan mata pelajaran yang diberikan oleh guru mata pelajaran. Siswa dalam latihan kelompok tersebut berdiskusi untuk memahami bahan mata pelajaran yang sedang mereka pelajari. Siswa yang belum memahami mata pelajaran yang dilatihkan menanyakan kepada teman sekelompoknya untuk mendapatkan penjelasan mengenai bahan mata pelajaran yang sed ang dilatihkan kepadanya. Siswa yang sudah memahami bahan mata pelajaran memberikan penjelasan kepada teman kelompok latihannya.

Secara individual siswa berlatih sendiri menyelesaikan tugas bahan mata pelajaran yang telah diberikan oleh guru dengan menggunakan cara yang telah dilatihkan oleh guru.

Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa untuk memahami cara mempelajari bahan mata pelajaran. Latihan dan praktek siswa di kelas masih bergantung kepada guru, yaitu dengan arahan dan pemberian tugas dari guru mata pelajaran.

b. Latihan Siswa di rumah(Dependent Study)

Latihan siswa di rumah adalah siswa berlatih sendiri mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di rumah, misalnya latihan mengerjakan soal, membuat ringkasan, dan sebagainya. Latihan ini bertujuan agar siswa semakin memahami cara mempelajari materi bahan mata pelajaran dan sekaligus memahami bahan mata pelajaran yang telah dibahas di sekolah. Latihan di rumah yang merupakan tugas yang diberikan oleh guru disebut dengan pekerjaan rumah. Siswa berlatih mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh guru dengan menggunakan petunjuk pengerjaan tugas yang telah dijelaskan oleh guru mata pelajaran, menggunakan catatan mata pelajaran, buku mata pelajaran, buku ilmu dan kamus.

Latihan di rumah dilakukan oleh siswa baik bersama kelompok maupun secara individu. Latihan bersama kelompok dapat dilakukan di rumah dalam rangka mengerjakan pekerjaan rumah yang ditugaskan oleh guru. Siswa bersama kelompok berdiskusi mengenai bahan mata pelajaran yang telah dibahas oleh guru dan siswa di sekolah, atau siswa bersama kelompok mengerjalan tugas yang telah diberikan oleh guru.

17

c. Siswa Latihan Mandiri (Independent Study)

Siswa latihan mandiri adalah kegiatan siswa mempelajari bahan mata pelajaran di luar kelas tanpa pendampingan dan penugasan dari guru. Latihan dan praktek yang dilakukan oleh siswa berdasarkan keinginannya sendiri mengenai program pendidikannya. Latihan ini berupa latihan mempelajari bahan mata pelajaran dari sumber bahan pelajaran secara mandiri. Kegiatan ini diatur sendiri oleh siswa. Skager berpendapat “studying independently is obviously indicate of self direction” (Skager,1984:104). Hal itu berarti bahwa belajar mandiri dilaksanakan akan keinginan atau inisiatif siswa sendiri. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu, tempat, dan sumber belajar yang akan ia gunakan.

Latihan mandiri siswa dapat berupa mengerjakan soal-soal yang terdapat di buku dengan menggunakan buku catatan pelajaran, buku pelajaran, kamus, buku ilmu.

1). Cara menggunakan catatan tiap mata pelajaran

Siswa menggunakan buku catatan tiap mata pelajaran siswa dengan membaca catatan tersebut, menghafal informasi, merumuskan pemahaman, memecahkan masalah, terampil menggunakan alat, dan menanamkan sikap.

2). Cara menggunakan buku pelajaran

Siswa mempelajari bahan-bahan tertulis dengan menggunakan metode SQ3R.

3). Cara menggunakan buku kamus

Siswa menggunakan buku kamus untuk mencari arti kata-kata yang baru yang belum ia pahami. Setelah siswa menemukan arti kata-kata tersebut siswa menghafalkan artinya dan menggunakannya untuk membantu dia dalam mempelajari sumber bahan yang lain.

4). Cara menggunakan buku ilmu

Siswa menggunakan buku ilmu untuk menambah penguasaan ilmu yang diperlukan oleh siswa untuk mengerjakan soal-soal. Siswa menggunakan metode SQ3R untuk mempelajari buku ilmu.

5). Cara menggunakan bahan rekaman

Cara belajar siswa menggunakan sumber bahan rekaman untuk mencari informasi, berlatih ulang, dan memahami suatu masalah. 6). Cara menggunakan radio dan televisi

Siswa menggunakan bahan radio dan televisi untuk mencari informasi dari program-program yang sesuai dengan kebutuhannya dan kemudian siswa merumuskan kembali dan memahaminya.

d. Cara menggunakan sumber-sumber dalam masyarakat

Sumber bahan masyarakat diperoleh siswa melalui kegiatan observasi yang dilakukan siswa terhadap sejumlah peristiwa dan

19

pengalaman yang terjadi dalam kehidupan siswa sehari-hari. Siswa menarik kesimpulan dari hasil observasinya dan kemudian memahaminya sehingga diharapkan dapat membantunya dalam memahami materi mata pelajaran. Kegiatan belajar dengan menggunakan model ini disebut dengan belajar arahan sendiri.

Skager merumuskan belajar arahan sendiri (self directed learning) sebagai berikut:

Self- directed learning refers to the planning and management of learning by individuals (either singly or collectively) to accomplish their personal, social, and vocational development by recognizing suitable technique, resources and learning opportunities.

(Skager,1984:18-19)

Hal itu berarti belajar mata pelajaran arahan sendiri siswa adalah kegiatan belajar bahan mata pelajaran yang direncanakan dan diatur oleh siswa untuk menyempurnakan perkembangan personal, sosial, dan vokasional siswa. Dengan demikian siswa memiliki kesempatan untuk memilih waktu, tempat, dan sumber belajar yang akan ia gunakan.

Siswa yang melakukan kegiatan belajar arahan sendiri dapat dibedakan menjadi dua tingkat yaitu: siswa yang tingkat belajar arahan sendiri tinggi dan siswa yang tingkat belajar arahan sendiri rendah Menurut Skager (1984:177), terdapat perbedaan karakteristik siswa pada kedua tingkat tersebut.

“The high SDL’s to more task involved in the classroom and to be much more able to shift smoothly to engagement in a new, planned task. Contrary to expectation, low SDL’s were rated as more panful and better at dealing with unplanned changes such as interruptions. These results are somewhat difficult to interpret, since “planning” was not a regular or commonly observed activity among students in the Community school, and the lower task involvement of the low SDL’s may have been the reason that they appear to be less sensitive to unplanned changes in their environment.

Siswa yang tingkat belajar mandirinya tinggi, memiliki keterlibatan yang tinggi pada aktivitas belajar di sekolah dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi belajar yang berbeda. Sebaliknya siswa yang tingkat belajar mandirinya rendah, memiliki keterlibatan yang rendah pada aktivitas belajar di sekolah dan dapat dengan mudah melakukan kegiatan lain selain belajar. Kegiatan belajar arahan sendiri dapat dilakukan oleh setiap siswa melalui metode proyek.

Dokumen terkait