PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.2. Pengolahan Data
5.2.7. Cause and Effect Diagram
Cause and effect diagram atau fishbone diagram adalah sebuah diagram yang dapat menjelaskan akar penyebab dari sebuah permasalahan. Penggambaran
cause and effect diagram bertujuan untuk mengetahui penyebab dari suatu masalah sehingga pencegahan atau perbaikan dapat dilakukan jika terjadi potensi masalah tersebut dikemudian hari. Penggambaran cause and effect diagram
faktor tersebut memiliki pengaruh terbesar pada efektivitas mesin hammer mill. Akar penyebab masalah dari kerugian tersebut didapatkan dan dianalisis melalui
brainstorming. Penyebab masalah dipecah dalam beberapa kategori yaitu metode, mesin/peralatan, manusia dan material. Penyebab dari setiap kategori diuraikan melalui sesi brainstorming.
Braistorming dilakukan bersama dengan dengan kepala produksi, kepala mekanik, dan kepala bagian pelet kayu, dengan cara saling memberikan sumbang saran mengenai kerugian yang dialami mesin hammer mill di PT. Salix Bintama Prima. Brainstorming diawali dengan menetapkan masalah pokok yang akan dianalisis penyebabnya yaitu breakdown losses dan reduced speed losses. Sesi
brainstorming menghasilkan beberapa penyebab yang dianggap benar mempengaruhi breakdown losses dan reduced speed losses. Berikut hasil
brainstorming tersebut di rangkum dan di kelompokkan berdasarkan kategori tertentu. Cause and effect diagram untuk breakdown losses ditunjukkan pada Gambar 5.6. :
Breakdown Losses
Metode
Manusia
Mesin dan Peralatan
Pemeliharaan dan pengawasan kurang baik
Screen sobek Kurang teliti memeriksa material Belum pengalaman V-Belt putus Vibrasi berlebihan Magnet kotor Screen renggang Belum memahami gejala kerusakan Belum terlatih Belum ada standar
acuan
Hasil diskusi untuk breakdown losses adalah sebagai berikut : 1. Metode
Penyebab breakdown losses dipengaruhi oleh pemeliharaan dan pengawasan mesin hammer mill yang kurang baik. Penggantian komponen tidak disesuaikan dengan umur dan kondisi komponen. Pemeliharaan pencegahan yang baik mampu menghindari hal yang tidak diinginkan dari mesin.
2. Mesin
Mesin hammer mill yang mengalami kerusakan saat proses produksi berjalan akan meningkatkan nilai breakdown losses. Kerusakan hammer mill yang terjadi antara lain vibrasi berlebihan, magnet kotor, screen lepas atau rusak, serta v-belt motor yang putus.
3. Manusia
Kinerja operator berpengaruh terhadap nilai breakdown losses. Operator yang melakukan pemeriksaan bahan baku adalah operator yang bekerja pada bagian chipper. Terdapat 3 operator yang bertugas mengendalikan input ke
chipper dan memeriksa bahan baku yang masuk ke chipper. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan ukuran kayu, material asing seperti batu, paku, karet dan plastik (material yang dapat mengganggu kinerja hammer mill adalah batu dan paku). Seluruh pemeriksaan yang dilakukan merupakan pemeriksaan secara visual. Masih terdapat batu dan paku pada input hammer mill yang mengakibatkan terjadinya kerusakan berupa screen sobek. Kesalahan tersebut diakibatkan oleh faktor manusia. Operator belum memiliki pengalaman kerja yang cukup sehingga kurang teliti untuk memeriksa paku dan batu yang sulit terdeteksi
secara kasat mata pada bahan baku. Bahan baku yang tercampur dengan material seperti batu dan paku mengakibatkan mesin berhenti beroperasi. Operator juga belum memahami gejala kerusakan mesin.
Tabel 5.17. Pengalaman Kerja dan Pelatihan Operator Mesin Chipper
Bagian Nama Operator Lama Bekerja (bulan) Mesin Chipper Ekawati 8 Sarah 6 Wahdini 2
Sumber : PT. Salix Bintama Prima
Hasil identifikasi penyebab breakdown losses di mesin hammer mill dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Identifikasi Penyebab Breakdown Losses di Mesin Hammer Mill Primer cause Sekunder cause Tersier cause
Manusia
Kurang teliti memeriksa
material Belum pengalaman
Belum memahami gejala
kerusakan Belum terlatih
Metode Pemeliharaan dan
pengawasan kurang baik Belum ada standar acuan
Mesin
Screen sobek Umur screen melebihi masa pakai Material bercampur logam Screen renggang Pemasangan screen yang tidak sesuai
Magnet kotor Pembersihan sisa material pada magnet kurang optimal Vibrasi berlebihan Kesalahan pemasangan komponen
V-belt putus Umur belt melebihi masa pakai
Sumber : Pengolahan Data.
Reduced Speed Losses
Metode Mesin dan Peralatan
Material
Kadar air kayu tinggi Kecepatan mesin
sengaja dikurangi
Umur mesin tua
Kecepatan mesin berkurang
Perawatan tidak optimal Keausan
Penjemuran kurang merata
Hasil diskusi untuk reduced speed losses adalah sebagai berikut : 1. Metode
Metode kerja dengan menurunkan kecepatan mesin hammer mill
meningkatkan angka reduced speed losses. Mesin beroperasi dibawah dari kapasitas ideal yang mampu dilakukannya dikarenakan umur mesin yang sudah tua.
2. Mesin
Kecepatan mesin yang berkurang berdampak signifikan pada reduced speed losses. Kecepatan mesin yang berkurang diakibatkan oleh perawatan mesin yang tidak optimal. Keausan dari pinggiran hammer mengurangi daya penghancuran sehingga membutuhkan waktu lebih lama bagi mesin hammer mill
untuk menghancurkan kayu. 3. Material
Kadar air kayu mempengaruhi tingkat reduced speed losses jika ditinjau dari segi material. Kadar air kayu yang tinggi membuat kayu menjadi lebih sulit untuk dihancurkan, sehingga mesin hammer mill membutuhkan waktu pengolahan yang lebih lama. Kadar air yang ideal berkisar antara 10-15%.
Hasil identifikasi penyebab reduced speed losses di mesin hammer mill dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Identifikasi Penyebab Reduced Speed Losses di Mesin Hammer Mill
Primer cause Sekunder cause Tersier cause Material Kadar air tinggi Penjemuran tidak merata
Metode Kecepatan mesin
dikurangi Umur mesin tua
Mesin Kecepatan mesin berkurang
Perawatan tidak optimal Keausan komponen
Sumber : Pengolahan Data.
5.2.8. Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)
Pembuatan FMEA bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko- risiko yang berhubungan dengan potensi kegagalan serta prioritas langkah perbaikan. FMEA merupakan suatu prosedur terstruktur yang mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan (failure mode). Mode kegagalan merupakan semua yang termasuk dalam kecacatan dan kondisi di luar batas spesifikasi. Kegagalan yang terjadi pada setiap tahapan proses produksi di identifikasi efek yang disebabkannya dengan melakukan wawancara pada setiap responden yang telah ditetapkan.
Tahap–tahap dalam pembuatan failure mode and effect analysis adalah sebagai berikut :