• Tidak ada hasil yang ditemukan

No. Dx Implementasi dan Evaluasi Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul 1 Senin / 02-06-2014 14.10 14.15 Mengkaji dan mendokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh pasien memberi dorongan kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pasien meningkatkan rasa percaya diri pasien bahwa pasien dapat menutupi

kekurangannya tersebut dengan menggunakan songkok atau jilbab

S : Pasien mengatakan tidak dapat menjadi wanita

seutuhnya dan Pasien merasa sedih karena tidak dapat memiliki keturunan, pasien telah menjalani operasi histerektomi. Pasien mengatakan malu karena kepalanya botak setelah kemoterapi, pasien selalu saja menanyakan apakah

rambutnya dapat tumbuh kembali atau tidak

O : T: 37,5 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 90 x/menit, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 3, rambut pasien rontok, kepala terlihat botak sebagian. A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dan intervensi ditambahkan : Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit kanker serviks dan efek samping kemoterapi 2 Senin /

02-06-2013

18.30 Mengkaji tingkat nyeri pasien meliputi

S : Pasien mengatakan terasa nyeri pada daerah abdomen,

18.33

18.35

lokasi, karateristik, dan durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya mengobservasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan. Mengukur Tanda-tanda vital (TD, RR, HR, T, dan skala nyeri) memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan antisipasi

ketidaknyamanan akibat prosedur dengan cara masase

khususnya pada daerah rahim, Pasien mengatakan mengatasi nyeri dengan beristirahat (tidur), namun nyeri tetap saja muncul. Pasien mengatakan Skala nyeri yang dirasakan pasien 3 setelah perawat menunjukkan skala nyeri 1-10, pasien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti berdenyut. O : Pasien dalam keadaan berbaring, pasien tampak lemah, sesekali pasien mendesis, pasien tampak memegang abdomen, namun pasien masih dapat

berkomunikasi dan mendeskripsikan nyerinya dengan baik. T: 37,5 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 90 x/menit, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 3

A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dan ditambahkan : menganjurkan suami untuk masase area abdomen, jika tidak berkurang juga anjurkan suami mengompres abdomen dengan kompres hangat

No. Dx Implementasi dan Evaluasi Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul 1 Selasa / 03-06-2014 14.15 14.20 18.00 Mengkaji dan mendokumentasikan respons verbal dan nonverbal pasien terhadap tubuh pasien memberi dorongan kepada pasien dan keluarga untuk mendukung pasien meningkatkan rasa percaya diri pasien bahwa pasien dapat menutupi

kekurangannya tersebut dengan menggunakan songkok atau jilbab Memberikan

pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit kanker serviks dan efek samping kemoterapi

S : Pasien mengatakan perasaan khawatir telah berkurang, namun pasien bingung menemukan solusi yang tepat untuk mempunyai keturunan. Pasien

mengatakan sudah merasa tidak malu lagi dengan keadaannya karena suami telah menerima dan

memaklumi keadaan pasien sehingga, rasa percaya diri pasien meningkat.

O : rambut pasien rontok, kepala terlihat botak sebagian. Dan pasien telah menggunakan songkok. A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan dan intervensi ditambahkan : Mengalihkan perhatian pasien dengan menganjurkan pasien untuk beribadah meminta jalan keluar dari Allah, menganjurkan pasien berdzikir

Menganjurkan pasien mengalihkan perhatiannya

dengan cara mendengarkan musik 2 Selasa / 03-06-2014 18.30 18.33 18.35 18.45 Mengkaji tingkat nyeri pasien meliputi lokasi, karateristik, dan durasi, frekuensi, kualitas, intesitas atau keparahan nyeri, dan faktor presipitasinya mengobservasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan. Mengukur Tanda-tanda vital (TD, RR, HR, T, dan skala nyeri), memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan menganjurkan suami untuk masase area abdomen, jika tidak berkurang juga anjurkan suami mengompres abdomen dengan kompres hangat

S : Pasien mengatakan nyeri berkurang, Pasien

mengatakan Skala nyeri yang dirasakan saat ini adalah 2 setelah perawat menunjukkan skala nyeri 1-10.

O : Pasien terlihat lebih baik, pasien sedang berbicara dengan suaminya dengan posisi duduk, T: 37,1 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 88 x/menit, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 2

A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi dilanjutkan : menganjurkan suami untuk masase area abdomen, jika tidak berkurang juga anjurkan suami mengompres abdomen dengan kompres hangat

No. Dx Implementasi dan Evaluasi Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul 1 Rabu / 04-06-2014 08.00 10.00 11.00 12.00 Mengukur Tanda-tanda vital pasien (TD, RR, HR, T, dan skala nyeri) Mengalihkan perhatian pasien dengan menganjurkan pasien untuk beribadah meminta jalan keluar dari Allah, menganjurkan pasien berdzikir Menganjurkan pasien mengalihkan perhatiannya dengan cara mendengarkan musik S : Pasien mengatakan perasaan khawatir telah berkurang, namun pasien bingung menemukan solusi yang tepat untuk mempunyai keturunan.

