• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ceritakan: Sukacita Anak Indonesia

Dalam dokumen Berani berkata TIDAK terhadap DOSA (Halaman 37-40)

Roma 3:23, 6:23, Yesaya 61:1-3

Seorang pembina berperan sebagai narator atau dalang (disebut Narator). Pembina lain berperan sebagai Allah (disebut Allah).

Pembina lain berperan sebagai iblis (disebut iblis).

“Allah” masuk ke muka ruang ibadah sambil membawa selembar stirofoam dan spidol hitam besar di tangan kanannya.

“Allah” membelakangi anak-anak dan menggambar kepulauan Indonesia dengan menggunakan spidol hitam dengan berpanduan gambar dengan pensil yang sudah ada di permukaan stirofoam tersebut.

Sementara „Allah” sedang menggambar, “Narator” berdiri dan menjelaskan kepada anak-anak.

Narator : Adik-adik, ini adalah Allah dalam kemuliaanNYA, Allah sedang menciptakan sesuatu, apa yah…? Yuk kita lihat sama-sama….

“Allah” setelah selesai menggambar membalikkan tubuhnya sambil memperlihatkan hasil karyanya kepada semua anak-anak.

Narator : Wooow….ternyata Allah menciptakan Indonesia…

Jadi adik-adik….kita tahu sekarang, siapa yang menciptakan negara Indonesia ? Pulau-pulau dan semua orang yang ada di dalamnya ? Yess….Allah…sendiri.

“Allah” meletakkan stirofoam di atas kursi yang sudah berada di dinding muka ruang ibadah, sambil mengagumi hasil karyanya, “Allah” berkali-kali mengacungkan kedua ibu jarinya sambil membanggakan kepada semua yang hadir, setelah itu keluar ruangan.

Narator : Allah menjadikan negara Indonesia dan semua penduduknya pada awalnya baik dan sangat baik,. Tapi tidak berapa lama datang musuhnya Allah, siapa yah adik-adik musuhnya Allah ?

Biarkan anak-anak menjawabnya

“Iblis” berdiri sambil mengendap-endap ke muka ruang ibadah sambil di tangannya membawa bungkusan yang isinya adalah “Bendera Dukacita”.

“Iblis” sambil menyeringa mendekati perlahan-lahan gambar Indonesia. Narator : Hei….mau apa si iblis ini yah…?

“Iblis” langsung lompat di depan stirofoam bergambar peta Indonesia, sambil dengan cepat menancapkan semua bendera-bendera “dukacita” secara tersebar ke berbagai kepulauan Indonesia.

Setelah “iblis” selesai menyelesaikan tugasnya, ia langsung keluar ruangan. Narator : Oh …ya hari ini kan kita mau rayakan Ulang Tahun Indonesia ke 68. Narator mengajak semua anak-anak dibantu orang tua dan pengasuh untuk menyanyikan “Happy Birthday” untuk Indonesia.

Setelah menyanyi, Narator bergaya seperti heran melihat banyaknya bendera-bendera yang ada di gambar kepulauan Indonesia. Pembina lain ikut maju dan ikut memperhatikan dengan teliti bendera-bendera tersebut dan segera mengambil bendera “dukacita” ukuran besar dan menyerahkan kepada Pembina yang pertama sambil menjelaskan bendera inilah yang ada di semua kepulauan Indonesia.

Narator memberikan pertanyaan kepada anak-anak dengan heran “Mengapa yah? Anak-anak ini menangis ?” sambil memperlihatkan sisi bendera yang bergambar Anak Menangis.

Kemudian Narator melihat gambar di belakang bendera tersebut, bergaya terkejut sambil memperlihatkan gambar Iblis. “Ooo…ini ternyata penyebabnya anak-anak ini menangis”.

“Iblis yang membuat anak menderita sakit, miskin dan papa mamanya jadi berkelahi”

Narator : (sambil mengangkat stirofoam memperlihatkan kepada anak-anak) Ternyata ini yang dilakukan oleh iblis….

Narator memperlihatkan banyaknya bendera-bendera “dukacita” yang ada di peta Indonesia sambil menjelaskan bahwa sekalipun hari ini Indonesia sudah merdeka selama 68 tahun, tapi masih banyak anak-anak yang menangis karena kelaparan, tidak bisa sekolah karena miskin, sakit atau papa mama yang berkelahi terus.

Naratorbergaya seperti putus asa karena tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk anak-anak Indonesia yang dukacita ini.

Pembina yang lain segera mengambil kotak hadiah yang ditaruh di muka ruang ibadah sejak awal ibadah dan menyerahkan kepada pembina yang pertama. Narator menunjukkan ekspresi terkejut menerima hadiah itu dan membaca keras-keras tulisan yang ada di kartu di atas kado tersebut.

“Berarti Allah memberikan kado buat Indonesia yang berulang tahun..!” “Mau tahu apa hadiahnya ?”

Narator meminta beberapa anak untuk membuka kertas kadonya.

Setelah dibuka Narator menunjukkan ekspresi terkejut dan mengangkat bendera-bendera sukacita yang ada dalam kotak.

Pembina lain segera mengambilkan bendera “Sukacita” ukuran besar dan menyerahkan kepada pembina yang pertama.

Narator menjelaskan sambil menunjukkan gambar Anak yang Tersenyum, bahwa anak ini bisa tersenyum sukacita, karena ada Yesus di hatinya, sambil memperlihatkan sisi belakang bendera yang ada gambar Yesus.

“Kalau ada Yesus di hati, maka ada sukacita” “Karena dalam Yesus ada Kesembuhan, ada damai dan ada ketenangan”

Narator menunjukkan kegirangannya sambil memperlihatkan sekali lagi isi kotak hadiah kepada semua anak-anak.

“Wooow….Tuhan Yesus sangat baik bagi anak-anak Indonesia, karena dia berikan sukacita ini di hari ulang tahunnya”

Narator ekspresi bingung “Tapi bagaimana cara mengganti bendera-bendera yang sudah ada di peta itu ?”

Pembina lain segera membisikan sesuatu ke telinga narator. Narator menunjukkan ekspresi gembira.

“Tuhan memberikan tugas kepada setiap adik-adik di sini untuk menggantikan dukacita anak-anak Indonesia dengan sukacita”

Bendera-bendera “sukacita” dibagikan kepada setiap anak yang dibantu oleh orang tua dan pengasuhnya.

Setelah semua anak mendapatkan benderanya, Narator membacakan Yesaya 61:1-3 dan mempersilahkan anak-anak secara bergantian ditemani orang tua atau pengasuhnya untuk mencabut 1 (satu) bendera “Dukacita” dan menggantikannya di tempat yang sama dengan bendera „Sukacita” yang didapatnya. Sementara itu bendera „Dukacita” dibuang ke tempat sampah yang sudah disediakan.

Setelah selesai, Narator mengangkat tinggi-tinggi Stirofoam peta Indonesia ini dan menyatakan bahwa sekarang semua anak-anak Indonesia yang sudah menerima Yesus bisa bersukacita dalam keadaan apapun.

Ucapkan bersama-sama ayat Hafalan: Yohanes 3:16 dengan gaya.

Doa:

Ajak 1 – 2 anak untuk berdoa bagi anak-anak Indonesia supaya bisa menerima Yesus di hati sehingga tidak ada lagi dukacita tapi sukacita.

Aktifitas:

Dalam dokumen Berani berkata TIDAK terhadap DOSA (Halaman 37-40)

Dokumen terkait