O : T: 37,1 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 88 x/menit, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 0, Pasien terlihat lebih tenang A : Masalah belum teratasi P : Intervensi dilanjutkan : Menganjurkan pasien mengalihkan perhatiannya dengan cara mendengarkan musik 2 Rabu / 04-06-2014 08.00 10.00 Mengkaji tingkat nyeri pasien, mengobservasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan. Mengukur Tanda-tanda vital (TD, RR, HR, T, dan skala

S : Pasien mengatakan nyeri sudah tidak ada dirasakan, Pasien mengatakan Skala nyeri yang dirasakan saat ini adalah 0 setelah perawat menunjukkan skala nyeri 1-10.

O : Pasien terlihat lebih sehat, tidak ada perillaku yang

11.00 12.35 nyeri), memberikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung, dan menganjurkan suami untuk masase area abdomen, jika tidak berkurang juga anjurkan suami mengompres abdomen dengan kompres hangat menunjukkan

ketidaknyamanan (tidak ada suara mengerang, mendesis, dan pasien sudah tidak lagi memegang abdomennya) T: 37,1 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 88 x/menit, RR:

20x/menit, Skala nyeri: 0 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan No. Dx Implementasi dan Evaluasi Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul 1 Kamis / 04-06-2014 08.00 10.00 Mengukur Tanda-tanda vital pasien (TD, RR, HR, T, dan skala nyeri)

Mengajarkan pasien teknik relaksasi dengan cara tarik nafas dalam.

S : Pasien mengatakan telah dapat menemukan jalan keluar masalah yang dihadapi O : Kontak mata Baik, pasien kooperatif, T: 37,1 ˚C, TD : 120/80 mmHg, HR : 88 x/menit, RR: 20x/menit, Skala nyeri: 0 A : Masalah teratasi P : Intervensi dihentikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahakan keseimbangan diri dan lingkungannya. Pasien masuk rumah sakit dan dirawat mengalami stres fisik dan mental baik dari diri sendiri, lingkungan, maupun keluarga (Tarwoto dan wartonah, 2003).

Kanker serviks adalah penyakit yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberian perawatan kesehatan karena awitannya yang tersembunyi dan tidak adanya gejala pringatan adalah penyebab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Kondisi ini merupakan penyebab kematian utama diantara malignansi ginekologis. Penyakit ini mempunyai angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahun dan merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita. Sebagian kasus mengenai wanita antara usia 50 -59 tahun. Insiden tertingginya adalah dinegara-negara industri kecuali jepang, yang insidennya rendah (Brunner & suddarth, 2001).

Pasien dengan kanker stadium lanjut ini harus menjalani terapi yang dengan waktu yang cukup lama. Proses perjalanan penyakit yang kronik dan bersifat progresif serta efek samping pengobatan pada penyakit ini dapat menimbulkan perubahan pada sistem tubuh sehingga dapat menyebabkan terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara kondisi sehat dan sakit yang dapat menimbulkan gangguan konsep diri pasien yang berhubungan dengan ketergantungan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dan penurunan kemampuan berfungsi (Atkinson, 1999).

Terdapat berbagai macam reaksi psikologis yang dialami oleh penderita kanker pasca terdiagnosis kanker. Penderita kanker akan mengalami tekanan psikologis yang disebabkan informasi kanker yang diceritakan oleh masyarakat. Tekanan yang seringkali muncul adalah kecemasan, insomnia, sulit berkonsentrasi, tidak nafsu makan, dan merasa putus asa yang berlebihan, hingga hilangnya semangat untuk hidup. Bentuk respon emosional yang secara

umum mungkin muncul pada penderita kanker yaitu penolakan, kecemasan, dan depresi (Lubis, 2009).

Pada hierarki dalam kebutuhan maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat. Adapun pengertian konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan, dan nilai yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain. Tanda dan gejala seseorang dengan gangguan konsep diri yaitu cenderung kurang percaya diri, malu memandang dirinya sendiri, menganggap dirinya kurang berharga, dan cenderung menarik dirinya dari kontak sosial. Bila hal tersebut tidak segera ditangani akan berdampak pada perilaku yang sangat negatif, seperti malas melakukan aktifitas perawatan diri, resiko mencederai diri sendiri bahkan perilaku bunuh diri (Tarwoto dan wartonah, 2003).

B. Tujuan 1. Tujuan umum

Mengidentifikasi gangguan Psikososial terutama gangguan citra tubuh yang dialami pasien Ny.S di ruang Tulip II RSU dr. Pirngadi, Medan.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.S

b. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.S

c. Perawat mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.S d. Perawat mampu melakukan intervensi keperawatan pada Ny.S

e. Perawat mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.S

C. Manfaat 1 Institusi

Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

Sebagai bahan masukan bagi perawat yang ada dirumah sakit untuk mengambil langkah-langkah kebijakan dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan khususnya asuhan keperawatan pasien dengan gangguan psikososial

3 Pasien dan Keluarga

Memperoleh pengetahuan tentang ca serviks serta meningkatkan kemandirian dan pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga untuk melakukan perawatan kepada keluarga yang mengalami gangguan psikososial. Dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan psikososial serta mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan.

Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan Prioritas Masalah

Dokumen terkait